You are on page 1of 26

Laporan Pendahuluan Vulvovaginistis

diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dan


Keluarga Berencana

Dosen Pengampu : Tita Rudini Yassin,M.Kes

Disusun Oleh :

Nanda paramita Kartika Sari (200550010)

AKADEMI KEBIDANAN JEMBER

JL. Pangandaran no.42, Plinggan, Antirogo, Kec. Subersari,


Kabupaten Jember, Jawa Timur 68125
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Berjudul :

Laporan Pendahuluan Vulvovagistis

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana
Telah diketahui dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Tita Rudini Yassin,M.Kes.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Laporan Pendahuluan
Vulvovagistis” Dalam penyusunan makalah ini, saya mengucapkan terimakasih sedalam-
dalamnya kepada:

1. Nurul Aini,M.Kes selaku Direktur akademi kebidanan Jember.

2. Sultanah Zahariah, M. Keb selaku PJMK Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana

3. Tita Rudini Yassin,M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Kesehatan


Reproduksi dan Keluarga Berencana

4. Semua dosen dan staf Akademi kebidanan jember.

5. Orang tua yang senantiasa selalu mendoakan dan mendukung kami.

Semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan makalah yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Vulvovaginistis ”. Saya menyadari bahwa penyelesaian makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi pembahasan, penulisan dan penyusuna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritk dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. untuk menyempurkan makalah ini.

Jember,20 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................I

KATA PENGANTAR............................................................................................II

DAFTAR IS..........................................................................................................IIII

Bab 1 Pendahuluan...................................................................................................5

1.1 Latar belakang ........................................................................................................ 5

1.2 Tujuan ..................................................................................................................... 7

1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................................7

1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................................7

1.3.1 Sasaran ...............................................................................................7

1.3.2 Tempat Praktek ..................................................................................7

1.3.3 Waktu Pelaksanaan ............................................................................7

1.4 Manfaat ................................................................................................................... 8

1.4.1 Bagi Institusi ......................................................................................8

1.4.2 Bagi Lahan .........................................................................................8

1.4.3 Bagi Pasien.........................................................................................8

Bab 2 Tinjauan Pustaka............................................................................................9

