You are on page 1of 30

FLEXIBILITAS DAN PERUBAHAN OLEH

DSIRUPSI DI ERA DIGITAL


Prof Ir Rudy C Tarumingkeng, PhD
Guru Besar (Em) IPB,
Professor of Management UKRIDA and Technological
University of the Philippines

Kredensi
Biodata http://bitly.ws/55MH
Bimbingan s3 http://bitly.ws/55Lp
Google scholar index-h https://bit.ly/2NsWtvV
Sinta score http://bitly.ws/55LW
• Sejak Revolusi Industri. 4.0 (2010) terjadi disrupsi pertama,
fenomena digitalisasi yang merebak dalam berbagai aspek
kehidupan manusia, seperti medsos, smart phones,
drones, transfer uang online dan elearning (PJJ)
• Awal tahun 2020, DISRUPSI-2 muncul dalam bentuk
wabah (epidemi) Covid-19, yang mempersyaratkan kita
hidup dengan protokol baru agar kita tidak menjadi
penyebar dan/atau terpapar virus Covid.
• Kini kita berada pada era NEW NORMAL -- kita
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di mana
Pandemi Covid-19 yang sampai saat ini walaupun dalam
skala global di beberapa negara masih ada tapi kini di
negara kita telah melandai.
• Revolusi Industri 4 dan Pandemi Covid merupakan disrupsi dalam
perjalanan ekonomi dan hampir seluruh aspek kehidupan manusia
sehingga perlu tindakan perubahan dalam pola kehidupan kita.
• Belajar Jarak Jauh (On line Learning) dan Bekerja dari Rumah (Work
From Home) merupakan tindakan fleksibilitas dalam manajemen
untuk mengantisipasi disrupsi.
• Selanjutnya akan dielaborasi aspek2 yang ontologi dan epistemologi
yang mendasari perlunya perubahan dalam bentuk adaptasi teknologi
dan Fleksibilitas dalam semua kegiatan manajemen.
• Fleksibilitas merupakan bagian dari perubahan. Oleh karenanya
membahas aspek2 yang berkaitan dengan Fleksibilitas menjadi
kongruen dengan pembahasan aspek2 perubahan sebagai gejala yang
berlangsung terus menerus sepanjang masa:
• “Semua berubah, kecuali perubahan” (Everything changes but
change) – Heraclitus, 500 SM.
Revolusi Industri 4.0 Sejak Rev. Indust. 4.0 (2010) terjadi
disrupsi pertama, fenomena digitalisasi
Pandemi Covid-19 yang merebak dalam berbagai aspek
kehidupan manusia, seperti medsos,
Normal baru smart phones, drones, transfer uang
online dan elearning (PJJ)
Awal tahun 2020, DISRUPSI-2 muncul
dalam bentuk wabah (epidemi) Covid-19,
yang mempersyaratkan kita hidup dengan
protokol baru agar kita tidak menjadi
penyebar dan/atau terpapar virus Covid.
Kini kita berada pada era NEW NORMAL --
kita menyesuaikan diri dengan situasi dan
kondisi di mana Pandemi Covid-19 yang
dalam skala global masih aktif sampai
saat ini masih ada di tengah2 kita.

© 2017, 2020 Prof Rudy C Tarumingkeng, PhD


KATA-KATA
KUNCI

© 2020 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD


Dari deretan angka 0, 1
muncul istilah digital
JAM (digit = angka, jari)
karena .

Rekaman suara yg tersimpan di pita -> analog sedangkan rekaman di komputer/HP dalam
bentuk file adalah teknologi digital. Data analog adalah kontinu, data digital diskrit
Signal analog intensitasnya bisa turun naik, sedangkan digital tetap (ya/tidak 0, 1)
Lebar band analog sempit sedangkan digital lebih lebar
Internet merupakan sarana komunikasi dengan HP (smartphones) dan Komputer (laptop,
desktop, GPS dsb.) yang semuanya berbasis digital.

