Professional Documents
Culture Documents
FINAL - Lampiran-3 - Alur Data Dan Pelaporan Kematian - AMP-SR
FINAL - Lampiran-3 - Alur Data Dan Pelaporan Kematian - AMP-SR
FINAL - Lampiran-3 - Alur Data Dan Pelaporan Kematian - AMP-SR
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
2. Ketika pasien sampai di FKRTL maka pihak RS menanda
tangani lembar kerja rujukan dan tanda terima pasien,
selanjutnya mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan di kartu
catatan medis serta melakukan pencatatan dan pelaporan
rumah sakit
3. Setelah pasien tersebut mendapatkan perawatan kesehatan di
FKRTL sampai kondisi sehat serta siap dipulangkan maka
FKRTL mengeluarkan Surat Rujuk Balik ke FKTP untuk
penanganan selanjutnya.
4. Apabila pasien meninggal maka FKRTL harus melaporkan data
kematian baik secara manual (dengan form tersedia) ataupun
melalui aplikasi MPDN (Maternal Perinatal Death Notification).
Rujuk
Balik
1. Menerima, meneliti,
FKRTL menandatangani surat
rujukan serta membuat
tanda terima pasien
2. Mengisi hasil pemeriksaan
dan pengobatan di kartu
catatan medis
3. Membuat inform concent
4. Mencatat ke registrasi rumah
sakit
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
C. PELAPORAN DATA KEMATIAN
Menurut batasan dari The Tenth Revision of International
Cassification of Diseases (ICD-10), kematian maternal adalah
kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42
hari setelah kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi
kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan
kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut, atau
penanganannya, akan tetapi bukan kematian yang disebabkan
oleh kecelakaan atau kebetulan.
Apabila terjadi kematian pada maternal dan neonatal, maka
fasyankes maupun masyarakat harus melaporkan data kematian
tersebut ke Dinas Kesehatan.
Data kematian meliputi: 1) Identitas orang yang meninggal (nama,
jenis kelamin, umur), 2) Penyebab kematian, 3) Waktu kematian,
dan 4) Tempat kematian
Pelaporan data kematian dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Secara Manual
a. Jika kematian ibu/bayi baru lahir terjadi di masyarakat
maka Bidan di Desa melakukan Otopsi Verbal Maternal-
Perinatal (OVM-P). Bidan desa melaporkan OVM-P tersebut
kepada Bidan Koordinator (Bikor) yang selanjutnya akan
diverifikasi oleh Bikor tersebut dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan.
b. Jika kematian ibu/bayi baru lahir terjadi di Klinik Pratama/
TPMB maka penanggungjawab Klinik Pratama/TPMB harus
melaporkan kematian tersebut ke Puskesmas. Selanjutnya
Bidan di Desa akan melakukan Otopsi Verbal Maternal-
Perinatal (OVM-P) di Klinik Pratama/TPMB ataupun tempat
tinggal pasien meninggal tersebut. Bidan di Desa melaporkan
hasil OVM-P kepada Bikor untuk diverifikasi dan dilaporkan
ke Dinas Kesehatan;
3
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
c. Jika kematian ibu/bayi baru lahir terjadi di Rumah Sakit
maka penanggungjawab Rumah Sakit harus melaporkan
kematian melalui Rekam Medis Maternal-Perinatal (RMM-P)
ke Dinas Kesehatan. Selanjutnya Puskesmas melakukan
Otopsi Verbal Maternal-Perinatal (OVM-P) di Rumah Sakit
dan rumah pasien meninggal tersebut. Lalu Puskesmas
melakukan verifikasi dan melaporkanke Dinas Kesehatan.
RMM/P
Verifikasi lengkap
PUSKESMAS
BIKOR
REKAP
DINAS KESEHATAN
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
Untuk Rumah Sakit langsung melaporkan melalui Aplikasi
MPDN dan diverifikasi oleh Dinas Kesehatan. Selanjutnya Dinas
Kesehatan akan memberikan informasi ulang ke Puskesmas
apakah sudah dilakukan Otopsi Verbal Maternal-Perinatal
(OVM-P).
