FINAL - Lampiran-3 - Alur Data Dan Pelaporan Kematian - AMP-SR

You might also like

You are on page 1of 16

LAMPIRAN 3 : Perjanjian Kerjasama Tentang

Jejaring Sistem Rujukan Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal di
Kabupaten Jombang
TANGGAL :

ALUR DATA, PELAPORAN Termasuk Data Kematian


dan
AUDIT MATERNAL PERINATAL – SURVEILANS & RESPON (AMP-SR)

A. DATA RUJUKAN MATERNAL & NEONATAL


Segala informasi mengenai data sosial, data medis atau terapi yang
diberikan, didokumentasikan dalam suatu rekam medis pasien.
Untuk pasien yang dirujuk, informasi sebelumnya juga harus
disampaikan ke pihak penerima rujukan, agar bisa melanjutkan
pengobatan yang diberikan sesuai lembar kerja rujukan.
Ringkasan informasi dalam resume pasien atau dapat diakses melalui
aplikasi e-kohort, sesuai kondisi sinyal internet wilayah kerjanya.
Dalam hal rujukan persalinan, dokumen yang harus dilengkapi, antara
lain:
1. Bagi rujukan terencana:
Buku KIA, Dokumen kependudukan, Kartu Jaminan Kesehatan dan
Surat Pengantar Rujukan ke FKRTL sesuai dengan diagnosa
2. Bagi rujukan kegawatdaruratan,
Dalam kondisi gawatdarurat, rujukan bisa dilakukan tanpa
berjenjang, dilengkapi dengan lembar kerja rujukan
Dalam pelaksanaan rujukan, langkah yang harus dilakukan antara lain:
1. FKTP menghubungi FKRTL (sesuai regionalisasi rujukan) dan
informasikan status keadaan pasien yang akan dirujuk sesuai
dengan rekam medik melalui SISRUTE, Platform media
komunikasi, PSC-119, bagi peserta JKN melalui P Care, Simpus
1

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
2. Ketika pasien sampai di FKRTL maka pihak RS menanda
tangani lembar kerja rujukan dan tanda terima pasien,
selanjutnya mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan di kartu
catatan medis serta melakukan pencatatan dan pelaporan
rumah sakit
3. Setelah pasien tersebut mendapatkan perawatan kesehatan di
FKRTL sampai kondisi sehat serta siap dipulangkan maka
FKRTL mengeluarkan Surat Rujuk Balik ke FKTP untuk
penanganan selanjutnya.
4. Apabila pasien meninggal maka FKRTL harus melaporkan data
kematian baik secara manual (dengan form tersedia) ataupun
melalui aplikasi MPDN (Maternal Perinatal Death Notification).

B. ALUR DATA DAN PELAPORAN


Alur data dan pelaporan dapat dilihat pada skema berikut ini

1. Membuat catatan rekam


FKTP medis pasien, inform
concent, surat rujukan
Puskesmas, Klinik pasien oleh p-care rangkap 2
Pratama/ TPMB 2. Mencatat identitas pasien
padabuku register rujukan

Rujuk
Balik

1. Menerima, meneliti,
FKRTL menandatangani surat
rujukan serta membuat
tanda terima pasien
2. Mengisi hasil pemeriksaan
dan pengobatan di kartu
catatan medis
3. Membuat inform concent
4. Mencatat ke registrasi rumah
sakit

