You are on page 1of 23

KERANGKA ACUAN PENYULUHAN HIV/AIDS PADA SISWA SMP DAN SMA

PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN


TAHUN 2023
I PENDAHULUAN
Jumlah penkderita HIV di Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan di banding tahun
sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Sejak tahun 1987 hingga 2005, jumlah orang yang sudah masuk dalam
stadium AIDS lebih banyak dilaporkan daripadayang baru terinfeksi HIV. Sementara itu
mulai 2006 hingga 2012, sudah lebihbanyak orang terinfekssi HIV dan belum masuk
stadium AIDS ditemukan.Berdasarkan data dari kementrian kesehatan pada tahun 2012
ditemukankasus HIV sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah
satutantangan penanggulangan HIV-AIDS adalah peningkatan pengetahuan anak sekolah
dan remaja tentang HIV-AIDS. Pasalanya, berdasarkan hasil risetkesehatan dasar
(Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan Kemenkes menunjukkanmasih rendahnya
pengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS pada pendudukusia 15-24 tahun, yakni 11,4
%II.LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan
danperkembangan yang pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual.
Polakarakteristik pesatnya tumbuh kembang ini menyebabkan remaja mempunyaisifat
khas yang sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar,menyukai
petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggungresiko atas perbuatannya
tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang.Pada awal decade yang lalu,
penyalahgunaan NAPZA pada remaja belumsemarak seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS
masih sangat langka. Perilakuseksual beresiko di kalangan remaja belum terungkap
dalam angka yangmengkhawatirkan. Kesehatan remaja pada masa itu belum menjadi
prioritas.Keadaan tersebut berangsur berubah dimana terjadi
kecenderunganpeningkatan perilaku tidak sehat pada remaja.
2/7
Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwapengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satucontoh: 46,2% remaja masih
menganggap bahwa perempuan tidak akan hamilhanya dengan sekali melakukan
hubungan seks. Kesalahan persepsi inisebagian besar diyakini oleh remaja pria
(49,7%) dibandingkan dengan remajaputri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).Dari survei yang
sama juga terungkap bahwa hanya 19,2% remajamenyadari peningkatan resiko
untuk tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) bilamemiliki pasangan lebih dari satu. 51%
mengira bahwa mereka akan beresikotertular HIV/AIDS hanya bila berhubungan
seksual dengan Pekerja SeksKomersial (PSK).Perilaku beresiko yang mereka lakukan
dapat mengakibatkan terjadinyaKehamilan Tidak Diinginkan (KTD), terjangkitnya Penyakit
Menular Seksual(PMS), terpaparnya tindak kekerasan, serta timbulnya komplikasi
akibatpenyalahgunaan NAPZA.Semua keadaan yang disebutkan diatas menunjukkan
besarnya masalahkesehatan pada remaja saat ini dan mengisyaratkan perlunya
penanganandengan segera secara lebih bersungguh sungguh. Untuk itu
diperlukanpenyuluhan HIV AIDS pada siswa sekolah menengah (remaja) agar
penyebaranpenyakit ini dapat di tekan.III.TUJUANTujuan Umum : Menurunkan penyebaran
dan jumlah kasus HIV-AIDSTujuan Khusus : Meningkatkan pengetahuan siswa SMP dan
SMA tentang HIV-AIDS dan Napzasebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDSIV.KEGIATAN POKOK DAN RINCIANPenyuluhan dilaksanakan dengan cara
CTJ,materi penyuluhan HIV/AIDSpenularan dan pencegahan dan Napza sebagai
salah satu pintu masukpenularan HIV/AIDSV.CARA MELAKSANAKAN
KEGIATAN1.Pelaksanaan diawali pengisian kuesioner sebelum
penyuluhandilksanakan ABAT (pretes)
3/7
2.Penyuluhan dilaksanakan dengan cara CTJ diskusi3.Pembagian leaflet pada saat
penyuluhan4.Sebelum kegiatan berakhir pengisian kuesioner ABAT (post
tes)VI.SASARANSMP dan SLTAVII.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATANJadwal
terlampirVIII.EVALUASI PELKSAKNAAN DAN PELAPORANEvaluasi dan pelaporan
dilakukan setelah pelaksanaan seluruh sekolah SLTPdan SLTA selesai dilakukan
penyuluhan dan dilaporkan kepada KepalaPuskesmasIX.PENCATATAN ,PELAPORAN
DAN EVALUASI KEGIATAN1.Pencatatan hasil kegiatan dilakukan sesaat setiap selesai
pelaksanaan2.Merekap hasil kegiatan penyuluhan setelah selesai
keseluruhanpelaksanaan penyuluhan pada anak sekolah SLTP dan SLTA3.Setelah 1
minggu melaporkan hasil kegiatan satu kali kepada KepalaPuskesmasMATERI 1.HIV/AIDS
penularan dan pencegahannya2.Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDSMETODEProses kegiatan sebagai berikut : 1.Input : a.Pesertab.Materic.Perangkat
presentasi2.Proses : a.Presentasi dan diskusib.Pengisian kuisoner Aku Bangga Aku Tahu
(ABAT)3.Output : a.Tersampaikannya materi HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
4/7
b.Tersampaikannya materi Napza sebagai salah satu pintu masukpenularan HIV-
AIDSPESERTAPeserta penyuluhan berasal dari siswa sekolah menengah di wilayah kerja
PuskesmasKedundungWAKTU DAN TEMPAT KEGIATANPenyuluhan akan dilaksanakan
pada :Tanggal: 18,19,20,24 Februari 2014,Tempat: SMP di wilayah kerja Puskesmas
KedundungWaktu: 08.00 - selesaiBIAYA Kegiatan ini terselenggara dengan biaya
bersumber dari dana Bantuan OperasionalKesehatan (BOK) TA. 2014.PENUTUPDemikian
kerangka acuan pertemuan kiranya dapat dipakai sebagai pedoman danapabila ada hal-hal
teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat kegiatan
5/7
KERANGKA ACUANPENYULUHAN HIV/AIDS PADA SISWA SMKPUSKESMAS
KEDUNDUNG KOTA MOJOKERTOTAHUN ANGGARAN 2014PENDAHULUANJumlah
penderita HIV di Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingtahun
sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami penurunan dibandingkandengan tahun
sebelumnya. Sejak tahun 1987 hingga 2005, jumlah orang yang sudahmasuk dalam
stadium AIDS lebih banyak dilaporkan daripada yang baru terinfeksi HIV.Sementara itu
mulai 2006 hingga 2012, sudah lebih banyak orang terinfekssi HIV danbelum masuk
stadium AIDS ditemukan.Berdasarkan data dari kementrian kesehatan pada tahun 2012
ditemukan kasusHIV sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah satu
tantanganpenanggulangan HIV-AIDS adalah peningkatan pengetahuan anak sekolah dan
remajatentang HIV-AIDS. Pasalanya, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas)2010 yang dilaksanakan Kemenkes menunjukkan masih
rendahnyapengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun,
yakni11,4 %Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembanganyang pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik
pesatnya tumbuhkembang ini menyebabkan remaja mempunyai sifat khas yang sama yaitu
mempunyairasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta
cenderungberani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan
yangmatang.Pada awal decade yang lalu, penyalahgunaan NAPZA pada remaja
belumsemarak seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS masih sangat langka. Perilaku
seksualberesiko di kalangan remaja belum terungkap dalam angka yang
mengkhawatirkan.Kesehatan remaja pada masa itu belum menjadi prioritas. Keadaan
tersebut berangsurberubah dimana terjadi kecenderungan peningkatan perilaku tidak sehat
pada remaja.Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwa
pengetahuanremaja tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satu contoh: 46,2%
remajamasih menganggap bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan
sekalimelakukan hubungan seks. Kesalahan persepsi ini sebagian besar diyakini oleh
remajapria (49,7%) dibandingkan dengan remaja putri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).

