You are on page 1of 10

AGROLAND: JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN

Vol. 29, No. 1 April (2022), 24 - 33


P-ISSN : 0854-641X & E-ISSN : 2407-7607, Diterbitkan Universitas Tadulako

Original Research Open Access

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN KARKAS


AYAM BROILER DI PT CIOMAS ADISATWA, PABELAN,
KABUPATEN SEMARANG

Analysis of Inventory Control of Broiler Chicken Carcass at PT Ciomas Adisatwa,


Pabelan, Semarang District

Gadis Midori Ernanda Pudjiono1), Titik Ekowati2), Suryani Nurfadillah3)


1,2,3)
Program Studi Agribisnis, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro Semarang
Email : gadismidorigs@gmail.com

Diterima: 23 Agustus 2021, Revisi : 9 Maret 2022, Diterbitkan: April 2022


https://doi.org/10.22487/agrolandnasional.v29i1.962

ABSTRACT

The aims of the research were to analyze the optimal quantity order of raw materials
and the safety stock in one period, and to compare the efficiency method of inventory
control by the policies of the Ciomas Adisatwa company of Pabelan of Semarang District
with the Economic Order Quantity (EOQ). The research was a case study within which
data was obtained from the company’s historical data for a period of one year from January
to December 2020. The method used was the formula of EOQ, safety stock, reorder point,
and total inventory cost in a one year period. The results showed that the EOQ method had
not been able to efficiently and effectively control the inventory of raw materials for
carcass AU 0.7 and AU 0.8 at the company. The results of the analysis showed that the
total inventory cost using the company’s actual method for AU 0.7 was IDR 58,696,579.00
and for AU 0.8 was IDR 201,819,61.00, while using the EOQ was IDR 69,031,800.00 for
AU 0.7 and IDR 208,402,603.00 for AU 0.8. The Inventory Turnover obtained using the
company’s actual method was 1.79 for AU 0.7 and 0.00832 for AU 0.8 and that using the
EOQ method were 1.59 for AU 0.7 and 0.00827 for AU 0.8.

Keywords : Carcass, EOQ, Inventory, Safety Stock, Total Inventory.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah pemesanan bahan baku yang
optimal dalam satu periode, menganalisis jumlah safety stock bahan baku yang diperlukan
dalam satu periode, serta menganalisis perbandingan efisiensi metode pengendalian
persediaan menggunakan kebijakan perusahaan dan menggunakan metode Economic Order
Quantity (EOQ). Metode penelitian menggunakan metode studi kasus. Data penelitian

24
diperoleh dari data data historis perusahaan selama kurun waktu satu tahun dari bulan
Januari-Desember 2020. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data pembelian
bahan baku, penggunaan bahan baku, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, serta
frekuensi pembelian. Metode analisis data menggunakan rumus EOQ, safety stock, reorder
point, dan total inventory cost dalam periode satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa metode EOQ belum mampu mengefisienkan dan mengefektifkan pengendalian
persediaan bahan baku karkas AU 0,7 dan AU 0,8 di PT Ciomas Adisatwa, Pabelan,
Kabupaten Semarang. Hasil analisis menunjukkan bahwa total inventory cost dengan
menggunakan metode aktual perusahaan untuk AU 0,7 sebesar Rp58.696.579,00 dan AU
0,8 sebesar Rp201.819.611,00, sedangkan saat menggunakan metode EOQ didapatkan
hasil sebesar Rp69.031.800,00 untuk AU 0,7 dan Rp208.402.603,00 untuk AU 0,8.
Inventory Turnover yang diperoleh adalah sebesar 1,79 untuk AU 0,7 dan 0,00832 untuk
AU 0,8 menggunakan metode aktual perusahaan, sedangkan dengan menerapkan EOQ
diperoleh hasil sebesar 1,59 untuk AU 0,7 dan 0,00827 untuk AU 0,8.

Kata Kunci : EOQ, Karkas, Persediaan, Safety Stock, Total Inventory.

PENDAHULUAN 4. Menghindari inflasi dan kenaikan harga.