Seluruh FKRTL dapat melaporkan setiap kematian maternal
dan Neonatal melalui Aplikasi MPDN, dan wajib mengisi format
RMM-P yang sudah di sediakan oleh Dinas Kesehatan dalam
kepentingan verifikasi kematian dan pelaksanaan AMP (Audit
Maternal Perinatal) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang
REGIONALISASI
PELAPOR WEBSITE
PUSAT KATEGORISASI
FKTP
DATA
FKRTL II
ANDROID VERIFIKASI
FKRTL III
PELAPOR Rekapitulasi
DAFTAR kematian :
& LAPORA
kematian N - PENAKIB
PENERIMA
PELAPOR - DINKES
(sesuai hak KEMATI
akses) AN - BUPATI
- GUBERNUR
- KEMKES
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
sudah memiliki password atau melalui android yang sudah
memiliki aplikasi MPDN
b. Aplikasi MPDN dalam android merubah isian formulir menjadi data
digital dan dikirimkan kepada Pusat Sata di server Pusdatin
Kementerian Kesehatan RI. Bila gagal kirim, data disimpan di
memori gawai sampai dapat koneksi pada kesempatan pertama
c. Data yang masuk dilakukan proses regionalisasi, kategorisasi dan
verifikasi. Dalam verifikasi, Dinas Kesehatan harus sudah memiliki
data lengkap yaituOVM/P, RMM/P dari FKTP dan FKRTL
d. Verifikator mempelajari data yang diterima, kemudian melakukan
verifikasi. Apabila tidak ada yang dapat dirubah/ditambahkan,
verifikator melakukan finalisasi, sehingga terdapat 3 jenis data :
DITERIMA, DIVERIFIKASI dan FINAL
e. Laporan kematian yang disajikan dalam bentuk:
1) Layar Utama (dashboard)
2) Daftar kematian
3) Rekapitulasi kematian
f. Laporan kematian kemudian dikirimkan kepada penerima &
pelapor ysng sesuai hak aksesnya
g. Aplikasi MPDN dalam gawai (penerima & pelapor) menampilkan
laporan dalam versi tampilan android
h. Penerima melakukan analisis terhadap laporan yang masuk guna
mengambil kebijakan strategis berbasis data
i. Untuk daerah dengan jangkauan internet yang lancar, proses
pelaporan dan penerimaan laporan dapat dilakukan melalui
jejaring internet
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
D. AUDIT MATERNAL dan PERINATAL – SURVEILANS dan RESPON (AMP-
SR)
Merupakan serangkaian kegiatan berkelanjutan dan sistematik untuk:
1. Menyediakan informasi tentang kejadian kematian maternal dan
perinatal sedini mungkin;
2. Diagnosis penyebab kematian sesuai kaidah internasional (ICD);
3. Pelaporan kematian (termasuk pengisian formular AMP);
4. Melakukan audit (kajian) kasus untuk menentukan faktor penyebab
yang bisa diperbaiki;
5. Menghasilkan rekomendasi yang berkualitas dan mampu laksana;
6. Memberikan arah intervensi (respon) yang tepat untuk mencegah
terjadinya kematian di kemudian hari.
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
b. Melaporkan kematian yang sudah diverifikasi ke Dinas Kesehatan.
c. Pengumpulan data kematian menggunakan formulir AMP-SR.
d. Sekretariat AMP Kabupaten melakukan kompilasi kematian ibu dan
perinatal dengan menjaga kerahasiaan dan menyiapkan data
kematian ibu dan perinatal yang akan dikaji.
3. PENGKAJIAN
- Tim AMP melakukan audit kematian maternal dan perinatal di
tingkat Kabupaten secara berkala (misalnya setiap 2-3 bulan sekali)
dengan menggunakan: hasil ringkasan audit medik dari RS (RMM,
RMP) dan laporan kematian di masyarakat dan di fasyankes.
