You are on page 1of 15

MAKALAH

“ Sejarah Dan Perkembangan Akuntansi Syariah ”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

AKUNTANSI SYARIAH

Dosen Pengampu :

Ahmad Rifqi, S.E., M.E.Ak.

Disusun Oleh

Kelompok 2

1. M Rizky NIM.20.23.918
2. Melli Eliza NIM.20.23.923
3. M Reno Asdianto NIM.20.23.930

LOKAL 3C

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH KUALA TUNGKAL

Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
segala berkat, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Akuntansi Syariah dengan judul “Sejarah Dan Perkembangan Akuntansi
Syariah”.
Tujuan pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Akuntansi Syariah dengan dosen pengampu yang bersangkutan.
Selain itu juga, makalah ini dibuat untuk menambah wawasan penulis mengenai
sejarah serta perkembangan akuntansi modern dan akuntansi syariah, beserta
hubungan antar keduanya.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penulisan,
penyusunan, bahasa, maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tugas
makalah ini agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.
Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan penulis mohon maaf.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Kuala Tungkal, 9 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

C. Tujuan........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Dan Perkembangan Akuntansi..................................................... 2

B. Perkembangan Akuntansi Syariah............................................................. 5

C. Prosedur Dan Istilah Dalam Akuntansi Syariah......................................... 9

D. Hubungan Antara Akuntansi Modern Dan Syariah................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................ 11

