You are on page 1of 14

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Melalui Penerapan Metode Economic

Order Quantity (EOQ) Pada PT. Limas Saputra Jakarta

Analysis of Raw Material Inventory Control Through the Application of the


Economic Order Quantity (EOQ) Method at PT. Limas Saputra Jakarta

Juan Antony Gitas

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Nasional

Kav.Penggarutan Rt.02/Rw.07, No.76, Kel. Setia Asih, Kec. Tarumajaya, Kab. Bekasi.

Juan.gitas94@gmail.com

PT. Limas Saputra merupakan inventory. Based on the analysis of the


perusahaan yang bergerak di bidang application of the EOQ method to the
manufaktur. Sebagai perusahaan company's inventory, it can be concluded
manufaktur dalam melakukan kegiatan that by applying the EOQ method the raw
produksinya sangat berkaitan langsung material inventory of PT. Limas Saputra is
dengan persediaan bahan baku. Penelitian more optimal and efficient than the policy
ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan method currently being used by the
antara kebijakan perusahaan dibandingakan company. This can be seen from the total
dengan metode EOQ dalam dalam inventory cost in 2016 of Rp.137,700,025
pengendalian persediaan persediaan bahan with a savings of Rp.90,432,578 or 39%. In
baku. Berdasarkan analisis terhadap 2017 it was Rp.151,979,799 with a total
penerapan metode EOQ terhadap savings of Rp.111,873,891 or 41%. In 2018
persediaan perusahaan, ditarik kesimpulan it was Rp. 154,029.971 with savings of Rp.
bahwa dengan menerapkan metode EOQ 96,059,743 or 38%. In 2019 it was Rp.
persediaan bahan baku PT. Limas Saputra 174,210,140 with savings of Rp.
lebih optimal dan efesien dibandingkan 125,232,670 or 42%. On average the
dengan metode kebijakan yang sedang company can save the total cost of
digunakan perusahaan saat ini. Hal ini dapat inventory by 40% each year by applying the
dilihat dengan total biaya persediaan pada EOQ method. So to achieve an optimal
tahun 2016 sebesar Rp.137.700.025 dengan supply of raw materials, researchers suggest
penghematan sebesar Rp.90.432.578 atau to companies to consider the application of
39%. Tahun 2017 sebesar Rp.151.979.799 the EOQ method in their companies.
dengan penghematan total sebesar
Rp.111.873.891 atau 41%. Tahun 2018 Keyword: EOQ, Holding Cost, Ordering
sebesar Rp.154.029.971 dengan Cost, TIC, Reoder Point, Leadtime.
penghematan sebesar Rp.96.059.743 atau
38%. Tahun 2019 sebesar Rp.174.210.140
dengan penghematan sebesar
Rp.125.232.670 atau 42 %. Secara rata rata I. PENDAHULUAN
perushaan dapat menghemat biaya total
persediaan sebesar 40% setiap tahunnya
dengan menerapkan metode EOQ. Maka A. Latar Belakang
untuk mencapai persediaan bahan baku
yang optimal, peneliti menyarankan kepada Semakin ketatnya Persaingan di era
perusahaan untuk mempertimbangkan globalisasi membuat berbagai perusahaan
penerapan metode EOQ pada perusahaanya. harus menjalankan kegiatan usahanya
dengan efektif. Persaingan yang ketat di
PT. Limas Saputra is a company bidang yang sama medorong perusahaan
engaged in manufacturing. As a
untuk terus berupaya meningkatkan dan
manufacturing company, in carrying out its memperbaiki kondisinya masing-masing.
production activities, it is directly related to
Dalam perusahaan yang bergerak di bidang
the supply of raw materials. This study manufaktur, proses produksi adalah
aims to determine the difference between
kegiatan yang paling penting dalam
company policies compared to the EOQ menjaga keberlangsungan perusahaan
method in controlling raw material
diamana persediaan adalah sesuatu yang yang harus selalu ada dalam persediaan
harus diperhatikan karena berpengaruh pengaman (safety stock) agar perusahaan
langsung kepada kelancaran proses dapat menghindari kemacetan produksi
produksi. persediaan merupakan barang yang diakibatkan keterlambatan atau
atau bahan yang disimpan yang kemudian kehabisan bahan produksi, dan berapa
akan dipergunakan untuk memenuhi tujuan- besaran maksimum bahan dalam persediaan
tujuan tertentu. sehingga modal yang di kelurkan untuk
pengadaan bahan baku tidak tertahan
Menurut Aulia Ishak (2010:159)
berlebihan.
menyatakan bahwa “persediaan adalah
sumber daya menganggur (idle resource) Terdapat berbagai metode manajemen
yang belum digunakan karena menunggu persediaan, diantaranya yaitu dan JIT (Just
proses yang lebih lanjut, proses lebih lanjut in Time) dan EOQ (Economic Order
disini berupa kegiatan produksi”. Dalam Quantity). Menurut Hansen dan Mowen
prosesnya, pengadaannya persediaan dapat (2007:628), “Just in Time adalah sistem
menemui berbagai hambatan. Hambatan manajemen persediaan yang memesan
yang ditemui persediaan dapat debabkan persediaan sesuai dengan kebutuhan pada
berbagai faktor seperti; human error, jarak suatu waktu saja”. Namun, dalam
dan waktu yang terbatas, keterbatasan penyusunan tugas akhir ini, penulis
modal hingga faktor alam. Sehingga memilih menggunakan metode EOQ
perusahaan perlu mengupayakan (Economic Order Quantity). Menurut
pengendalian terhadap persediaan. Prawirosentono (2001:49) “Metode
Economic Order Quantity (EOQ)
Pengendalian persediaan adalah
merupakan salah satu metode pengendalian
kegiatan yang sangat penting dalam