Perusahaan dalam memperkirakan jumlah
Persediaan bahan baku menjadi elemen persediaan harus mempertimbangkan jumlah
penting dalam keberlangsungan proses produksi bahan baku yang digunakan dalam suatu
barang dalam suatu perusahaan. Persediaan periode. Jumlah persediaan bahan baku
muncul karena memang direncanakan atau dipengaruhi oleh seberapa besar jumlah produksi
merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Besarnya
suatu informasi. Ada perusahaan yang memiliki jumlah produksi di perusahaan dipengaruhi oleh
persediaan karena sengaja membuat produk besarnya tingkat permintaan terhadap suatu
lebih awal atau lebih banyak dari waktu dan produk yang dihasilkan perusahaan. Penyediaan
jumlah yang akan dikirim atau dijual pada bahan baku hendaknya sesuai dengan
suatu waktu tertentu, ada juga perusahaan jumlah bahan baku yang dipakai dalam
yang memiliki persediaan karena akibat dari suatu periode, untuk meminimalisir biaya
permintaan yang terlalu sedikit dibandingkan persediaan. Persediaan bahan baku yang
dengan perkiraan awal (Nyoman, 2017). Menurut berlebih akan meningkatkan biaya serta mampu
Heizer dan Render (2015) fungsi persediaan yang menurunkan kinerja finansial perusahaan. Efisiensi
menambah fleksibilitas operasi perusahaan biaya persediaan dapat diperoleh dengan cara
diantaranya : melakukan pengendalian persediaan bahan
1. Memberi pilihan barang supaya dapat baku di perusahaan (Subawa, 2015).
memenuhi permintaan pelanggan yang Perusahaan dalam memproduksi suatu
dan mengantisipasi perusahaan dari fluktuaasi barang tidak hanya mempertimbangkan bagaimana
permintaan. Secara umum, persediaan ini cara memproduksi dengan jumlah tepat sesuai
digunakan pada perusahaan ritel permintaan, sehingga dapat ditentukan jumlah
2. Memisahkan beberapa tahapan dari proses persediaan agar tidak terjadi overstock
produksi. Seandainya, terdapat fluktuasi melainkan juga harus mempertimbangkan
persediaan pada perusahaan, perusahaan lonjakan permintaan pada suatu periode.
memerlukan persediaan tambahan supaya dapat Pertimbangan lonjakan permintaan tersebut
memisahkan proses produksi dari pemasok dibuat supaya perusahaan tetap dapat memenuhi
3. Mengambil keuntungan dari potongan permintaan pasar dengan persiapan untuk
jumlah karena pembelian dalam jumlah melakukan tambahan produksi. Penambahan
besar dapat menurunkan biaya pengiriman unit produksi yang dilakukan akan meningkatkan
barang jumlah bahan baku untuk proses produksi,