SEKARANG KITA SUDAH MASUK ERA DIGITAL , DALAM REVOLUSI INDUSTRI-4


© 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD
Dalam pemrograman komputer digunakan
Algoritma prosedur2/instruksi yang disebut Algoritma.
(Alkawarizmi) Algoritma adalah nama Latin dari sarjana Al
780 - 850 AD [Wikipedia] Andalus (Spanyol) Alkawarizmi atau
Alkwairizmi (Masa Sultan Abdurrahman II)

Menurut sejarawan al-Tabari, nama lengkap Alkawarizmi adalah Muhammad bin


Musa al-Khwārizmī al-Majousi al-Katarbali -.)‫ي‬
ّ ‫ي القطربّل‬
ّ ‫ي المجوس‬
ّ ‫ محمد بن موسى الخوارزم‬--
mengindikasikan bhw al-Khawārizmī berasal dari Qutrubbull, dekat Baghdad
(sekarang Irak).

Alkawarizmi menulis banyak buku ilmiah, a.l. dua karya utama:


1. Ilmu Aljabar - Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala
- ‫ الكتاب المختصر في حساب الجبر والمقابلة‬-- Kitab yang merangkum definisi Aljabar
2. Ilmu Hitung (Aritmatika) - Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind (Buku
Ilmu Hisab berdasarkan Kalkulasi Hindu) – juga populer dengan nama Dixit
Algorizmi. © 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD
Konektivitas dan Internet
▪ Hukum Metcalfe menyatakan bahwa nilai dari jaringan telekomunikasi (k)
menghubungkan n obyek adalah sebanding dengan sistem n (n – 1)/2. Jika dua obyek
(2n) memiliki satu koneksi (1k), maka lima obyek (5n) memiliki 10 koneksi (10k).

▪ Bayangkan jika semua penduduk dunia akan terkoneksi, berapa triliun koneksi yang
diperlukan? Internet = hubungan antar semua obyek. Dengan internet, ini bisa.
▪ Dari k = (n^2 - n ) / 2 merupakan persamaan eksponensial. Maka pertumbuhan teknologi dianggap EKSPONENSIAL
Perkembangan Internet
Internet (Inter – antar; Net – jaringan komunikasi/konektivitas dunia yang saling berhubungan
▪ Internet dimulai sejak tahun 1969, dengan munculnya APRAnet; sampai
dengan 1985 masih bersifat penelitian ilmiah.
▪ 1986-1999 Pengembangan aplikasi (bukan oleh ilmuwan tapi oleh anak2 pinter seperti Steve
Jobs, Bill Gate, Guy Kawasaki etc. )
▪ 2000-2007 Internet merambah ke aspek2 kehidupan manusia (Internet of masses)
▪ 2008-2011 Perkembangan “mobile internet”
▪ 2012- dst ... Internet of THINGS (IoT) - semua dgn Internet – Revolusi INDUSTRI 4.0

Internet mulai memasyarakat sejak tahun 1989 dengan dikembangkannya WWW (Worldwide Web) dan HTML
(Hypertext Markup Language). Penggunaan internet dalam bisnis dan perdagangan dimulai tahun 1991 walau
operating system) masih sangat terbatas. Mosaic browser pertama, Netscape baru dikembangkan tahun 1993 di
University of Illinois, dan mulai digunakan secara umum tahun 1994. Browser yang kita gunakan sekarang (IE,
Google Chrome, Mozilla) baru muncul kemudian pada tahun 1990-an dan 2000-an. Dell, Cisco dan Amazon.com
mulai menggunakan internet untuk transaksi2 komersial pada tahun 1995. Selanjutnya deregulasi pemerintah
dalam sektor telekomunikasi dan berbagai inovasi telah membantu berkembang-cepatnya internet dan
telekomunikasi digital.
(c) 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng
PENGGUNAAN INTERNET/KOMPUTER DI
INDONESIA (Januari 2020)
✓ Pengguna internet (HP & komputer) di Indonesia,
keadaan Jan 2020: 171.3 juta (62.5%) dari 273.5 juta
penduduk.
✓ Namun dengan penggunaaan internet yg demikian
tinggi, pemanfaatan untuk e-economy (e-bisnis, e-learning
dsb.) masih agak kurang dibandingkan negara2 lain di
kelas yang sama.

© 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD


REVOLUSI

DISRUPSI-1

© 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD


Apakah Disrupsi-1 itu?
Disrupsi 1 adalah kondisi yang terjadi akibat Revolusi Industri 4.0.
Disrupsi berarti "gangguan“ karena terjadi perubahan. Sejak awal peradaban
manusia, telah terjadi berbagai disrupsi misalnya: perang dunia, pedati digantikan
mobil, penemuan listrik, film seluloid digantikan memori digital, mesin tik
digantikan komputer dsb.