persediaan yang bertujuan untuk
menentukan besaran jumlah optimal
menentukan jumlah optimum pemesanan
persediaan yang harus diadakan , serta
barang atau bahan yang paling ekonomis
kapan saatnya mulai melakukan pemesanan
setiap pemesanan”. EOQ adalah jumlah
kembali. Menurutt Hansen Mowen
atau kuantitas pembelian yang paling
(2009:422) “Perencanaan persediaan adalah
ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali
pandangan kedepan untuk tindakan apa
pembelian. Adapun asumsi dasar dari
yang seharusnya dilakukan dalam
model EOQ adalah selama periode tersebut
mengolah persediaan agar dapat
kuantitas total unit yang digunakan telah
mewujudkan tujuan- tujuan tertentu.” Dari
diketahui dengan pasti, selama periode
definisi perencanaan persediaan yang telah
tersebut total biaya pemesanan tetap
diutarakan di atas, dapat ditarik kesimpulan
konstan, sepanjang periode biaya
bahwa perencanaan memiliki arti
persediaan tetap konstan dan tidak ada
penetapan tujuan, pengembangan
diskon tunai atau jumlah yang tersedia.
kebijakan, program dan prosedur demi
meraih tujuan ditetapkan sebelumnya. PT. Limas Saputra merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang
Pada perusahaan manufaktur,
manufaktur produk material kulit berbahan
perencanaan dan pengendalian terhadap
sintetis. Kegiatan utama perusahaan ini
pesediaan bahan baku harus dilakukan
adalah mengolah bahan-bahan mentah dan
secara optimal. Persediaan bahan baku yang
memprosesnya menjadi bahan-bahan
berlebihan dari kebutuhan perusahaan akan
setengah jadi yang nantinya dapat diperoses
menyebabkan bertambahnya biaya
lebih lanjut menjadi produk-produk seperti
penyimpanan dan pemeliharan bahan baku
jok kulit kursi mobil, Jas hujan, Tas dll.
di gudang yang tentunya akan mengurangi
Produk akhir yang diproduksi perusahaan
keuntungan perusahaan. Pengendalian
ini berupa roll material yang kemudian
persediaan mengatur berbagai aspek-aspek
akan dipasarkan ke perusahaan manufatur
persediaan yaitu; penentuan besaran
lainnya. Dalam penelitian skripsi ini,
kuantitas persedian yang harus diadakan
penulis akan melakukan penelitian terhadap
dalam kurun periode tertentu, berapa
pengendalian persediaan bahan baku
kuantitas atau jumlah yang akan diadakn
PT.Limas Saputra, khususnya bahan baku
dalam setiap kali melakukan pemesanan,
utama untuk memproduksi Kulit Sintetis.
kapan pemesanan bahan harus dilakukan
Kulit Sintetis merupakan produk utama
kembali, berapa besaran minimum material
yang diproduksi oleh PT.Limas Saputra dan
dalam sebulan, perusahaan dapat
momproduksi kisaran 40 sampai dengan 50
Roll kulit sintetis. 1 Roll terdiri dari 2000 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
meter kulit sintetis.
1. Tujuan Penelitian
Untuk memproduksi 1 Roll kulit
sintetis membutuhkan 2 bahan utama yaitu Melihat dari latar belakang
370 Kg bahan resis PVC dan 330 Kg bahan permasalahan di atas maka tujuan yang
DOP. Kebijakan Persediaan perusahaan ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini
adalah untuk membeli atau memesan bahan adalah:
baku kembali setiap persediaan bahan baku
mendekati tingkat persediaan yang a.Menentukan frekuensi dan jumlah
ditentukan perusahaan, hal ini dikarenakan pemesanan bahan baku yang optimal
waktu pemesanan yang relative singkat. melalui penerapan metode Economic Order
Setiap kali pemesanan perusahaan membeli Quantity (EOQ) pada PT. Lima Saputra
bahan baku sebanyak 4-5 Ton per pesanan, b.Menemukan Total Inventory Cost (TIC)
sehingga perusahaan harus sering perusahaan dengan metode EOQ dan
melakaukan pembelian bahan baku dan hal Membandingkan hasil metode EOQ dengan
ini meningkatkan biaya pemesanan yang kebijakan perusahaan.
harus dikelurkan perusahaan. Dalam
penelitian skripsi ini, penulis ingin 2. Kegunaan Penelitian
membandingkan Total Biaya persediaan
menurut kebijakan perusahaan dengan a.Menambah pengetahuan serta
metode Metode EOQ dan menentukan mempraktekkan teori-teori yang didapat di
metode yang paling optimal dalam bangku kuliah agar mempermudah penulis
pengendalian persediaan perusahaan. untuk melakukan riset ilmiah dan disajikan
Berikut adalah data PT.Limas Saputra dari dalam bentuk tulisan dengan baik.
tahun 2016-2019:
b.Sebagai salah satu referensi yang dapat
Tabel 1.1 digunkan pada penelitian lebih lanjut, serta
Data Total Biaya Persediaan PT. menambah dan memperluas wawasan
Limas Saputra mahasiswa terutama mengenai penggunaan
Tahun Biaya Total Persediaan metode EOQ dalam pengendalian
2016 Rp.228.132.612 persediaan.
2017 Rp.263.853.690
2018 Rp.250.152.660 c.Sebagai salah satu sumbangan penulis
2019 Rp.299.442.810 kepada perusahaan untuk menganalisa dan
mempertimbangkan penerapan metode
EOQ dalam pengendalian persediaan bahan
B. Perumusan Masalah baku perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang d. Untuk menambah perbendaharaan


masalah maka dapat dirumuskan perpustakaan bagi Universitas Nasional
permasalahannya adalah: Jakarta pada umumnya dan fakultas
ekonomi dan Bisnis jurusan manajemen
1. Berapa kuantitas dan frekuensi khususnya
pembeliaan bahan baku dilakukan dalam
satu periode bila perusahaan menerapkan
metode Economic Order Quantity (EOQ)
demi mencapai persediaan yang optimal? II. METODE PENELITIAN