25
sehingga perlu adanya safety stock. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Persediaan pengaman atau disebut dengan metode studi kasus dengan teknik wawancara
safety stock berfungsi sebagai perlindungan menggunakan alat bantu kuisioner yang
terhadap ketidakpastian permintaan maupun ditujukan pada responden dari departemen
pasokan. Perusahaan biasanya menyimpan terkait. Wawancara pada departemen terkait
lebih banyak dari yang diperkirakan dan observasi dilakukan untuk memperoleh
dibutuhkan selama suatu periode tertentu gambaran menyeluruh terkait dengan
supaya kebutuhan yang lebih banyak bisa pengendalian persediaan bahan baku karkas
dipenuhi tanpa harus menunggu (Nyoman, ayam broiler di PT Ciomas Adisatwa unit
2017). Safety stock atau persediaan pengaman Pabelan, Kabupaten Semarang.
merupakan metode untuk melindungi perusahaan Analisis data dilakukan secara deskriptif
dari segala risiko yang dapat ditimbulkan dari dan kuantitatif. Metode deskriptif dilakukan
adanya persediaan (Umami et al., 2018). untuk mengetahui gambaran, keadaan yang terjadi
Pengendalian persediaan bahan baku pada penelitian dengan mendeskripsikannya
merupakan salah satu faktor penting yang berdasarkan fakta yang ada. Metode analisis
dilakukan PT Ciomas Adisatwa kaitannya deskriptif pada penelitian ini mendeskripsikan
dengan karakteristik produk agroindustri tentang strategi pengadaan bahan baku,
yang dihasilkan PT Ciomas Adisatwa yaitu perencanaan produksi dan inventory control,
karkas ayam broiler. Pengendalian persediaan dan juga strategi penyimpanan persediaan
bahan baku menjadi sangat penting bagi di PT Ciomas Adisatwa unit Pabelan.
usaha agroindustri. Fungsi dari pengendalian Metode analisis kuantitatif yang
persediaan tersebut adalah sebagai penghubung digunakan pada penelitian ini diantaranya :
antara operasi yang berurutan dalam proses 1) Economic Order Quantity dilakukan untuk
produksi suatu barang dan pendistribusiannya mengetahui jumlah pemesanan bahan baku
kepada konsumen yang dilakukan melalui optimal. Data yang dibutuhkan untuk
penjualan (Mado, 2016). mengetahui jumlah pemesanan bahan
Karakteristik produk agroindustri baku yan optimum diantaranya biaya
diantaranya adalah memiliki sifat perishable pemesanan, jumlah permintaan dalam
(mudah rusak) sehingga pengendalian terkait satu periode, dan biaya simpan. Perhitungan
bahan baku dengan karakteristik tersebut EOQ dilakukan menggunakan rumus :
perlu diperhatikan agar tidak mengganggu
kegiatan produksi di perusahan. Bahan baku EOQ =
yang telah diproses oleh PT Ciomas Adisatwa
dapat disimpan di gudang penyimpanan (cold Keterangan:
storage) menjadi persediaan setengah jadi EOQ : kuantitas pemesanan optimum
(working in process inventory) yang dapat S : biaya pemesanan
diolah kembali ataupun menjadi persediaan D : jumlah permintaan
yang sudah jadi (finished good inventory). H : biaya simpan
Sistem pemakaian bahan baku yang
diterapkan oleh PT Ciomas Adisatwa 2) Safety stock dilakukan untuk menghitung
adalah sistem first in first out (FIFO) jumlah persediaan optimum yang harus
dimana bahan baku yang pertama kali tersedia di perusahaan untuk mengantisipasi
masuk akan dikeluarkan terlebih dahulu. ketika terjadi fluktuasi permintaan. Data
yang dibutuhkan untuk menghitung
METODE PENELITIAN safety stock diantaranya adalah nilai
tabel service level, standar deviasi, dan
Penelitian ini dilaksanakan pada 1
waktu tunggu. Perhitungan safety stock
April-8 Mei 2021 di PT Ciomas Adisatwa
dilakukan menggunakan rumus :
unit Pabelan, Kabupaten Semarang. Metode
26
SS = Z x s x Batasan Variabel dan Konsep Pengukuran
Keterangan : 1. Persediaan merupakan barang yang dimiliki
SS = safety stock (persediaan pengaman) perusahaan dan sudah tersedia dalam
Z = nilai tabel service level gudang penyimpanan untuk digunakan
s = standar deviasi pada proses produksi kemudian dijual.
L = leadtime (waktu tunggu) Ukuran persediaan pada penelitian adalah
sisa dari penggunaan bahan baku untuk
3) Reorder point dapat dihitung setelah proses produksi yang dikurangi jumlah
memperoleh hasil perhitungan safety pemenuhan permintaan konsumen.
stock. Perhitungan reorder point dilakukan 2. Bahan baku merupakan ayam hidup yang
untuk mengetahui saat melakukan pemesanan selanjutnya dilakukan proses produksi
bahan baku yang tepat di perusahaan. menjadi karkas, dan hasil produksi yang
Perhitungan reorder point dilakukan belum terserap di pasar selama periode
menggunakan rumus : berjalan menjadi persediaan bahan baku
yang akan digunakan pada periode
berikutnya.
Keterangan:
3. Karkas AU 0,7 adalah bagian tubuh ayam
ROP = reorder point (titik pemesanan
setelah dilakukan pemotongan, dikurangi
kembali)
kepala dan kaki, pengeluaran darah,
SS = safety stock (persediaan pengaman)
pencabutan bulu dan pengeluaran organ
d = rata-rata permintaan per hari
dalam dengan bobot sebesar 0,7 kg.
L = lead time atau waktu tenggang
4. Karkas AU 0,8 adalah bagian tubuh
pesanan
ayam setelah dilakukan pemotongan,
dikurangi kepala dan kaki, pengeluaran
4) Perbandingan efisiensi antara metode
darah, pencabutan bulu dan pengeluaran
aktual perusahaan dan metode EOQ
organ dalam dengan bobot sebesar 0,8
dapat dilakukan dengan menggunakan
kg.
perhitungan Total Inventory Cost. Total
5. Economic Order Quantity (EOQ) merupakan
Inventory Cost dapat dihitung dengan
metode perhitungan pengendaliaan persediaan
menggunakan rumus :
untuk mengetahui jumlah pemesanan yang
TIC = ( )) + ( ) paling ekonomis (optimal).
Keterangan : 6. Safety Stock atau persediaan pengaman
TIC = total inventory cost merupakan jumlah barang tersedia yang
= persediaan rata-rata dilebihkan untuk mengantisipasi terjadinya
stock out (kekurangan bahan) pada
H = biaya simpan waktu tenggang (lead time).
Q = kuantitas pemesanan 7. Reorder point merupakan saat untuk
D = permintaan melakukan pemesanan ulang ketika jumlah
S = biaya sekali pesan persediaan mencapai level tertentu agar
barang yang dipesan datang tepat waktu.
5) Inventory turnover (perputaran persediaan) Titik tersebut menandakan pembelian
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana harus segera dilakukan untuk menggantikan
perusahaan mampu menjual produk berdasarkan persediaan yang telah digunakan.
persediaan yang dimiliki. Perhitungan inventory 8. Inventory turnover (perputaran persediaan)
turnover dilakukan untuk menentukan merupakan rasio untuk mengukur sejauh
metode yang lebih efektif untuk mana kemampuan perusahaan menghasilkan
diterapkan di perusahaan. penjualan berdasarkan persediaan yang
ITO = dimiliki. Perputaran persediaan yang tinggi
menandakan semakin tingginya persediaan
27
berputar dalam satu tahun dan menandakan menandakan adanya mis-manajemen seperti
efektivitas dari manajemen persediaan. kurangnya pengendalian persediaan yang
Perputaran persediaan yang rendah efektif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengendalian Persediaan Metode Aktual Perusahaan.