- Tim AMP melakukan analisis data agregat untuk seluruh kematian
maternal dan perinatal di wilayahnya, bertujuan untuk identifikasi
kecenderungan penyebab, faktor penyebab dan karakteristik kasus.
- Hasil analisis agregat dan rekomendasi/rencana tindak-lanjut
dilaporkan oleh Tim AMP kepada Kepala Dinkes Kabupaten.
- Setiap enam bulan, Dinkes Kabupaten mengirimkan laporan
kemajuan pelaksanaan AMP kepada Bupati.
- Dan setiap tahun, Dinas Kesehatan membuat laporan tahunan
kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Bupati.
4. RESPON
- Respon/tindakan korektif berdasarkan hasil audit kematian, di
fasyankes (FKTP dan FKRTL), maupun di tingkat Kabupaten.
a. Penyusunan dan pelaksanaan rencana tindak lanjut oleh pihak-
pihak terkait sesuai dalam rekomendasi AMP-SR.
b. Diseminasi hasil AMP-SR di forum dengan audiens yang luas
untuk pembelajaran dan mendapatkan rekomendasi guna
memantapkan tindakan korektif/respon.
c. Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk menilai pelaksanaan
tindakan korektif dilaksanakan untuk mencegah kematian
maternal dan perinatal di kemudian hari.
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
TIM MANAJEMEN AMP
Tim Manajemen AMP adalah pihak-pihak yang bertugas mengelola
kegiatan AMP di wilayah Kabupaten, terdiri dari:
1. Penanggung-Jawab AMP-SR
yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, yang memiliki tugas:
a. Memfasilitasi Koordinator Tim AMP dalam penyelenggaraan AMP-SR.
b. Mengkomunikasikan kebutuhan dana pelaksanaan AMP Kabupaten
dan mengalokasikan dana yang tersedia dengan efektif dan efisien
untuk pelaksanaan AMPSR.
c. Memastikan kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam
penyelenggaraan AMP-SR.
d. Menindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan oleh tim AMP-SR,
berupa usulan program, kebijakan baik yang sifatnya segera atau
dalam bentuk perencanaan tahunan.
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
3. SEKRETARIAT AMP-SR
Sekretariat AMP melakukan fasilitasi pelaksanaan AMP-SR di
Kabupaten.
Sekretariat terdiri atas beberapa orang staf dari Bidang Kesehatan
Masyarakat, Kesehatan Ibu dan Anak dan Bidang Pelayanan
Kesehatan di Dinas Kesehatan.
Tugas Sekretariat AMP-SR sebagai berikut:
a. Membantu Koordinator Tim Manajemen AMP-SR dalam
pelaksanaan kegiatan AMP-SR.
b. Melakukan kompilasi, verifikasi dan rekapitulasi daftar kematian
WUS, Ibu, BBL dan lahir mati yang dikirimkan dari fasyankes.
Laporan rekapitulasi kematian tingkat FKTP, termasuk dari
masyarakat dilaporkan oleh puskesmas ke Dinas Kesehatan.
c. Melakukan sinkronisasi data kematian ibu/maternal, BBL dan lahir
mati dengan institusi lain (Dinas Sosial, Dukcapil)
d. Melakukan anonimasi, memberikan kode unik sesuai aturan yang
berlaku dan mempersiapkan data untuk pertemuan audit kasus.
e. Melakukan fasilitasi pelaksanaan pertemuan audit kasus.
f. Menjadi notulis dalam pertemuan audit kasus.
g. Melakukan pengarsipan dokumen penyelenggaran AMP-SR
h. Menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
penyelenggaraan AMP-SR.
i. Melakukan fasilitasi pelaksanaan pertemuan diseminasi hasil
kegiatan AMP-SR kepada pihak terkait.
j. Melakukan analisis agregat terkait trend penyebab kematian
maternal dan perinatal,
k. Membuat laporan kemajuan pelaksanaan AMP-SR sebanyak dua
kali dalam setahun untuk dikirimkan kepada Bupati dan Dinas
Kesehatan Provinsi.