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
C. PELAPORAN DATA KEMATIAN
Menurut batasan dari The Tenth Revision of International
Cassification of Diseases (ICD-10), kematian maternal adalah
kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42
hari setelah kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi
kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan
kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut, atau
penanganannya, akan tetapi bukan kematian yang disebabkan
oleh kecelakaan atau kebetulan.
Apabila terjadi kematian pada maternal dan neonatal, maka
fasyankes maupun masyarakat harus melaporkan data kematian
tersebut ke Dinas Kesehatan.
Data kematian meliputi: 1) Identitas orang yang meninggal (nama,
jenis kelamin, umur), 2) Penyebab kematian, 3) Waktu kematian,
dan 4) Tempat kematian
Pelaporan data kematian dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Secara Manual
a. Jika kematian ibu/bayi baru lahir terjadi di masyarakat
maka Bidan di Desa melakukan Otopsi Verbal Maternal-
Perinatal (OVM-P). Bidan desa melaporkan OVM-P tersebut
kepada Bidan Koordinator (Bikor) yang selanjutnya akan
diverifikasi oleh Bikor tersebut dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan.
b. Jika kematian ibu/bayi baru lahir terjadi di Klinik Pratama/
TPMB maka penanggungjawab Klinik Pratama/TPMB harus
melaporkan kematian tersebut ke Puskesmas. Selanjutnya
Bidan di Desa akan melakukan Otopsi Verbal Maternal-
Perinatal (OVM-P) di Klinik Pratama/TPMB ataupun tempat
tinggal pasien meninggal tersebut. Bidan di Desa melaporkan
hasil OVM-P kepada Bikor untuk diverifikasi dan dilaporkan
ke Dinas Kesehatan;
3

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
c. Jika kematian ibu/bayi baru lahir terjadi di Rumah Sakit
maka penanggungjawab Rumah Sakit harus melaporkan
kematian melalui Rekam Medis Maternal-Perinatal (RMM-P)
ke Dinas Kesehatan. Selanjutnya Puskesmas melakukan
Otopsi Verbal Maternal-Perinatal (OVM-P) di Rumah Sakit
dan rumah pasien meninggal tersebut. Lalu Puskesmas
melakukan verifikasi dan melaporkanke Dinas Kesehatan.

Alur pelaporan data kematian (manual):

Masyarakat KLINIK / TPMB


RUMAH SAKIT
Lapor
OVM/P
Kematian
Lapor
kematian OVM/P
verifikasi BIDAN DI DESA

RMM/P

Verifikasi lengkap
PUSKESMAS
BIKOR

REKAP

DINAS KESEHATAN

2. Melalui aplikasi MPDN (Maternal Perinatal Death Notification)


Jika terjadi kematian ibu dan bayi baru lahir, maka Puskesmas
melakukan pelaporan melalui Aplikasi Maternal Perinatal Death
Notification (MPDN) dan langsung melakukan Otopsi Verbal
Maternal-Perinatal (OVM-P).
Untuk Klinik Pratama/TPMB harus melaporkan data kematian
tersebut ke Puskesmas. Selanjutnya Puskesmas yang
melakukan Otopsi Verbal Maternal-Perinatal (OVM-P) dan
melaporkan ke Dinas Kesehatan.

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
Untuk Rumah Sakit langsung melaporkan melalui Aplikasi
MPDN dan diverifikasi oleh Dinas Kesehatan. Selanjutnya Dinas
Kesehatan akan memberikan informasi ulang ke Puskesmas
apakah sudah dilakukan Otopsi Verbal Maternal-Perinatal
(OVM-P).
Seluruh FKRTL dapat melaporkan setiap kematian maternal
dan Neonatal melalui Aplikasi MPDN, dan wajib mengisi format
RMM-P yang sudah di sediakan oleh Dinas Kesehatan dalam
kepentingan verifikasi kematian dan pelaksanaan AMP (Audit
Maternal Perinatal) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang

Alur pelaporan data kematian (melalui aplikasi MPDN):

REGIONALISASI
PELAPOR WEBSITE
PUSAT KATEGORISASI
FKTP
DATA
FKRTL II
ANDROID VERIFIKASI
FKRTL III

DATA DATA DATA


diterima diverifikasi Final

PELAPOR Rekapitulasi
DAFTAR kematian :
& LAPORA
kematian N - PENAKIB
PENERIMA
PELAPOR - DINKES
(sesuai hak KEMATI
akses) AN - BUPATI
- GUBERNUR
- KEMKES

a. Pelapor yang mengetahui kematian maternal dan neonatal baik


dari Puskesmas, FKRTL maupun FKRTL tingkat Nasional,
melaporkan kematian melalui Website dimana masing-masing

