You are on page 1of 32
The Power of Good Corporate Boy ANGKUNG " 105 eMITRAAN DAN BINA LIN KUNGAN au E : merupa N 7.1 PROGRAM an Bina Lingkuneay dalam hal ee wy Program Kemitraan 027 Se Keberhasilan prog, tai! e : tanggung jawab or te ye perekonomian nasignay kt sekitar tempé bantu bai gan, Pada saat ini, ham, ekg Day at mem! jan} : tersebut sang aa berkepani atau Community Developmen, Sn" krisis pean unit PKB! kecil ternyata lebih “tana, BS ete, BUMN telal wa usaha : Nti t baby dapi tantangan pey, ny telah mencatal mengha an Peruba, (ilak madab menyerah dalam menghad menghadapi krisig git i in (survive) No, ed), dan mampu a konglomerat atau pengusaha beg ny dibandingkan denga) imulai tahun 1997 bebe; ad, “adi krisis ekonomi yang Sees bea Wale waktu terjadi k perusahaan dalam skal sence Buran Atay, yang lalu, banyak pt a para pengusaha kecil anya yang tetap : bangkrut, Gee lebih berkembang lagi. Oleh karena itu, Progra Is Ciara en BUM dengan para Usahe Kecil ea kemitraan yang i a binaan perlu terus kita dukung bersama, tenty sot (UKK) sebagai uf on yang masih ada perlu diperbaiki, serta kendala a i. eee alternatif pemecahar: masalahnya, 8 mun -1.1 Regulasi PKBL fat ener telah menerbitkan Peraturan Menteri BUMN No, Per. O5/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Bumy dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan yang populer dengan PKBL, menggantikan Kepntisan Menteri BUMN No, Kep-236/MBU 299, tanggal i7 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Pelaksanaan Bina Lingkungan. Rerdasarkan ketentuan yan, bara tersebut, yang dimaksud dengan program kemitraan dengan Usaha kecil adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha Kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian labs BUMN. Sementara itu, yang dimaksud dengan. program bina lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN Kriteria usaha kecil yang bisa mendapatkan bantuan Program kemitraan, antara lain, 1. Memiliki kekayaan bersih Paling banyak Rp200 juta (dua ratus juta Tupiah)—tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memibki hasil penjualan tahunan paling banyak Rpl miliar (satu miliar rupiak): Bab7 Good Corporate Go wernance (GCG) di BUMN BUMN, 109 2. Berdiri sendiri, buk perusahaan yang dirametbalean anak perusahaan atau cabang, maupun tidak langsi iliki, dikuasai, atau berafiliasi langsune, 3. Berbentuk badan San dengan usaha menengah atau besar; '@ Orang-perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hu uum termasuk koperasis ” WY Badan usaha yang berbadan hukum, Telah melakukan kegi Cae eae usaha minimal 1 (satu) tahun serta n prospek usaha untuk dikembangkan. Bentuk program kemitraon 1. Pemberian pinjaman untul tetap produktif, 2. Pinjaman khusus bagi sa eelan ence fed Usaha Keil, Menengah, dan Koperasi (UKMK) eee aT ae ei nen tambahan dalam janes momen i pesanan dari rekanan usaha UKMK binaan. ae Pera mee dalam rangka peningkatan kapasitas AK bina: / Leveraaneiihe ie Leearel bentuk bantuan pendidikan/ 4 Eeaneten kapasitas diberikan dalam bidang produksi dan e a an, eee sumber daya manusia (SDM), dan teknclogi. peningkatan kapasitas bersifat hibah dan hanya dapat diberikan kepada atau untuk kepentingan UKMK binaan. dapat berupa: k modal kerja dan/atau pembelian aset Program bina lingkungan juga dimaksudkan untuk membentuk calon mitra binaan baru, selain pemberdayaan kondisi sosial masyarakat. Berikut ini adalah ruang lingkup program bina lingkungan. 1. Bantuan korban bencana alam, 2. Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan, 3. Bantuan peningkatan keschatan. 4. Bantuan pengembangan sarana dan,/atau prasarang: 5. Bantuan sarana ibadah. 6. Bantuan pelestarian alam Pelaksana kedua program tersebut adalah unit orgamisas) khusus » bagian dari organisasi BUMN yang berada di bawah Beberapa BUMN dikelola oleh Divist ‘an Bina Lingkungan (PKBL) atau Divisi Community Develonment. Kita berharap semoga kebijakan baru tersebut telah ngan perkembangan ekonom! dan kondisi lingkungan ana BUMN berdomisili yang merupakat pengawasan seorang direksi Program Kemitraan d menyesuaikan de sosial masyarakat sekitar dim: ‘the Power 01 Good Corporate ¢, Bove Tne, Mee alam praktiknya ternyata . | 0 KBL d endala P is goed 7.1.2 K engamay adapi berbagal kendala, sebagai bern pe jitraan sebagian tidak tepat .. rt h Berdasarkan tine IN mast emit i a ke gori pengusaha kecil (om, PKBL di BUM! al it a Prot kate! Penerima dan ask , 1 Peneradab dak er iar) dan sudah bankable (meng. Pt yé melebibi penkan) atau telah mendapatkan are na in dari pin’ BUMN lain. ne a bergulir) yang diberikan, pinjamal a kemitraan 2 peat kemace’a” ein mat oeakap tinge Pedy i si Usaha Keci Kopetebagien tidak digunakan untuk mengembang, a: Penggunaat earn keperluan konsumtif (beli mobil, ruman, = usaha, ietaP! lain-lain). dari pihak penerima dana (mitra binaan) bay, kan hibah, sehingga tidak ma ly 4. Masih ada anggapa? dana bergulir tersebut merupe dikembalikan. rsebut perla mendapatkan perhatian seriys UMN yang memberikan dana bergulir, per}, enerima dana secara benar dan konsiste, cintuk menghindar salah sasaran dalam pemberian bantuan. Pelaksanoan survei perlu menerapkan asas keperca ‘aan (trust), asas kehati-hatign (prudential, aspek prospek usaha, serta kebutuhan dana aktual dari calon penerima dana, Selain itu, perlu dilakukan koordinasi yang bai antar-BUMN pemberi dana program kemitraan, untuk menghindarj adanya UKK yang menerima dana kemitraan ganda (double) dari dua atau lebih BUMN, BUMN pemberi dana kemitraan perlu melakukan pembinaan secara periodik, terutama aspek manajeria! sehingga dana yang diberikan betul-betul dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha mitra binaan, bukan untuk keperluan yang lain (komsumtif). Sosialisasi perlu dilakukan secara terus-menerus, untuk memberikan penjelasan bahwa dana bergulir tersebut harus dikembalikan dan dananya dapat digunakan untuk membantu UKK lain yang belum pernah mendapatkan dana program kemitraan facaatanal koordinasi antar pihak-pihak terkait sering inenjadi bisuse yang ce ae perlu disampaikan daftar calon mitra ue er anaes jana pinjaman kepada BUMN Koordinat pelskeahane areca, ere a eene Selain itu, untuk men iN menunjuk salah Saat BOR ut di suatu provinsi, Menteri BI bi di provinsi tersebut, pier ina yang menyalurkan dana kemitr@ oordinator BUMN pembina Berbagai kendala te dari pihak- pihak terkait. melakukan survei kepada calon p' bp? Goosl Corporate Governance (GCq a (SCG) di BUM Ternyata dari total dana py M1 KBL. is 2004 tingkat kemacetan magi Yang dikucurke el 3 2 eanant A008 tata Masih mencapai rkan tersebut, untuk tahun eines peran jah mengalami pea sekitar 24 persen. Meskipun me ian dari pemey pememenan, nai ukup be: ™erintah. Timbulr vane cole besar tersebur, salah Sahin tingkat kemacetan pe neingat dana PKBL yano an hibah yang Pani ok eee eae gan pada akhir tahun 20156 dikelola oleh seluruh BUMN cule eae sekitar Rp2 triliun (dua triliun rapiah}, maka SET hnya : ‘apabila dipandang perlu, eehaeait masing-masing BUMN tersebut. adan khusus yan t tan BUMN dapat membentuk suatu oa dikelola Socrates tur masalah dana PKBL secara sentralisasi, Profesional dengan tetap memperhatikan aspck akuntabilitas publik. Selain itu axon pihak terkait, » kementerian BUMN perlu bekerja sama mi xecil dan menengah (UM) ode panera koperasi, usaha pembinaan terhadap para pengusaha keell d ena melakukan Apabila hal terscbut dapat