Disrupsi yang kini berlangsung disebabkan perkembangan teknologi


komputer/digital yang luar biasa cepat dan besarnya pada Revolusi Industri 3
(1969-2010), berlanjut pada Revolusi Industri 4.0 (Rev.In-4.0) yang dimulai
awal dekade 2010. Kita menyaksikan munculnya drones, mobil tanpa
pengemudi, robot nano untuk pengobatan, virtual reality, dan berbagai otomasi
(automation) dan kemajuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).
© 2017, 2020 Prof Rudy C Tarumingkeng, PhD
Empat Aspek
1. Aspek Kesehatan (Health),
2. Aspek Pembelajaran (Learning),
3. Aspek Perdagangan Commerce) dan
4. Aspek Lingkungan
Hidup(Environment)

Tujuh jenis teknologi inti:


1. Jaringan nirkabel menyeluruh
(wireless mesh networks)
2. Teknologi nano
3. Robotika
4. Pembelajaran mesin (Machine learning)
5. 3D-printing
Strategi Revolusi Digital pada Era Rev. Indust. 4.0 6. Bioteknologi
Sumber: Segars, Albert H. 2018 Seven Technologies Remaking 7. Komputasi pervasif (Pervasive computing)
The World. An MIT SMR Executive Guide, March 2018 © 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD
Keahlian yang diperlukan pada tahun 2020-an menurut World Economic Forum (2018)
FRIEDMAN (2016)
Kurva Eksponensial/ mempostulasikan bahwa kini
Teknologi adaptasi kita terhadap teknologi
digital agak ketinggalan karena
teknologi bertumbuh sangat cepat
(eksponensial) sedangkan
kecepatan penyerapan antuk
fleksibilitas/adaptasi oleh manusia
hanya bertumbuh linier.
Kurva Linier/
Kemampuan Maka diperlukan upaya ekstra
adaptasi/fleksibilitas untuk mengejar ketertinggalan ini.

Apa? - life-long learning


- upskilling

Diperlukan banyak
mentor/guru2 yang cepat
beradaptasi
© 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD
Dunia Mengalami Perubahan

MobilePAY

Perubahan dalam cara berbelanja dan


berbayar menggunakan handphone
Tapi juga cara belajar
DISRUPSI KEDUA terjadi
berdampak sangat luas dalam
kehidupan manusia di semua
aspek: kesehatan, ekonomi,
pendidikan, peri kehidupan
“new normal” (cuci tangan, jaga
COVID-19 jarak, pakai masker, hindari
kerumunan dll.

© 2020 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD


Disrupsi kedua, yg berlanjut
sekarang sebagai new normal atau
dapat disebut PARADIGMA BARU,
karena kondisi dan situasi yang
diakibatkan oleh pandemi Covid-19
tidak diketahui kapan berakhir.
Dengan demikian momentum
digitalisasi yang sudah gencar
berlangsung pada disrupsi pertama
akan berlangsung pada akselerasi
yang lebih tinggi akibat new normal
yang mendorong percepatan PJJ dan
konperensi/ seminar jarak jauh yang
kini marak.
Sebenarnya, sejak Era Disrupsi pertama (2010), bahkan sebelumnya lagi (i.e.
Tahun 2000) masih di era Rev. Indust. 3.0, telah dimulai upaya2 untuk
mengadopsi kemajuan teknologi digital dengan blended elearning (tidak
penuh elearning tapi bercampur dengan web-base dan chatting via medsos
(10--15 tahun lampau masih pakai sms dan mailing list yahoo dan google
mail).
Banyak Perguruan tinggi, sekolah dan pesantren bahkan telah menerapkan
Learning Management System (LMS) dengan berbagai perangkat lunak
(program, aps) seperti Absorb, Muddle, Canvas – walaupun masih sangat
terbatas karena tergantung banyak faktor seperti: kemampuan digital
dosen/guru, tersedianya infrastruktur pendukung (komputer, internet, paket
data dll.).
Contoh fleksibilitas dalam pembelajaran, sejak tahun 2000, blended learning
sederhana pada owned website dan mailing, masih dapat diakses di:
https://www.rudyct.com/PPS702-ipb/makalah-pps702.htm
di mana terdapat sekitar 1000 makalah peserta prg S3 IPB (2000-2007). Di
antaranya dari beberapa tokoh nasional. © 2020 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD
Jika dalam keadaan “normal” (sebelum era Covid-19) kita boleh berkumpul
dalam ruangan seperti ruang kelas, aula dsb. , pada kondisi dan situasi
untuk menghambat penyebaran dan paparan Covid-19 maka pada masa
“new normal” sekarang ini kita menyelenggarakan pendidikan jarak jauh
(PJJ) yang menjadi paradigma baru yang perlu diadopsi.
Penyelenggaraan Pendidikan jarak jauh merupakan solusi dalam
memecahkan permasalahan keterbatasan Ruang dan fasilitas dalam
menerapkan physical distance.
Karena sebelum Rev. Industri 4.0 kita telah memulai digital LMS dengan
sistem yang sederhana, pada era Disrupsi—1 elearning menjadi lebih meluas
maka wajarlah jika pada era Normal Baru ini digital LMS menjadi paradigma
baru dalam pendidikan/pembelajaran kita.
GENERASI MANUSIA SETELAH PERANG DUNIA II