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
sudah memiliki password atau melalui android yang sudah
memiliki aplikasi MPDN
b. Aplikasi MPDN dalam android merubah isian formulir menjadi data
digital dan dikirimkan kepada Pusat Sata di server Pusdatin
Kementerian Kesehatan RI. Bila gagal kirim, data disimpan di
memori gawai sampai dapat koneksi pada kesempatan pertama
c. Data yang masuk dilakukan proses regionalisasi, kategorisasi dan
verifikasi. Dalam verifikasi, Dinas Kesehatan harus sudah memiliki
data lengkap yaituOVM/P, RMM/P dari FKTP dan FKRTL
d. Verifikator mempelajari data yang diterima, kemudian melakukan
verifikasi. Apabila tidak ada yang dapat dirubah/ditambahkan,
verifikator melakukan finalisasi, sehingga terdapat 3 jenis data :
DITERIMA, DIVERIFIKASI dan FINAL
e. Laporan kematian yang disajikan dalam bentuk:
1) Layar Utama (dashboard)
2) Daftar kematian
3) Rekapitulasi kematian
f. Laporan kematian kemudian dikirimkan kepada penerima &
pelapor ysng sesuai hak aksesnya
g. Aplikasi MPDN dalam gawai (penerima & pelapor) menampilkan
laporan dalam versi tampilan android
h. Penerima melakukan analisis terhadap laporan yang masuk guna
mengambil kebijakan strategis berbasis data
i. Untuk daerah dengan jangkauan internet yang lancar, proses
pelaporan dan penerimaan laporan dapat dilakukan melalui
jejaring internet

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
D. AUDIT MATERNAL dan PERINATAL – SURVEILANS dan RESPON (AMP-
SR)
Merupakan serangkaian kegiatan berkelanjutan dan sistematik untuk:
1. Menyediakan informasi tentang kejadian kematian maternal dan
perinatal sedini mungkin;
2. Diagnosis penyebab kematian sesuai kaidah internasional (ICD);
3. Pelaporan kematian (termasuk pengisian formular AMP);
4. Melakukan audit (kajian) kasus untuk menentukan faktor penyebab
yang bisa diperbaiki;
5. Menghasilkan rekomendasi yang berkualitas dan mampu laksana;
6. Memberikan arah intervensi (respon) yang tepat untuk mencegah
terjadinya kematian di kemudian hari.

4 Komponen kegiatan AMP-SR di tingkat Kabupaten sebagai berikut:


1. PENCATATAN (Identifikasi, Notifikasi dan Kodifikasi)
- Identifikasi dan notifikasi kematian maternal dan perinatal, baik
yang terjadi di masyarakat atau di fasyankes.
- Verifikasi kematian perinatal untuk memastikan lahir mati
(antepartum atau intrapartum) atau kematian BBL.
- Apabila kematian terjadi di FKTP dan FKRTL, notifikasi kematian
maternal dan perinatal dilakukan oleh petugas fasyankes tempat
kematian terjadi menggunakan MPDN sebagai bagian awal dari
digitalisasi proses AMP-SR
2. PELAPORAN
Pelaporan kematian maternal dan perinatal dilakukan apabila data
sudah diverifikasi dan dikompilasi.
Pelaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten dilakukan sesuai dengan
jadwal laporan rutin bulanan KIA.
Terkait dengan AMP-SR tahapan yang perlu dilakukan antara lain:
a. Melakukan analisis kematian ibu, BBL dan lahir mati yang
mencakup: identitas, tempat, waktu dan dugaan sebab kematian.
7