2.1 Pengertian Vulvovaginistis .................................................................................. 9

2.2 Sasaran Vulvovagistis ........................................................................................... 9

2.3 Faktor-Faktor Vulvovaginistis ............................................................................. 9

2.4 Komponen Vulvovaginistis ................................................................................ 11

2.5 Hak-Hak Kesehataan Vulvovagistis ................................................................. 11

2.6 Manajemen Varney ............................................................................................. 13


2.7.1 Pengkajian data subyektif dan obyektif ...........................................13

2.7.2 Interpretasi data ................................................................................20

2.7.3 Diagnosa potensial ....................................................................................... 21

2.7.4 Antisipasi penanganan segera : ........................................................21

2.7.5 Intervensi..........................................................................................21

2.7.6 Implementasi ....................................................................................22

2.7.7 Evaluasi ............................................................................................23

Daftar Pustaka........................................................................................................25
Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Kesehatan reproduksi ialah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial
yang utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala
hal yang berhubungan dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya,
guna mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem
reproduksi. Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan
memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan
faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi (Ratna, 2012).
Peradangan vagina, Vaginistis atau radang vagina bisa dipicu oleh infeksi kuman, atau
reaksi alergi terhadap bahan-bahan tertentu. Infeksi yang paling sering menyebabkan
radang di bagian ini antara lain Tricomoniasis, Vaginosis Bakterial dan infeksi jamur
Candidiasis. Vaginistis sangat mengganggu karena bisa menyebabkan gatal-gatal
hingga iritasi (detikhealt.com, 2014).
Dampak dari vaginitis juga bisa terjadi peningkatan keretanan terhadap infeksi HIV,
kanker serviks, dan kemungkinan infertilitas (mandul) (Wikipedia dalam Fitria, 2012)
Berdasarkan data WHO (2017), angka prevalensi tahun 2015 25%-50% candidiasis,
20%-40% bacterial vaginosis dan 51%-15% trichomoniasis. Menurut Zubier (2002),
wanita di Eropa yang mengalami keputihan sekitar 25%. Menurut Dharmawan
(2007), angka skrining vaginitis di Indonesia berkisar antara 75-85%. Pada tahun
2004 kasus AIDS di Indonesia yang dilaporkan ditemukan pada kelompok 0-4 tahun
sebanyak 12 kasus (1,53%), umur 5-14 tahun sebanyak 4 kasus (0,3%), dan umur 15-
19 tahun sebanyak 78 kasus (5,69%). Pada tahun 1997 di Jakarta prevalensi infeksi
saluran reproduksi yang terjadi yaitu : 6,7% candidiasis, tricomoniasis 5,4% dan
bacterial vaginosis 5,1%. Menurut data tahun 2002 prevalensi infeksi saluran
reproduksi sebagai berikut : bacterial 53% candidiasis 3%. Tahun 2004
prevalensiinfeksi saluran reproduksi pada remaja putri dan wanita dewasa yang
disebabkan oleh bacterial vaginosis 46%, candida albican 29%, dan tricomoniasis
12%. Berdasarkan data dinkes Jatim Tahun 2012 Januari sampai Juli jumlah penderita
kanker serviks mencapai 802 orang. Depkes RI menunjukkan bahwa sampai Maret
2008 pengidap HIV/AIDS terbanyak adalah kelompok remaja. Kasus HIV/AIDS di
Jawa Tengah dalam 5 tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang cukup berarti,
dari 14 kasus pada tahun 2000 menjadi 158 kasus pada tahun 2005. Data penyakit
infeksi menular seksual (IMS) remaja yang berobat ke RSHS tahun 1998 adalah 19
kasus pria, dan 20 kasus perempuan dari total kunjungan pasien baru 483 orang. Pada
remaja pria kasus terbanyak adalah uretritis gonore dan pada perempuan adalah
bakterial vaginosis. Di RS Pirngadi Medan selama 2 tahun (1993-1994) untuk
penyakit kondiloma akuminata tercatat 35,4% pada kelompok usia 20-24 tahun. Di
RS Dr. Kariadi Semarang selama 4 tahun (1990-1994) tercatat 3.803 kasus IMS pada
unit rawat jalan, 1325 kasus (38,8%) diderita oleh remaja berusia 15-24 tahun. Di
RSUP Sanglah Denpasar tercatat 59,1% penderita IMS pada tahun 1995-1997 adalah
kelompok remaja (IDAI, 2013).Vaginitis dapat juga disebabkan karena kurangnya
pengetahuan remaja putri tentang perawatan genetalia seperti cara mencebok yang
benar yaitu dari arah depan ke belakang, hal ini dilakukan untuk mencegah
berpindahnya kuman-kuman dari anus ke vagina, memakai pembilas secara
berlebihan, menggunakan celana dalam yang tidak menyerap keringat, jarang
mengganti celana dalam (Aulia, 2012). Vaginitis terjadi ketika flora vagina terganggu
oleh adanya mikroorganisme patogen atau perubahan lingkungan vagina yang
memungkinkan mikroorganisme berkembang biak/berproliferasi. Iritasi perineal
(vulvovaginitis) pada remaja umumnya terjadi karena perineal hygiene yang tidak
adekuat (Leipert dan Peipert, 2004).
Perilaku penggunaan pembersih vagina, kebersihan alat kelamin, cakupan air bersih
bergantiganti pasangan seksual dan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Perilakburuk
dalam menjaga kebersihan genitalia, seperti mencucinya dengan air kotor, memakai
pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat,
jarang mengganti celana dalam, tidak sering mengganti pembalut dapat menjadi
pencetus timbulnya infeksi (vaginitis).
Jadi, pengetahuan dan perilaku dalam menjaga kebersihan genitalia eksterna
merupakan faktor penting dalam pencegahan kejadian vaginitis (Mandals, dkk. 2006).
Oleh sebab itu, perlu diketahui remaja putri bahwa menjaga kesehatan reproduksi
khususnya pada alat kelamin bagian luar merupakan satu hal yang sangat penting,
untuk menghindari masuknya bakteri, jamur, kuman ke dalam vagina dan mencegah
terjadinya vaginitis. Untuk tenaga kesehatan diharapakan memberikan penyuluhan
serta menghimbau dan mengajak para remaja untuk membuka mediacetak untuk
menambah wawasan dan website untuk mengetahui berita terkini tentang kesehatan
reproduksi serta masalahnya guna mensejahterakan kesehatan reproduksi remaja.
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kesehatan Vulvovaginistis terhadap
remaja – WUS (Wanita usia subur untuk mencapai kesehatan reproduksi yang
baik dan mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan mengurangi angka
kematian (mortalitas)