Tabel 1. Pengadaan Bahan Baku, Produksi, Pemakaian Bahan Baku, dan Persediaan AU
0,7
Pengadaan Bahan Pemakaian Bahan
Bulan Produksi Total Persediaan
Baku Baku
-----------------------------------------kg------------------------------------------
Januari 16.798,74 15.118,86 14.024,86 0
Februari 17.732,00 15.958,80 14.537,04 10.94,00
Maret 21.931,69 19.738,52 18.098,37 25.15,77
April 12.599,05 11.339,15 10.413,57 41.55,91
Mei 11.199,16 10.079,24 9.260,25 50.81,49
Juni 11.665,79 10.499,21 9.794,45 59.00,49
Juli 27.997,90 25.198,11 22.945,39 66.05,25
Agustus 11.199,16 10.079,24 9.373,32 88.57,96
September 10.265,90 9.239,31 8.748,47 95.63,89
Oktober 9.332,63 8.399,37 7.891,92 10.054,72
Nopember 9.799,26 8.819,34 8.131,10 10.562,17
Desember 15.865,48 14.278,93 13.194,78 11.250,41
Total 176.386,75 158.748,08 146.413,52 75.642,07
Rata-Rata 14.698,90 13.229,01 12.201,13 6.303,51
Sumber : Data Sekunder Penelitian 2021

Tabel 2. Pengadaan Bahan Baku, Produksi, Pemakaian Bahan Baku, dan Persediaan AU
0,8
Pengadaan Bahan Pemakaian
Bulan Produksi Total Persediaan
Baku Bahan Baku
-----------------------------------------kg------------------------------------------
Januari 42.277,35 45.236,76 18.198,98 0
Februari 44.626,09 47.749,91 14.335,36 27.037,78
Maret 55.195,43 59.059,10 13.190,30 60.452,34
April 31.708,01 33.927,57 7.162,50 106.321,14
Mei 28.184,90 30.157,84 18.211,82 133.086,21
Juni 29.359,27 31.414,42 23.416,51 145.032,23
Juli 70.462,24 75.394,60 30.810,10 153.030,14
Agustus 28.184,90 30.157,84 10.942,64 197.614,64
September 25.836,16 27.644,69 6.064,26 216.829,84
Oktober 23.487,41 25.131,53 6.228,42 238.410,27
Nopember 24.661,79 26.388,11 8.323,18 257.313,38
Desember 39.928,61 42.723,61 6.664,34 275.378,31
Total 443.912,14 474.985,99 163.548,41 1.810.506,30
Rata-Rata 36.992,68 39.582,17 13.629,03 150.875,52