dilaksanaian, cihareplesn kebetaians’ PRBL akan lebih bermanfaat dan dapat menjangkau mitra binaan ears ee luas, sehingga multiplier effec-nya dapat dinikmati secara nasional BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional diharapkan dapat tumbuh dan berkembang bersama usaha kecil dan koperasi (UKK) melalui PKBL. Kepedulian BUMN terhadap masyarakat sekitarnya tersebut merupakan perwujudan pertanggu: 7 r : (waban sosial perusahaan (corporate social responsibility) terhadap publik. Semoga PKBL di lingkungan BUMN dapat dikelola secara profesional dan transparan sebagai saloh satu perwujudan implementasi GCG. 7.2. KONTRAK MANAJEMEN/STATEMENT OF CORPORATE INTENT 7.2.1 Pengertian Statement of Corporate Intent Sesuai penjelasan Pasal 16 ayat (3) UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, yang dimaksud dengan kontrak manajemen adalah statement of corporate intent (SCI) yang antara lain, berisikan janji-janji atau pernyataan direksi untuk memenuhi segala target-target yang, ditetapkan. oleh pemegang saham Kontrak manajemen tersebut diperbarul stian tahun untuk disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perusahaan. Statement of corporate intent (SCJ) merupakan suatu alat The Power of Good Corporate Govern, Mee kan transparansi BUMY eningkatka ce pares manajemen BUMN, Kementerat sebagai pedo angka mendorong tee 0 Pras um Ta : Pr bli da oudkan agar oe dapat dg GCG. Penjusunan ip maue nae ee sate sa aa ; ett dan koe UMN dapat 1 rmasuk para ka, eee eT (stakeholder) lainnya te eee ting mangku kepen BUMN yang bersangkutan. 2 (too) yang cukup dapat dijadikan s penting untu te Intent 7 t of Corporal 7.2.2 Tajuan State maksudkan sebagai salah satu upaya Untuk im $C di Tuyuan penyusunan So nth BUMN yang transparan, dalam rangka menciptakan indikator kinerja BUMN yang optimal, dan mendukun, n ki F aia 7 i . nee Pender daya (resources) secara efisien dan efektig, u y pemanfaatan s' a atu implementasi prinsip dan Praktik Penyusunan SCI juga a ec oll al BUMN dengan persetujuan iets eit Serapakt komitmen dari BUMN dengan Pemegang a ele prakiraan kinerja dan akuntabilitas uta, Deberapa tahun ke depan,sertadigunakan sebagsi dasar penyuseaet Rencane Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) BUMN pada setiap tahun untuk mendapat pengesahan dari pemegang saham. Kesepakatan yang tertuang dalam SCI, antara lain berisi bahwa direksi BUMN beserta seluruh jajarannya akan berusaha dengan sungguh-sungguh memajukan Perusahaan sesuai dengan rencana jangka pendek maupun rencana Jjangka panjang yang sudah ditetapkan, dan mengutamakan pencapaian nilai-nilai perusahaan (corporate value) 7.2.3 Isi Statement of Corporate Intent SCI dibuat untuk kelompok perusahaan yang terdiri dari BUMN beserta anak Perusahaannya (jika ada), dan menggambarkan proyeksi perusahaan sSelama 3 (tiga) tahun ke depan, serta memuat 12 (dua belas) informasi. Informasi-informasi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Tujuan Perusahaan at, saha au kelompok peru sa 2. Sifat dan lin; Eyeede gkup kegiatan usaha yang dilak a ukan. 3. Rasio konsolidasi dana pemneg, r a definis) dari konsep tersebut Kebijakan akuntansi, @Ng saham terhadan total aset, dan 4 Bab7 Good Corporate G, Sovernance (Gc 5G) ai BU MN, 5. Target kin, erja dan uk ws pengukuran kinerj * erja ke tujuan yang telah diteta, 6. peed jumiah atau pee ana cadangan Pporsi d Perusaha; kepada pemegang saham one diencanakan untuk dicistribusikan 7. Jenis informasi yang akan gi isa Uran-ukuran |, erro ain yang menjadi dasar e Perusahaan terhadap pencapaian ari akumulasi keuntungan, serta mpaikan kepada pemegang saham lain. 9. Kebijakan dan prosedur oleh anggota kelompok alent (procurement) yang harus diikuti ‘. ahaan. 10. Kegiatan-kegiatan di mana BUMN pemerintah (terlepas dari meminta kompensasi dari 11. Periarean aie he ari apakah disetujui atau tidak) erasaheen : ‘omersial investasi pemerintah pada kelompok an, dan cara serta waktu perkiraan ini akan dinilai kembali ‘ 12. Masalah-masalah lain yang menjadi kesepakatan dari pe saham dan direksi megang, tiga pihak, yaitu direksi, dalam jangka meningkatkan semua SCI di BUMN merupakan kesepakatan dari komisaris, serta pemegang saham {kementerian BUMN) waktu tertentu. Selain ite, SCI disusun dalam upaya 1 transparansi dan akuntabilitas pengelolaan perusahaan kepada pemangku kepentingan 7.2.4 Penerapan scl Untuk tahap pertama, penandatanganan (signing cer dilakukan oleh Menten! BUMN pada tanggal 1 oo 2 ak perusahaan S (tiga puluh lima) BUMN dan 1 (satu) an: : Dengan penandatanganan SCI tersebut, dapat juga dikata penandatanganan kontrak kerja bersama antara pemerin manajemen BUMN BUMN-BUMN tersebut ada One berbentuk perseres perusahaan jawatan (perjan), dan perusah mum ame caat i ‘an sebagai 2 berbagai sektor. dan telah: ditetapkan a aes menterian Bon gpa OC sare . Pel emony) SCI telah 003 terhadap 35 sebuah BUMN kan sebagai ntah dan persero, aan un proyek perce aan bisnis ¥é project) oleh kei ebut merups transparan (GCG) se ower of GOO COFPOFAE Govery an echnical Assistance erintah, YAMBA i ont Bank— dari Komi a sia stan minmen ie Pedy Grant Bank Pem ange memberikat 0 i! sebeast tahun 2002 Halu, ADE © oP AS untuk program terse! i Keberhasija, sa eta gmt se ie elanjutkan program gelanjutny eng antivan japat m yang lebih besar lagi- Upaya untuk yaitu transparansi, al pengelolaar pemerintah, ser" BUMN memang ti hal yang terpenting bertahap dan berkesinam publik yang memuat permny: harapan kinerja antar@ BU dipublikasikan kepada m2" dapat ikut serta (berpartisipas!) dal. media social control. Upaya kementerl: dan akuntabilitas P' Apabila dalam pengelo! kung oleh Te ny Develop nen penuh dari manajemen BUMy plik). Penerapar prinsip-prinsip GCG g n dapat dilakukan secara sekaligus, tetap; n tersebut dapat dilakukan secarg t SCI merupakan dokumen, ama tentang sasaran dan harapan. rian BUMN, maka SCT perly sehingga diharapkan publi asi kinerja BUMN sebagai bungan ataan bers: MN dan kemente yarakat (publik), am mengaw: meningkatkan transparangj ju kita dukung bersama apkan prinsip-prinsip GCG diharapkan BUMN dapat ft hindar d k-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang, sangat mcr ugikan negara dan BUMN. Semoga implementasi SCI di BUMN dapat segera terwujud sehingga praktik KKN di BUMN dapat dicegak atau dihindari. an BUMN untuk Iebih engelolaan BUMN per jaan BUMN telah mener ari prakti AYAKAN DIREKSI BUMN alah seleksi (rekrutmen) calon direksi BUMN banyak Dalam era transparansi seperti saat ini, sudah lon direksi BUMN dilakukan secara 7.3 UJI KEPATUTAN DAN KEL Akhir-akhir ini masi mendapatkan sorotan tidak zamannya lagi rekrutmen atas ca tertutup dan beraroma kolusi dan nepotisme. Mudah-mudahan dalam rekrutmen direksi BUMN telah memperhatikan prinsip GCG. Adanya transperansi dalam rekratmen direks1 BUMN merupakan salah satu \jud implementasi dari prinsip-prinsi GCG 7.31 Pe aon ike caeee Uji Kepatutan dan Kelayakan patutan dan kelayake . satu proses van heb akan (fit and proper test) merupakan salah arus dilakukan kementerian BUMN dalam rangi? Jood Corporate Governance (GCG pab7 Porate Governance (GCG) i UMN is yekrutmen (seleksi) calon dir, kepatutan an vee bukai tuk mendapatkan calon di , : oon kerena ita, Umtule meant esta kriteria yang telah ditetapkan. memiliki kepentingan terselubun, pemegang kekuasaan yang men, menjadi tidak netral. ig, baik dari partai politik maupun gakibatkan