Generasi Baby Boomer, lahir 1946-1964, Sebagian besar non-digital


Generasi X, lahir 1965 – 1980 - pengusaha/dosen semi digital
Generasi-Y, lahir 1981-1994 – pengusaha/dosen/mahasiswa – semi digital
Generasi Y , lahir tahun 1995 & setelahnya - Generasi MILENIAL
Generasi-Z, lahir 1995-2010 – pengusaha/dosen/mahasiswa – DIGITAL
Generasi-Z (disebut juga i-Gen atau Gen-digital terlahir dari generasi X dan Y
Generasi-𝛂 (Alpha), lahir 2011- sekarang PAUD/SD/SMP – digital
Sebagian besar pengusaha/manajer/guru adalah Gen X dan Y, mereka
membawahi/mengajar anak2 Gen-Z dan Gen-𝛂 yang lahir di era DIGITAL
© 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD
Penggunaan komputer pada era sekarang telah mewarnai kehidupan
sebagian besar entrepreneur dan manajer sekarang ini:
- sebagian Generasi X (yang lahir selang tahun 1965 - 1980),
- Generasi Y (lahir 1981 – 1994) dan
- sebagian Generasi Z (lahir 1995 – 2010).
Pengusaha/manajer dari generasi X dan Y membawahi Generasi Z
dan 𝛂 (Alpha) – yang juga disebut anak2 MILENIAL.
Pelopor perubahan/feksibilitas adalah anak-anak milenial yg sejak
usia muda (usia di bawah 10 tahun) umumnya telah “bergaul” dengan
komputer/smartphone - teknologi digital bukanlah “barang baru” bagi
mereka.
© 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD
TANTANGAN ENTREPRENEUR/MANAGEMENT
• Kini sudah jaman media internet dan digital, kita memiliki akses semua
informasi di dunia
• Pengusaha/manajer/entrepreneur harus upskilling (meningkatkan
pengetahuan) dalam aspek2 digital, perlu memiliki kompetensi digital
(internet pervasif/ubikuitas)
• Dengan demikian optimasi manajemen dengan melakukan perubahan,
adaptasi teknologi dan fleksibilitas dapat berlangsung tepat waktu.
• Lagi pula, banyak sistem manajemen yang berkembang di era industri
sebelum RevIn-4.0 kini telah menjadi usang dan kurang efektif untuk
untuk antisipasi masa depan.

© 2018 Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD


PENGEMBANGAN LMS PJJ
Fleksibilitas dalam system pembelajaran
• Pengembangan PJJ telah berjalan dan perlu mendapatkan perhatian
pemerintah dalam: bantuan akses internet, paket data dan gadgets
(komputer, smartphones) dsb. (Mendikbud, Menkominfo, Mendagri dst.)
• Pada tingkat Sekolah Dasar, peran orang tua murid sebagai pamong belajar
murid sangat menonjol dalam keberhasilan sistem PJJ. Diperlukan
sosialisasi intensif bagi para orang tua murid agar mereka mampu menjadi
mentor bagi anak2nya dalam PJJ.
• Pengembangan LMS PJJ perlu lebih ditingkatkan dengan adanya Sistem
yang “user friendly” dalam penggunaannya dan dikembangkan oleh putera-
puteri Indonesia dan berbasis bahasa Indonesia.
Dulu kita tidak
boleh bawa HP
ke sekolah ...
Eeeh, sekarang
sekolah ada di
HP ...

You might also like