Sumber : Data Sekunder Penelitian 2021


28
PT Ciomas Adisatwa merupakan baku AU 0,8. Sehingga biaya yang dikeluarkan
perusahaan yang bergerak di bidang further untuk melakukan satu kali pemesanan bahan
processing yang memproduksi karkas ayam baku karkas AU 0,7 adalah sebesar
broiler dan merupakan bagian dari Japfa Rp 288.266,00 dan untuk karkas AU 0,8
Group. Bahan baku berupa ayam hidup sebesar Rp 862.512,00.
(lifebird) yang didatangkan dari farm
kemitraan internal Japfa Group yang tergabung Biaya Penyimpanan.
dalam Ciomas Commercial Poultry. PT Ciomas Persediaan yang muncul dari adanya
Adisatwa juga menggunakan persediaan bahan proses produksi menyebabkan munculnya
baku periode sebelumnya sebagai persediaan biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan
bahan baku periode selanjutnya. oleh perusahaan untuk menyimpan persediaan
tersebut. Persediaan (stok) sebagai sisa bahan
Penggunaan Bahan Baku selama Satu baku dari proses produksi disimpan PT
Tahun. Ciomas Adisatwa di dalam cold storage
Pasokan bahan baku lifebird didatangkan (gudang penyimpanan). Komponen dari
PT Ciomas Adisatwa dari farm kemitraan biaya penyimpanan diantaranya biaya
internal yang tersebar di 17 wilayah diantaranya listrik, biaya tenaga kerja, dan biaya
Wilayah Ungaran, Salatiga, Semarang, Pati, penyusutan. Berikut perhitungan biaya
Kudus, Blora, Demak, Sragen, Solo, Wonogiri, penyimpanan yang harus dikeluarkan PT
Yogyakarta, Klaten, Ponorogo, Madiun, Ciomas Adisatwa per bulan :
Tegal, Brebes, dan Pekalongan. Bahan baku
didatangkan menggunakan truk dimana Tabel 3. Rincian Biaya Penyimpanan Karkas
rata-rata berat bahan baku 1 truk sebesar AU 0,7
2.773,9 kg.
Komponen Biaya Jumlah
Jumlah kebutuhan bahan baku (D)
untuk karkas AU 0,7 adalah sebesar 146.413,52 Biaya Listrik 781.567
kg dan untuk karkas AU 0,8 sebesar 163.548,41
kg. Rata-rata pengadaan bahan baku untuk Biaya Tenaga Kerja 11.251.757
karkas AU 0,7 adalah 425,03 kg dan karkas Biaya Penyusutan 6.508.260
AU 0,8 adalah 1.279,29 kg. Perbedaan
jumlah bahan baku dikarenakan adanya Total 18.091.585
uniformity (keseragaman) pada setiap truk. Sumber : Data Sekunder Penelitian 2021
Rata- rata persediaan (Qi) untuk AU 0,7
sebesar 6.303,51 kg dan AU 0,8 sebesar Biaya penyimpanan karkas AU 0,7
150.875,52 kg per bulan (Tabel 3). yang harus dikeluarkan PT Ciomas Adisatwa
per bulan adalah sebesar Rp 18.091.585,00
Biaya Pemesanan. (Tabel 3).
Adanya biaya pemesanan dikarenakan
PT Ciomas Adisatwa melakukan pemesanan Tabel 4. Rincian Biaya Penyimpanan Karkas
bahan baku kepada supplier. Biaya pemesanan AU 0,8
yang dikeluarkan PT Ciomas Adisatwa
dalam mendatangkan bahan baku karkas Komponen Biaya Jumlah
AU 0,7 adalah sebesar Rp 144.133,00 Biaya Listrik 18.706.954
sedangkan untuk bahan baku karkas AU 0,8 Biaya Tenaga Kerja 269.312.811
sebesar Rp 431.256,00 setiap truknya.
PT Ciomas Adisatwa mendatangkan Biaya Penyusutan 5.352.881
2 truk setiap kali melakukan pengadaan bahan Total 293.372.638
baku untuk AU 0,7 dan mendatangkan 7 truk
setiap kali melakukan pengadaan bahan Sumber : Data Sekunder Penelitian 2021
29
Biaya penyimpanan karkas AU 0,8 berlebih yang belum digunakan untuk proses
yang harus dikeluarkan PT Ciomas Adisatwa produksi.
per bulan adalah sebesar Rp 293.372.638,00
(Tabel 4). Pengendalian Persediaan Metode EOQ.
Analisis pengendalian persediaan
Total Biaya Persediaan Metode Aktual bahan baku dengan menggunakan metode