pengambilan keputusan 7.3.2 Rekrutmen Direksi menurut UU BUMN Ketentuan tentang rekrutmen direksi BUMN telah diatur pada Pasal 16 dalam UU No.13/2003 tentang BUMN yaitu: > Anggota direksi diangkat berdasarkan pertimbangan keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, kejujuran, perilaku yang baik, serta dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkar: persero; » Pengangkatan anggota direksi dilakukan melalui mekanisme Uji kelayakan dan kepatutan; > Calon anggota direksi yang telah dinyatakan luius uji kelayakan. dan kepatutan wajib menandatangani kontrak manajemen sebelum ditetapkan pengangkatannya sebagai anggota direksi Dalam penjelasan Pasal 16 UU tersebut antara lain disebutkan, untuk memperoleh calon-calon anggota direksi yang terbaik, diperlukan seleksi melalui uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan secara transparan, profesional, mandiri, dan dapat dipertanggungjawabkan. Uji kelayakan dan kepatutan tersebut dilakukan oleh suatu tim yang ditunjuk oleh menteri selaku RUPS dalam hal seturuh sahamnya dimiliki oleh negara, dan ditunjuk oleh menteri selaku pemegang saham dalam hal sebagian sahamnya dimiliki oleh negara, khusus bagi direksi yang mewakili unsur pemerintah Anggota-anggota tim yang ditunjuk oleh menteri harus memenuhi kriteria antara lain profesionalitas, pemahaman bidang manajemen dan usaha BUMN yang bersangkutan, tidak memiliki konflik kepentingan (conflict of interest) dengan calon anggota direksi yang bersangkutan, dan memiliki integritas serta dedikasi yang tinggi. Menteri dapat pula menunjuk lembaga profesional yang independen untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon-calon anggota direksi persero. erect ee oe ee, FOVe,, enurut Kementerian BUMN Mane. seksi m : en ee ‘isha Milik Negara ee Mdoneg; Bada - 4 tentang Kontrak i) 4 tanggal 15 Jum mai Negara menyat aac Kep-59/MBU/2004 (or jan Usaha Mik ea ovan Tale ak bay Calon Anggota DIT UMN yang tee i ee manajena eva calon anggota dire! : enandatangan! on 7 e ajyemen Seba nN Sen kepanaten wajib ™ j anggota direksi BUMN, Mu ngka tanya sebagal : ditetapkan peng 7 ] Peraturan Menteri Negara BUMN No, PRY 0 Berdasarkan Cn 2012 mengatur bahwa bakal calon g, al MBU/2012 tange dapat berasal dari sumber jn, “i baa uae rik nega ayaa dan kepatutan oleh tema’ perusahaan ber dipilih oleh BUMN dan pengusulannya dilakukan et profesional yang aan pengawas BUMN. Pembahasan selanjutnya ait dewan komisaris/ emai mekanisme pengangkatan dan Pemberhentia, menjelaslan re OMN. Mekanisme tersebut sesuai dengan Peratuy, _ Mentor! BUMN No, PER-16/MBU/2012 tanggal 1 aa 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menterl met : MN No. PERO} MBU/2012 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan iiss Pemberhentian Anggota Direksi BUMN 16 7.3.3 Rekrutm Keputusan Mente" 7.3.3.1 PERSYARATAN FORMAL ANGGOTA DIREKSI Persyaratan formal anggota direksi persero adalah orang-perseorangan yang cakap melakukan pei buatar hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima, tahun sebelum pengangkatan pernah: 1. Dinyatakan pailit; 2. Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris/dewan pengawas yang dinyatakan bersalah yang menyebabkan suatu BUMN dan/atau perusahaan dinyatakan pailit; 3. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara, BUMN, perusahaan, dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan 7.3.3.2 PERSYARATAN MATERIIL ANGGOTA DIREKS! eee materiil anggcta direksi, yaitu sebagai berikut. . ea dalam arti yang bersangkutan memiliki rekam jejak rack record) yang menunjukkan keberhasilan dalam pengurus® BUMN/perusahaan/| ‘i embaga at ya beketi sebeluin pencalonan ga tempat yang bersangkutan Bab7 Good Corporate Governance (Gc nee (GCG) di BUMIN oe 2, Keablian, dalam arti a. Pengetahuan y, bersangkutan; b. Pemahaman perusahaan; c. Kemampuan untuk meru; strategis datam ran, Integritas, dalam arti y a. Perbuatan rekaya: eee bersangkutan memiliki: ‘8 memadai di bidang usaha BUMN yang t crhadap manajemen dan tata kelola muskan dan melaksanakan kebijakan eka pengembangan BUMN. ‘ang bersangkutan tidak pernah terlibat: pengurusan Bou praktik-praktik menyimpang, dalam bersangkutan bel /perusahaan/lembaga tempat yang jyjur); ekerja sebelum pencalonan (berbuat tidak ted » perbnatan — anil yang dapat dikategorikan tidak memenuhi ines cae lah disepakati dengan BUMN/perusahaan/ : yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan (berperilaku tidak baik c. Perbuatan yang dikategorikan dapat memberikan keuntungan secara melawan hukum kepada pribadi calon anggota direksi, pegawai BUMN /perusahaan/lembaga tempat yang bersangkutan bekerja, atau golongan tertentu sebelum pencalonan (berperilaku tidak baik); d._ Perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap ketentuan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip kepengurusan perusahaan yang sehat (berperilaku tidak baik}. 4. Kepemimpinan, dalam arti yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk a. Memformulasikan dan mengartikulasikan visi perusahaan; b. Mengarahkan pejabat dan karyawan perusahaan agar mampu melakukan sesuatu untuk mewujudkan tujuan perusahaan; Membangkitkan semangat (memberi energi baru) dan memberikan motivasi kepada pejabat dan karyawan untuk mampu mewujudkan tujuan perusahaan, 5. Memiliki kemauan yang kuat (antusias) dan dedikas1 yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan BUMN yang bersangkutan. 7.3.3.3. PERSYARATAN LAINNYA Persyaratan lain anggota direksi, yaitu: 1. Bukan pengumus partai politik, dan/atau an} tidak sedang mencalonkan diri sebagai calon egota legislatif, dan/atau anggota legislatif; The Power of Good Corporate gi ns i) kepala daerah, dan/atau tidak aki : eq ; calon kepala/wakil kepala daeray, agai cé ‘ . 2. Bukan kepala/wé sebi mencalonkan dit! S 7.34 Mekanisme Seleks! BUMN memiliki wewenan Bunty, a ementerian : i : i Pemerintah Rea ealee direksi dalam rangka mengisi Kekosong melakukan rekru ireksi BUMN. Sumber perekrutan aioe Ust, den Meedieari MN dapat juga dilakukan mela! > ran onan dari komisaris BU langsung. Selain itu, berdasarkan ‘eraturan Mente’ (head hunter) 3a BU /2012 creel Mel2ai rota Negara BUM NG lear Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/29) Perubahan atas ui dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentia, pasar paeat UMN antara lain diatur pada Pasal 11 ayat (1) dan (3 nge 5 at aerhaienl takal calon anggota direksi yang berasal dari interna BUMN, dapat dipertimbangkan untuk ciangkat a direksj Pada BUMN yangbersangkutan berdasarkan UKK oleh lembaga Profesiona) yang dipilih oleh BUMN atau kementerian BUMN. 2. Deputi teknis/sekretaris kementerian BUMN dapat meminta usulan atau pendapat dari dewan komisaris/dewan pengawas terhadap bakal calon anggota direksi yang berasal dari internal BUMN. Mekanisme seleksi direksi BUMN dilakukan paling tidak melalui 6 tahapan, yaitu sebagai berikut > Bakal calon masuk dalam daftar {long list) pertarna yang diusulkan olch masing-masing komisaris BUMN * Calon yang Iulus masuk dalam tahap long list kedua yang diyji oleh konsultan dan departemen terkait melalui rapat tim evaluasi. > Nama-nama calon diperingkat sesuai hasil penilaian konsultan. » Nama-nana calon dimasukkan ke tim evaluasi di kementerian BUMN. Pada tahap ini para calon kembali diperingkat tahap kedua untuk selanjutnya hasil uli kepatutan dan kelayakan diserahkan ke menteri BUMN. ( PA) ji kepatutan