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Pengertian
Vulvovaginistis
2. Mahasiswa mampu memahami dan Menjelaskan Sasaran Vulvovaginistis
3. Mahasiswa Mengetahui Ruang Lingkup Vulvovaginistis
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Faktor-Faktor
Vulvovaginistis
5. Mahasiswa mampu Memahami dan Menjelaskan Vulvovaginistis
6. Mahasiswa mampu Memahami dan Menjelaskan Vulvovaginistis
7. Mahasiswa Mampu Membuat Manajemen Varney
1.3 Ruang Lingkup

1.3.1 Sasaran
Sasaran dari penulisan laporan ini adalah seluruh pasien wanita usia subur
(WUS) di PMB bidan Nanda Kartika AMD Keb

1.3.2 Tempat Praktek


Tempat praktek dari penulisan laporan ini adalah PMB bidan Nanda Kartika
AMD keb

1.3.3 Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksaan praktek dari penulisan laporan ini adalah mulai tanggal 30
Maret 2022
1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Institusi


Asuhan Vulvovaginistis dapat meningkatkan mutu kualitas institusi Akademi
Kebidanan Jember. Penyusunan Asuhan Gangguan menstruasi ini juga akan
memperkaya kepustakaan pada institusi Akademi Kebidanan Jember

1.4.2 Bagi Lahan


Sebagai acuan untuk dapat meningkatkan pelayanan kebidanan termasuk pada
WUS dengan Vulvovaginistis. sesuai Standart Pelayanan Minimal Asuhan
Kebidanan.

1.4.3 Bagi Pasien


Klien mendapat Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi sesuai Standart
Pelayanan Minimal Asuhan Kesehatan Reproduksi.
Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Vulvovaginistis


Vulvovaginitis adalah infeksi vulvovaginal yang menunjukkan gejala rasa
gatal, terbakar, iritasi, dan adanya cairan yang abnormal pada vagina atau vulva.
Gejalanya mungkin akut atau subakut, dan dapat berkisar dalam intensitas dari ringan
sampai berat. Vulvovaginitis mungkin menyebabkanketidaknyamanan dan rasa sakit,
tidak dapat sekolah atau bekerja,terganggunya fungsi seksual, dan citra diri.
Vulvovaginitis mempengaruhi organ reproduksi pada wanita hamil maupun wanita
yang tidak hamiltergantung dari penyebabnya (Beckmann et al., 2014).

2.2 Ruang lingkup


Ruang lingkup pencegahan Vulvovaginistis yaitu Remaja dan Wus (wanita usia
subur) (umur 20-45 tahun) Bidan selaku tenaga kesehatan Mampu melakukan
Asuhan kepada remaja dan WUS , Berupa Asuhan KIE (konseling informasi edukasi)
kepada WUS untuk mencegah infertilitas, morbiditas,dan mortalitas.