Perusahaan. Economic Order Quantity (EOQ) dilakukan
Total inventory cost (TIC) atau total untuk mengetahui kuantitas pemesanan
biaya persediaan merupakan hasil penjumlahan optimum bahan baku dalam satu periode
total dari biaya keseluruhan yang berhubungan (Ramadhan, 2018). Analisis pengendalian
langsung pada persediaan selama satu persediaan dengan metode EOQ menggunakan
periode (Apriyani dan Muhsin, 2017). beberapa komponen. Komponen-komponen
Berdasarkan metode aktual perusahaan tersebut diantaranya biaya pemesanan (S),
diketahui bahwa biaya pemesanan (S) AU biaya penyimpanan (H), jumlah kebutuhan
0,7 adalah sebesar Rp 144.133,00 dan (S) bahan baku (D).
AU 0,8 sebesar Rp 431.256,00. Biaya Berdasarkan hasil perhitungan mengunakan
penyimpanan (H) untuk AU 0,7 adalah metode EOQ, diperoleh kuantitas pemesanan
sebesar Rp 2.870.00/kg/bulan (Tabel 3) optimal untuk karkas AU 0,7 sebesar 3.834,77
sedangkan biaya penyimpanan (H) untuk dan untuk AU 0,8 sebesar 8.517,37.
AU 0,8 adalah sebesar Rp 1.944,00/kg/bulan
(Tabel 4). Sehingga total biaya persediaan Safety Stock.
menggunakan metode aktual perusahaan Safety stock atau persediaan pengaman
untuk produk AU 0,7 sebesar Rp 58.696.579,00 merupakan jumlah barang tersedia yang dilebihkan
dan AU 0,8 sebesar Rp 201.819.611,00. untuk mengantisipasi terjadinya stockout
(kekurangan bahan) pada waktu tenggang
Inventory Turnover Metode Aktual (Kushartini dan Almahdy, 2016). Perhitungan
Perusahaan. safety stock dilakukan dengan menghitung
Rasio perputaran persediaan atau standar deviasi (s) permintaan bahan baku,
inventory turnover merupakan rasio untuk nilai service level yang ditentukan
mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan perusahaan, dan waktu tenggang ( leadtime
menghasilkan penjualan berdasarkan persediaan ). Berikut perhitungan standar deviasi
yang dimiliki. Perputaran persediaan yang tinggi karkas AU 0,7 dan AU 0,8 :
menandakan semakin tingginya persediaan Dengan nilai service level di PT Ciomas
berputar dalam satu tahun dan menandakan Adisatwa sebesar 90 % ( dikonversikan
efektivitas dari manajemen persediaan menjadi 1,28 ), leadtime selama 1 hari, dan
(Janrosl, 2015). Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan perhitungan standar deviasi
inventory turnover diperoleh hasil bahwa untuk karkas AU 0,7 sebesar 1.348,89 dan
inventory turnover untuk karkas AU 0,7 AU 0,8 sebesar 1.506,75, maka dapat
sebesar 1,79 dan untuk AU 0,8 sebesar diperoleh hasil safety stock untuk AU 0,7
0,0832 sebesar 1.726,57 dan 1.928,64 untuk AU
Nilai inventory turnover karkas AU 0,8.
0,7 lebih tinggi dibandingkan dengan karkas
AU 0,8 karena rata-rata persediaan karkas Reorder Point.
AU 0,8 lebih besar dibandingkan dengan Reorder point (titik pemesanan
penjualan, sedangkan pada produk karkas kembali) bertujuan agar perusahaan tidak
AU 0,7 penjualan produk lebih besar mengalami kekurangan atau kelebihan
dibandingkan dengan rata-rata persediaan bahan baku ketika hendak melakukan
produk. Rata-rata persediaan yang lebih proses produksi (Efendi, 2019). Reorder
besar diakibatkan adanya bahan baku point menandakan bahwa pembelian harus
30
segera dilakukan untuk menggantikan persediaan persediaan dengan metode EOQ lebih tinggi
yang telah digunakan (Utama, 2017). Perhitungan pada periode tersebut. Sehingga, penerapan
reorder point didasarkan pada kebutuhan metode EOQ di PT Ciomas Adisatwa unit