Full text
(1)

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO

PUSKESMAS KEDUNDUNG
Jl. BY PASS KEDUNDUNG, TELP.(0321)392028

MOJOKERTO
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN HIV/AIDS PADA SISWA SMP PUSKESMAS KEDUNDUNG KOTA
MOJOKERTO
TAHUN ANGGARAN 2014
I. PENDAHULUAN
Jumlah penderita HIV di Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan dibanding
tahun sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Sejak tahun 1987 hingga 2005, jumlah orang yang sudah
masuk dalam stadium AIDS lebih banyak dilaporkan daripada yang baru terinfeksi
HIV. Sementara itu mulai 2006 hingga 2012, sudah lebih banyak orang terinfekssi HIV
dan belum masuk stadium AIDS ditemukan.
Berdasarkan data dari kementrian kesehatan pada tahun 2012 ditemukan kasus HIV
sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah satu tantangan
penanggulangan HIV-AIDS adalah peningkatan pengetahuan anak sekolah dan
remaja tentang HIV-AIDS. Pasalanya, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan Kemenkes menunjukkan masih rendahnya
pengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun,
yakni 11,4 %
II. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh
kembang ini menyebabkan remaja mempunyai sifat khas yang sama yaitu
mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan
serta cenderung berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang.
Pada awal decade yang lalu, penyalahgunaan NAPZA pada remaja belum semarak
seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS masih sangat langka. Perilaku seksual beresiko
di kalangan remaja belum terungkap dalam angka yang mengkhawatirkan.
Kesehatan remaja pada masa itu belum menjadi prioritas. Keadaan tersebut
berangsur berubah dimana terjadi kecenderungan peningkatan perilaku tidak sehat
pada remaja.
(2)
Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satu contoh: 46,2% remaja masih
menganggap bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan sekali melakukan
hubungan seks. Kesalahan persepsi ini sebagian besar diyakini oleh remaja pria
(49,7%) dibandingkan dengan remaja putri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).
Dari survei yang sama juga terungkap bahwa hanya 19,2% remaja menyadari
peningkatan resiko untuk tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) bila memiliki
pasangan lebih dari satu. 51% mengira bahwa mereka akan beresiko tertular
HIV/AIDS hanya bila berhubungan seksual dengan Pekerja Seks Komersial (PSK).
Perilaku beresiko yang mereka lakukan dapat mengakibatkan terjadinya Kehamilan
Tidak Diinginkan (KTD), terjangkitnya Penyakit Menular Seksual (PMS), terpaparnya
tindak kekerasan, serta timbulnya komplikasi akibat penyalahgunaan NAPZA.
Semua keadaan yang disebutkan diatas menunjukkan besarnya masalah kesehatan
pada remaja saat ini dan mengisyaratkan perlunya penanganan dengan segera
secara lebih bersungguh sungguh. Untuk itu diperlukan penyuluhan HIV AIDS pada
siswa sekolah menengah (remaja) agar penyebaran penyakit ini dapat di tekan.
III. TUJUAN Tujuan Umum :
Menurunkan penyebaran dan jumlah kasus HIV-AIDS
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan siswa SMP dan SMA tentang HIV-AIDS dan Napza
sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN
Penyuluhan dilaksanakan dengan cara CTJ,materi penyuluhan HIV/AIDS penularan
dan pencegahan dan Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV/AIDS
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Pelaksanaan diawali pengisian kuesioner sebelum penyuluhan dilksanakan ABAT
(pretes)
(3)
2. Penyuluhan dilaksanakan dengan cara CTJ diskusi 3. Pembagian leaflet pada saat
penyuluhan
4. Sebelum kegiatan berakhir pengisian kuesioner ABAT (post tes)
VI. SASARAN
SMP dan SLTA
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal terlampir
VIII. EVALUASI PELKSAKNAAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dan pelaporan dilakukan setelah pelaksanaan seluruh sekolah SLTP dan
SLTA selesai dilakukan penyuluhan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
IX. PENCATATAN ,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan hasil kegiatan dilakukan sesaat setiap selesai pelaksanaan 2. Merekap
hasil kegiatan penyuluhan setelah selesai keseluruhan
pelaksanaan penyuluhan pada anak sekolah SLTP dan SLTA
3. Setelah 1 minggu melaporkan hasil kegiatan satu kali kepada Kepala Puskesmas
MATERI
1. HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
2. Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS METODE
Proses kegiatan sebagai berikut :
1. Input :
a. Peserta b. Materi
c. Perangkat presentasi 2. Proses :
a. Presentasi dan diskusi
b. Pengisian kuisoner Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) 3. Output :
(4)
b. Tersampaikannya materi Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDS
PESERTA
Peserta penyuluhan berasal dari siswa sekolah menengah di wilayah kerja Puskesmas
Kedundung
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Penyuluhan akan dilaksanakan pada : PENDAHULUANJumlah penderita HIV di
Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatandibanding tahun sebelumnya. Sedangkan
penderita AIDS mengalami penurunandibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sejak tahun
1987 hingga 2005, jumlahorang yang sudah masuk dalam stadium AIDS lebih banyak
dilaporkan daripadayang baru terinfeksi HIV. Sementara itu mulai 2006 hingga 2012, sudah
lebihbanyak orang terinfekssi HIV dan belum masuk stadium AIDS ditemukan.Berdasarkan
data dari kementrian kesehatan pada tahun 2012 ditemukankasus HIV sebanyak 21.511
orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah satutantangan penanggulangan HIV-AIDS
adalah peningkatan pengetahuan anaksekolah dan remaja tentang HIV-AIDS.
Pasalanya, berdasarkan hasil risetkesehatan dasar (Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan
Kemenkes menunjukkanmasih rendahnya pengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS
pada pendudukusia 15-24 tahun, yakni 11,4 %II.LATAR BELAKANGMasa remaja
merupakan periode terjadinya pertumbuhan danperkembangan yang pesat baik
fisik, psikologis maupun intelektual. Polakarakteristik pesatnya tumbuh kembang ini
menyebabkan remaja mempunyaisifat khas yang sama yaitu mempunyai rasa
keingintahuan yang besar,menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani
menanggungresiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang
matang.Pada awal decade yang lalu, penyalahgunaan NAPZA pada remaja belumsemarak
seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS masih sangat langka. Perilakuseksual beresiko di
kalangan remaja belum terungkap dalam angka yangmengkhawatirkan. Kesehatan
remaja pada masa itu belum menjadi prioritas.Keadaan tersebut berangsur berubah
dimana terjadi kecenderunganpeningkatan perilaku tidak sehat pada remaja.