2. Berapa total biaya persediaan (TIC)


bahan baku perusahaan bila menerapkan A. Objek Penelitian
Economic Order Quantity (EOQ) dan
perbandingannya dengan biaya persediaan Penelitian ini merupakan jenis
total perusahaan bila mengikuti kebijakan penelitian kasus adalah penelitian yang
persediaan perusahaan? dilakukan seeara intensif, terinci dan
mendalam. Adapun kasus yang dibahas
mengenai kebijakan persediaan bahan baku
dalam usaha menjamin kelancaran proses kesimpulan.” Data-data yang diperoleh
produksi pada PT. Limas Saputra yang penulis berdasarkan dokumen yang
beralamat di Jl. Pik Penggilingan Blok.A disediakan oleh perusahaan yang berkaitan
No.7, RT.6/RW.10, Penggilingan, Kec. dengan penelitian, yaitu berupa data
Cakung, Kota Jakarta Timur, Daerah persediaan barang baku, tingkat pemakaian
Khusus Ibukota Jakarta-13940. bahan baku, biaya pemesanan barang baku,
biaya penyimpanan , juga data lainnya yang
B. Data Penelitian
terkait dalam penelitian ini.
1. Sumber Data
3. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam
Dalam pengumpulan data-data dan
penelitian skripsi ini adalah data Primer dan
informasi penting maupun penunjang untuk
data Sekunder
penelitian skripsi ini, maka penulis
a. Data Primer menggunakan metode pengumpulan data
sekunder dan prime. Adapaun data-data dan
Menurut Sugiyono (2016: 225) “Data informasi tersebut diperoleh dengan
primer merupakan sumber data yang menggunakan tekni-teknik:
langsung memberikan data kepada
pengumpul data”. Sumber data primer a. Pengamatan langsung (Observasi)
diperoleh melalui wawancara dengan
Menurut Sugiyono (2016:145)
subjek penelitian dan melalui observasi
“Observasi ialah teknik pengumpulan data
langsung atau lapangan. Data primer yang
yang lebih spesifik, observasi dilakukan
digunakan penulis dalam penelitian ini
dengan melakukan pengamatan langsung di
adalah hasil wawancara dengan pihak yang
lokasi penelitian”. Untuk memperoleh data
bertanggung jawab dan terkait dengan
yang asli terkait dengan masalah
objek penelitian serta observasi langsung
pengendalian persediaan yang berada di
terhadap objek penelitian..
perusahaan. Dalam penelitian ini penulis
b. Data Sekunder melihat dan mengamati secara langsung di
lokasi objek penelitian pada perusahaan
menurut Sugiyono (2016: 225) “Data yang dimaksud.
sekunder merupakan sumber data yang
tidak langsung memberikan data kepada b. Wawancara
pengumpul data, misalnya melalui orang
Menurut Sugiyono (2016:137)
lain atau lewat dokumen”. Sumber data
“wawancara ialah teknik pengumpulan
sekunder merupakan sumber data
data, bila peneliti atau pengumpul data telah
pelengkap yang berfungsi melengkapi data
mengetahui dengan pasti tentang informasi
yang diperlukan data primer. Dalam
apa yang akan diperoleh”. Oleh karena itu
penelitian ini, data sekunder yang
dalam melakukan wawancara, penulis
digunakan penulis adalah berupa data-data
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang diperoleh dari dokumen-dokumen
untuk membantu penulis melakukan sesi
atau catatan historis yang Diberikan oleh
tanya jawab langsung atau melalui media
perusahaan.
komunikasi dengan pihak-pihak perusahaan
2. Jenis Data yang bertanggung jawab dan terkait dengan
objek penelitian.
Dalam penelitian skripsi ini penulis
menggunakan jenis data Kuantitatif berupa c. Dokumentasi
data-data yang diperoleh melalui studi
Penulis mengumpulkan data-data dan
lapangan. Menurut Sugiyono (2018;13)
informasi berdasarkan dokumen-dokumen
“data kuantitatif merupakan metode
terkait yang diberikan oleh perusahaan
penelitian yang berlandaskan positivistic
(data konkrit), data penelitian berupa C. Definisi Operasional
angka-angka yang akan diukur
menggunakan statistik sebagai alat uji Definisi Operasional merupakan suatu
penghitungan, berkaitan dengan masalah definisi yang sehubungan dengan variabel
yang diteliti untuk menghasilkan suatu yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-
karakteristik variabel tersebut yang dapat mendeskripsikan atau menguraikan data
diamati. Penulis harus memilih dan yang telah terkumpul sebagaimana adanya.
menentukan definisi operasional yang
paling relevan bagi variabel yang 2. Pendekatan Tabular
ditelitinya. Dalam penelitian skripsi ini
dijelaskan dalam definisi variabel-variabel Metode ini dilaksanakan dengan cara
yang berhubungan dengan pengelolaan menyusun suatu tabel atau daftar kuantitas
persediaan sebagai berikut: pemesanan dan jumlah biaya pertahun.
Jumlah pemesanan yang memiliki total
1. Pengendalian persediaan adalah upaya biaya yang terendah merupakan kuantitas
perusahaan dalam menarik keputusan untuk pemesanan yang paling ekonomis.
memenuhi kebutuhan akan barang yang
optimal agar mengurangi biaya-biaya yang 3. Pendekatan Formula
berpotensi merugikan perusahaan.
Cara penentuan jumlah pemesanan
2. Reorder Point adalah titik pemesanan ekonomis dengan menurunkan didalam
kembali yang dilakukan saat sebelum rumus-rumus matematika dapat dilakukan
persediaan perusahaan hampir habis/habis, dengan memperhatikan bahwa jumlah biaya
yang waktu pemesanannya sudah di persediaan yang minimum.
tentukan sebelumnya.
4. EOQ (Economic Order Quantity)
3. Lead time atau tenggang waktu yang
diperlukan sejak perusahaan mulai Analisis yang dilakukan untuk
memesan barang sampai barang yang telah menemukan kuantitas pemesanan yang
dipesan sampai/tiba. dapat menghasilkan penghematan melalui
pembelian persediaan yang optimal namun
4. Safety stock merupakan kuantitas tidak mengalami kekurangan/kehabisan
persediaan pengaman yang harus selalu persediaan.
untuk memenuhi permintaan
konsumen/produksi yang dikelurakan 5. Pendekatan Graphical
perusahaan pada jangka waktu yang Metode ini dilaksanakan dengan cara
pendek. mengilustrasikan grafik biaya
5. Economic Order Quantity (EOQ) penyimpanan, biaya pemesanan dari total
merupakan kuantitas pemesanan yang biaya pada satu gambar. Dimana sumbu
paling ekonomis setiap kali melakukan horizontal menyatakan kuantitas pemesanan
pembelian, tujuannya untuk menciptakan per tahun dan sumbu vertikal menyatakan
biaya persediaan yang seminimum besaran biaya dari biaya penyimpanan,
mungkin. biaya pemesanan dan biaya total
persediaan. Berikut ini grafik jumlah
6. Total biaya persediaan (TIC) Inventori pesanan yang ekonomis.
Variabel merupakan biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan akibat adanya
persediaan bahan baku dimana biaya
penyimpanan diperhitungkan berdasarkan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kuantitas dari bahan yang disimpan .