B. Saran.......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi merupakan ilmu yang sangat penting, karena konsep ilmiah itu
sangat bagus, terutama yang berkaitan dengan pengaturan keuangan. Tidak dapat
disangkal, kekuatan semacam ini merupakan elemen terpenting dalam persendian
kehidupan. Jika tidak ada uang, logika dunia akan sederhana. Padahal tujuan
hidup bukan hanya untuk uang. Apalagi saat ini, sistem barter sudah tidak
dibutuhkan lagi, karena semuanya bisa diukur dengan uang. Oleh karena itu,
ketertiban keuangan perlu dijaga dan dipelihara. Artinya, pengetahuan akuntansi
juga perlu diajarkan kepada semua orang. Apalagi bagi mahasiswa yang memang
cenderung berinteraksi langsung dengan sistem pengelolaan keuangan, serta
masyarakat dan pemilik bisnis.
Sejarah dan perkembangan akuntansi modern dan akuntansi syariah bisa
dikatakan sama tetapi juga berbeda. Namun diantara keduanya memiliki
keterkaitan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai :
a) Bagaimana sejarah dan perkembangan akuntansi?
b) Bagaimana perkembangan akuntansi syariah?
c) Apa prosedur dan isitilah dalam akuntansi syariah?
d) Bagaimana hubungan antara akuntansi modern dengan akuntansi syariah?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a) Untuk memahami sejarah dan perkembangan akuntansi.
b) Untuk memahami perkembangan akuntansi syariah.
c) Untuk mengetahui prosedur dan istilah dalam akuntansi syariah..
d) Untuk memahami hubungan antara akuntansi modern dengan akuntansi
syariah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Dan Perkembangan Akuntansi
Akuntansi telah mengalami perkembangan yang pesat, hingga saat ini,
tidak ada catatan yang dapat digunakan untuk menunjuk langsung kapan
akuntansi mulai dipraktikkan. Namun bisa diperkirakan bahwa akuntansi telah
dipergunakan sejak jaman pra masehi. Ada beberapa bukti empiris yang dapat
digunakan untuk dianalisa. Misalnya naskah-naskah yang ditemukan di dalam gua
menunjukkan bahwa manusia pada saat itu mengetahui hal tentang perhitungan
dalam bentuknya yang sederhana.
Berdasarkan sejarah perkembangan tersebut. Beberapa ahli mencoba
menjelaskan periode sejarah perkembangan akuntansi mulai dari bangsa Mesir
hingga Eropa. Periode Mesir dimulai pada 3000 SM sampai 1000 SM, sedangkan
periode Eropa dimulai pada abad ke 13 setelah masehi. Littleton menyatakan
bahwa perkembangan akuntansi dimulai dengan orang Mesir, Babilonia, Sumeria,
Yunani, Arab dan Roma. Berikut penjabaran singkat perkembangan akuntansi per
periode:
1. Periode Mesir
Saat itu, pencatatan dilakukan oleh orang Mesir kuno, yang menggunakan
metode pencatatan untuk membantu mereka dalam bertransaksi di luar negeri.
Pencatatan dilakukan pada selembar kertas. Pada masa-masa awal orang mulai
mengenal uang, metode pencatatan keuangan ini semakin banyak. Data historis
tentang catatan atau pembukuan Arab dapat membuktikan hal ini. Singkatnya,
mereka menghitung untung rugi dengan menghitung barang yang dibawa saat
berangkat berlayar dan barang yang dikembalikan setelah berlayar. Oleh
karena itu, dengan kata lain untung rugi hanya dilakukan di akhir pelayaran.
Pada zaman Mesir, bukti sejarah menunjukkan bahwa gudang Mesir kuno
digunakan sebagai tempat penyimpanan barang berharga seperti emas,
gandum, permata, tekstil dan bahkan ternak, yang menunjukkan bahwa
