You are on page 1of 5

CASE STUDY

CASE 2

MR, age 17, is a white Hispanic male, admitted to the psychiatric unit accompanied by his
parents. The admitting nurse noted that his hair was unwashed and he was malodorous. He
was talking to himself, mumbling, and yelling out at times. His parents brought him to the
hospital because MR told them, “The voices are telling me to jump out the window.” The
parents reported that during the last few months, MR’s behavior has changed from an
outgoing adolescent to a recluse. Until recently, he had always participated in sports and
clubs at school, when suddenly he quit everything and even stopped attending school.

During the initial assessment, it was difficult to obtain any information from MR. He was
hypervigilant to his surroundings and either mumbled or yelled out. His parents were very
concerned about MR and gave information regarding an unremarkable medical history. A
physical exami- nation, with laboratory and diagnostic tests, was completed with the parents’
consent and were all within normal limits. A toxicology screen also returned negative results.
The primary complaint of MR was the “voices” that were often present and threatening,
Telling him to “jump out the window.” The parents commented that this mumbling and
yelling began a few months ago, and there had been no precipitating event or trauma noted.
His parents expressed that MR’s appetite was minimal, and he had recently lost 10 lbs. His
height is 5 feet 9 inches, and his weight was 150 lbs. MR’s parents reported that his sleep
was minimal because of the auditory hallucinations. Lately, his interest in bathing was
nonexistent. MR was admitted to the psychiatric unit with a diagnosis of paranoid
schizophrenia. This diagnosis was made based upon the criteria for paranoid schizophrenia
from the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (Psychiatry Online, 2008).
KASUS 2
MR, usia 17, adalah laki-laki Hispanik kulit putih, dirawat di unit psikiatri ditemani oleh orang
tuanya. Perawat yang menerima mencatat bahwa rambutnya tidak dicuci dan baunya tidak sedap.
Dia berbicara pada dirinya sendiri, bergumam, dan kadang-kadang berteriak. Orang tuanya
membawanya ke rumah sakit karena MR memberi tahu mereka, “Suara-suara itu menyuruhku
melompat keluar jendela.” Orang tua melaporkan bahwa selama beberapa bulan terakhir,
perilaku MR telah berubah dari remaja yang keluar menjadi pertapa. Sampai saat ini, dia selalu
mengikuti olahraga dan klub di sekolah, ketika tiba-tiba dia berhenti dari segalanya dan bahkan
berhenti sekolah.

Selama penilaian awal, sulit untuk mendapatkan informasi apapun dari MR. Dia sangat waspada
terhadap sekelilingnya dan bergumam atau berteriak. Orang tuanya sangat prihatin dengan MR
dan memberikan informasi mengenai riwayat medis yang biasa-biasa saja. Pemeriksaan fisik,
dengan tes laboratorium dan diagnostik, diselesaikan dengan persetujuan orang tua dan
semuanya dalam batas normal. Layar toksikologi juga mengembalikan hasil negatif. Keluhan
utama MR adalah "suara" yang sering hadir dan mengancam, menyuruhnya untuk "melompat
keluar jendela." Orang tua berkomentar bahwa gumaman dan teriakan ini dimulai beberapa bulan
yang lalu, dan tidak ada kejadian atau trauma yang memicu. Orang tuanya menyatakan bahwa
nafsu makan MR sangat minim, dan dia baru saja kehilangan 10 pon. Tingginya 5 kaki 9 inci,
dan beratnya 150 lbs. Orang tua MR melaporkan bahwa tidurnya sangat minim karena halusinasi
pendengaran. Akhir-akhir ini minatnya untuk mandi sudah tidak ada. MR dirawat di unit
psikiatri dengan diagnosis skizofrenia paranoid. Diagnosis ini dibuat berdasarkan kriteria
skizofrenia paranoid dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (Psychiatry
Online, 2008).
Nama Kelompok

Ismal Ismail
Hendrika Eflin Silulu
Satri Maya Manariangkuba
Arniyati
Clarita Jolanda G. Dauhan

1. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

Factor biologi (sensori)

2. ANALISA DATA

Data Subjektif

 Orang tua mengatakan klien mendengar suara-suara untuk melompat keluar jendela
 Orang tua mengatakan sudah tidak bergaul/ beraktifitas diluar
 Orang tua mengatakan klien tidur sangat minim

Data Objektif

 Rambut tidak dicuci dan baunya tidak sedap


 Tidak ada minat untuk mandi
 Berbicara pada diri sendiri, berguman dan berteriak

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan Diri
Dukungan perawatan diri : Mandi
Rasional : Klien mampu melakukan perawatan diri (mandi sendiri)

Definisi
Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
Tindakan
Observasi
 Identifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri
 Identifikasi Janis bantuan yang dibutuhkan
 Monitor kebersihan tubuh (mis. Rambut, mulut, kulit, kuku)
 Monitor integritas kulit
Terapeutik

 Sediakan peralatan mandi (mis. Sabun, sikat gigi, shampoo, pelembab kulit)
 Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
 Fasilitasi menggosok gigi sesuai kebutuhan
 Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
 Berikan bantuan sesuai tingkat kemandirian

Edukasi

 Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap kesehatan


 Ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien, jika perlu

2. Halusinasi Pendengaran
Manajemen halusinasi
Rasional : Klien mampu menghardik halusinasi

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan keamanan, kenyamanan dan orientasi
realita
Tindakan
Observasi
 Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi
 Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkunagn
 Monitor isi halusinasi (mis. Kekerasan atau membahayakan diri)

Terapeutik

 Pertahankan lingkungan yang aman


 Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol perilaku (mis. Limit
setting, pembatasan wilayah, pengekangan fisik, seklusi)
 Diskusikan perasaan dan respon terhadap halusinasi
 Hindarai perdebatan tentang Validitas halusinsasi

Edukasi

 Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi


 Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan
balik korektif terhadap halusinasi
 Anjurkan melakukan distraksi (mis. Mendengarkan music, melakukan aktifitas
dan teknik relaksasi)
 Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinsasi
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansieas jika perlu

3. Isolasi Sosial
Proosi komunikasi deficit bicara
Rasional : Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
Definisi
Menggunakan teknik komunikasi tambahan pada individu dengan angguan bicara
Tindakan
Observasi
 Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume dan diksi bicara
 Proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara (mis.
Memori, pendengaran dan Bahasa)
 Monitor frustasi, marah, depresi atau hal lain yang menggangu bicara
 Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi

Terapeutik

 Gunakan metode komunikasi alternative (mis. Menulis, mata berkedip, papan


kominukasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan dan computer)
 Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan (mis. Berdiri didepan pasien,
dengarkan dengan seksama. Tunjukkan satu gagasan atau pemikiran sekaligus,
bicaralah dengan perlahan sambal menghindari terikan, gunakan komunikasi
tertulis atau meminta bantuan keluaraga untuk memeahmi ucapan pasien
 Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
 Ulangi apa yang disampaikan pasien
 Berikan dukungan psikologis
 Gunakan juru bicara bila perlu

Edukasi

 Anjurkan berbicara perlahan


 Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif anatomis dan fisiologis yang
berhubungan dengan kemampuan berbicara

Kolaborasi

 Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis

You might also like