D. Metode Analisis A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini, penulis PT. Limas Saputra adalah suatu
menggunakan beberapa metode analisis perusahaan swasta yang beralamat di
yaitu : medan dan berkantor di Jl. Raya
Penggilingan 44-A Rt.001/Rw.007,
1. Analisis Deskriptif Kel.Penggilingan, Kec.Cakung, Jakarta
Timur, 13940. Kegiatan utama PT. Limas
Penulis menggunakan Analisis Saputra adalah Memproduksi produk
deskriptif untuk menganalisis data-data garmen berupa kulit sintetis yang biasanya
yang dikumpulkan penulis dengan cara digunakan sebgain bahan utama membuat
jas hujan dan produk serupa. Dalam setahun
perusahaan ini dapat meproduksi hingga = Rp.2.600.000 / pemesanan
1000 Km Bahan Kulit sintetis yang
dipasarkan di sekitar daerah jabodetabek. b. Bahan Baku
Konsumen utama dari perusahaan ini
umumnya adalah unit bisnis/perushaan DOP DOP2016
yang mengolah kulit sintetis menjadi
produk-produk siap pakai seperti jas hujan. = Rp.89.600.000 / 32 kali pemesanan

B. Pembahasan = Rp.2.800.000 / pemesanan

1. Biaya Pemesanan DOP2017


Biaya pemesanan (ordering cost) = Rp.98.600.000 / 34 kali pemesanan
Adalah biaya yang sehubungan dengan
segala usaha untuk mendatangkan bahan = Rp.2.900.000 / pemesanan
baku atau barang dari luar perusahaan. Pada
PT. Limas Saputra, data biaya pemesanan DOP2018
yang diberikan berupa biaya pemesanan
tahunan. Berikut adalah rincian Biaya = Rp.95.700.000 / 33 kali pemesanan
pemesanan bahan baku yang dikeluarkan
= Rp.2.900.000 / pemesanan
perushaan selama periode 2016-2017.
DOP2019
Tabel 4.9
Biaya Pemesanan Bahan Baku PT. = Rp.121.600.000 / 38 kali pemesanan
Limas Saputra
Tahun Resin PVC DOP = Rp.3.200.000 / pemesanan
2016 Rp.82.800.000 Rp.89.600.000
2017 Rp.94.300.000 Rp.98.600.000 2. Biaya Penyimpanan
2018 Rp.90.000.000 Rp.95.700.000 Biaya penyimpanan adalah biaya yang
2019 Rp.111.800.000 Rp.121.600.000 harus dikeluarkan perushaan sehubungan
dengan penyimpan terhadap bahan baku
dan persediaan yang di gunakan oleh
Berdasarkan pengolahan data pada
perushaan. Pada PT. Limas Saputra
table di atas ditemukan Biaya Pemesanan
kebijakan biaya penyimpanan adalah 5%
Bahan Baku Resin PVC dan DOP pada
per Kg untuk bahan baku Resin PVC dan
tahun 2016-1019:
7% per Kg untuk bahan baku DOP. Berikut
a. Bahan Baku Resin adalah rincian biaya penyimpanan yang
dikeluarkan perusahaan selama periode
PVC Resin PVC2016 2016-2019.