2/7
Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwapengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satucontoh: 46,2% remaja masih
menganggap bahwa perempuan tidak akan hamilhanya dengan sekali melakukan
hubungan seks. Kesalahan persepsi inisebagian besar diyakini oleh remaja pria
(49,7%) dibandingkan dengan remajaputri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).Dari survei yang
sama juga terungkap bahwa hanya 19,2% remajamenyadari peningkatan resiko
untuk tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) bilamemiliki pasangan lebih dari satu. 51%
mengira bahwa mereka akan beresikotertular HIV/AIDS hanya bila berhubungan
seksual dengan Pekerja SeksKomersial (PSK).Perilaku beresiko yang mereka lakukan
dapat mengakibatkan terjadinyaKehamilan Tidak Diinginkan (KTD), terjangkitnya Penyakit
Menular Seksual(PMS), terpaparnya tindak kekerasan, serta timbulnya komplikasi
akibatpenyalahgunaan NAPZA.Semua keadaan yang disebutkan diatas menunjukkan
besarnya masalahkesehatan pada remaja saat ini dan mengisyaratkan perlunya
penanganandengan segera secara lebih bersungguh sungguh. Untuk itu
diperlukanpenyuluhan HIV AIDS pada siswa sekolah menengah (remaja) agar
penyebaranpenyakit ini dapat di tekan.III.TUJUANTujuan Umum : Menurunkan penyebaran
dan jumlah kasus HIV-AIDSTujuan Khusus : Meningkatkan pengetahuan siswa SMP dan
SMA tentang HIV-AIDS dan Napzasebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDSIV.KEGIATAN POKOK DAN RINCIANPenyuluhan dilaksanakan dengan cara
CTJ,materi penyuluhan HIV/AIDSpenularan dan pencegahan dan Napza sebagai
salah satu pintu masukpenularan HIV/AIDSV.CARA MELAKSANAKAN
KEGIATAN1.Pelaksanaan diawali pengisian kuesioner sebelum
penyuluhandilksanakan ABAT (pretes)
3/7
2.Penyuluhan dilaksanakan dengan cara CTJ diskusi3.Pembagian leaflet pada saat
penyuluhan4.Sebelum kegiatan berakhir pengisian kuesioner ABAT (post
tes)VI.SASARANSMP dan SLTAVII.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATANJadwal
terlampirVIII.EVALUASI PELKSAKNAAN DAN PELAPORANEvaluasi dan pelaporan
dilakukan setelah pelaksanaan seluruh sekolah SLTPdan SLTA selesai dilakukan
penyuluhan dan dilaporkan kepada KepalaPuskesmasIX.PENCATATAN ,PELAPORAN
DAN EVALUASI KEGIATAN1.Pencatatan hasil kegiatan dilakukan sesaat setiap selesai
pelaksanaan2.Merekap hasil kegiatan penyuluhan setelah selesai
keseluruhanpelaksanaan penyuluhan pada anak sekolah SLTP dan SLTA3.Setelah 1
minggu melaporkan hasil kegiatan satu kali kepada KepalaPuskesmasMATERI 1.HIV/AIDS
penularan dan pencegahannya2.Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDSMETODEProses kegiatan sebagai berikut : 1.Input : a.Pesertab.Materic.Perangkat
presentasi2.Proses : a.Presentasi dan diskusib.Pengisian kuisoner Aku Bangga Aku Tahu
(ABAT)3.Output : a.Tersampaikannya materi HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
4/7
b.Tersampaikannya materi Napza sebagai salah satu pintu masukpenularan HIV-
AIDSPESERTAPeserta penyuluhan berasal dari siswa sekolah menengah di wilayah kerja
PuskesmasKedundungWAKTU DAN TEMPAT KEGIATANPenyuluhan akan dilaksanakan
pada :Tanggal: 18,19,20,24 Februari 2014,Tempat: SMP di wilayah kerja Puskesmas
KedundungWaktu: 08.00 - selesaiBIAYA Kegiatan ini terselenggara dengan biaya
bersumber dari dana Bantuan OperasionalKesehatan (BOK) TA. 2014.PENUTUPDemikian
kerangka acuan pertemuan kiranya dapat dipakai sebagai pedoman danapabila ada hal-hal
teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat kegiatan
5/7
KERANGKA ACUANPENYULUHAN HIV/AIDS PADA SISWA SMKPUSKESMAS
KEDUNDUNG KOTA MOJOKERTOTAHUN ANGGARAN 2014PENDAHULUANJumlah
penderita HIV di Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingtahun
sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami penurunan dibandingkandengan tahun
sebelumnya. Sejak tahun 1987 hingga 2005, jumlah orang yang sudahmasuk dalam
stadium AIDS lebih banyak dilaporkan daripada yang baru terinfeksi HIV.Sementara itu
mulai 2006 hingga 2012, sudah lebih banyak orang terinfekssi HIV danbelum masuk
stadium AIDS ditemukan.Berdasarkan data dari kementrian kesehatan pada tahun 2012
ditemukan kasusHIV sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah satu
tantanganpenanggulangan HIV-AIDS adalah peningkatan pengetahuan anak sekolah dan
remajatentang HIV-AIDS. Pasalanya, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas)2010 yang dilaksanakan Kemenkes menunjukkan masih
rendahnyapengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun,
yakni11,4 %Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembanganyang pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik
pesatnya tumbuhkembang ini menyebabkan remaja mempunyai sifat khas yang sama yaitu
mempunyairasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta
cenderungberani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan
yangmatang.Pada awal decade yang lalu, penyalahgunaan NAPZA pada remaja
belumsemarak seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS masih sangat langka. Perilaku
seksualberesiko di kalangan remaja belum terungkap dalam angka yang
mengkhawatirkan.Kesehatan remaja pada masa itu belum menjadi prioritas. Keadaan
tersebut berangsurberubah dimana terjadi kecenderungan peningkatan perilaku tidak sehat
pada remaja.Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwa
pengetahuanremaja tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satu contoh: 46,2%
remajamasih menganggap bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan
sekalimelakukan hubungan seks. Kesalahan persepsi ini sebagian besar diyakini oleh
remajapria (49,7%) dibandingkan dengan remaja putri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).
Show more (2 Page)
Download now (7 Page)