2.3 Sasaran Vulvovaginistis


Sasaran nya Yaitu Remaja ,Wanita usia subur (WUS) yaitu rentang umurnya
antara 20-45 tahun, organ reproduksinya pada usia ini mulai berfungsi dan matang
dalam menghasilkan sel telur, yang ditandai dengan keluarnya menstruasi pertama
(menarche) sebagai tanda pubertas yang merupakan awal masa subur bagi wanita.
Pada usia 20-29 tahun merupakan masa puncak kesuburan. Pada wanita subur ini
dianjurkan menjaga genetalia dengan baik ,(Suparyanto, 2011).
Maka perlu dilakukan Asuhan KIE (konseling informasi edukasi) untuk mencegah
infertilitas, morbiditas,dan mortalitas.

2.4 Faktor-Faktor Vulvovaginistis


Ada banyak hal yang bisa menyebabkan peradangan atau iritasi pada vulva dan
vagina, di antaranya:
1. Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis merupakan salah satu penyebab vulvovaginitis yang
paling banyak ditemui. Kondisi ini terjadi akibat pertumbuhan bakteri jahat di
dalam vagina yang dapat menyebabkan infeksi.Vulvovaginitis akibat infeksi
bakteri ini dapat menimbulkan gejala vagina perih dan gatal, nyeri saat buang
air kecil dan berhubungan seksual, serta keputihan berwarna kelabu dan
berbau amis.
2. jamur vagina
Vulvovaginitis juga dapat disebabkan oleh infeksi jamur, yaitu jamur Candida
albicans. Infeksi jamur pada vagina ini umumnya ditandai dengan keputihan
yang menggumpal dan bertekstur seperti keju, serta vagina dan bibir vagina
yang terasa gatal atau perih.
3. Infeksi virus
Vulvovaginitis akibat infeksi virus biasanya ditularkan melalui hubungan
seksual. Beberapa contoh penyakit infeksi virus yang dapat menimbulkan
vulvovaginitis adalah herpes kelamin dan HPV.Pada wanita, penyakit herpes
dapat menimbulkan vulvovaginitis yang ditandai dengan adanya luka dan
lepuhan berisi cairan bening serta nyeri dan bengkak di area kelamin.
Sementara itu, infeksi virus HPV yang menyerang area kewanitaan dapat
menyebabkan tumbuhnya kutil kelamin.
4. Penyakit menular seksual
Salah satu penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan vulvovaganitis
adalah trikomoniasis. Penyakit ini umumnya ditandai dengan keputihan
berwarna kuning kehijauan dan berbau amis, serta rasa gatal dan perih di area
vagina.Selain trikomoniasis, chlamydia dan gonore juga dapat memicu
peradangan pada organ intim wanita dan menimbulkan gejala keputihan yang
berbau tajam serta rasa nyeri dan perih saat berhubungan intim atau buang air
kecil.
5. Infeksi parasit
Beberapa contoh infeksi parasit yang menyebabkan vagina dan vulva
meradang adalah infeksi cacing kremi, kudis, dan kutu kemaluan. Gejala
vulvovaganitis yang disebabkan infeksi parasit ini umumnya berupa rasa gatal
dan iritasi di sekitar alat kelamin.
6. Reaksi alergi
Iritasi dan peradangan pada vagina dan vulva juga bisa terjadi akibat paparan
zat kimia seperti paraben, sodium sulfate, triclosan, dan dioxane. Zat kimia ini
biasanya terdapat pada sabun mandi, detergen, sabun kewanitaan, bedak,
parfum, hingga kondom.Reaksi iritasi atau alergi terhadap benda-benda
tersebut bisa membuat vulva dan vagina terasa gatal, bengkak, dan
kemerahan.Selain kondisi medis di atas, vulvovaginitis juga dapat terjadi pada
wanita menopause dan wanita setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh
kadar hormon estrogen yang menurun pada fase tersebut.