= Rp.82.800.000 / 36 kali pemesanan Tabel 4.10


Biaya Penyimpanan Resin PVC PT.
= Rp.2.300.000 / pemesanan Limas Saputra
Resin PVC2017

= Rp.47.150.000 / 41 kali pemesanan

= Rp.2.300.000 / pemesanan

Resin PVC2018

= Rp.90.000.000 / 36 kali pemesanan

= Rp.2.500.000 / pemesanan

Resin PVC2019

= Rp.111.800.000 / 43 kali pemesanan


Persen Biaya
Harga
Tahun Biaya Simpan
/100Kg
Simpan /Kg
Rp.8.200.
2016 5% Rp.4.100
000
Rp.9.250.
2017 5% Rp.4.625
000
Rp.9.560.
2018 5% Rp4.780
000
Rp.9.600.
2019 5% Rp4.800
000
Tabel 4.11 210.530
= 14 Kali pemesanan dalam setahun
Biaya Penyimpanan DOP PT. 15.102
Limas Saputra
b. Bahan Baku DOP
Persen Biaya
Harga
Tahun Biaya Simpan 2𝑥160.050𝑥2.800.000
/50Kg 1.) EOQ2016 = √ 7.056
Simpan /Kg
Rp.5.040. =11.270 unit
2016 7% Rp.7.056 Dengan frekuensi pembelian bahan baku
000
Rp.5.550. yang diperlukan perusahaan
2017 7% Rp.7.770 160.050
= 14 Kali pemesanan dalam setahun
000 11.270
Rp.5.850.
2018 7% Rp.8.190
000 2𝑥170.600𝑥2.900.000
2.) EOQ2017 = √
Rp.6.150. 7.770
2019 7% Rp.8.610
000 =11.284 unit
Dengan frekuensi pembelian bahan baku
yang diperlukan perusahaan
3. Penghitungan dengan metode EOQ 170.600
11.284
= 15 Kali pemesanan dalam setahun
Metode perhitungan EOQ dilakukan
untuk menemukan berapa kuantitas bahan
baku yang harus dipesan (kuantitas 3.) EOQ2018 = √
2𝑥163.020𝑥2.900.000
8.190
pemesanan) dan total inventory cost (TIC) =10.745 unit
optimal dari biaya-biaya operasionalnya. Dengan frekuensi pembelian bahan baku
Dalam penelitian ini metode EOQ di yang diperlukan perusahaan
terapkan ke pengendalian persediaan dua 163.020
= 15 Kali pemesanan dalam setahun
bahan baku utama yang digunakan 10.745
PT.Limas Saputra, yaitu Resin PVC dan
2𝑥187.770𝑥3.200.000
DOP. 4.) EOQ2019 = √
8.610
a. Bahan Baku Resin PVC =11.814 unit
2𝑥179.450𝑥2.300.000
Dengan frekuensi pembelian bahan baku
1.) EOQ2016 = √ yang diperlukan perusahaan
4100 187.770
= 16 Kali pemesanan dalam setahun
=14.190 unit 11.814
Dengan frekuensi pembelian bahan
baku yang diperlukan perusahaan 4. Penghitungan Safety Stock
179.450
= 13 Kali pemesanan dalam setahun
14.190 Safety stock atau persedianaan
2𝑥192.770𝑥2.300.000 penagaman memiliki keguanaan bagi
2.) EOQ2017 = √ 4625 perushaan untuk menentukan tingkat
=13.846 unit persediaan yang paling aman sehingga
Dengan frekuensi pembelian bahan terhidar dari resiko kehabisan bahan baku
baku yang diperlukan perusahaan dikarenakan keterlambatan datangnya
192.770
= 14 Kali pemesanan dalam setahun bahan baku. Berdasarkan data yang
13.846
diberikan PT.Limas Saputra diketahui
waktu pemesanan (Lead Time) untuk bahan
3.) EOQ2018 2𝑥182.780𝑥2.500.000 baku Resin PVC adalah 2 hari dan waktu
= √ 4780
=13.827 unit pemesanan untuk bahan baku DOP adalah 3
Dengan frekuensi pembelian bahan hari.
baku yang diperlukan perusahaan
182.780
= 13 Kali pemesanan dalam setahun a. Safety Stock Resin PVC
13.827 1) Safety Stock 2016 = (17.760-14.954) x 2
2𝑥210.530𝑥2.600.000 = 5.612 unit
4.) EOQ2019 = √ 4800 2) Safety Stock 2017 = (18.870-16.604) x 2
=15.102 unit = 5.612 unit
Dengan frekuensi pembelian bahan 3) Safety Stock 2018 = (19.980-15.232) x 2
baku yang diperlukan perusahaan = 9.496 unit
4) Safety Stock 2019 = (21.830-17.544) x 2 = 6.714 unit
= 8.572 unit 3) ROP2018 = (2 x 522) + 9.496
b. Safety Stock DOP = 10.540 unit
1) Safety Stock2016 = (15.840-13.338) x 2 4) ROP2019 = (2 x 601) + 8.572
= 5.012 unit = 9.774 unit
2)Safety Stock 2017 = (16.500-14.300) x 2
= 4.400 unit b.ROP (Reorder Point) Resin
3) Safety Stock 2018 = (17.820-13.585) x 2
= 8.470 unit PVC 1)ROP2016 = (3 x 457) +
4) Safety Stock 2019 = (19.470-15.648) x 2
= 7.644 unit 5.012
= 6.368 unit
2)ROP2017 = (3 x 490) + 4.400
5 Penentuan ROP (Reorder Point)
= 5.870 unit
ROP atau titik pemesanan kembali 3)ROP2018 = (3 x 466) + 8.470
adalah tingkat persediaan perusahaan = 9.868 unit
dimana harus dilakukan pemesanan 4)ROP2019 = (3 x 536) + 7.644
kembali terhadap bahan baku. Dengan = 9.252 unit
asumsi bahwa (1 tahun = 350 hari), dapat
dihitung pemakaian harian bahan baku
adalah: Untuk memperjelas hasil penghitungan
di atas, berikut adalah ringkasan persedian
a. Pemakaian harian Resin PVC bahan baku PT.Limas Saputra selama
periode 2016-2019.
1) Pemakaian harian2016 = 179.450 / 350
= 513 unit/hari Tabel 4.12
Persediaan Resin PVC (EOQ) PT. Limas
2) Pemakaian harian2017 = 192.770 / 350
Saputra
= 551 unit/hari Safety
3) Pemakaian harian2018 = 182.740 / 350 EOQ ROP
Tahun F Stock
= 522 unit/hari (Kg) (Kg)
(Kg)
4) Pemakaian harian2019 = 210.530 / 350 2016 14.190 13 5.612 6.638
= 601 unit/hari 2017 13.846 14 5.612 6.714
2018 13.827 13 9.496 10.540
2019 15.102 14 8.572 9.774
b. Pemakaian harian DOP