transaksi telah tercatat. Menurut cerita ini dapat dilihat bahwa istem pencatatan
2
telah ada sejak jaman dahulu kala.
2. Periode Babilonia
Menurut penelitian Ikhsan & Suprasto (2008), para ilmuwan membongkar
ribuan tablet tanah liat Babilonia. Ternyata hasil penelitian tersebut
membuktikan sistem pembukuan mereka. Dalam sistem pembukuannya,
pencatatan umum sebagian besar muncul dalam bentuk kwitansi tablet. Tablet
berisi keterangan informasi seperti: berapa jumlah uang dan barang diterima,
nama pemberi, nama penerima, dan tanggal terjadinya.
3. Periode China
Pemerintah China menggunakan akuntansi untuk mengevaluasi efisiensi
program dan pelaksana program tersebut. Pada masa Dinasti Chao (1122-256
SM) diketahui sebagai pencapaian akuntansi yang baik (Sueb & Wardini,
2014).
4. Periode Yunani
Pandangan terhadap akuntansi dalam sektor swasta ditawarkan dengan
penemuan di Mesir atas ”zenon papyri,” yang merupakan dokumen dari abad
ketiga sebelum masehi. Waktu Mesir sebagai provinsi Yunani, dibawah
kepemimipinan Alexander Agung, dokumen itu menghasilkan bukti bahwa
adanya akuntansi Yunani abad ke-4 sebelum masehi.
5. Periode Romawi
Periode ini, hanya ada sedikit bukti sejarah dari akuntansi. Catatan-catatan
telah diselamatkan, bersama dengan kesimpulan-kesimpulan yang berkaitan
dengan literatur. Ada sebuah memo atau buku harian yang dicatat atas
penerimaan dan pengeluaran, dan sebuah kode “a code accepti et expensi”,
sama dengan buku kas yang dimasukkan setiap bulannya dalam buku harian
tersebut (Ikhsan & Suprasto, 2008).
Pada artikel yang ditulis oleh Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan
perkembangan akuntansi sebagai berikut:
Tahun 1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single
entry maupun double-entry.
3
Tahun 1800: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama
digunakan dalam perusahaan.
Tahun 1825: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
Tahun 1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
dianggap lebih penting.
Tahun 1900: tepatnya di negara Amerika Serikat mulai diperkenalkan sertifikasi
profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
 Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk
perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
 Laporan keuangan mulai diseragamkan;
 Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
 Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai
dikenalkannya “punch card record”.
Tahun 1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam
perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.
 Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk
pengolahan data.
 Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
 Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
 Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai
ditawarkan profesi akuntan.
 Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk
kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
 Muncul jasa-jasa manajemen seperti sistem perencanaan dan pengawasan.
 Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
Tahun 1975: mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi
bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
 Timbulnya management science yang mencakup analisis proses