Full text
(1)

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO

PUSKESMAS KEDUNDUNG
Jl. BY PASS KEDUNDUNG, TELP.(0321)392028

MOJOKERTO
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN HIV/AIDS PADA SISWA SMP PUSKESMAS KEDUNDUNG KOTA
MOJOKERTO
TAHUN ANGGARAN 2014
I. PENDAHULUAN
Jumlah penderita HIV di Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan dibanding
tahun sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Sejak tahun 1987 hingga 2005, jumlah orang yang sudah
masuk dalam stadium AIDS lebih banyak dilaporkan daripada yang baru terinfeksi
HIV. Sementara itu mulai 2006 hingga 2012, sudah lebih banyak orang terinfekssi HIV
dan belum masuk stadium AIDS ditemukan.
Berdasarkan data dari kementrian kesehatan pada tahun 2012 ditemukan kasus HIV
sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah satu tantangan
penanggulangan HIV-AIDS adalah peningkatan pengetahuan anak sekolah dan
remaja tentang HIV-AIDS. Pasalanya, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan Kemenkes menunjukkan masih rendahnya
pengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun,
yakni 11,4 %
II. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh
kembang ini menyebabkan remaja mempunyai sifat khas yang sama yaitu
mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan
serta cenderung berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang.
Pada awal decade yang lalu, penyalahgunaan NAPZA pada remaja belum semarak
seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS masih sangat langka. Perilaku seksual beresiko
di kalangan remaja belum terungkap dalam angka yang mengkhawatirkan.
Kesehatan remaja pada masa itu belum menjadi prioritas. Keadaan tersebut
berangsur berubah dimana terjadi kecenderungan peningkatan perilaku tidak sehat
pada remaja.
(2)
Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satu contoh: 46,2% remaja masih
menganggap bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan sekali melakukan
hubungan seks. Kesalahan persepsi ini sebagian besar diyakini oleh remaja pria
(49,7%) dibandingkan dengan remaja putri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).
Dari survei yang sama juga terungkap bahwa hanya 19,2% remaja menyadari
peningkatan resiko untuk tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) bila memiliki
pasangan lebih dari satu. 51% mengira bahwa mereka akan beresiko tertular
HIV/AIDS hanya bila berhubungan seksual dengan Pekerja Seks Komersial (PSK).
Perilaku beresiko yang mereka lakukan dapat mengakibatkan terjadinya Kehamilan
Tidak Diinginkan (KTD), terjangkitnya Penyakit Menular Seksual (PMS), terpaparnya
tindak kekerasan, serta timbulnya komplikasi akibat penyalahgunaan NAPZA.
Semua keadaan yang disebutkan diatas menunjukkan besarnya masalah kesehatan
pada remaja saat ini dan mengisyaratkan perlunya penanganan dengan segera
secara lebih bersungguh sungguh. Untuk itu diperlukan penyuluhan HIV AIDS pada
siswa sekolah menengah (remaja) agar penyebaran penyakit ini dapat di tekan.
III. TUJUAN Tujuan Umum :
Menurunkan penyebaran dan jumlah kasus HIV-AIDS
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan siswa SMP dan SMA tentang HIV-AIDS dan Napza
sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN
Penyuluhan dilaksanakan dengan cara CTJ,materi penyuluhan HIV/AIDS penularan
dan pencegahan dan Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV/AIDS
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Pelaksanaan diawali pengisian kuesioner sebelum penyuluhan dilksanakan ABAT
(pretes)
(3)
2. Penyuluhan dilaksanakan dengan cara CTJ diskusi 3. Pembagian leaflet pada saat
penyuluhan
4. Sebelum kegiatan berakhir pengisian kuesioner ABAT (post tes)
VI. SASARAN
SMP dan SLTA
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal terlampir
VIII. EVALUASI PELKSAKNAAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dan pelaporan dilakukan setelah pelaksanaan seluruh sekolah SLTP dan
SLTA selesai dilakukan penyuluhan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
IX. PENCATATAN ,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan hasil kegiatan dilakukan sesaat setiap selesai pelaksanaan 2. Merekap
hasil kegiatan penyuluhan setelah selesai keseluruhan
pelaksanaan penyuluhan pada anak sekolah SLTP dan SLTA
3. Setelah 1 minggu melaporkan hasil kegiatan satu kali kepada Kepala Puskesmas
MATERI
1. HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
2. Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS METODE
Proses kegiatan sebagai berikut :
1. Input :
a. Peserta b. Materi
c. Perangkat presentasi 2. Proses :
a. Presentasi dan diskusi
b. Pengisian kuisoner Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) 3. Output :
(4)
b. Tersampaikannya materi Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDS
PESERTA
Peserta penyuluhan berasal dari siswa sekolah menengah di wilayah kerja Puskesmas
Kedundung
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Penyuluhan akan dilaksanakan pada :
Tanggal : 18,19,20,24 Maret 2014
, Tempat : SMP di wilayah kerja Puskesmas Geger Waktu : 08.00 - selesai
BIAYA
Kegiatan ini terselenggara dengan biaya bersumber dari dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) TA. 2023.
PENUTUP
Demikian kerangka acuan pertemuan kiranya dapat dipakai sebagai pedoman dan
apabila ada hal-hal teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat kegiatan
(5)
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN HIV/AIDS PADA SISWA SMK PUSKESMAS KEDUNDUNG KOTA
MOJOKERTO
TAHUN ANGGARAN 2014
PENDAHULUAN
Jumlah penderita HIV di Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan dibanding
tahun sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Sejak tahun 1987 hingga 2005, jumlah orang yang sudah