bahan baku per hari (d). Kebutuhan bahan Pabelan belum bisa meningkatkan efektivitas
baku per hari untuk AU 0,7 adalah 488,05 perusahaan karena nilai persediaan akhir
dan untuk AU 0,8 adalah 545,16. Titik meningkat sebagai akibat meningkatnya kuantitas
pemesanan kembali untuk produk karkas pembelian bahan baku. Meningkatnya nilai
AU 0,7 adalah ketika persediaan sebesar persediaan rata-rata, maka tingkat perputaran
2.214,62 kg dan untuk produk karkas AU persediaan akan semakin kecil pada setiap
0,8 adalah ketika persediaan sebesar periode.
2.473,80 kg. Perputaran persediaan yang rendah
menandakan adanya mis-manajemen seperti
Total Biaya Persediaan Metode EOQ. kurangnya pengendalian persediaan yang
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh efektif (Hamka, 2020). Semakin tinggi rata-
total biaya persediaan untuk AU 0,7 sebesar rata perputaran persediaan dalam suatu
Rp 69.031.800,00 dan AU 0,8 sebesar Rp perusahaan, maka semakin pendek waktu
208.402.603,00. Dari hasil tersebut dapat yang dibutuhkan perusahaan untuk menghabiskan
diketahui bahwa penggunaan metode EOQ persediaan yang ada, dan semakin kecil pula
belum bisa mengefisiensikan biaya persediaan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk produk karkas AU 0,7, karena secara untuk biaya pemeliharaan. Laba perusahaan
keseluruhan persediaan yang harus dibeli akan meningkat apabila biaya pemeliharaan
dengan metode EOQ lebih besar dibandingkan yang dikeluarkan perusahaan semakin kecil
dengan pembelian tanpa metode EOQ. (Setiawan, 2015).
Sedangkan efisiensi terjadi ketika pembelian
dengan metode EOQ lebih sedikit dibandingkan KESIMPULAN DAN SARAN
dengan pembelian tanpa metode EOQ. Kuantitas
pemesanan bahan baku yang lebih besar Kesimpulan
menyebabkan persediaan menjadi lebih besar Berdasarkan hasil dari penelitian
pula. Jumlah persediaan yang meningkat yang telah dilakukan, terkait dengan
menyebabkan peningkatan total biaya persediaan Analisis Pengendalian Persediaan Karkas
akibat peningkatan biaya penyimpanan. Hal ini Ayam Broiler di PT Ciomas Adisatwa,
sesuai dengan pendapat Taufiq (2014) yang Pabelan, Kabupaten Semarang, diperoleh
menyatakan besarnya biaya persediaan dipengaruhi kesimpulan bahwa :
oleh besarnya biaya penyimpanan. 1. Kuantitas pemesanan optimal menurut
metode EOQ untuk karkas AU 0,7
Inventory Turnover Metode EOQ. adalah sebesar 3.834,77 kg dan untuk
Perhitungan Inventory Turnover dengan karkas AU 0,8 sebesar 8.517,37
menggunakan metode EOQ adalah dengan 2. Hasil perhitungan safety stock yang
melakukan kalkulasi antara safety stock diperoleh untuk karkas AU 0,7 adalah
yang telah diperoleh dari perhitungan dengan sebesar 1.726,57 dan untuk karkas AU
metode EOQ dan rata-rata persediaan sebelum 0,8 sebesar 1.928,64
menggunakan metode EOQ. Dari hasil 3. Biaya persediaan yang dikeluarkan
perhitungan diperoleh inventory turnover perusahaan pada saat menerapkan metode
untuk AU 0,7 sebesar 1,59 dan untuk AU aktual adalah sebesar Rp 58.696.579,00
0,8 sebesar 0,00827. sedangkan saat menggunakan metode EOQ
Berdasarkan adanya selisih tersebut menghasilkan nilai sebesar Rp 69.031.800,00.
diketahui bahwa inventory turnover tidak Biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan
menjadi lebih tinggi setelah menerapkan metode pada saat menerapkan metode aktual adalah
EOQ dikarenakan akumulasi pembelian sebesar Rp 201.819.611,00 sedangkan
31
saat menggunakan metode EOQ menghasilkan Hamka. 2020. Analisis perputaran