2.5 Komponen Vulvovaginistis


Epidemiologi dari berbagai penelitian in vitro, menunjukkan bahwa gejala dan
komplikasi terkait bakterial vaginosis timbul karena banyaknya peningkatan jumlah
bakteri anaerob pada vagina, yaitu Gardnerella vaginalissebagai penyebab utama
(Turovskiy et al., 2011).
Ketika bakteri gram negatif meningkat, lactobacilli menjadi banyak berkurang dan
kemungkinan hilang, sementara adanya peningkatan konsentrasi bakteri anaerob dan
organisme anaerob fakultatif lain, sehingga menghambat mediator Lactobacilli
termasuk asam laktat, H2O2, defensin dan bakteriosin. Pemicu untuk bakteri
vaginosis ada beberapa kemungkinan. Peningkatan pH vagina normal dari 3.5 - 4.5
normal sampai 7,0 yang mengurangi efek penghambatan H2O2 pada pertumbuhan
anaerob. Perubahan hormonal dan inokulasi denganorganisme. Pada beberapa wanita,
biofilm menutupi seluruh biopsi, bakteri Gardnerella menyumbang 90% dari bakteri
yang terlihat dalam biofilm, dengan Atopobium vaginae satu-satunya organisme
numerik penting lainnya. Lactobacilli didominasi pada wanita dengan flora normal,
tetapi tidak membentuk biofilm. (Hay, 2014).

2.6 Hak-Hak Kesehatan Reproduksi


Hak adalah kewenangan yang melekat pada diri untuk melakukan atau tidak
melakukan, memperoleh atau tidak memperoleh sesuatu. Kesadaran tentang hak
sebagai manusia dan sebagai perempuan merupakan kekuatan bagi perempuan untuk
melakukan berbagai aktivitas bagi kepentingan diri, keluarga, dan masyarakat.
Sedangkan Reproduksi adalah menghasilkan kembali atau kemampuan perempuan
untuk menghasilkan keturunan secara berulang.
Hak–Hak Kesehatan Reproduksi menurut Depkes RI (2012) hak kesehatan reproduksi
dapat dijabarkan secara praktis, antara lain :
1) Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang
terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga
menjamin keselamatan dan keamanan klien.
2) Setiap orang, perempuan, dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai
individu) berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang
seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan
tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah
kesehatan reproduksi.
3) Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang, efektif,
terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tidak
melawan hukum.
4) Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani
kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
5) Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memilki hubungan yang didasari
penghargaan.
6) Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi
yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
7) Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang
tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam
menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
8) Tiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah,
lengkap, dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
9) Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus mengambil langkah yang
tepat untuk menjamin semua pasangan dan individu yang menginginkan
pelayanan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya terpenuhi.
10) kebijakann harus dibuat dan dijalankan untuk mencegah diskriminasi,
pemaksaan dan kekerasan yang berhubungan dengan sekualitas dan masalah
reproduksi
11) dan laki-laki harus bekerja sama untuk mengetahui haknya, mendorong agar
pemerintah dapat melindungi hak-hak ini serta membangun dukungan atas hak
tersebut melalui pendidikan dan advokasi.
2.7 Manajemen Varney