dan kelayakan diserah kan ke tim penilai ak * Sctelah diproses li TPA pat ditetapka be é ‘an siapa yang berhi oe faa 2aTU dapat ditetapk N yang dituangkan melalui surat keputusa”. ab7 Good Corporse Governance (GG nee (GCG) di BUMN Selain itu, kement calon direksi yang diketuai oleh ot juga membentuk tim evaluasi menteri menjadi wail ketua, Sekretaris menteri BUMN, para deputi ditanjuk langsung oleh menteri BUatg eae Be OFAN anggota yang ditentukan hasil rapat tim den BUMN. Nama bakal calon (balon) direksi untuk diwawancarai melal dan akan dikirim ke konsultan independen Hal ini dimaksudkan qalut audio visual, bukan berhadapan langsung unsur subjektivitas. Dari hi menjaga independeasi dan menghindar! calon direksi yang akan cise ‘akan diperoleh lima nama Menteri BUMN mei ‘ikan ke menteri BUMN. menjadi tinggal tiga rempunyai hake untuk mencoret dua nara sehingga meh presiden. Sestiai In yang akan diajukan kepada TPA yang diketu® Pengangkatan Anggota snes Presiden (Inpres) No. 8/2005 tentang reas niu peneenat ireksi dan Komisaris Dewan atau Pengawas RUPS, para calon itu . ne calon direksi BUMN, sebelum dibawa dalam ae hn atas preside udah melewati satu penilaian akhir dari TPA yan8 se n, wakil presiden, menteri pendayagunaan aparatur negara (PAN), menteri negara BUMN, sekretaris kabinet, dan kepala adan intelijen negara (BIN), serta menteri teknis yang lingkup tugasnya meliputi bidang kegiatan dari usaha BUMN itu y Dalam hal ini, menteri keuangan diikutkan pula dalam tim penilai lam TPA, akhir tersebut. Keikutsertaan menteri keuangan (Menkeu) dal akupan dan kewenangan yang menurut penulis cukup wajar, mengingat c: is dalam melekat pada jabatan Menkeu yang cukup penting dan strateg) pengelclaan keuangan negara, t_rmasuk BUMN. Kita masih ingat, pada masa lalu BUMN menjadi lahan “penjarahan” dan sering menjadi “sapi pera” untuk kepentingan politik praktis pihak-pihak tertentu. Meskipun penentuan direksi BUMN berada @i TPA, namun perlu dihindari adanya colon titipan yang bertentangan dengan prinsip GCG, terutama kewajaran (fairness) serta yang dapat nflik kepentingan ‘al ini menteri BUMN mendapat ujian yang cukup paransi dan akuntabilitas dalain proses tama yang harus dikedepankan dalam memilih direksi BUMN adalah masalah kompetensi, integritas, serta profesionalisme Apabila dimungkinkan, hendaknya dipilih calon direksi yang independen sehingga "lak -nemiliki konflik kepentingan dan relatil lebih aman. Pemerintah perlu lebih gial jalisasikan Uji t lagi dalam mensos! kepatutan dan kelayakan kepada publik, untuk memberikan informast yang jelas dan transparan tentang upaya-upaya pemerintah dalam rangka rekrutmen direksi BUMN. Semoga upaya pem subur menimbulkan ko Pemerintah dalam h; berat dalam rangka menjaga trans} seleksi direksi BUMN. Hal paling ul erintah dalam rekrutmen ‘The Power of Good Cory, FAME Gy 120 pasitkan orang-orangyangamanah q,,"™, at menses prinsip GCG dapat terwujud M hey, MN dap! : aka pemente e | sehintt BUMN SET TETAP ENG OLAAN A 74 pENGEL i n Aset Tetap BUMN zal Pengertian’” UMN No. PER-02/MBU/2010 tangg,, Sesuai Peratural hapusbukuan dan pemindahtanga,,. !4) 2010 tentang tata cal jengan aset tetap adalah aset be uron tetap BUM oe gala BUMN tidak dimaksudian untae nit ya egiaten normal n dan memiliki masa manfag, on dari satu tahun, operasi | perusahaa 7.4.2 Prinsip GCG dalam Pengelolaan Aset BUMN hee tetap BUMN harus dikelola secara profesional dengan prinsip kehat: hatian (prudential serta mnemperhatikan prinsip GCG, yaitu transparan, akuntabilitas, pertanggu! waban, dan kewajaran. Dalam era Persaingan global saat ini, maka penerapan prinsip GCG sudah bukan merupakay kewajiban, nemun meru eksistensi BUMN dapat concern), Beberapa hal yang BUMN, adalah sebagai berikut 1. Aset BUMN perlu dikelola sec aset BUMN harus memenuhi prinsip keterbukaan (transparency dan pengungkapan (disclosure) informasi tentang aset BUMN yang materiil dan relevan harus disampaikan kepada yang berwenang Pengelolaan aset BUMN harus dapat memenuhi prinsip akuntabilitas (accountability), artinya pertanggungjawaban dalam pengelolaan ase! BUMN dapat terlaksana memenuhi prinsip 3E (ekonomis, efekti dan efisien). 3. Pengelolaan aset BUMN harus dapat memenuni prinsi? pertanggungjawaban (responsibility), artinya asct BUMN dikel sesuisi dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku 4" pakan suatu Kebutuhan perusahaan sehingy, dipertahankan dan berkesinambungan (going perlu diperhatikan dalam pengelolaan ase fara transparan, artinya pengelolaar bv 4, Pins prinsip korporasi yang schat, 4 oe Seat BUMN harus memenuhi prinsip kewajaran (eine vena, Het diperhatikan masalah keadilan dan kesetna ipsa pat kontrak/kerja sama yang terkait dengan pihak ketign ny istime Pengelolaan as Penecuaon eae BUMN agar dihindarkan adanya perlaku 6 tdak sesuai dengan prinsipy GCG : ab 7 Good Corporate Governance (GCG) di BUN on 21 Apabila manajemen BU prinsip-PriNsiP GCG, dination mengelola asetnya sesuai dengan perikut. n dapat diperoleh lima manfaat, sebagat }, BUMN memperoleh nil maksimal. lai perusahaan (corporate value) secara 2, BUMN memitiki daya sai internasional. ya saing yang kuat, baik secara nasional maupun tribusi Bl | # ey eaieeat Sone —- ae pemerintah berupa dividen dan pajak lebih nasional ‘gga dapat mendukung bangkitnya perekonomian 4. Pengelolaan BUMN lebih transpar: 1, dan dapat dipertanggungiawabkan kepada pabiies akuntabe! P 5. Kinerja BUMN lebih bagus k aren: i on asset—ROA) lebih baik. a pengembalian atas aset (return 7.4.3 Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap BUMN Manajemen BUMN juga perlu memperhatikan adanya keputusan menteri keuangan maupun menteri BUMN yang mengatur tentang, pengelolaan aset tetap. Selain itu, manajemen BUMN pun diharapkan memperhatikan ketentuan yang mengatur masalah pelepasan aset atau penjualan aset nonprodukti perti yang diatur dalam Peraturan Menteri BUMN No. PER- 02/MBU/2016 tanggal 23 Juli 2010 tentang Tata Cara Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Aset Tetap BUMN. Hal ini menjadi penting, karena jangan sampai terulang kembali adanya tukar-menukar (ruislag) aset BUMN dengan dengan pihak ketiga (swasta) yang merugikan BUMN, seperti beberapa waktu yang lalu. Salah satu tujuan dikeluarkannya peraturan menter: BUMN tersebut agar dalam penghapusbukuan dan set tetap BUMN memberikan hasil yang optimal bagi pemindahtanganan as perusahean, maka pelaksanaannya harus dilakukan berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-06/MBU/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap BUMN, yang dimaksud dengan pendayagunaan aset tetap adalah si pemanfaatan aset tetap BUMN melalui kerja sama dengan Prinsip Umum, Peraturan Menteri BUMN optimal mitra. Pada Pasal 5, Bab Hl, tersebut, antara lain dinyatakan bahwa ap merupakan kewenangan direksi kecuali 1. Pendayagunaan aset tet au peraturan perundang- dibatasi oleh anggaran dasar dan/at undangan, 122 7 10. i: ‘the Power of Good Corporate Governan, ce ar Ere sa/doran pes a n, aran das: ; dewan komisar Bawag Dalam hal angé jh dahulu da komisaris/dewan Pengawas ‘ rlebi dewan persetujuan tert nen oe; dengan kewenangan terse, dan/atau RUPS/ sesuai : juan atau pen , dan/atau ROP an dan/atau ee ae ws Devoe : memberikan pertim oa jayaganaat eet tetar ka usul hanya terhadap h direksi. ee gelain organ persero atau Org! ikut campur dalam P! aset pendayagunaan perundang-undangan- b atas