1) Pemakaian harian2016 = 160.050 / 350 Tabel 4.13


= 457 unit/hari Persediaan DOP (EOQ) PT. Limas Saputra
Safety
2) Pemakaian harian2017 = 171.600 / 350 EOQ ROP
Tahun F Stock
= 490 unit/hari (Kg) (Kg)
(Kg)
3) Pemakaian harian2018 = 163.020 / 350 2016 11.270 14 5.012 6.368
= 466 unit/hari 2017 11.284 15 4.400 5.870
4) Pemakaian harian2019 = 187.770 / 350 2018 10.745 15 8.470 9.868
= 536 unit/hari 2019 11.814 16 7.644 9.252

Setelah mengetahui pemakaian unit 6. Penghitungan Total Biaya Persediaan


per hari dan lead time dari masing masing (TIC)
bahan baku, maka dapat dihitung ROP atau
titik pemesanan kembali sebagai berikut: a. Total biaya persediaan Resin PVC
menurut kebijakan perusahaan
a. ROP (Reorder Point) Resin TIC= (Rata-rata/pesanan x biaya
penyimpanan) + Biaya pemesanan per
PVC 1) ROP2016 = (2 x 513) +
tahun
5.612 1) TIC2016 = (4.985 x Rp.4.100) +
= 6.638 unit Rp.82.800.000 = Rp.103.238.500
2) ROP2017 = (2 x 551) + 5.612
2) TIC2017 = (4.702 x Rp.4.625) + = Rp.64.040.470
Rp.94.300.000 = Rp.126.038.500 3) TIC2018
3) TIC2018 = (5.077 x Rp.4.780) + = √2 x 182.780 x 2.500.000 x 4.780
Rp.90.000.000 = Rp.114.268.060 = Rp.66.094.190
4) TIC2019 = (4.896 x Rp.4.800) + 4) TIC2019
Rp.111.800.000 = Rp.135.300.800
= √2 x 210.530 x 2.600.000 x 4.800
= Rp.72.490.197
b. Total biaya persediaan DOP menurut
kebijakan perusahaan
1) TIC2016 = (5.002 x Rp.7.056) +
Rp.89.600.000 = Rp.124.894.112
d. Total biaya persediaan DOP menurut
2) TIC2017 = (5.047 x Rp.7.770) +
metode EOQ
Rp.98.600.000 = Rp.137.815.190
1) TIC2016
3) TIC2018 = (4.940 x Rp.8.190) +
Rp.95.700.000 = Rp.136.158.600 = √2 x 160.050 x 2.800.000 x 7.056
4) TIC2019 = (4.941 x Rp.8.610) + = Rp.79.524.535
Rp.121.600.000 = Rp.164.142.010 2) TIC2017
= √2 x 171.600 x 2.900.000 x 7.770
c. Total biaya persediaan Resin PVC = Rp.87.939.329
menurut metode EOQ 3) TIC2018
1) TIC2016 = √2 x 163.020 x 2.900.000 x 8.190
=√2 x 179.450 x 2.300.000 x 4.100 = Rp.87.998.727
= Rp.58.175.828 4) TIC2019
2) TIC2017 = √2 x 187.770 x 3.200.000 x 8.610
=√2 x 192.770 x 2.300.000 x 4.625 = Rp.101.719.605

Tabel 4.14
TIC (Total Inventory Cost) PT. Limas Saputra
Kebijakan Persentase
Tahun Perusahaan Metode EOQ Selisih Biaya Penghematan
2016 Rp.228.132.612 Rp.137.700.363 Rp.90.432.249 39 %
2017 Rp.263.853.690 Rp151.979.799 Rp.111.873.891 42 %
2018 Rp.250.152.660 Rp.154.092.917 Rp.96.059.743 38 %
2019 Rp.299.442.810 Rp.174.210.140 Rp.125.232.670 41%