2.7.1 Pengkajian data subyektif dan obyektif


a. Data subyektif
1) Menanyakan identitas yang meliputi: :
a) Nama
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar
komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih
akrab serta tidak salah dalam melakukan pendataaan. data.
b) Umur
Umur 20-45 tahun termasuk pada WUS (Wanita usia subur) pada
masa ini organ reproduksi sedang matang matang nya maka perlu
mengerti pencegahan infeksi seperti personal hyege , dan tidak
berhubungan sex dengan ganti ganti pasangan
c) Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktek terkait agama
yang harus diobservasi.
d) Suku/bangsa
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka
memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien.
e) Pendidikan
Pendidikan klien sangat erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan
klien, jika klien berpendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan
nya juga akan lebih tinggi untuk mengobati dan mencegah adanya
Vulvovaginistis
f) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien juga berpengaruh terhadap adanya
Vulvovaginistis, wanita yang bekerja sebagai psk juga bisa
mengakibatkan adanya bakteri di vagina dan menyebabkan
Vulvovaginistis dan jika tidak diobati akan menyebabkan
infertilitas
g) Alamat Bekerja
Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai pelengkap
identitas diri klien
h) Alamat Rumah
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih
memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui
jarak rumah dengan tempat rujukan.
i) No.RMK (Nomor Rekam Medik)
Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah Sakit,
Puskesmas, atau Klinik.
j) Telepon
Pada poin ini Romauli (2011) berpendapat bahwa telepon perlu
ditanyakan bila ada, untuk memudahkan komunikasi.
2) Menanyakan Alasan Kunjunngan
Biasanya wanita dengan Vulvovaginistis akan datang periksa dengan alasan
Panas ,gatal, dan berbau pada vagina
3) Menanyakan Keluhan Utama
Keluhan utama pada wanita dengan Vulvovaginistis yaitu . gejala vagina
perih dan gatal, nyeri saat buang air kecil dan berhubungan seksual, serta
keputihan berwarna kelabu dan berbau amis.
4) Menanyakan Riwayat Menstruasi
Menurut Walyani (2015) yang perlu ditanyakan tentang riwayat menstruasi
adalah sebagai berikut:
a) Menarche (usia pertama datang haid)
Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan
keadaan umum.
b) Siklus
21-40 hari. Hanya 15% wanita yang memiliki siklus 28 hari. Riwayat
haid lama >8 hari merupakan penapisan pemakain AKDR pelepas
tembaga dan progestin
c) Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah ±7 hari. Apabila sudah mencapai 15
hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya gangguan
ataupun penyakit yang mempengaruhinya.
d) Banyaknya
Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari. Apabila darahnya
terlalu berlebih, itu berarti telah menunjukkan gejala kelainan banyaknya
darah haid.
e) Disminorhoe (Nyeri Haid)
Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderita
atau tidak di tiap haidnya. Nyeri haid juga menjadi tanda bahwa
kontraksi uterus klien begitu hebat sehingga menimbulkan nyeri haid.
5) Riwayat Obstetri
a) jumlah anak perlu ditanyakan karena berguna dalam konseling
pemilihan kontrasepsi.
b) Cara persalinan perlu diketahui karena dalam penapisan klien untuk
metode tubektomi diperlukan riwayat operasi abdomen /panggul yang
pernah dilakukan karena kemungkinan terjadi perlekatan masih tinggi.
c) Umur anak perlu diketahui karena dapat menentukan syarat mutlak
untuk kontrasepsi mantap
d) Menyusui / tidak diperlukan dalam pemilihan alat kontrasepsi yang