4
manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan
kekurangan-kekurangannya;
 Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-
model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan,
dan analisis cost benefit;
 Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
 Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai
dikenal; dan
 Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi
perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
Jadi, akuntansi dikenal mulai periode Mesir hingga periode Romawi, namun
menurut Elbert sebagai ekonom, Ia berpendapat bahwa akuntansi dimulai tahun
1775, dimana pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single
entry maupun double-entry, hingga tahun 1975 dimana akuntansi semakin
berkembang.
B. Perkembangan Akuntansi Syariah
Sejarah lahirnya ilmu akuntansi syariah tidak terlepas dari perkembangan
Islam, kewajiban mencatat transaksi non tunai, mendorong umat islam peduli
terhadap pencatatan dan menimbulkan tradisi pencatatan di kalangan umat, dan
hal ini merupakan salah satu faktor yang mendorong kerjasama waktu itu.
Dalam literatur sejarah peradaban bangsa Arab, perhatian bangsa Arab
sangat besar terhadap perdagangan. Kerena itu, mereka telah menggunakan dasar
dasar penggunaan akuntansi yang bertujuan untuk menghitung transaksi mereka
serta mengetahui perubahan-perubahan dari jumlah aset. Jadi konsep akuntansi
waktu itu dapat dilihat pada pembukuan yang berdasarkan metode penjumlahan
statistik yang sesuai dengan aturan penjumlahan.
Sejarah membuktikan bahwa Ilmu Akuntansi telah lama dipraktekkan dalam
dunia Islam, seperti istilah jurnal (dahulu zornal), telah lebih dahulu digunakan
pada zaman khalifah Islam dengan istilah “jaridah” untuk buku catatan keuangan.
Begitu juga dengan double entry yang ditulis oleh Luca Pacioli.
5
1. Sejarah Perkembangan Akuntansi Di Zaman Nabi Muhammad SAW
Pada masa Rasulullah memimpin di Madinah, beliau mulai membersihkan
praktek keuangan atau kegiatan ekonomi dari unsur-unsur yang diharamkan
dalam syariat dan segala usaha untuk mengambil harta orang lain secara bhatil.
Rasulullah lebih menekankan pada pencatatan keuangan dan mendidik
beberapa orang sahabat untuk menangani profesi ini, mereka bisa disebut
sebagai hafazhatul amwal (pengawas keuangan). Praktik akuntansi dapat
dicermati pada pendirian baitulmaal oleh Rasulullah saw sekitar awal abad ke-
7. Pada masa itu, baitulmaal berfungsi untuk menampung dan mengelola
seluruh penerimaan negara, baik berupa zakat, ‘ushr (pajak pertanian dari
muslim), jizyah (pajak perlindungan dari nonmuslim yang tinggal di daerah
yang diduduki umat Muslim) serta kharaj (pajak hasil pertanian dari
nonmuslim). Semua pengeluaran untuk kepentingan Negara baru dapat
dikeluarkan setelah masuk dan dicatat di baitulmaal walaupun pengelolaannya
masih sederhana, namun Nabi SAW telah menunjuk petugas qadi, ditambah
para sekretaris dan pencatat administrasi pemerintahan. Mereka ini berjumlah
42 orang dan dibagi dalam empat bagian yaitu: sekretaris pernyataan, sekretaris
hubungan dan pencatatan tanah, sekretaris perjanjian dan sekretaris peperangan
(Nurhayati & Wasilah, 2009).
2. Abu Bakar As-Siddiq
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, dalam mengelola perekonomiannya
menerapkan konsep balance budget policy pada baitulmaal. Dalam Lembaga
baitulmaal, Abu bakar ash Siddiq juga mendistribusikan harta baitulmaal
dengan prinsip kesamarataan, sehingga meningkatkan agregat demand dan
agregat supply.
3. Umar Bin Khattab
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab sudah dikenalkan dengan istilah
“Diwan” yaitu tempat dimana pelaksana duduk, bekerja dan dimana akuntansi
dicatat dan disimpan, yang berfungsi untuk mengurusi pembayaran gaji.
Khalifah Umar menunjukkan bahwa akuntansi berkembang dari suatu lokasi ke
6
lokasi lain sebagai akibat dari hubungan antar masyarakat. Selain itu
baitulmaal sudah diputuskan di daerah-daerah taklukan islam.
4. Utsman Bin Affan
Pada masa pemerintahan khalifah Utsman, beliau memperkenalkan tentang
istilah khittabat al-Rasull wa sirr yaitu berarti memelihara pencatatan rahasia.
Dalam hal pengawasan pelaksanaan agama dan moral lebih difokuskan kepada
muhtasib yaitu orang-orang yang bertanggungjawab atas lembaga al hisbah,
misalnya mengenai timbangan, kecurangan dalam penjualan, orang yang tidak
banyak hutang dan juga termasuk ke dalam perhitungan ibadah.
5. Ali Bin Abi Thalib
Pada masa pemerintahan Ali, sistem administrasi baitulmaal difokuskan pada
pusat dan lokal yang berjalan baik, surplus dibagikan secara profesional sesuai
dengan ketentuan Rasulullah SAW. Adanya surplus ini menunjukkan bahwa