masuk dalam stadium AIDS lebih banyak dilaporkan daripada yang baru terinfeksi
HIV. Sementara itu mulai 2006 hingga 2012, sudah lebih banyak orang terinfekssi HIV
dan belum masuk stadium AIDS ditemukan.
Berdasarkan data dari kementrian kesehatan pada tahun 2012 ditemukan kasus HIV
sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah satu tantangan
penanggulangan HIV-AIDS adalah peningkatan pengetahuan anak sekolah dan
remaja tentang HIV-AIDS. Pasalanya, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan Kemenkes menunjukkan masih rendahnya
pengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun,
yakni 11,4 %
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh
kembang ini menyebabkan remaja mempunyai sifat khas yang sama yaitu
mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan
serta cenderung berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang.
Pada awal decade yang lalu, penyalahgunaan NAPZA pada remaja belum semarak
seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS masih sangat langka. Perilaku seksual beresiko
di kalangan remaja belum terungkap dalam angka yang mengkhawatirkan.
Kesehatan remaja pada masa itu belum menjadi prioritas. Keadaan tersebut
berangsur berubah dimana terjadi kecenderungan peningkatan perilaku tidak sehat
pada remaja.
Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satu contoh: 46,2% remaja masih
menganggap bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan sekali melakukan
hubungan seks. Kesalahan persepsi ini sebagian besar diyakini oleh remaja pria
(49,7%) dibandingkan dengan remaja putri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).
(6)
Dari survei yang sama juga terungkap bahwa hanya 19,2% remaja menyadari
peningkatan resiko untuk tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) bila memiliki
pasangan lebih dari satu. 51% mengira bahwa mereka akan beresiko tertular
HIV/AIDS hanya bila berhubungan seksual dengan Pekerja Seks Komersial (PSK).
Perilaku beresiko yang mereka lakukan dapat mengakibatkan terjadinya Kehamilan
Tidak Diinginkan (KTD), terjangkitnya Penyakit Menular Seksual (PMS), terpaparnya
tindak kekerasan, serta timbulnya komplikasi akibat penyalahgunaan NAPZA.
Semua keadaan yang disebutkan diatas menunjukkan besarnya masalah kesehatan
pada remaja saat ini dan mengisyaratkan perlunya penanganan dengan segera
secara lebih bersungguh sungguh. Untuk itu diperlukan penyuluhan HIV AIDS pada
siswa sekolah menengah (remaja) agar penyebaran penyakit ini dapat di tekan.
TUJUAN
Tujuan Umum :
Menurunkan penyebaran dan jumlah kasus HIV-AIDS
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan siswa SMP dan SMA tentang HIV-AIDS dan Napza
sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS
MATERI
3. HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
4. Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS METODE
Proses kegiatan sebagai berikut :
4. Input :
a. Peserta b. Materi
c. Perangkat presentasi 5. Proses :
a. Presentasi dan diskusi
b. Pengisian kuisoner Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) 6. Output :
a. Tersampaikannya materi HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
b. Tersampaikannya materi Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDS
(7)
PESERTA
Peserta penyuluhan berasal dari siswa sekolah menengah di wilayah kerja Puskesmas
Kedundung
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Penyuluhan akan dilaksanakan pada :
Tanggal : 25 Februari 2014
, Tempat : SMK di wilayah kerja Puskesmas Kedundung Waktu : 08.00 - selesai
BIAYA
Kegiatan ini terselenggara dengan biaya bersumber dari dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) TA. 2014.
PENUTUP
Demikian kerangka acuan pertemuan kiranya dapat dipakai sebagai pedoman dan
apabila ada hal-hal teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat kegiatan
PENDAHULUANJumlah penderita HIV di Indonesia tahun 2012 mengalami
peningkatandibanding tahun sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami
penurunandibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sejak tahun 1987 hingga 2005,
jumlahorang yang sudah masuk dalam stadium AIDS lebih banyak dilaporkan daripadayang
baru terinfeksi HIV. Sementara itu mulai 2006 hingga 2012, sudah lebihbanyak orang
terinfekssi HIV dan belum masuk stadium AIDS ditemukan.Berdasarkan data dari
kementrian kesehatan pada tahun 2012 ditemukankasus HIV sebanyak 21.511 orang dan
AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah satutantangan penanggulangan HIV-AIDS adalah
peningkatan pengetahuan anaksekolah dan remaja tentang HIV-AIDS. Pasalanya,
berdasarkan hasil risetkesehatan dasar (Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan Kemenkes
menunjukkanmasih rendahnya pengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS pada
pendudukusia 15-24 tahun, yakni 11,4 %II.LATAR BELAKANGMasa remaja merupakan
periode terjadinya pertumbuhan danperkembangan yang pesat baik fisik,
psikologis maupun intelektual. Polakarakteristik pesatnya tumbuh kembang ini
menyebabkan remaja mempunyaisifat khas yang sama yaitu mempunyai rasa
keingintahuan yang besar,menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani
menanggungresiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang
matang.Pada awal decade yang lalu, penyalahgunaan NAPZA pada remaja belumsemarak
seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS masih sangat langka. Perilakuseksual beresiko di
kalangan remaja belum terungkap dalam angka yangmengkhawatirkan. Kesehatan
remaja pada masa itu belum menjadi prioritas.Keadaan tersebut berangsur berubah
dimana terjadi kecenderunganpeningkatan perilaku tidak sehat pada remaja.
2/7
Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwapengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satucontoh: 46,2% remaja masih
menganggap bahwa perempuan tidak akan hamilhanya dengan sekali melakukan
hubungan seks. Kesalahan persepsi inisebagian besar diyakini oleh remaja pria
(49,7%) dibandingkan dengan remajaputri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).Dari survei yang
sama juga terungkap bahwa hanya 19,2% remajamenyadari peningkatan resiko
untuk tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) bilamemiliki pasangan lebih dari satu. 51%
mengira bahwa mereka akan beresikotertular HIV/AIDS hanya bila berhubungan
seksual dengan Pekerja SeksKomersial (PSK).Perilaku beresiko yang mereka lakukan
dapat mengakibatkan terjadinyaKehamilan Tidak Diinginkan (KTD), terjangkitnya Penyakit
Menular Seksual(PMS), terpaparnya tindak kekerasan, serta timbulnya komplikasi
akibatpenyalahgunaan NAPZA.Semua keadaan yang disebutkan diatas menunjukkan
besarnya masalahkesehatan pada remaja saat ini dan mengisyaratkan perlunya
penanganandengan segera secara lebih bersungguh sungguh. Untuk itu
diperlukanpenyuluhan HIV AIDS pada siswa sekolah menengah (remaja) agar
penyebaranpenyakit ini dapat di tekan.III.TUJUANTujuan Umum : Menurunkan penyebaran
dan jumlah kasus HIV-AIDSTujuan Khusus : Meningkatkan pengetahuan siswa SMP dan
SMA tentang HIV-AIDS dan Napzasebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDSIV.KEGIATAN POKOK DAN RINCIANPenyuluhan dilaksanakan dengan cara
CTJ,materi penyuluhan HIV/AIDSpenularan dan pencegahan dan Napza sebagai
salah satu pintu masukpenularan HIV/AIDSV.CARA MELAKSANAKAN
KEGIATAN1.Pelaksanaan diawali pengisian kuesioner sebelum
penyuluhandilksanakan ABAT (pretes)
3/7
2.Penyuluhan dilaksanakan dengan cara CTJ diskusi3.Pembagian leaflet pada saat
penyuluhan4.Sebelum kegiatan berakhir pengisian kuesioner ABAT (post
tes)VI.SASARANSMP dan SLTAVII.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATANJadwal
terlampirVIII.EVALUASI PELKSAKNAAN DAN PELAPORANEvaluasi dan pelaporan
dilakukan setelah pelaksanaan seluruh sekolah SLTPdan SLTA selesai dilakukan
penyuluhan dan dilaporkan kepada KepalaPuskesmasIX.PENCATATAN ,PELAPORAN
DAN EVALUASI KEGIATAN1.Pencatatan hasil kegiatan dilakukan sesaat setiap selesai
pelaksanaan2.Merekap hasil kegiatan penyuluhan setelah selesai
keseluruhanpelaksanaan penyuluhan pada anak sekolah SLTP dan SLTA3.Setelah 1
minggu melaporkan hasil kegiatan satu kali kepada KepalaPuskesmasMATERI 1.HIV/AIDS
penularan dan pencegahannya2.Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDSMETODEProses kegiatan sebagai berikut : 1.Input : a.Pesertab.Materic.Perangkat
presentasi2.Proses : a.Presentasi dan diskusib.Pengisian kuisoner Aku Bangga Aku Tahu
(ABAT)3.Output : a.Tersampaikannya materi HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
4/7
b.Tersampaikannya materi Napza sebagai salah satu pintu masukpenularan HIV-
AIDSPESERTAPeserta penyuluhan berasal dari siswa sekolah menengah di wilayah kerja
PuskesmasKedundungWAKTU DAN TEMPAT KEGIATANPenyuluhan akan dilaksanakan
pada :Tanggal: 18,19,20,24 Februari 2014,Tempat: SMP di wilayah kerja Puskesmas
KedundungWaktu: 08.00 - selesaiBIAYA Kegiatan ini terselenggara dengan biaya
bersumber dari dana Bantuan OperasionalKesehatan (BOK) TA. 2014.PENUTUPDemikian
kerangka acuan pertemuan kiranya dapat dipakai sebagai pedoman danapabila ada hal-hal
teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat kegiatan
5/7
KERANGKA ACUANPENYULUHAN HIV/AIDS PADA SISWA SMKPUSKESMAS
KEDUNDUNG KOTA MOJOKERTOTAHUN ANGGARAN 2014PENDAHULUANJumlah
penderita HIV di Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingtahun
sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami penurunan dibandingkandengan tahun
sebelumnya. Sejak tahun 1987 hingga 2005, jumlah orang yang sudahmasuk dalam
stadium AIDS lebih banyak dilaporkan daripada yang baru terinfeksi HIV.Sementara itu
mulai 2006 hingga 2012, sudah lebih banyak orang terinfekssi HIV danbelum masuk
stadium AIDS ditemukan.Berdasarkan data dari kementrian kesehatan pada tahun 2012
ditemukan kasusHIV sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah satu
tantanganpenanggulangan HIV-AIDS adalah peningkatan pengetahuan anak sekolah dan
remajatentang HIV-AIDS. Pasalanya, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas)2010 yang dilaksanakan Kemenkes menunjukkan masih
rendahnyapengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun,
yakni11,4 %Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembanganyang pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik
pesatnya tumbuhkembang ini menyebabkan remaja mempunyai sifat khas yang sama yaitu
mempunyairasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta
cenderungberani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan
yangmatang.Pada awal decade yang lalu, penyalahgunaan NAPZA pada remaja
belumsemarak seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS masih sangat langka. Perilaku
seksualberesiko di kalangan remaja belum terungkap dalam angka yang
mengkhawatirkan.Kesehatan remaja pada masa itu belum menjadi prioritas. Keadaan
tersebut berangsurberubah dimana terjadi kecenderungan peningkatan perilaku tidak sehat
pada remaja.Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwa
pengetahuanremaja tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satu contoh: 46,2%
remajamasih menganggap bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan
sekalimelakukan hubungan seks. Kesalahan persepsi ini sebagian besar diyakini oleh
remajapria (49,7%) dibandingkan dengan remaja putri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).
Show more (2 Page)
Download now (7 Page)