akan dipilih, apabila klien menyusui dan kurang dari 6 minggu
pascapersalinan maka pil kombonasi adalah metode pilihan terakhir.
e) Riwayat KB terdahulu
Perlu dikaji karena salah satu penyebab Vulvovaginistis juga
disebabkan tidak cocok alat kontrasepsi seperti kondom
Macam-macam KB
(1) Suntik
(2) Pil
(3) AKDR
(4) Implan
Lama pemakaian KB diketahui untuk mengetahui apakah pasien ber KB
dengan KB yg tidak cocok di vagina dan kurangnya personal hyegene
dan bisa menimbulkan infeksi seperti penggunaan IUD ,Menggunakan
KB spiral atau spermisida, perubahan hormon akibat penggunakan pil
KB juga bisa menyebabkan Vulvovaginistis.
Keluhan-keluhan selama pemakaian alat kontrasepsi: IUD dengan
tembaga
(1) Perdarahan menstruasi yang lebih banyak
(2) Perdarahan vaginal yang tidak teratur atau hebat
(3) Kram akibat menstruasi
(4) Menambah kram atau sakit akibat menstruasi
(5) Bisa menyebabkan berkembangnya bakteri dan infeksi
IUD dengan progestin: Amenorrhea atau perdarahan menstruasi/ bercak
yang ringan
7) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Menurut Walyani (2015) dalam pola kebiasaan sehari-hari yang perlu dikaji
diantaranya:
a) Pola Nutrisi: jenis makanan, porsi, frekuensi
b) Kebiasaan Merokok/Minuman Keras/Obat Terlarang Hal ini perlu
ditanyakan karena ketiga kebiasaan tersebut secara langsung dapat
mempengaruhi kesehatanreproduksi
c) Pola Eliminasi
Yang dikaji adalah pola BAB (Buang Air Besar) dan BAK (Buang Air
Kecil), poin yang perlu ditanyakan yaitu frekuensi, warna, dan
masalah dalam pola eliminasi.
d) Pola Seksual
Dikaji apakah ada keluhan selama berhubungan sexsual sebelum dan
sesudah berhubungan, pasien dengan Vulvovaginistis mengeluh perih
dan sakit saat berhubungan sexsual
e) Personal Hygiene
Yang perlu dikaji adalah frekuensi mandi, ganti celana dalam,
membasuh alat kelamin sebelum dan sesudah coitus , penggunaan
sabun / produk pembersih kewanitaan jika tidak cocok akan meninfeksi
karena penyebab Vulvovaginistis juga disebabkan oleh hyege yang
jelek.
f) Pola Istirahat dan Tidur
Yang perlu dikaji adalah lama waktu untuk tidur siang dan tidur
malam.
g) Pola Aktivitas
Tanyakan bagaimana aktivitas klien.
9) Menanyakan Riwayat Kesehatan
Menurut Walyani (2015) dalam riwayat kesehatan yang perlu dikaji yaitu:
a) Riwayat Kesehatan
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita klien dan
yang sedang diderita klien. Pasien dengan Vulvovaginistis biasanya
juga karena ada penyakit seperti diabetes yang tidak terkontrol
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan kepada klien apakah keluarga punya penyakit yang pernah
diderita dan yang sedang diderita . Pasien dengan Vulvovaginistis
biasanya juga karena ada penyakit keturunan seperti diabetes yang
tidak terkontrol
10) Riwayat Sosial Ekonomi
a) Status Perkawinan : Kawin/Tidak
b) Kawin ....kali
c) Umur istri
d) Umur suami
e) Lama perkawinan
(untuk mengetahui apakah klien melakukan coitus dengan orang selain
suami) Penapisan untuk Kontrasepsi iud . Pil KB, sprmisid
Pada kesehatan reproduksi Gonta ganti pasangan sangat mempengaruhi
kesehatan reproduksi karena jika bergontagan ganti rentang terkena
infeksi seperti Vulvovaginistis
11) Keadaan psikososial
Poin yang perlu di tanyakan adalah sebagai berikut
a) Respon ibu dan keluarga : mendukung atau tidak mendukung dalam
pemakaian KB
b) Persepsi ibu terhadap respon keluarga tentang KB
c) Pengambil keputusan dalam keluarga
12) Kebiasaan hidup tidak sehat :
perlu di ketahui apakah pasien memiliki gaya hidup yang tidak sehat
misalnya jarang ganti CD, jarang ganti pembalut dan tidak pernah