pelaksanaan pendayagunaan ase, A jawal jam pees Ce eae perusahaan, serta eee bebas dari tetap untuk kep' tangan dan piha in. campur tang’ 7 tekanan, ee aset tetap ee dengan ape! ‘ a , i Ce prinsip-prinsip transparans! semenenian atikal Q jaran, Serta agags eee pertanggungjawaban, dan kewaj 1 asas akun . kemanfaatan. i dengan peruntukann: tetap harus sesua’ § ya Pendayagunaan aset Fe'8P ran perundang-undangan i ture berdasarkan ketentuan pera angel es eyaeanaail aset tetap tidak mengganggu kegiatan utama teri, rum, pihak manapun dilaray, mbilan keputusan mengen,; 3 dan peng ikan ; ene Henean memperhatik Peraturan BUMN. ; Pendayagunaan aset tetap tidak mengakibatkan beralihnya kepemiiikan BUMN atas aset tetap dan tidak dapat dipindahtangankan cleh mitra, kecuali diatur lain dalam peraturan menteri. Pendayagunaan aset tetap dilakukan untuk jangka waktu tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian dan tidak diperkenankan melakukan pendayagunaan aset tetap tanpa batas waktu. Aset tetap yang dikerjasamakan dilarang untuk diagunkan oleh mitra, kecuali diatur lain dalam peraturan menter? ini - Pendayagunaan aset tetap mengutamakan sinergi antar-BUMN dan/ atau anak perusahaan BUMN serta peningkatan peran serta usaha nasional. - Direksi wajib mengevaluasi perjanjian pendayagunaan aset tetap yang delum dilaksanakan, apabila direksi berpendapat bahwa Perjanjian yang sudah ditandatangani merugikan BUMN atau belum memberikan keuntungan yang optimal, dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan. Bab7 Good Corporate Governance (Ge (GCG) di BUMN 5 PENGELOLAS 7. LAAN TEKNOLOG] INFORMASI DI BUMN 7.5.1 Pentingnya Teknologi Informasi i Peranan teknologi j meningkatkan kapabilites wast (T) menjadi sangat penting untuk nilai tambah dan layanan yan, MN dalam berkonitribusi bagi penciptaan operasional BUMN menjaqj funggul (service excelent) sehingga aktiviras rangka implementasi prinsin nee OPtimal, efektif, dan efisien. Dala-n jnformasi di BUMN, oe nS!P-Prinsip GCG dalam pengeloiaan teknologi ) maka perlu disusun suatu tata xelola teknologi 9¥—IT governance). Beberapa hal yang ; 7 bi i informasi, yaitu sebagai beriicut erkaitan dengan tata kelola teknologi > Direksi dapat meneta efektif. > Direksi waj : } Wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tata kelola eknologi informasi s. n a1 Secara periodik k i dewan pengawas ‘epada dewan komisaris/ pkan tata kelola teknologi informasi yang a Dircksi wajib menjaga dan mengevaluasi kualitas fungsi tata kelola teknologi informasi di perusahaan. 7.5.2 Kebijakan Teknologi Informasi BUMN Kementerian BUMN telah membentuk Tim Kelompok Kerja (Pokja) IT Governance yang bertugas menyusun Panduan Kebijakan TI BUMN, 4 d i engan sasaran sebagai berikut. Setiap perusahaan BUMN diwajibkan memiliki kebijakan tata kelola Tl dan master plan TI untuk penyelarasan pengembangan dan implementasi TI terhadap kebutuhan bisnis masing-masing perusahaan. Kepatuhan pada hak atas kekayaan intelektual (HAKI) akan lisensi software (aplikasi) harus dapat dipenuhi oleh masing-masing BUMN Alternatif pemenuhan kepatuhan akan lisensi dapat menggunakan aplikasi open source. ‘Target tingkat kedewasaan (maturity level) dari tata kelola ‘Tl di BUMN dalam jangka wakwu 5 (lima) tahun ke depan adalah minimal maturity level 3 sesuai dengan maturity level yang ditetapkan. Penyediaan sumber daya TI harus dapat memaksimalkan program sinerg) BUMN ‘The Power of Good ¢, “Tora eG ” an panduan tersebut bertujuan a ‘Bar ke Me al 4 Seiain im Feats kelola TI yang dapat menjamin bang ‘TI dapat mene bisnis; : ee Jaras dengan eet memberikan manf, 1. Tise enable bisnis dan at (be 2. Tidapat meng: ty, aaa a TI digunakan dengan penuh tanggung jaway, n 3. Sumber a yang terdapat dalam TI dilelola dengan blag! isiko-risu : . 7 4. Risiko- e (kepatuhan) terhadap aturan tata kelog 5. Compliance x ditetapkan. 7.5.3 Kerangka Kerja Tata Kelola TI BUMN Ss. srangka kerja tata kelola TI (framework TT Gove, disasi tata kelola 1 pada BUMN, ters penerapan pada sumber daya TI yang meliputi aplikasi, mae keras, data atau informast, sistem apli an DM, dan intrastn TI (perangkat keras, infrastruktur, atau fasiltas) Dengan emi kebutuhan bisnis perusehaan dapat terpenuhi dari beberapa Parana antara lain: effectiveness, efficiency, confidential, availability, integrin compliance dan reliability of information, di mana confidential, inte dan availability terkait dengan sekuriti Tl; effectiveness dan effceng, terkait dengan bisnis perusahaan; dan reliability serta compliance teria, Tim telah menyusun ke yang menjadi standart dengan performa manajemen 7]. Fenerepan kebijakan tata kelola TI dengan basis kerangka kerja tag kelola TI disesuaikan terhadap kondisi lingkungan dan kebutuhan bignis perusahaan Oich karena itu, masing-masing BUMN dalam penerayan kontrol pengendaliannya tidak harus sama. Selain itu, penggunaan kontrol pengendalian pada masing-masing BUMN pada seliap talrunnya dapat berbeda karena perlu disesuaikan dengan kebutuhan bisnis BUMN serta didasarkan atas penilaian risiko TI yang telah dilakukan oleh BUMN yang bersangkutan. Dalam hal ini, keberadaan kebijakan tata kelola TI memang sangét krusial dalam implementasinya, mengingat opcrasional kebijakan T! di BUMN dapat diturunkan secara detail ke dalam standar mauput Prosedur. Nilai kepatuhan (compliance) akan baik apabila semua siklus Implementasi TI berdasarkan aturan yang berlaku (kebijakan, standat." Prosedur), apabila suatu operasional Tl di BUMN tideak memiliki Keb? ed Prosedur, maka tingkat kepatuhannya belum memenuhi ie Se Mstola Tl schingga keberadaan impleinentasi TI tidak efektil 7" Bab 7 Good Corporate Govern, lance (GCG) dl 3) di BUM: IN 125 pisnis BUMN. Efektivitas dari keby sebagai perangkat pengatura: a proses audit dan review secar: prosedur yang disusun selalu nasil penilaian risiko, ae kebijakan TI beserta prosedur eaede nae 71 perlu dilakukan aise » Sehingga kebijakan TI beserta ‘an review serta didasarkan atas 7.5.4 Panduan Penyusunan Pengelolaan TI BUMN Kementerian BUMN juga telah me: 7 panduan penyusunan Master Plan ennui yang telah mesyelessrn Panduan tersebut merupakan by TI perusahaan BUMN tahun 200% panduan bagi seluruh BUMN dal naka petunjuke yang dapat meniadl masing. Master Plan TI erupted menyusun Master Plan T] masing- yang dibuat untuk menyelerask rencana arsitektur TI perusahaaan pengawasan terhadap kegiatan ne fee pengelolaan, dan melt pe tem apis an Pepe ss a | a ce tata kelola, dan aspek lainnya yang terkait dengan strategi an tujuan bisnis perusahaan. Secara umum master plan terdir! den tinjavan terhadap tujuan Lisnis perusahaan, kondisi dan peran TI saat ini, tujuan dan arah pengembangan TI, rencana yang mencakup waktu dan tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan Ti, serta pengawasan dan tata kelola TI. Selanjutnya, Master Pian TI ini diharapkan dapat menjadi “bahasa bersema” bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengembangkan TI yang efektif dan efisien serta memberikan nilai tambah kepada perusahaan. Berdasarkan Peraturan Menteri BUM tanggal 18 Februari 2013 tentang Panduan antara lain disebutkan bahwa: N No. PER-62/MBU/2013 Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informast BUMN, Master Plan TI 1. Dalam rangka peman’ menyusun master plan tel setelah peraturan ini ditetapkan; 2. Master plan teknologi informast, disusun da dengan mengacu pada Lampiran 1 Peraturan Me 3. Master plan teknologi informasi disust" untuk periode 3 (tiga) sampai dengan § (lima) tahun dan diselaraskan dengan rencans jangka panjang perusahaan (RJPP) dan mendukung strategi dan tujuan ngan TI, setiap BUMN faatan dan pengembai paling lambat 2 tahun nologi informast nditetapkan oleh direksi nteri ini: perusahaan, ‘the Power of Good COrPOFae Governay, Ke mentasikan dalam renca, 126 cana Kerja dan anggay.’ ‘ diimple 4. Master plan teknologi informasi aio tahunan yang menjadi page ng dan evaluasi pelaksanaan mac, P); perusahaan (RKA! . 5. Di i wajib melakukan monitor sy den scaptlanuna Direksi waj ee . asi secara < i Ban telelog ia rjga per capaian pelaksanaan, hasil, dan tujyan mengetahui ke j informesis ; gi serkala menjadi bagian dari lapora, master plan teknolo aikan kepada RUPS/menteri setigy 6. Hasil monitoring dan evaluasi manajemen BUMN yang disap: i tahunan. triwulan dan hasil evaluasi : : 7. Direksi dapat melakukan pengkajian ulang dan melakukay formasi yang telah ditetapkan ter plan teknologi in ; spkan, coabeaieeflaicde untule mengantisipas! perubahan bisnis dan perkembangan teknologi informasi. Sinergi TI BUMN ; 1. Setiap BUMN mengutamakan sinergi antar-BUMN dalam pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi Sinergi aniar-BUMN sebagaimana dimaksud ayat (1) diutamakap i membawa TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) terbesar. 3. Sinergi teknologi informasi mengacu pada Lampiran III Peraturan Menteri ini. 4. Sinergi teknologi informasi dapat dilakukan pada bidang keuangan, pemasaran, produksi, distribust, penelitian, pengadaan, SDM, dan teknologi informasi 5. Pelaksanaan sinergi teknologi informasi dilakukan berdasarkan asas manfaat yang berlandaskan pada prinsip-prinsip good corporate governance. 7.6 PENGUKURAN TERHADAP PENERAPAN GCG DI BUMN BUMN wajib melakukan pengukuran terhadap penerapan GCG dalam bentuk: J. Penilaian (assessment), yaitu program untuk mengidentifikasi pelaksanaan GCG di BUMN melalui pengukuran pelaksanaan dan penerapan GCG di BUMN yang dilaksanakan secara berkala setiap 2(dua )tahun; 2. Evaluasi (review), yaitu program untuk mendeskripsikan tindak lenjut pelaksanaan dan penerapan GCG di BUMN yang dilakukan pada tahun berikutnya setelah penilaian sebagaimana dimaksud Bab7 Good Corporate Governance (Gcc: (GCG) di Bunty e pada huruf a, yang metinn : : ipul i P tindak lanjut atas Tekomendest ea {ethadap hasil peniaian dan TDaikan, Sebelum pelaksana, 3 sosialisasi GCG pada Bin Penilaian, didahului dengan tindakan pada prinsipnya dilakuka, yang bersangkutan, Pelaksanaan penilaian ditunjuk oleh dewan komicer ect Penilai (assessor) independen yang dengan ketentuan pengad, ‘aris/dewan pengawas relalui proses sesuai dai apabila diperhakae noon O@ng dan jasa masing-masing BUMN, : " dapat meminta bantuan direksi dalam proses la dipandang lebih efektif dan efisien penilaian n Menggunakan jasa instansi pemerintah yang CG, yan i : melalui penunjukan ere 8 Penunjukannya dilakukan oleh direksi 7.6.1 Ketentuan Kementerian BUMN Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN, antara lain menyatakan bahwa indikator/ parameter pengukuran penerapan GCG, sebagai kriteria pengukuran GCG meliputi beberapa aspek, indikator, parameter, dan faktor yang diuji kesesuaiannya(FUK). Penilaian (assessment) merupakan program yang bertujvan untuk mengidentifikasi pelaksanaan GCG di perusahaan. Berdasarkan Pasal 44 dalam Peraturan Menteri BUMN Ne. PER-O1/ MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN, menyebutkan bahwa pelaksanaan assessment dilaksanakan secara berkala setiap 2 (dua) tahun. Pada SK-16/S.MBU/2012 tersebut, daftar indikator/parameter penilaian dan evaluasi atas penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada BUMN dilampirkan. Daftar tersebut dijelaskan pada Tabei 7.1 berikut Tabel 7.1 Rincian Aspek Penilaian Beserta Bobot FobaR a Pinaiatony| paranietee | Fuk 1s] 47 SESS: Komitmen terhadap Penerapan tata kelola | Perusahaan yang baik secara berk \jutan : : ‘The Power of Good Corpora, ol ' Coy ng Pengungkapan ca ie keterbukaan infor i va : cara lengkap, nilai yan, di sakan penilaian se : Peroly Setcah dae masukkan ke dalam salah satu kategor; mat suatu BUI Tabel 7.2. 1t GCG Tabel 7.2. Fenilaian (Scoring) Self Assesmen is [ Sangat baik (excellent) 1] 85 Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-O1/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN, pada Bab Xi Pengukuran terhadap Penerapan GCG, Pasal 44 ayat (1) s.d. (9) antara lain disebutkan a. BUMN wajib melakukan pengukuran terhadap penerapan GCG dalam bentuk: 1) Penilaian (assessment), yaitu program untuk mengidentifikas pelaksanaan GCG di BUMN melahai pengukuran pelaksanaan dan penerapan GCG di BUMN yang dilaksanakan seca? berkala Setiap 2 (dua) tahun; 2) tinal (evteuy, yaitu program untuk mendes yang tiie pelaksanaan dan penerapan GCG di aa “pada tahun berikutnya setelah penilai Bab 7 Good Corporate Governance (Gee gy 7 i BUMN b. c. 129 sebagaimana di i terhadap hasil e ‘Sud pada hurufa, yang meliputi evaluasi perbaikan, Malan dan tindak lanjut atas rekomendasi Sebelum pelak é eisidHinus! Coen Penilaian, didahului dengan tindakan Pada BUMN yang bersangkutan. en i Pada prinsipnya dilakukan oleh penilai lui an Yang ditunyuk oleh dewan komisaris /dewan. a a ‘oses Sesuai dengan ketentuan pengadaan a pe eens BUMN, dan apabila diperlukan Apabila dipandang ay ees! dalam proses penunjukannya dilakukan den ae ebih efektif dan efisien, penilaian dapat berkompete, 7 menggunakan jasa instansi pemerintah yang vera ot bidang GCG, yang penunjukannya dilakukan oleh direksi melalui penunjuk Pelaksanaan evaluasi Pelaksanaan pe (assessor indep, pengawas mela barang dan jas, ‘an langsung. Pada prinsipnya dilakukan sendiri oleh oe Pe bersangheutan (selfassessment, yang pelaksanaannya Beate ‘sikan dengan atau meminta bantuan {asistensi) oieh penilai independen atau menggunakan jasa instansi pemerintah yang berkompeten di bidang GCG. Pelaksanaan penilaian dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan indikator/parameter yang ditetapkan oleh sekretaris kementerian BUMN Dalam hat evaluasi dilakukan dengan bantuan penilai independen atau menggunakap jasa instansi pemcrintah yang berkompeten di bidang GCG, maka penilai independen atau instansi pemerintah yang melaicukan evaluasi tidak dapat menjadi penilai pada tahun berikutnya Sebelum melaksanakan penilaian, penilai menandatangani perjanjian kesepakatan kerja dengan direksi BUMN yang bersangkutan, yang sekurang-kurangnya memuat hak dan ewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu dan biaya pelaksanaan. Hasil pelaksanaan penilaian dan evaluasi dilaporkan kepada RUPS/menteri bersamaan dengan penyampaian laporan tahunan. Pengukuran/evaluasi secara internal pada prinsipnya dilakukan sendiri oleh BUMN yang bersangkutan (self assessment), yang pelaksanaannya dapat didiskusikan dengan atau meminta bantuan {asistensi) oleh penilai independen atau m ggunakan jasa instansi pemerintah yang berkompeten di bidang GCG Pelaksanaan penilaian 130 vy Vv y ‘The Power of Good Corporate i ove, ae 5 enggunakan indikato, Min, n dengan ™ SAator/pya 5 eo aexretaris kementerian BUMN, "ama n oe dilakukan dengan bantuan penilaj A hs jasa instansi pemerintah yang berkom Peng, an jas i Pet a penilai dan evaluas! dilal yang ditetapka Dalam hal eval atau menggun@ bidang GCG, mak en yang melakukan has 7 tahun berikutnya. SC ! menendatat gani perjanjia ‘ ley independen atau instangj Pen asi tidak dapat menjadi Penitas ah Jum melaksanakan Penilaian | Pad, /kesepakatan kerja dengan dire! Ba sekurang-kurangnya memua, " yang bersaneletan yee pihak, termasuk jangka wana dn en Hasil pelaksanaan penilaian dan evaluasi dilap,e® femaa RUPS/menteri bersamaan dengan penyampaian lat tahunan. Apabila BUM perlu membe: 1 manajer GCG melalui surat keputus Lamanya waktu pelaksanaan evaluasi / assessment sangat bergantun pada kecepatan dan ketepatan penyediaan dokumen, Pelaksanaay pengisian kucsioncr, dan wawancara. Biasanya dapat diselesaikan dalam jangka waktu 35 hari kerja. Beberapa hal yang harus diperhatikan bagi assessor yang ditunjux menjadi tim self assesment GCG, antara lain: a. Memahami konsep dan prinsip-prinsip GCG, misalnya dikuatkan dengan keterangan bahwa yang bersangkutan telah mengikuti dan inemperoieh sertifikat (induction program calon assessor GCG); Berminat dalam kegiatan GCG; c. Menguasai prosedur dan teknik-teknik evaluasi penerapan GCG, termasuk scoring; d. Memilik. wawasan vang memadai mengenai kondisi-kondisi makro yang berkaitan dengan praktik-praktik bisnis BUMN ¢. Memiliki keahhan dalam berkomunikasi (communication shill, secara lisan dan tertulis; Dapat bekerja sama dalam tim (teamwork); . one integritas dan kepribadian yang baik; i kemampuan analisis yang baik. head "gas dan tangeung jawab tim selfassesment GCG, anta® N ingin melakukan pengukuran secara internal, ntuk tim selfassesment GCG yang dapat diketyaj usan (SK) direksi. oleh f. a. oM ei , lempersiapkan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan 0 Self assesment GCG. Bab 7 Good Corporate Governance 4) 366) di BUM b. Melakukan e. 'valuas: diper! idan 7 __ Pekan in sey sneered ‘ 1 Penilaian (sco OCS eee sesuai dengan ane atas setiap indikator pene! -16/S.MBU/ ikator/ para ee ae /2012; Parameter yang ditetapkan dalam d. Melakukan survei pe a Perse sazsioner maupan eae GCG dengan menggunakan uikan rekomendas wot nasi perbaikan untuk mengurangi celah (gap) antara indi indi, perusahaan; ” SCG dengan aktual penerapan GCG di f, Membuat laporan hasi : Fitna oleh direktur utama BUM a t ei uri dk. (2014) telah menul as ‘erdas Memahami Ass. uulis buku yang berjudul Strategi reraebt dapat a fssessment GCG Kementerian BUM Buku self assesment GCG) an sebagai panduan bagi para assessor (tim Ht etetmetent eae dibentuk oleh perusahaan dalam rangka tersebut juga telah ure implementasi GCG pada BUMN. Buku bal sesh venis Hate dengan contoh-contoh praktis mengenai ang harus dilaku hea aca oleh assessor dalam menjalankan It 1 ; Self assesment GCG kepada direksi yang 7.7 PENILAIAN BUMN BERSIH 7.7.1 Tujuan Penitaian BUMN Bersih Menilai komitmen direksi dan dewan komisaris, dalam meningkathan penerapan GCG, baik secara 4 ‘a menciptakan BUMN yang bersih dan bebas e /dewan pengawas dministratif maupun substantif, sert dari gratifikasi, kecurangan (fraud), dan KKN. Menilai komitmen direksi dan dewan komisaris/dewon pengawas untuk tidak meiakukan penyimpangan/kecurangan termasuk 1ap, dan gratifikasi. > korupsi, su 7.7.2 Dasar Kegiatan enterian BUMN No. $-174/S.MBU/2013 tanggal 10 g Bantnan Pelaksanaan Survei Persepsi 05/MBU/20i3 tanggal 30 a BUMN Bersih > Surat Kem September 2013 tentan tentang BUMN Bersih i + Surat Edaran Menter! BUMN No. SE September 2013 tentang Road Map menu) “the Power of Good Corporate Go, vena in » Surat Kementerian ginal tangeat 3, tentang B oe a UMN No. S- 34 /MBU/2013 tanggal 12 Novem 2013 mengenai PersiaPse Survei Tahap | BUMN Bersih. bey } Surat Kementerian BUMN No. $-556/MBU/2013 tanggal 13 Novem aialine Kerja Survei BUMN Bersih. 2013 mengenai Keransk@ Acuan Penilaian, dan Jadwal Survei kementerian BUMN telah menjelag ang telah dilaksanakanm va, n, Ruang, Lingkop 2014 yang ialu, peserta jadwal survel Yi 7.7.3 Sasara Pada periode tahun mengenai tahapan yaitu sebagai berikut. é > Tahap 1: Survei BUMN Bersih pada jaj (Bersih Tingket |) pada BUMN yang tel > Tahap 2: Survei BUMN Bersih pada jajaran s direksi (Bersih Tingkat Il). Tahap 3: Survei BUMN Bi direksi (Bersih Tingkat III) Jadwal Pelaksanaan Survei: + Tahap 1: Februari-Maret 2014 + Tahap 2: Mei 2014 + Tahap 3: Agustus 2014 aran dewan komisaris /direk. Jab mendaftar 141 BUMN. atu tingkat di baway ersin pada jajaran dua tingkat di bawah 7.74 Responden, Metode Penyampaian Kuesioner, dan Pengolahan Data Responden > Internal: direksi, komisaris, manajemen, unit compliance, pegawai . Eksternal: pelanggan, pemasok (su egan, pema ipplier), regulat saham, serikat pekerja ae Metode penyampaian kuesioner > Alte rnatif 1 : mengumpulkan responden internal dan eksternal > Alte . joeclaian data dokumen pointes eee y lai dari unsur dokumentasi aplikasi meliputi: > Bab7 Good Corporate Governance (GCG) di yy i BUMNN - Kecukupan ee Pem * Upaya-upaya yan eat Kualitas dokumen kebijakan; 8 telah dilakukan direksi/komisaris. b. Penilaian unsur doi i dengan pihak yang wens Gapat didukung dengan wawancara c. Penilaian kualit ae as ne dokumentasi menggunakan skala: 0 - 2,5 ~ a. Nilai dokunentagi nilai pemen ajhay bersangkutan, e. Nilai akhir q akhir do Pemenuhan untae ti dihitung dengan rata-rata nilai “intuk seluruh parameter kriteria dihitung dengan rata-rata Parameter yang ada di kriteria yang Tabel 7.3 Materi Penentuan Kategori BUMN Bersih ers di atas 7,50 I] gf XB | cs B B 5 [diatas 5,00- rete A g o-7,80/ TB cB cB cB 2 |e KB KB S 7B 7B 1B diatas [di ata we |di atas 7,50 2,5-5,00 |5.00-7,50 Persepsi mitmen akup berkomitmen IKB: [Kurang berkomitmen B: (Tidak berkomitmen 7.7.5 Implementasi BUMN Bersih Berdasarkan Surat Edaran Kementerian BUMN No. SE-0S/MBU/2013 tentang Roadmap menuju BUMN Bersih, Kementerian BUMN mengharapkan agar dalam menjalankan aktivitas bisnis BUMN memiliki komitmen yang kuat terhadap integritas, kejujuran, dan anti korupsi Oleh karena itu, BUMN seharusnya menyambut dengan antusias program ‘the Power of Good Corporate Governancg % rsebut. Beberapa hal yan n oleh kementerian BUM plementasi BUMN Berane pedoman akan aktivitas sebagai berikut, Clason edasarkan Prinsip-prinsip goo bisnis Jnaisten serta menjalin hubungay caren yemangku Kepentingan. Turub periternal berdasarkan kerangleg eat siko perusahaan (enterprise yang dicanangka ‘ dapat digunakan sebagal Ps manajemen BUMN dapat " 1. Menjalankan aktivita: corporate governance SC yang harmonis dengan seh ng " 2. Menerapkan sistem pe! jag COSO imegrated framework, manajem Nilieleedawac kan whistle blowing system empurna syst (WBS) dalam rangka state n dan pengendalian gratifikas; m pengelolaan dar “ Melaksanakan pr pengendalian gratifikasi (UPC), dalam hal ini dapat os . emi fin a sama dengan pihak ketiga yang kompeten, misainya menjali isi ‘antasan korupsi (KPK). a I ari kerja serta mensosialisasikan kepada seluruk karyawan/manajemen sert: mangku kepentingan lainnya : 6. Menctapkan wajib pengisian laporan harta kekayaan (LHKPN) bagi para pejabat scsuai ketentuan yang berlaku. ‘Semoga dengan mengimplementasikan BUMN Bersih, maka manajenien BUMN ikut bertanggung jawab dalam mengupayakan pencegahan korupsi di lingkungan BUMN melalui peningkatan integritas, pengawasan, dan perbaikan sistem sesuai dengan tugas dan fungsinya. 