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
b. Melaporkan kematian yang sudah diverifikasi ke Dinas Kesehatan.
c. Pengumpulan data kematian menggunakan formulir AMP-SR.
d. Sekretariat AMP Kabupaten melakukan kompilasi kematian ibu dan
perinatal dengan menjaga kerahasiaan dan menyiapkan data
kematian ibu dan perinatal yang akan dikaji.
3. PENGKAJIAN
- Tim AMP melakukan audit kematian maternal dan perinatal di
tingkat Kabupaten secara berkala (misalnya setiap 2-3 bulan sekali)
dengan menggunakan: hasil ringkasan audit medik dari RS (RMM,
RMP) dan laporan kematian di masyarakat dan di fasyankes.
- Tim AMP melakukan analisis data agregat untuk seluruh kematian
maternal dan perinatal di wilayahnya, bertujuan untuk identifikasi
kecenderungan penyebab, faktor penyebab dan karakteristik kasus.
- Hasil analisis agregat dan rekomendasi/rencana tindak-lanjut
dilaporkan oleh Tim AMP kepada Kepala Dinkes Kabupaten.
- Setiap enam bulan, Dinkes Kabupaten mengirimkan laporan
kemajuan pelaksanaan AMP kepada Bupati.
- Dan setiap tahun, Dinas Kesehatan membuat laporan tahunan
kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Bupati.
4. RESPON
- Respon/tindakan korektif berdasarkan hasil audit kematian, di
fasyankes (FKTP dan FKRTL), maupun di tingkat Kabupaten.
a. Penyusunan dan pelaksanaan rencana tindak lanjut oleh pihak-
pihak terkait sesuai dalam rekomendasi AMP-SR.
b. Diseminasi hasil AMP-SR di forum dengan audiens yang luas
untuk pembelajaran dan mendapatkan rekomendasi guna
memantapkan tindakan korektif/respon.
c. Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk menilai pelaksanaan
tindakan korektif dilaksanakan untuk mencegah kematian
maternal dan perinatal di kemudian hari.

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
TIM MANAJEMEN AMP
Tim Manajemen AMP adalah pihak-pihak yang bertugas mengelola
kegiatan AMP di wilayah Kabupaten, terdiri dari:
1. Penanggung-Jawab AMP-SR
yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, yang memiliki tugas:
a. Memfasilitasi Koordinator Tim AMP dalam penyelenggaraan AMP-SR.
b. Mengkomunikasikan kebutuhan dana pelaksanaan AMP Kabupaten
dan mengalokasikan dana yang tersedia dengan efektif dan efisien
untuk pelaksanaan AMPSR.
c. Memastikan kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam
penyelenggaraan AMP-SR.
d. Menindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan oleh tim AMP-SR,
berupa usulan program, kebijakan baik yang sifatnya segera atau
dalam bentuk perencanaan tahunan.

2. KOORDINATOR Tim Manajemen


Koordinator Tim Manajemen adalah Penanggung-jawab Program
Kesehatan Ibu dan Anak atau Program Pelayanan Kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten, dengan tugas berikut:
a. Memastikan berjalannya surveilans/pengumpulan kelengkapan
data kematian maternal dan perinatal di Kabupaten.
b. Memastikan pengelolaan data surveilans dan kerahasiaan
informasi, termasuk penyimpanan dokumen.
c. Memastikan terlaksananya pertemuan audit kasus secara rutin.
d. Melakukan advokasi terkait temuan hasil audit kasus dengan
Penanggung-jawab AMP-SR.
e. Bersama dengan Penanggung-jawab, memfasilitasi dan melakukan
advokasi kepada pihak terkait tentang pelaksanaan rekomendasi
yang dihasilkan serta perumusan pembelajaran.
f. Menerbitkan laporan tahunan pelaksanaan AMP-SR di Kabupaten,
termasuk analisis data agregat.
9