10
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
4. TIM PENGKAJI AMP-SR
Tim pengkaji adalah para klinisi atau pakar yang keahliannya terkait
dengan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal
Tim pengkaji kematian maternal minimum terdiri dari 1 orang spesialis
obstetri dan ginekologi, 1 orang bidan senior dan 1 orang staf Program
Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kabupaten.
Tim pengkaji kematian perinatal minimum terdiri dari 1 orang dokter
spesialis anak, 1 orang dokter spesialis obstetri dan ginekologi, 1 orang
bidan senior dan 1 orang staf Program Kesehatan Ibu dan Anak Dinas
Kesehatan Kabupaten.
Ada dua jenis tim pengkaji:
a. Pengkaji Internal:
- Pengkaji Internal adalah para pakar dari dalam Kabupaten
setempat terkait proses pemberian pelayanan kesehatan
maternal dan perinatal, serta aspek-aspek yang terkait dengan
morbiditas dan mortalitasnya.
- Tugasnya adalah:
1) melakukan audit kasus kematian maternal dan perinatal;
2) merumuskan rekomendasi; dan
3) mengembangkan pedoman praktik bagi komunitas pelayanan
di wilayahnya.
b. Pengkaji Eksternal:
- Pengkaji Eksternal adalah dokter spesialis obstetri dan
ginekologi dan dokter spesialis anak atau pakar lainnya yang
berasal dari luar Kabupaten.
- Tugas Pengkaji Eksternal adalah:
1) melakukan audit kasus kematian maternal dan perinatal di
Kabupaten sesuai penugasan dari Dinas Kesehatan Provinsi;
2) merumuskan rekomendasi;
3) memberikan masukan kepada Pengkaji Internal tentang
kasus yang dikaji; dan
11
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
4) menyediakan informasi bukti ilmiah (evidence-based practice)
terkait kasus yang dikaji kepada Pengkaji Internal.
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
6. ALUR MEKANISME KERJA AMP-SR
KEMATIAN
MATERNAL PERINATAL
FASYANKES MASYARAKAT
- Umpan balik
13
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
Contoh rekomendasi:
14
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
B. Intervensi PEMBELAJARAN untuk fasilitas pelayanan Kesehatan
4. Pengadaan inkubator neonatus untuk RS ABCD, tahun 2020
a. Kegiatan spesifik Pengadaan inkubator neonatus
b. Indikator terukur Adanya inkubator neonatus
c. Volume terjangkau 2 unit inkubator neonatus
d. Sasarannya realistik Alat Medis untuk Rumah Sakit
e. Batas waktu tegas Trimester 2, tahun 2022. Lama 6 hari.
15
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
D. Intervensi ADVOKASI bagi Pemerintah Daerah
7. Penyusunan Peraturan Daerah tentang Regulasi Perkawinan Usia Dini
a. Kegiatan spesifik Penyusunan Peraturan Daerah
b. Indikator terukur Adanya Perda tentang Regulasi Perkawinan Usia
Dini
c. Volume terjangkau 1 Perda
d. Sasarannya realistik Kebijakan Publik
e. Batas waktu tegas Lama penyusunan 3 bulan, tahun 2022
8. Alokasi anggaran untuk Pelatihan Bidan di Kabupaten X tahun 2022
a. Kegiatan spesifik Penyusunan perencanaan dan anggaran
b. Indikator terukur Pelatihan untuk bidan dimasukkan dalam
Rencana Belanja Anggaran
c. Volume terjangkau 12 Puskesmas di Kabupaten X
d. Sasarannya realistik 50 orang bidan
e. Batas waktu tegas Pebruari 2020 berkas selesai, untuk Tahun
Anggaran 2022
16
Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18