Full text
(1)

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO

PUSKESMAS KEDUNDUNG
Jl. BY PASS KEDUNDUNG, TELP.(0321)392028

MOJOKERTO
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN HIV/AIDS PADA SISWA SMP PUSKESMAS KEDUNDUNG KOTA
MOJOKERTO
TAHUN ANGGARAN 2014
I. PENDAHULUAN
Jumlah penderita HIV di Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan dibanding
tahun sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Sejak tahun 1987 hingga 2005, jumlah orang yang sudah
masuk dalam stadium AIDS lebih banyak dilaporkan daripada yang baru terinfeksi
HIV. Sementara itu mulai 2006 hingga 2012, sudah lebih banyak orang terinfekssi HIV
dan belum masuk stadium AIDS ditemukan.
Berdasarkan data dari kementrian kesehatan pada tahun 2012 ditemukan kasus HIV
sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah satu tantangan
penanggulangan HIV-AIDS adalah peningkatan pengetahuan anak sekolah dan
remaja tentang HIV-AIDS. Pasalanya, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan Kemenkes menunjukkan masih rendahnya
pengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun,
yakni 11,4 %
II. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh
kembang ini menyebabkan remaja mempunyai sifat khas yang sama yaitu
mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan
serta cenderung berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang.
Pada awal decade yang lalu, penyalahgunaan NAPZA pada remaja belum semarak
seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS masih sangat langka. Perilaku seksual beresiko
di kalangan remaja belum terungkap dalam angka yang mengkhawatirkan.
Kesehatan remaja pada masa itu belum menjadi prioritas. Keadaan tersebut
berangsur berubah dimana terjadi kecenderungan peningkatan perilaku tidak sehat
pada remaja.
(2)
Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satu contoh: 46,2% remaja masih
menganggap bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan sekali melakukan
hubungan seks. Kesalahan persepsi ini sebagian besar diyakini oleh remaja pria
(49,7%) dibandingkan dengan remaja putri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).
Dari survei yang sama juga terungkap bahwa hanya 19,2% remaja menyadari
peningkatan resiko untuk tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) bila memiliki
pasangan lebih dari satu. 51% mengira bahwa mereka akan beresiko tertular
HIV/AIDS hanya bila berhubungan seksual dengan Pekerja Seks Komersial (PSK).
Perilaku beresiko yang mereka lakukan dapat mengakibatkan terjadinya Kehamilan
Tidak Diinginkan (KTD), terjangkitnya Penyakit Menular Seksual (PMS), terpaparnya
tindak kekerasan, serta timbulnya komplikasi akibat penyalahgunaan NAPZA.
Semua keadaan yang disebutkan diatas menunjukkan besarnya masalah kesehatan
pada remaja saat ini dan mengisyaratkan perlunya penanganan dengan segera
secara lebih bersungguh sungguh. Untuk itu diperlukan penyuluhan HIV AIDS pada
siswa sekolah menengah (remaja) agar penyebaran penyakit ini dapat di tekan.
III. TUJUAN Tujuan Umum :
Menurunkan penyebaran dan jumlah kasus HIV-AIDS
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan siswa SMP dan SMA tentang HIV-AIDS dan Napza
sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN
Penyuluhan dilaksanakan dengan cara CTJ,materi penyuluhan HIV/AIDS penularan
dan pencegahan dan Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV/AIDS
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Pelaksanaan diawali pengisian kuesioner sebelum penyuluhan dilksanakan ABAT
(pretes)
(3)
2. Penyuluhan dilaksanakan dengan cara CTJ diskusi 3. Pembagian leaflet pada saat
penyuluhan
4. Sebelum kegiatan berakhir pengisian kuesioner ABAT (post tes)
VI. SASARAN
SMP dan SLTA
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal terlampir
VIII. EVALUASI PELKSAKNAAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dan pelaporan dilakukan setelah pelaksanaan seluruh sekolah SLTP dan
SLTA selesai dilakukan penyuluhan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
IX. PENCATATAN ,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan hasil kegiatan dilakukan sesaat setiap selesai pelaksanaan 2. Merekap
hasil kegiatan penyuluhan setelah selesai keseluruhan
pelaksanaan penyuluhan pada anak sekolah SLTP dan SLTA
3. Setelah 1 minggu melaporkan hasil kegiatan satu kali kepada Kepala Puskesmas
MATERI
1. HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
2. Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS METODE
Proses kegiatan sebagai berikut :
1. Input :
a. Peserta b. Materi
c. Perangkat presentasi 2. Proses :
a. Presentasi dan diskusi
b. Pengisian kuisoner Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) 3. Output :
(4)
b. Tersampaikannya materi Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDS
PESERTA
Peserta penyuluhan berasal dari siswa sekolah menengah di wilayah kerja Puskesmas
Kedundung
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Penyuluhan akan dilaksanakan pada :
Tanggal : 18,19,20,24 Februari 2014
, Tempat : SMP di wilayah kerja Puskesmas Kedundung Waktu : 08.00 - selesai
BIAYA
Kegiatan ini terselenggara dengan biaya bersumber dari dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) TA. 2014.
PENUTUP
Demikian kerangka acuan pertemuan kiranya dapat dipakai sebagai pedoman dan
apabila ada hal-hal teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat kegiatan
(5)
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN HIV/AIDS PADA SISWA SMK PUSKESMAS KEDUNDUNG KOTA
MOJOKERTO
TAHUN ANGGARAN 2014
PENDAHULUAN
Jumlah penderita HIV di Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan dibanding
tahun sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Sejak tahun 1987 hingga 2005, jumlah orang yang sudah
masuk dalam stadium AIDS lebih banyak dilaporkan daripada yang baru terinfeksi
HIV. Sementara itu mulai 2006 hingga 2012, sudah lebih banyak orang terinfekssi HIV
dan belum masuk stadium AIDS ditemukan.
Berdasarkan data dari kementrian kesehatan pada tahun 2012 ditemukan kasus HIV
sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah satu tantangan
penanggulangan HIV-AIDS adalah peningkatan pengetahuan anak sekolah dan
remaja tentang HIV-AIDS. Pasalanya, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan Kemenkes menunjukkan masih rendahnya
pengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun,
yakni 11,4 %
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh
kembang ini menyebabkan remaja mempunyai sifat khas yang sama yaitu
mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan
serta cenderung berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang.
Pada awal decade yang lalu, penyalahgunaan NAPZA pada remaja belum semarak
seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS masih sangat langka. Perilaku seksual beresiko
di kalangan remaja belum terungkap dalam angka yang mengkhawatirkan.
Kesehatan remaja pada masa itu belum menjadi prioritas. Keadaan tersebut
berangsur berubah dimana terjadi kecenderungan peningkatan perilaku tidak sehat
pada remaja.
Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satu contoh: 46,2% remaja masih
menganggap bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan sekali melakukan
hubungan seks. Kesalahan persepsi ini sebagian besar diyakini oleh remaja pria
(49,7%) dibandingkan dengan remaja putri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).
(6)
Dari survei yang sama juga terungkap bahwa hanya 19,2% remaja menyadari
peningkatan resiko untuk tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) bila memiliki
pasangan lebih dari satu. 51% mengira bahwa mereka akan beresiko tertular
HIV/AIDS hanya bila berhubungan seksual dengan Pekerja Seks Komersial (PSK).
Perilaku beresiko yang mereka lakukan dapat mengakibatkan terjadinya Kehamilan
Tidak Diinginkan (KTD), terjangkitnya Penyakit Menular Seksual (PMS), terpaparnya
tindak kekerasan, serta timbulnya komplikasi akibat penyalahgunaan NAPZA.
Semua keadaan yang disebutkan diatas menunjukkan besarnya masalah kesehatan
pada remaja saat ini dan mengisyaratkan perlunya penanganan dengan segera
secara lebih bersungguh sungguh. Untuk itu diperlukan penyuluhan HIV AIDS pada
siswa sekolah menengah (remaja) agar penyebaran penyakit ini dapat di tekan.
TUJUAN
Tujuan Umum :
Menurunkan penyebaran dan jumlah kasus HIV-AIDS
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan siswa SMP dan SMA tentang HIV-AIDS dan Napza
sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS
MATERI
3. HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
4. Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS METODE
Proses kegiatan sebagai berikut :
4. Input :
a. Peserta b. Materi
c. Perangkat presentasi 5. Proses :
a. Presentasi dan diskusi
b. Pengisian kuisoner Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) 6. Output :
a. Tersampaikannya materi HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
b. Tersampaikannya materi Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDS
(7)
PESERTA
Peserta penyuluhan berasal dari siswa sekolah menengah di wilayah kerja Puskesmas
Kedundung
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Penyuluhan akan dilaksanakan pada :
Tanggal : 25 Februari 2014
, Tempat : SMK di wilayah kerja Puskesmas Kedundung Waktu : 08.00 - selesai
BIAYA
Kegiatan ini terselenggara dengan biaya bersumber dari dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) TA. 2014.
PENUTUP
Demikian kerangka acuan pertemuan kiranya dapat dipakai sebagai pedoman dan
apabila ada hal-hal teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat kegiatan