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
3. SEKRETARIAT AMP-SR
Sekretariat AMP melakukan fasilitasi pelaksanaan AMP-SR di
Kabupaten.
Sekretariat terdiri atas beberapa orang staf dari Bidang Kesehatan
Masyarakat, Kesehatan Ibu dan Anak dan Bidang Pelayanan
Kesehatan di Dinas Kesehatan.
Tugas Sekretariat AMP-SR sebagai berikut:
a. Membantu Koordinator Tim Manajemen AMP-SR dalam
pelaksanaan kegiatan AMP-SR.
b. Melakukan kompilasi, verifikasi dan rekapitulasi daftar kematian
WUS, Ibu, BBL dan lahir mati yang dikirimkan dari fasyankes.
Laporan rekapitulasi kematian tingkat FKTP, termasuk dari
masyarakat dilaporkan oleh puskesmas ke Dinas Kesehatan.
c. Melakukan sinkronisasi data kematian ibu/maternal, BBL dan lahir
mati dengan institusi lain (Dinas Sosial, Dukcapil)
d. Melakukan anonimasi, memberikan kode unik sesuai aturan yang
berlaku dan mempersiapkan data untuk pertemuan audit kasus.
e. Melakukan fasilitasi pelaksanaan pertemuan audit kasus.
f. Menjadi notulis dalam pertemuan audit kasus.
g. Melakukan pengarsipan dokumen penyelenggaran AMP-SR
h. Menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
penyelenggaraan AMP-SR.
i. Melakukan fasilitasi pelaksanaan pertemuan diseminasi hasil
kegiatan AMP-SR kepada pihak terkait.
j. Melakukan analisis agregat terkait trend penyebab kematian
maternal dan perinatal,
k. Membuat laporan kemajuan pelaksanaan AMP-SR sebanyak dua
kali dalam setahun untuk dikirimkan kepada Bupati dan Dinas
Kesehatan Provinsi.

10

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
4. TIM PENGKAJI AMP-SR
Tim pengkaji adalah para klinisi atau pakar yang keahliannya terkait
dengan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal
Tim pengkaji kematian maternal minimum terdiri dari 1 orang spesialis
obstetri dan ginekologi, 1 orang bidan senior dan 1 orang staf Program
Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kabupaten.
Tim pengkaji kematian perinatal minimum terdiri dari 1 orang dokter
spesialis anak, 1 orang dokter spesialis obstetri dan ginekologi, 1 orang
bidan senior dan 1 orang staf Program Kesehatan Ibu dan Anak Dinas
Kesehatan Kabupaten.
Ada dua jenis tim pengkaji:
a. Pengkaji Internal:
- Pengkaji Internal adalah para pakar dari dalam Kabupaten
setempat terkait proses pemberian pelayanan kesehatan
maternal dan perinatal, serta aspek-aspek yang terkait dengan
morbiditas dan mortalitasnya.
- Tugasnya adalah:
1) melakukan audit kasus kematian maternal dan perinatal;
2) merumuskan rekomendasi; dan
3) mengembangkan pedoman praktik bagi komunitas pelayanan
di wilayahnya.
b. Pengkaji Eksternal:
- Pengkaji Eksternal adalah dokter spesialis obstetri dan
ginekologi dan dokter spesialis anak atau pakar lainnya yang
berasal dari luar Kabupaten.
- Tugas Pengkaji Eksternal adalah:
1) melakukan audit kasus kematian maternal dan perinatal di
Kabupaten sesuai penugasan dari Dinas Kesehatan Provinsi;
2) merumuskan rekomendasi;
3) memberikan masukan kepada Pengkaji Internal tentang
kasus yang dikaji; dan
11

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
4) menyediakan informasi bukti ilmiah (evidence-based practice)
terkait kasus yang dikaji kepada Pengkaji Internal.