Hasil analisis persedian PT. Limas sebesar Rp.137.700.363 dibandingkan


Saputra dari periode 2016-2019 dengan dengan kebijakan perusahaan sebesar
penerapan metode Economic Order Rp.228.132.612, maka terdapat
Quantity (EOQ) dangan mengikuti asumsi penghematan total biaya persediaan yang
asumsi dasar EOQ, adapun asumsi dasar dapat dilakukan perusahaan sebesar
dari model EOQ adalah selama periode Rp.90.432.249 atau 39 %.
tersebut kuantitas total unit yang digunakan
telah diketahui dengan pasti, selama 2. Tahun 2017 pemesanan ekonomis untuk
periode tersebut total biaya pemesanan bahan baku resin PVC adalah sebesar
tetap konstan, sepanjang periode biaya 13.846 Kg dengan frekuensi pemesanan
persediaan tetap konstan dan tidak ada sebannyak 14 kali, sedangakan bahan baku
diskon tunai atau jumlah yang tersedia. DOP sebesar 11.284 Kg dengan frekuensi
pemesanan sebannyak 15 kali. TIC (Total
1. Tahun 2016 pemesanan ekonomis untuk Inventory Cost) dengan metode EOQ
bahan baku resin PVC adalah sebesar sebesar Rp.151.979.799 dibandingkan
14.190 Kg dengan frekuensi pemesanan dengan kebijakan perusahaan sebesar
sebannyak 13 kali, sedangakan bahan baku Rp.263.853.690, maka terdapat
DOP sebesar 11.270 Kg dengan frekuensi penghematan total biaya persediaan yang
pemesanan sebannyak 14 kali. TIC (Total dapat dilakukan perusahaan sebesar
Inventory Cost) dengan metode EOQ Rp.111.873.891 atau 41%.
3. Tahun 2018 pemesanan ekonomis untuk tahunnya. Optimalisasi ini dicapai
bahan baku resin PVC adalah sebesar perusahaan dengan melakukan pemesanan
13.827 Kg dengan frekuensi pemesanan dengan kuantitas dan frekuensi pemesanan
sebannyak 13 kali, sedangakan bahan baku yang mengikuti metode EOQ. Selama ini
DOP sebesar 10.475 Kg dengan frekuensi perusahaan hanya akan memesan kembali
pemesanan sebannyak 15 kali. TIC (Total bahan baku bila persediaan bahan baku
Inventory Cost) dengan metode EOQ mulai menipis dan hanya memesan dalam
sebesar Rp.154.029.971 dibandingkan kuantitas yang kecil, hal ini menyebabkan
dengan kebijakan perusahaan sebesar besarnya frekuensi pemesanan bahan baku
Rp.250.152.660, maka terdapat yang dilakukan perushaan tiap tahunnya.
penghematan total biaya persediaan yang Sebagai akibat dari besarnya frekuensi
dapat dilakukan perusahaan sebesar pemesanan bahan baku, biaya pemesanan
Rp.96.059.743 atau 38%. bahan baku yang harus dikeluarkan
perusahaan setiap tahunnya menjadi besar
4. Tahun 2019 pemesanan ekonomis untuk
dan meningkatkan Total Inventory Cost
bahan baku resin PVC adalah sebesar
(TIC) perusahaan dibandingkan bila
15.102 Kg dengan frekuensi pemesanan
perusahaan mengadopsi metode EOQ
sebannyak 14 kali, sedangakan bahan baku
(Economic Order Quantity). Dengan
DOP sebesar 11.814 Kg dengan frekuensi
metode EOQ (Economic Order Quantity),
pemesanan sebannyak 16 kali. TIC (Total
perusahaan dapat menghemat biaya total
Inventory Cost) dengan metode EOQ
persediaan sebanyak 40% setiap tahunnya.
sebesar Rp.174.210.140 dibandingkan
dengan kebijakan perusahaan sebesar B. Saran
Rp.299.443.810, maka terdapat
penghematan total biaya persediaan yang Berdasarkan kesimpulan di atas,
dapat dilakukan perusahaan sebesar terdapat beberapa saran oleh peneliti
Rp.125.232.670 atau 42%. terhadap perusahaan PT.Limas Saputra
mengenai pengendalian persediaan bahan
5. Berdasarkan hasil penghitungan EOQ baku perusahaan demi mencapai
dan pembandingannya dengan metode pengendalian persediaan yang optimal
perusahaan, didapatkan secara rata-rata sebagai berikut:
perusahaan dapat menghemat biaya total
persediaan sebanyak 40% setiap tahunnya 1. PT. Limas saputra sebaiknya meninjau
kembali kebijakan terhadap penanganan
persediaan yang sudah dijalankan selama
ini.
IV. SIMPULAN
2. Perusahaan untuk mempertimbangkan
A. Kesimpulan
penerapan metode EOQ dalam
Berdasarkan hasil analisi data yang pengendalian persediaan bahan bakunya,
telah di lakukan di bab pembahasan melihat dengan metode EOQ perusahaan
sebelumnya dapat ditarik beberapa dapat melakukan penghematan terhadap
kesimpulan mengenai pengendalian biaya persediaan.
persediaan pada PT.Limas Saputra dengan
3. PT. Limas Saputra untuk menentukan
menerapkan metode EOQ (Economic Order
besaran ROP dan Persediaan pengaman
Quantity) dan membandingkannya dengan
demi menghindari kemacetan produksi dan
metode pengendalian persediaan dengan
mencapai persediaan yang optimal
mengikuti kebijakan perusahaan.
4. Untuk penelitian selanjutnya untuk
Beberapa poin dan kesimpulan
mempertimbangkan aspek biaya modal
berdasarkan analisis persedian PT. Limas
yang ditimbulkan sebagai akibat dari
Saputra dari periode 2016-2019 adalah
kuantitas pembelian ekonomis, sehingga
dengan menreapkan metode EOQ
tercipta optimalisasi tidak hanya pada sisi
(Economic Order Quantity) pada
biaya persediaanya saja pada penerapan
pengendalian persediaan bahan baku PT.
metode EOQ dalam mengendalikan
Limas Saputra terdapat optimalisasi
persediaan bahan baku perusahaan.
terhadap Total Inventory Cost (TIC) yang
harus dikeluarkan perusahaan tiap
II. DAFTAR PUSTAKA Santoso, B. (2009). Analisis
Pengendalian Persediaan Air
Akbar, M. (2018). Analsis Persediaan Mineral Menggunakan Metode
Barang Dagang Menggunakan EOQ ( Studi Kasus pada Agen
Metode EOQ (Economic Order Tirta Indah). Universitas Islam
Quantity) Pada PT. Mulia Prima Negeri Hidayatullah Jakarta.
Sentosa. In Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Saragi, G. L., & Setyorini, R. (2014).
Dan Bisnis Universitas Medan Analisis Pengendalian Persediaan
Area. UNIVERSITAS MEDAN Bahan Baku Daging Dan Ayam
AREA. Dengan Metode Economic Order
Quantity ( EOQ ) Pada Restoran
Anggraini, I. (2016). ANALISIS Steak Ranjang Bandung. E-
PERENCANAAN DAN Proceeding of Management, 1(3),
PENGENDALIAN 542–553.
PERSEDIAAN BAHAN BAKU
DENGAN METODE EOQ Setiawan Yudi, Prawirosentono, S.
(ECONOMY ORDER (2015). Analisis Economic
QUANTITY) PADA CV. MAJU Oreder Quantity (EOQ) Sebagai
MAPAN LESTARI Alat Pengendalian Persediaan
PALEMBANG Diajulwn. Bahan Baku Dalam
UNIVERSITAS Mengefisienkan Biaya
MUHAMMADIYAH Persediaan Pada UKM Griya Tas
PALEMBANG. Bogor. Management Industri,
1(3), 1–21.
Apriyani, N., & Muhsin, A. (2017).
Analisis Pengendalian Persediaan Soedarso, S. W. (2018). Manajemen
Bahan Baku Dengan Metode Operasi: Teori Dan Aplikasi
Economic Order Quantity Dan Dalam Pengambilan Keputusan
Kanban Pada PT.Adyawinsa Bisnis Berbasis KSO (1st ed.,
Stamping Iindustries. OPSI – Issue July). Azkiya Publishing.
Jurnal Optimasi Sistem Industri, http://202.93.229.166/handle/123
10(2), 128–141. 456789/369
Fitriyah, S. (2018). Analisis Surnedi, Y. (2010). Analisis
Pengendalian Persediaan Bahan Manajemen Persediaan Dengan
Baku Kedelai Pada Pabrik Tahu Metode EOQ Pada Optimalisasi
Makassar Usaha Bapak Miswan. Persediaan Bahan Baku Kain di
UNIVERSITAS PT. New Suburtex. In Program
MUHAMMADIYAH Studi DIII Manajemen Industri
MAKASSAR MAKASSAR. Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Rusdiana, H., Moh Ali Ramdhani, P. UNIVERSITAS SEBELAS
H., & Guru Besar UIN Sunan MARET SURAKARTA.
Gunung Djati Bandung, M.
(2014). MANAJEMEN Trihudiyatmanto, M. (2017). Analisis
OPERASI (1st ed.). CV Pustaka Pengendalian Persediaan Bahan
Setia. Baku Dengan Menggunakan
http://digilib.uinsgd.ac.id/8788/1/ Metode Economic Order
Buku Manajemen Operasi.pdf Quantity ( EOQ ) ( Studi Empiris
Pada CV . Jaya Gemilang
Wonosobo ). Jurnal
PPKM, 3(Agustus), 220–
234.