proses pencatatan dan pelaporan berlangsung dengan baik. Khalifah Ali
memilki konsep tentang pemerintahan, administrasi umum dan masalah-
masalah yang berkaitan dengannya secara jelas.
Perkembangan akuntansi syariah juga telah memasuki wilayah Indonesia
yang ditandai dengan seringnya seminar, workshop, diskusi dan berbagai
pelatihan yang membahas berbagai kegiatan ekonomi dan akuntansi syariah,
antara lain perbankan, asuransi, pegadaian hingga pendidikan.
Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia menurut Wiroso (2011)
adalah sebagai berikut:
 Periode sebelum tahun 2002
Meskipun Bank Muamalat telah beroperasi sejak tahun 1992, namun
belum diatur oleh PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
sampai dengan tahun 2002. Oleh karena itu, walaupun tidak dapat
digunakan sepenuhnya selama periode tersebut, tetap mengutip PSAK 31
akuntansi bank terkait, khususnya paragraf yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip Islam (seperti perlakuan akuntansi atas kredit). Selain itu,
juga mengacu pada Standar Akuntansi dan Auditing untuk Lembaga
7
Keuangan Islam, yang disusun oleh Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions (lembaga otonom yang
didirikan di Bahrain pada tanggal 27 Maret 1991). E-learning dapat
digunakan untuk mempelajari informasi tentang perkembanganlembaga
keuangan syariah (baik bank maupun non bank). Perkembangan yang
diinformasikan terkait dengan jumlah perusahaan, total aset, dan nilai
pembiayaan yang dibayarkan.
 Periode tahun 2002–2007
Selama periode ini telah terdapat PSAK 59 tentang akuntansi perbankan
syariah yang dapat digunakan sebagai acuan akuntansi bagi Bank Umum
Syariah, Bank Negara Syariah dan Cabang Syariah dalam lingkup PSAK.
 Tahun 2007– sekarang Selama periode ini,
DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) menerbitkan PSAK Syariah,
yang merupakan perubahan dari PSAK 59. KDPPLKS (Kerangka Dasar
Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan Syariah) dan PSAK Islam
digunakan oleh badan Syariah dan badan hukum tradisional. Entitas yang
melakukan transaksi Syariah baik di sektor publik maupun swasta. Oleh
karena itu, di Indonesia selain PSAK Islam juga terdapat Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Konvergen IFRS, SAK ETAP
(Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Entitas yang Bertanggung Jawab
Publik) yang resmi dirilis pada 17 Juli 2009, Standar Akuntansi
Pemerintahan, dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK-EMKM) untuk
Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah.
Jadi, sejarah membuktikan bahwa Ilmu Akuntansi telah lama dipraktekkan
dalam dunia Islam, seperti istilah jurnal (dahulu zornal), telah lebih dahulu
digunakan pada zaman khalifah Islam dengan istilah “jaridah” untuk buku catatan
keuangan. Di Indonesia sendiri, akuntansi syariah mulai dikenal dari tahun 1992
saat bank syariah pertama didirikan, namun masih belum mempunyai regulasi
yang jelas. Seiring berjalannya waktu, regulasi mengenai akuntansi syariah di
Indonesia mulai ditegakkan dan diperkuat oleh pemerintah.
8
C. Prosedur Dan Istilah Dalam Akuntansi Syariah
Lasheen (1973, hlm. 163-165) mencatat beberapa prosedur pencatatan
umum yang diterapkan setelah abad kedua H (8 M), di antaranya pemerintah dan
sektor swasta negara-negara Islam mengembangkan dan menerapkan prosedur
pencatatan berikut:
1. Transaksi harus dicatat segera setelah terjadi.
2. Transaksi diklasifikasikan menurut sifatnya. Ini membutuhkan
pengelompokan setiap transaksi dari jenis yang sama dan sejenis ke dalam
satu akun dan satu catatan.
3. Tanda terima dicatat di sebelah kanan, dan sumber penerimaan telah
ditentukan dan dipublikasikan.
4. Catat pembayarannya dan tunjukkan jumlah yang cukup di sebelah kiri.
5. Penjelasan rinci tentang catatan transaksi.
6. Tidak ada ruang tersisa di antara dua transaksi. Jika karena alasan tertentu
masih ada ruang yang tersisa, garis harus dibuat pada ruang tersebut. Baris
ini disebut Attarkeen.
7. Dilarang mengoreksi catatan transaksi dengan menulis ulang atau
menghapus. Jika Al-Kateb (akuntan) membuat kesalahan dalam perkiraan
jumlah, dia harus membayar selisihnya kepada Diwan.
Adapun istilah-istilah yang terkait dengan prosedur ini adalah sebagai berikut:
 Al-Jaridah adalah buku yang mencatat transaksi, dalam bahasa Arab untuk
surat kabar atau terbitan berkala.
 Daftar Al Yaumiyah (diary / Persia: Ruznamah).
 Al-Ruznamadj atau diary, mencatat setiap hari.
 Al-Khatma adalah laporan pendapatan dan pengeluaran bulanan.
 Al-Khatma Al-Djami`a adalah laporan tahunan.
 Al-Taridj adalah catatan tambahan yang akan ditampilkan, kategori
keseluruhan.
 Al-Arida adalah 3 kolom jurnal, jumlah totalnya ada di kolom ketiga.