5. TIM KOMUNITAS PELAYANAN


- Ada empat kelompok yang membentuk komunitas pelayanan
kesehatan ibu-perinatal sebagai berikut:
a. Kelompok Masyarakat:
• Adalah pihak yang mendapat pelayanan maternal dan
perinatal, terdiri dari pasien dan keluarganya, serta kelompok
atau organisasi kemasyarakatan.
• Masukan informasi tentang kematian ibu dan perinatal yang
terjadi di masyarakat.
b. Kelompok Petugas Kesehatan:
• Adalah pihak yang secara langsung memberikan pelayanan
maternal dan perinatal, yaitu bidan, perawat dan dokter.
• Organisasi profesi mendapat informasi hasil dan rekomendasi
sebagai pembelajaran agar berperan dalam menjaga kualitas
pelayanan anggotanya.
c. Kelompok Pimpinan Fasilitas Pelayanan:
• Terdiri dari para Kepala Puskesmas, Direktur Rumah Sakit,
dan para pimpinan fasyankes lainnya.
• Memberi arahan pengaturan sumberdaya fasyankes dan
pelaporan data kematian maternal dan perinatal,
pelaksanaan AMP di fasyankes tepat waktu, serta
implementasi rekomendasi.
d. Kelompok Pembuat Kebijakan:
• Adalah pihak yang berwenang dalam pembuatan dan
penetapan kebijakan terkait pelayanan kesehatan maternal
dan perinatal, misalnya pimpinan Dinas Kesehatan, anggota
DPRD yang membidangi kesehatan, pihak sektor terkait serta
pengelola asuransi kesehatan.
12

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
6. ALUR MEKANISME KERJA AMP-SR

KEMATIAN
MATERNAL PERINATAL

FASYANKES MASYARAKAT

- Data bahan pengkajian - Otopsi verbal


- Identifikasi dan Laporan - Faktor non medis
- Faktor medis

REGISTRASI & ANONIMASI oleh Sekretariat AMP Kabupaten

Rapat Tim MANAJEMEN


- Penyiapan materi
PENGKAJIAN
- Penetapan Pengkaji
- Penjadwalan
- Hasil kajian
- Proses administrasi
- Rekomendasi korektif

Pengolahan data hasil kajian

- Umpan balik

Pemanfaatan hasil kajian dan rekomendasi

PEMBELAJARAN SANGSI PERENCANAAN

13

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
Contoh rekomendasi:

A. Intervensi PEMBELAJARAN untuk individu tenaga Kesehatan


1. Pelatihan Kegawat daruratan Maternal Neonatal bagi 38 Bidan dari 10
Puskesmas di Kabupaten X tahun 2020
a. Kegiatan spesifik Pelatihan Kegawat daruratan Maternal-Neonatal
b. Indikator terukur Jumlah bidan yang mampu menatalaksana gawat
darurat Maternal-Neonatal
c. Volume terjangkau 10 Puskesmas di Kabupaten X
d. Sasarannya realistik 38 orang bidan
e. Batas waktu tegas Lama pelatihan 6 hari. Trimester 2, tahun 2022.
2. Penyegaran ilmu tentang pertolongan persalinan normal & partograf
bagi 20 Bidan dari 4 Puskesmas di Kabupaten X tahun 2020
a. Kegiatan spesifik Lokakarya penyegaran ilmu persalinan normal
dan partograph
b. Indikator terukur Jumlah bidan yang mampu menatalaksana
persalinan normal sesuai partograph
c. Volume terjangkau 4 Puskesmas di Kabupaten X
d. Sasarannya realistik 20 orang bidan
e. Batas waktu tegas Lama lokakarya 1 hari. Agustus 2022
3. Pembinaan penggunaan partograf bagi bidan
a. Kegiatan spesifik Pembinaan bidan yang terlambat merujuk
b. Indikator terukur Bidan mengetahui saat tepat untuk merujuk
(ceklist ketrampilan bidan)
c. Volume terjangkau 1 bidan
d. Sasarannya kemampuan membuat dan membaca partograph
e. Batas waktu tegas Lama 1 hari. Bulan Juni 2022