Tanggal : 18,19,20,24 Februari 2014


, Tempat : SMP di wilayah kerja Puskesmas Kedundung Waktu : 08.00 - selesai
BIAYA
Kegiatan ini terselenggara dengan biaya bersumber dari dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) TA. 2014.
PENUTUP
Demikian kerangka acuan pertemuan kiranya dapat dipakai sebagai pedoman dan
apabila ada hal-hal teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat kegiatan
(5)
KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN HIV/AIDS PADA SISWA SMK PUSKESMAS KEDUNDUNG KOTA
MOJOKERTO
TAHUN ANGGARAN 2014
PENDAHULUAN
Jumlah penderita HIV di Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan dibanding
tahun sebelumnya. Sedangkan penderita AIDS mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Sejak tahun 1987 hingga 2005, jumlah orang yang sudah
masuk dalam stadium AIDS lebih banyak dilaporkan daripada yang baru terinfeksi
HIV. Sementara itu mulai 2006 hingga 2012, sudah lebih banyak orang terinfekssi HIV
dan belum masuk stadium AIDS ditemukan.
Berdasarkan data dari kementrian kesehatan pada tahun 2012 ditemukan kasus HIV
sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang. Salah satu tantangan
penanggulangan HIV-AIDS adalah peningkatan pengetahuan anak sekolah dan
remaja tentang HIV-AIDS. Pasalanya, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan Kemenkes menunjukkan masih rendahnya
pengetahuankomprehensif tentang HIV-AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun,
yakni 11,4 %
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh
kembang ini menyebabkan remaja mempunyai sifat khas yang sama yaitu
mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan
serta cenderung berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang.
Pada awal decade yang lalu, penyalahgunaan NAPZA pada remaja belum semarak
seperti saat ini dan infeksi HIV/ AIDS masih sangat langka. Perilaku seksual beresiko
di kalangan remaja belum terungkap dalam angka yang mengkhawatirkan.
Kesehatan remaja pada masa itu belum menjadi prioritas. Keadaan tersebut
berangsur berubah dimana terjadi kecenderungan peningkatan perilaku tidak sehat
pada remaja.
Sementara itu dari beberapa survey dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Salah satu contoh: 46,2% remaja masih
menganggap bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan sekali melakukan
hubungan seks. Kesalahan persepsi ini sebagian besar diyakini oleh remaja pria
(49,7%) dibandingkan dengan remaja putri (42,3%) (LDUI&BKKBN,1999).
(6)
Dari survei yang sama juga terungkap bahwa hanya 19,2% remaja menyadari
peningkatan resiko untuk tertular Infeksi Menular Seksual (IMS) bila memiliki
pasangan lebih dari satu. 51% mengira bahwa mereka akan beresiko tertular
HIV/AIDS hanya bila berhubungan seksual dengan Pekerja Seks Komersial (PSK).
Perilaku beresiko yang mereka lakukan dapat mengakibatkan terjadinya Kehamilan
Tidak Diinginkan (KTD), terjangkitnya Penyakit Menular Seksual (PMS), terpaparnya
tindak kekerasan, serta timbulnya komplikasi akibat penyalahgunaan NAPZA.
Semua keadaan yang disebutkan diatas menunjukkan besarnya masalah kesehatan
pada remaja saat ini dan mengisyaratkan perlunya penanganan dengan segera
secara lebih bersungguh sungguh. Untuk itu diperlukan penyuluhan HIV AIDS pada
siswa sekolah menengah (remaja) agar penyebaran penyakit ini dapat di tekan.
TUJUAN
Tujuan Umum :
Menurunkan penyebaran dan jumlah kasus HIV-AIDS
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan siswa SMP dan SMA tentang HIV-AIDS dan Napza
sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS
MATERI
3. HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
4. Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-AIDS METODE
Proses kegiatan sebagai berikut :
4. Input :
a. Peserta b. Materi
c. Perangkat presentasi 5. Proses :
a. Presentasi dan diskusi
b. Pengisian kuisoner Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) 6. Output :
a. Tersampaikannya materi HIV/AIDS penularan dan pencegahannya
b. Tersampaikannya materi Napza sebagai salah satu pintu masuk penularan HIV-
AIDS
(7)
PESERTA
Peserta penyuluhan berasal dari siswa sekolah menengah di wilayah kerja Puskesmas
Kedundung
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Penyuluhan akan dilaksanakan pada :
Tanggal : 25 Februari 2014
, Tempat : SMK di wilayah kerja Puskesmas Kedundung Waktu : 08.00 - selesai
BIAYA
Kegiatan ini terselenggara dengan biaya bersumber dari dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) TA. 2014.
PENUTUP
Demikian kerangka acuan pertemuan kiranya dapat dipakai sebagai pedoman dan
apabila ada hal-hal teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat kegiatan

You might also like