7.8 PENGADAAN BARANG DAN JASA DI BUMN 7.8.1 Regulasi Pengadaan Barang dan Jasa BUMN Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri BUMN No. 15/MBU/2012 tanggai 25 September 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri BUMN No. 05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa BUMN, antara lain diatur: 1. Pengadaan barang dan jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip: a. Ffisien, berarti pengadaan barang d untuk mendapatkan h, waktu vang cepat deng, seminimal mungkin se pada harga terendah; lan jasa harus diusahakan asil yang optimal dan terbaik dalam an Menggunakan dana dan kemampuan cara wajar dan bukan hanya didasarkan Bab7 Good Corporate Governance (6C6) di BUM b. Efektif, berarti pe, es kebutuhan vane ana barang dan jasa harus sesuai dengan sebes: r-besarnya sesuayetPkan dan memberikan manfaat yang, c. Kompetitif, berartj dengan sasaran yang ditetapkan; semua penyedia baran, mee Darang dan jasa harus terbuka bagi dan dilakukan melalui '8 dan jasa yang memenuhi persyaratan bavang dan jasa yang 1s n8& Yang sehat diantara penyedia tertontu berdasarkan oat dan memenuhi syarat/kriteria transparen; etentuan dan prosedur yang jelas dan Pengada, 4. Transparan, berarti se, pengadaan barang dan pengadaan, tata cara penyedia barang dan j barang dan jasa yan, e. Adil dan wajar, be mua ketentuan dan informasi mengenai Jasa, termasuk syarat teknis administrasi evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon asa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia berminat; rarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua cal . syurat; on penyedia barang dan jasa yang memenuhi f Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menjauhkan dari potensi penyalahgunaan dan penyimpangan. 2. Pengguna barang dan jasa men gutamakan penggunaan produksi dalam negeri, Peete rancang bangun, dan perekayasaan nasional, serta perluasan kesempatan bagi usaha kecil, sepanjang kualitas, harga dan tujuannya dapat dipertanggungjawabkan 3. Dalam rangka mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, pengguna barang dan jasa dapat memberikan preferensi penggunaan produksi dalam negeri dengan tetap mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku 4. Pengguna barang dan jasa mengutamakan sinergi antar-BUMN, anak perusahaan BUMN, dan/atau perusahaan terafiliasi BUMN atau antar anak perusahaan BUMN dan/atau antar perusahaan terafiliasi BUMN, dalam rangka meningkatkan efisiensi usaha atau perekonomian. Pada Pasal 12 dalam Peraturan Menteri BUMN tersebut juga mengatur tentang pemberlakuan bagi BUMN yang berbentuk persero terbuka, dikukuhkan melalui RUPS masing-masing persero terbuka tersebut atau dengan mengadopsi secara langsung dalam peraturan direksi. Berdasarkan, Pasal 12 A. peraturan ini diberlakukan pula pada anak perusahaan BUMN dan perusaiiaan terafiliasi BUMN, yang pelaksanaannya dilakukan sesuai the Power of Good Corporate Governanc, an. Sclain itu, peraturay dengan ketentuan PeratUTI Tam hal pengguna Pare dan jasa yan, 3988 Yang tersebut diberlakukan pula “Ay yang sahamnya lebih dari 50% da, iz 7 rusahaan terafiliasi BUMy 136 an perundang-undangs ahaa merupakan anak perus peas fil i iliki oleh BUMN, 90% dimiliki oleh kurang dari 90% dimiliki oleh seri 90% dimiliki oleh anay e ri 50% dan kurang n BUMN derigay yang sahamnya lebih da rang erusahean BU mu gabungan 61" Menteri BUMN ini, maka; perusahaan BUMN, ata if BUMN. Dergan pemberiauen es perusahaan terafilias’ BUM, 1. Anak perusahaan BUMN an) ata ee melakakan pentnjuker dapat menunjuk langsung BU. t aku langsung; : Ae 2. Anak perusahaan BUMN canner e dapat menunjuk langsung BUMN, ar perusahaan terafiliasi BUMN. Penunjukan langsung tersebut dilakukan sepanjang) es efisiensi usaha dan dimungkinkan eave oe oni Conga Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Menter? : ie, Desember 2012 tentang Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis yang terindikasi Penyimpangan dan/atau Kecurangan, antara lain diatur sebagai berikut. a 1. BUMN dapat melakukan penundaan pelaksanaan perjanjian yang berkaitan dengan transaksi bisnis, apabila terdapat indikasi adanye penyimpangan dan/atau kecurangan dalam transaksi bisnis tersebut yang menyebabkan kerugian bagi BUMN. : 2. Penundaan pelaksanaan perjanjian, dilakukan sesuai dengan pedoman penundaan transaksi bisnis yeng terindikasi penyimpangan dan/atau kecurangan aan terafiliasi BUMN, rusahaan BUMN, atau, Sementara itu, pada Pasal 2 Peraturan Menteri BUMN menyebutkan bahwa: 1. Dalam transaksi bisnis yang dibuat antara BUMN dengan mitra harus mencantumkan ketentuan mengenai penundaan dan pembatalan sebagaimana diatur dalam peraturan menteri ini; 2. Bagi perjanjian transaksi bisnis yang sudah ditandatangani sebelum peraturan menteri ini ditetapkan, dapat ditinjau kembali dengan tetap memperhatikan ketentuan di bidang hukum perjanjian; 3. Bagi transaksi bisnis yang sudah disetujui, namun perjanjiannya belum ditandatangani dan transaksi bisnis yang sedang dalam proses, agar perjanjiannya disesuaikan dengan peraturan menteri ini. Bab 7 Good Corporate Governance i (6C6) a gy "BUM, 7.8.2 Implementagj Pe Perun eee dang-undan oo mematuhi setiap ketentuan Bone P Profesionalig, ope eT alcu, serta wajib melaksanakai: » harus menghindar qes*"Sh dan GCG i ari : securengan dalam setiap transayn tok? Penyimpangan dan/atau a are transaksi bisnis yang a bisnis, sehingga apabila ditemukan atau kecurangan, Sudah sewajann eclanya penyimpangan dan/ dilakukan penundaas Untuk mens 2Pabila transaksi bisnis tersebut BUMN. Beberapa contop, ging nehindari kerugian yang timbul bagi a. Adanya indikasi manipuin son Pevimpangan, yaitu: up) maupun m Pulasi harga baik penggelembungan (mark b. Adanya indilesg ee n8i (mark down) anya indikasi proyek fiktip: : c. Adai i u : Adanya ingle cemalsuan identitas mitra bisnis; Ae a ‘asi bara i 7 : cosa arang /jasa di bawah spesifikasi/kualitas yang Dalam rangka : fe an “ et implementasi pengadaan barang dan jasa, BUMN i oe pedoman/prosedur pengadaan barang dan jasa dengan mengacu ketentuan yang telah diatur pada peraturan menteri BUMN tersebut Selain itu, direksi BUMN diwajibkan menyusun ketentuan internal berupa Standard Operating Procedure (SOP) mengenai tata cara penundaan transaksi bisnis yang berindikasi penyimpangan dan/ atau kecurangan dengan berpedoman pada peraturan menteri BUMN F Pe tersebut. Bagi BUMN terbuka (go public) juga berlaku ketentuan dalam peraturan menteri ini, sepanjang tidak diatur lain dalain peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Bagi BUMN yang bergerak pada sektor usaha tertentu, ra Cae ae dalam peraturan menteri ini, sepanjang ae su ee yang peraturan perundang-undangan di bidang sektor tu d. Bagi persero yang tidak semua sahamnya dimiliki oleh area ceed -aturan menteri ini dikukuhkan dalam RUPS eraturan mi negara, pemberlakuan p ae 7 i bersangkutan atau dengan mengadopsi secara langsung Paice haan. Sementara, bagi perseroan d nal perus: jalam peraturan interna! p\ : la: 7 ; terbatas dengan kepemilikan saham negara kurang dari 5 dapa teri ini. memberlakukan secara | Ngadaan Rares, 'snisny, Jangsung peraturan men power of Good Corporate Govern, vance he g dan jasa memang sangat rawan day, ‘apalagi apabila terdapat ‘kota eee antara Karyauce an barant /atau kecurangan a] antar-karyaw?) aan barang dan jasa tern’ (eksternal) “pati terkait pengad: ang bisa be-implikasi terhadap 138 > Masalah pengada: penyimpangan dan, (collusion) secara in dengan pihak ketiga > Manajemen BUMN harus hati: ini, agar terhindar dari kasus-kasus ¥ permasalahan hukum di kemudian hari.

You might also like