9
 Al-Bara`a adalah bukti pembayaran wajib pajak.
 Al-Muwafakawal-djama`a adalah akuntansi komprehensif yang disediakan
oleh amil.
D. Hubungan Antara Akuntansi Modern Dengan Akuntansi Syariah
Perkembangan ilmu pengetahuan termasuk masuknya sistem pencatatan ke
dalam periode daulah Abbasyiah , dan pada periode yang sama, Eropa berada
dalam periode "Abad Kegelapan". Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara
Luca Paciolli dengan akuntansi syariah.
Luca Paciolli sebagaimana adalah seorang ilmuan sekaligus juga seorang
pengajar di beberapa universitas Italia. Untuk itu beliau telah banyak membaca
banyak buku termasuk buku yang telah diterjemahkan. Hai ini dibuktikan bahwa
sejak taun 1202 M, buku-buku para ilmuan muslim/arab telah banyak
diterjemahkan ke negara eropa seperti yang dilakukan oleh Fibonacci of Pisa
dengan judul Liber Abacci, Verba Filliorum dan Epistola de Propoetitione et
prprotionalitate. Pisa banyak belajar mengenai angka dan bahasa Arab. sehingga
di dalam bukunya disebutkan bahwa ia menyarankan dan menerangkan manfaat
mengenai angka arab termasuk dalam pencatatan transaksi.
Pada 1429, pemerintah Italia melarang penggunaan angka Arab, dan pada
1484 M, Pacchioli pergi menemui temannya Onforio Dini Florence, seorang
pengusaha yang suka bepergian ke Afrika Utara. Sehingga diduga Paciollli
mendapat ide double entry dari temannya. Alfred Lieber (1968) mendukung
gagasan pengaruh pedagang Arab di Italia. Pernyataan Luca Paciolli mendukung
poin ini, bahwa setiap transaksi harus dicatat dua kali pada pemberi pinjaman dan
peminjam, atau tulis pemberi pinjaman dan kemudian debit. Ini menimbulkan
kecurigaan bahwa Paciolli menerjemahkannya dari bahasa Arab yang ditulis di
sebelah kanan.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi dikenal mulai periode Mesir (pencatatan dilakukan oleh orang
Mesir kuno, yang menggunakan metode pencatatan untuk membantu mereka
dalam bertransaksi di luar negeri) hingga periode Romawi (ada sebuah memo atau
buku harian yang dicatat atas penerimaan dan pengeluaran). Sedangkan menurut
Elbert sebagai ekonom, Ia berpendapat bahwa akuntansi dimulai tahun 1775,
dimana pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry
maupun double-entry, hingga tahun 1975 dimana akuntansi semakin berkembang.
Perkembangan awal Islam dimulai di Madinah, karena Madinah tidak
memiliki pendapatan dan pengeluaran pada saat itu, dan negara tersebut
melakukan kegiatan koperasi. Pada abad ke-7, Nabi Muhammad SAW
mendirikan baitulmaal sebagai tempat wajib zakat dan ushr. Setelah Nabi
Muhammad wafat, tahta khalifah ditempati oleh sahabat Nabi, antara lain Abu
Bakar Ashdiq, Umar bin Khatab, Usman bin Afan, dan Ali bin A Than Thalib.
Pada masa Khulafau Rasyidin, perkembangan ekonomi Madinah sangat pesat,
yaitu pembangunan negara dengan pencatatan dan sistem akuntansinya yang baik
tanpa meninggalkan pedoman Rasullulah SAW.
Akuntansi modern dan akuntansi Islam memiliki hubungan sebagai akibat
interaksi antara Luca Paciolli dan pedagang Arab yang menimbulkan dugaan
mengenai konsep double entry. Paciolli menggunakan sertifikat dan terminologi
yang sama dengan para pedagang Arab.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan dalam penulisan
makalah ini dan minimnya pengetahuan penulis tentang pembahasan ini. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan
untuk perbaikan kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Khadaffi, M., Siregar, S dkk. (2017). Akuntansi Syariah. Sumatera Utara:
Madinatera.
Mental Kaya, “ Sejarah Akuntansi Syariah di Dunia”. Diakses pada 04 Maret
2021,pukul 16.04 pada https://www.mentalkaya.com/akuntansi-syariah/.
Miftahuddin, “Sejarah Awal Perkembangan Ilmu Akuntansi”. Diakses pada 04
Maret 2021, pukul 16.16 pada
http://ilmu-iqtishoduna.blogspot.com/2015/07/sejarah-awal-perkembangan-
ilmu-akuntansi.html.
Nurhayati, S. (2009). Akuntansi syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Omar Abdullah Zaid, “Prosedur dan Sistem Akuntansi Pada Masa Awal
Pemerintahan Islam”. Diakses pada 07 Maret 2021, pukul 07.10 WIB pada
https://duniaislamnet.wordpress.com/ekonomi-islam/prosedur-dan-sistem-
akuntansi-pada-masa-awal-pemerintahan-islam/.
Sugi Priharto, “Mengetahui Sejarah Akuntansi di Dunia dan Indonesia secara
Lengkap”. Diakses pada 04 Maret 2021, pukul 16.24 pada
https://accurate.id/akuntansi/mengetahui-sejarah-akuntansi-lengkap/.

12

You might also like