Unsulangi, H. I., Jan, A. H., &


Tumewu, F. (2019). Analisis
Economic Order Quantity (Eoq)
Pengendalian Persediaan Bahan
Baku Kopi Pada Pt. Fortuna Inti
Alam. Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 7(1), 51–
60.
https://doi.org/10.35794/emba.v7
i1.22263

Utama, R. E., Gani, N. A., Jaharuddin,


& Priharta, A. (2019).
Manajemen Operasi (1st ed.,
Issue November 2019). UM
Jakarta Press.

Warisman, R., Sudjana, N., & Endang,


M. G. W. (2011).
PENGGUNAAN TEKNIK EOQ
( Economic Order Quantity )&
ROP ( Repeat Order ).

Yani, A. S. (2015). Analisis Persediaan


Bahan Baku Kalep Dengan
Metode Economic Order
Quantity Dalam Mendukung
Kelancaran Usaha Pada
Indrustri Kecil Sepatu
Diwilayah Kemayoran Jakarta
Pusat. Jurnal Ekonomi Bisnis,
41–53.
Juan Antony Gitas jurnal
ORIGINALITY REPORT

25 %
SIMILARITY INDEX
25% 9% 8%
INTERNET SOURCES PUBLICATIONS STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

digilibadmin.unismuh.ac.id
1 Internet Source 2%
repository.ub.ac.id
2 Internet Source 1%
eprints.poltektegal.ac.id
3 Internet Source
1%
core.ac.uk
4 Internet Source
1%
www.coursehero.com
5 Internet Source
1%
pt.scribd.com
6 Internet Source
1%
id.scribd.com
7 Internet Source
1%
adoc.pub
8 Internet Source
1%
lifepal.co.id
9 Internet Source
1%

You might also like