nilai sebesar Rp 208.402.603,00. Penggunaan persediaan pada PT Japfa Comfeed
metode EOQ belum bisa mengefisiensikan Indonesia Tbk. J. Brand. 2(1):109-
biaya persediaan untuk produk karkas 122.
AU 0,7 maupun AU 0,8. Rasio perputaran
persediaan karkas AU 0,7 pada saat Heizer, J. dan Render B. 2015. Manajemen
menggunakan metode aktual adalah sebesar Operasi. Jakarta:Salemba Empat.
1,79 dan saat menggunakan metode EOQ
adalah sebesar 1,59. Rasio perputaran Janrosl, V., S., E. 2015. Pengaruh inventory
persediaan karkas AU 0,8 pada saat turnover total asset turnover dan net
menggunakan metode aktual adalah profit margin terhadap perubahan
sebesar 0,0832 dan saat menggunakan laba pada perusahaan manufaktur
metode EOQ adalah sebesar 0,0827. yang terdaftar di bursa efek
Penerapan metode EOQ di PT Ciomas Indonesia. J. Magister Manajemen.
Adisatwa unit Pabelan belum bisa 1(2):225-230.
meningkatkan efektivitas perusahaan karena
nilai persediaan. Kushartini, D. dan I. Almahdy. Sistem
persediaan bahan baku produk
Saran dispersant di industri kimia. J. Pasti.
Berdasarkan hasil penelititan terkait 10(2):217-234.
pengendalian persediaan bahan baku karkas
ayam broiler untuk spesifikasi karkas AU Mado, F., A., R. 2016. Analisis persediaan
0,7 dan AU 0,8, diharapkan bahwa PT bahan baku produk usaha sale
Ciomas Adisatwa agar dapat meningkatkan pisang industri rumah tangga “sofie”
efisiensi dan efektivitas terhadap pengendalian di Kota Palu. J. Agrotekbis.
persediaan bahan baku melalui pembaharuan 4(2):204-209.
metode pengendalian persediaan yang lebih
baik diterapkan di perusahaan untuk Nyoman, P. dan Mahendrawati. 2017.
menghindari lonjakkan biaya persediaan Supply Chain Management.
yang lebih besar akibat adanya persediaan Yogyakarta:Andi.
yang menumpuk di gudang dan belum
terserap di pasar Ramadhan, M., F. 2018. Pengendalian
persediaan bahan baku daun teh
DAFTAR PUSTAKA broken pecco 1 menggunakan
metode EOQ (Economic Order
Apriyani, N. dan A. Muhsin. 2017. Analisis Quantity) pada perusahaan
pengendalian persediaan bahan baku agroindustri PT XYZ. J. Ilmiah
dengan metode Economic Order Mahasiswa. 6(2):1-17.
Quantity dan Kanban pada PT
Adyawinsa Stamping Industries. J. Setiawan, E. 2015. Pengaruh current ratio,
Optimasi Sistem Industri. 10(2):128- inventory turnover, debt to ewuity
142. ratio, total asset turnover, sales, dan
firm size terhadap ROA pada
Efendi, J. K. Hidayat, dan R. Faridz. 2019. perusahaan food and beverage yang
Analisis pengendalian persediaan terdaftar di bursa efek Indonesia
bahan baku kerupuk mentah potato (BEI) periode 2010-2013. J. Umrah.
dan kentang keriting menggunakan 4(2):20-29.
metode Economic Order Quantity
(EOQ). J. Media Ilmiah Teknik Subawa, 2015. Analisis Pengendalian
Industri. 18(2):125-134. Persediaan Bahan Baku terhadap
32
Efisiensi Biaya pada PT Menara efisiensi biaya persediaan
Cipta Metalindo. J. Administrasi menggunakan metode EOQ
Kantor. 3(2):476-502. (Economic Order Quantity) pada
PT.XYZ. J. Agroteknologi.
Taufiq, A. dan A. Slamet. 2014. 12(1):64-70.
Pengendalian persediaan bahan baku
dengan metode Economic Order Utama, A., K. 2017. Pengendalian
Quantity (EOQ) pada Salsa Bakery persediaan ayam potong
Jepara. J. Manajemen Analisis. menggunakan metode Economic
3(1):1-6. Order Quantity pada UMKM Tiga
Putra Karangploso. J. Ilmiah
Umami, M., M. F. F. Mu’tamar, dan Mahasiswa FEB. 6(1):1-8.
Rakhmawati. 2018. Analisis

33

You might also like