14

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
B. Intervensi PEMBELAJARAN untuk fasilitas pelayanan Kesehatan
4. Pengadaan inkubator neonatus untuk RS ABCD, tahun 2020
a. Kegiatan spesifik Pengadaan inkubator neonatus
b. Indikator terukur Adanya inkubator neonatus
c. Volume terjangkau 2 unit inkubator neonatus
d. Sasarannya realistik Alat Medis untuk Rumah Sakit
e. Batas waktu tegas Trimester 2, tahun 2022. Lama 6 hari.

C. Intervensi MANAJEMEN bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan


5. Pembuatan SOP Penatalaksanaan sepsis puerperalis pasca seksio
sesarea, di Kabupaten X
a. Kegiatan spesifik Penyusunan SOP sepsis puerperalis pasca seksio
sesarea
b. Indikator terukur Adanya SOP penatalaksanaan sepsis puerperalis
c. Volume terjangkau 1 SOP berlaku untuk seluruh fasyankes di
Kabupaten X
d. Sasarannya realistik Peraturan Penatalaksanaan Klinis regional
e. Batas waktu tegas Lama penyusunan 3 bulan, tahun 2022
6. Pembuatan Surat Edaran Kadinkes mewajibkan penggunaan Partograf
dalam APN
a. Kegiatan spesifik Penyusunan SE Kadinkes tentang penggunaan
partograf pada APN
b. Indikator terukur Adanya regulasi penggunaan partograf pada
asuhan persalinan normal
c. Volume terjangkau 1 Peraturan berlaku untuk Bidan di Kabupaten
X
d. Sasarannya realistik Peraturan Penatalaksanaan Klinis regional
e. Batas waktu tegas Lama penyusunan 1 bulan, tahun 2022

15

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18
D. Intervensi ADVOKASI bagi Pemerintah Daerah
7. Penyusunan Peraturan Daerah tentang Regulasi Perkawinan Usia Dini
a. Kegiatan spesifik Penyusunan Peraturan Daerah
b. Indikator terukur Adanya Perda tentang Regulasi Perkawinan Usia
Dini
c. Volume terjangkau 1 Perda
d. Sasarannya realistik Kebijakan Publik
e. Batas waktu tegas Lama penyusunan 3 bulan, tahun 2022
8. Alokasi anggaran untuk Pelatihan Bidan di Kabupaten X tahun 2022
a. Kegiatan spesifik Penyusunan perencanaan dan anggaran
b. Indikator terukur Pelatihan untuk bidan dimasukkan dalam
Rencana Belanja Anggaran
c. Volume terjangkau 12 Puskesmas di Kabupaten X
d. Sasarannya realistik 50 orang bidan
e. Batas waktu tegas Pebruari 2020 berkas selesai, untuk Tahun
Anggaran 2022

E. Intervensi SOSIALISASI untuk Masyarakat


9. Penyuluhan tentang ASI eksklusif dan nutrisi bayi baru lahir
a. Kegiatan spesifik Penyuluhan masyarakat tentang ASI & nutrisi bayi
baru lahir
b. Indikator terukur Jumlah penduduk Kabupaten X mengetahui
tentang ASI & nutrisi neonatus
c. Volume terjangkau 3 kali penyuluhan
d. Sasarannya realistik 300 penduduk (3 kali penyuluhan, 3 lokasi)
e. Batas waktu tegas Lama penyuluhan 1 hari.Trimester 1-2, tahun
2022.

16

Pihak-1 Pihak -2 Pihak -3 Pihak -4 Pihak -5 Pihak -6 Pihak -7 Pihak -8 Pihak -9

Pihak -10 Pihak -11 Pihak -12 Pihak -13 Pihak -14 Pihak -15 Pihak -16 Pihak -17 PIhak-18

You might also like