ETIS MELALUI PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA SECARA HUMANIS Kemajuan di bidang teknologi saat ini sangat berkembang dengan pesat, yang membuat kemudahan berbagai masyarakat khususnya generasi muda menjangkau informasi dan berkomunikasi. Contoh dari pengimplikasian teknologi yaitu smartphone. Pada alat tersebut berbagai aplikasi yang dapat memudahkan dalam melakukan banyak aktivitas tanpa berpindah tempat. Salah satu fasilitas yang dapat dijangkau di dalam smartphone adalah media sosial. Munculnya media sosial memberikan sebuah kontribusi baru dalam kehidupan ini. Berbagai aplikasi yang dapat ditemukan untuk berkomunikasi contohnya whatsapp, telegram, facebook, gmail, dll. Tidak jarang media sosial menjadi alat mempertemukannya orang-orang yang berbeda daerah atau kota, bahkan berbeda negara dengan perbedaan bahasa. Dapat di ketahui generasi muda punya peran besar dalam membentuk masyarakat untuk beretika dalam menggunakan media sosial. Tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial tersebut sangat memudahkan penyebaran informasi ke berbagai pihak. Namun dari fakta tersebut, pemanfaatan media sosial masih di salahgunakan. Sebagai generasi muda dalam menggunakan media sosial harus beretika dan disertai dengan mengubah pola pikir setiap individu agar tidak bertindak semena- mena. Di dalam etika berkomunikasi, penyebaran informasi di media sosial tidak diperbolehkan mengandung unsur Suku, Agama, dan Ras (SARA) dan pornografi di jejaring sosial. Yang dapat di sebarkan adalah informasi yang berguna bagi seluruh masyarakat tanpa menyebabkan konflik atau sensasi antara pengirim informasi dan penerima informasi. Penggunaan media sosial dapat membawa nilai positif apabila masyarakat menggunakannya untuk sarana komunikasi dan mempromosikan suatu barang dan jasa, untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, untuk menggali kemampuan diri, dan untuk menjalin tali silahturahmi antar individua tau kelompok. Namun jika penggunaan media sosial ini digunakan merujuk ke hal negatif dan cenderung tidak produktih akan berdampak kurang baik terhadap etika dalam berkepribadian masyarakat maupun kepada budaya di lingkungan sekitar. Generasi muda adalah pondasi utama dalam memunculkan pimpinan yang terbaik di masa depan. Dengan hal ini, perlu adanya peran dari generasi muda dalam mendukung masyarakat beretika dalam penggunaan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab. Tentunya generasi muda memiliki karakter connected, creative, dan confidence. Sebagai generasi muda mampu mengedepankan interaksi kepada masyarakat dari aspek teknologi informasi yang berbasis media sosial (connected). Dalam interaksi tersebut, generasi muda berperan menghadirkan inovasi baru yang lebih bermanfaat bagi masyarakat di Indonesia (creative). Apabila muncul sebuah permasalahan di media sosial, sebagai generasi muda dengan humanis dan beretika melakukan pemecahan masalah tersebut dengan memunculkan solusi yang terbaik dengan percaya diri yang tinggi, sehingga masyarakat mampu menyerap solusi dari generasi muda dengan baik dan bijak (confidence). Dalam karakter-karakter tersebut, generasi muda harus bertindak dengan aktif sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tepat tanpa melanggarnya. Permasalahan yang muncul pada kondisi di dalam media sosial yang akan datang, yaitu: Penyebarluasan Informasi yang Salah (hoax) Di era globalisasi ini, perkembangan media sosial berkembang secara signifikan. Dalam hal tersebut kebebasan mengakses informasi di media sosial menjadi mudah dan praktis. Sehingga masyarakat lebih cepat dalam menerima informasi-informasi dari media sosial tersebut. Saat ini, penyebaran infomasi tidak benar (hoax) telah menjadi momok dalam kehidupan bermasyarakat. Sering terjadinya konflik antar individu atau kelompok karena penerimaan informasi berbeda-beda dari setiap kubu atau platform di media sosial. Selain informasi yang tidak benar, pencemearan nama baik pun telah merajalela di sejumlah kasus di Indonesia. Sehingga membuat berbagai keresahan sosial dalam bermasyarakat. Dampak Negatif dari Tingginya Interaksi Generasi Muda Saat ini media sosial adalah kebutuhan pokok selain makanan dan pakaian yang dibutuhukan oleh masyarakat pada umumnya, hal ini dapat mempengaruhi pola pikir kepercayaan, dan perilaku masyarakat itu sendiri yang akhirnya berujung pada nilai kehidupan yaitu bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai generasi muda, perlu memberikan dampak positif dalam mempengaruhi pola pikir dan kreativitas masyarakat. Kebiasaan berdiam diri menggunakan media sosial agar tidak malas adalah salah satu masalah yang akan diupayakan oleh generasi muda melalui literasi digital yang komprehensif dan penyatuan kerja dari masing Lembaga maupun elemen masyarakat. Minimnya Pedoman Literasi Digital Pedoman literasi digital adalah salah satu alat pegangan bersama agar masyarakat tidak terjerumus ke hal-hal yang dapat memberikan dampak negatif. Namun kenyataanya terkadang dilakukan dengan parsial tanpa disertai pedoman yang standar dari kementerian, Lembaga, Yayasan, atau Komunitas tertentu yang menerbitkan pedoman literasi digital tersebut. Bagi generasi muda mempunyai tuntutan untuk menggunakan media sosial secara professional dan secara proporsional dengan etis untuk masyarakat. Dalam etika berkomunikasi di media sosial, generasi muda menjadi peran penting dalam membentuk masyarakat yang etis. Mengapa demikian? Karena dari sikap generasi muda yang bijak dengan selalu berdemokrasi akan melahirkan dampak positif bagi masyarakat di Indonesia. Penggunaan media sosial akan lebih benilai positif, jika masyarakat mengetahui dan menguasai etika berkomunikasi dengan baik. Sikap etis dalam bermedia sosial tidak hanya dengan tutur kata yang baik, namun dari titik awal niat setiap individu yang akan dituangkan dalam berkomunikasi. Point penting dari menumbuhkan generasi muda dalam membantu masyarakat secara etis yaitu dapat memberikan contoh dengan baik di media sosial yang otomatis akan di ikuti oleh masyarakat. Pengimplementasian generasi muda pada media sosial dapat berbentuk memfilter bahan informasi dalam media sosial mana informasi yang buruk dan mana informasi yang dapat dibutuhkan bagi khalayak umum, moral dan rasa integrasi juga harus di aplikasikan karena dengan hal ini masyarakat lebih memiliki sikap toleran antar sesama yang bertujuan mempererat rasa kesatuan dan persatuan, dan kontribusi dari generasi muda itu sendiri dengan memberikan pengaruh positif kebapada masyarakat di dalam penggunaan media sosial.