membersihkan vagina sebelum sesudah bak.
13) Riwayat Perekonomian
a) Pekerjaan suami
b) Penghasilan suami
c) Pekerjaan istri
d) Penghasilan istri
e) Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan
Perlu ditanyakan apakah suami / pasien pernah bekerja sebagai LC /
psk , dan perlu ditanyakan penghasilan karena jika berpenghasilan
tinggi kemungkinan besar digunakan untuk periksa di dokter dan jika
berpenghasilan kecil keluhan keluhan dan tanda gejala
Vulvovaginistis akan di biarkan dan menyebabkan fertilisas,
morbiditas,dan mortalitas
14) Persetujuan suami
Memastikan bahwa suami menyetujui pilihan akseptor (Informe Consent)
15) Pola Sexsualitas
Perlu ditanyakan berapa kali berhubungan suami istri dan apakah
melakukan hyege sebelum dan sesudah coitus , dan apakah ada keluhan
selama coitus, hyege sblm dan sesudah coitus itu juga penyebab adanya
Vulvovaginistis, jika jarang melakukan hyege maka bakteri dan infeksi
akan berkembang , keluhan selama coitus juga perlu dikaji karena tanda
gejala Vulvovaginistis yaitu perih dan gatal saat berhubungan sex
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum
Pasien dengan Vulvovaginistis biasanya keadaan umumnya baik
,karena penderita vulvovaginitis sebagian besar hanya merasakan
perih ,gatal dan vagina bau
b) Kesadaran
Pasien dengan Vulvovaginistis biasanya sadar sepenuhnya(
composmentis) karena tanda gejalanya tidak membuat pasien tidak
sadar, jadi pasien kesadaran nya composmentis
c) Keadaan emosional
Keadaan emosional pasien dengan vulvovaginitis bisa stabil
ataupun cemas tergantung tingkat keparahan vulvovaginitis nya,
d) Tanda-Tanda Vital
(1) Tekanan Darah
tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg sampai
140/90 mmHg.
(2) Nadi
Normal denyutnadiorang dewasa 60-100/menit
(3) Pernafasan
untuk mengetahui fungsi sistem pernafasan. Normalnya 16-20
kali/menit.
(4) Suhu
Jika vulvovaginitis tidak segera diobati, kemungkinan penyebab
vulvovaginitis yaitu infeksi juga dapat berkembang yang dan
menyebabkan sepsis dan biasanya suhunya akan otomatis
meningkat
2) Pemeriksaan Fisik
a) Muka
Yang perludikaji adalah ada/tidaknya pucat,cloasma.
b) Mata
Ada/tidaknya anemi dan ikterus.anemimerupakan
salahsatupenapisan klien tubektomi. Ikterus merupakan salah satu
penapisan klien metode hormonal (pil, progestin, pil
kombinasi,suntikan dan susuk)
c) Dada
Ada /tidak pembesaran payudara. Hiperpikmentasi pada puting dan
areola mammae sebagai pengaruh dari peningkatan hormon
estrogen dan progestron dalam kehamilan. Adakah benjolan yang
mengarah ke tumor . ada atau tidak nyeri payudara
d) Abdoment
Pemeriksaan perut perlu inspeksi pembesaran perut (bila
pembesaran perut itu berlebihan kemungkinan asites, tumor, ileus,
dan lain-lain), pigmentasi di linea alba, nampaklah gerakan anak
atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau luka bekas
operasi.
e) Pemeriksaan Genitalia dan anus
(1) Hygen pada vulva dan vagina. Pasien dengan vulvovaginitis
perlu dikaji apakah ada varises, oedem, hematoma, peradangan
(vulvitis,vaginitis,kolpitis, bartholinistis), kondilom akuminata,
kista vagina,fistula obstetri,gonorhoe, karena pasien dengan
vulvovaginitis jika tidak segera diobati akan menyebabkan
kanker serviks
(2) Melakukan pemeriksaan dalam
(3) inspekulo
f) Ekstremitas
Ada atau tidaknya nyeri hebat pada betis, paha,tungkai bengkak
(odema) dan ikterus→ merupakan salah satu penapisan klien
metode hormonal (pil, progestin, pil kombinasi,suntikan dan susuk)
g) Pemeriksaan Penunjang
(1) Pada pemeriksaan darah yang diperiksa adalah golongan darah,
kadar haemoglobin

2.7.2 Interpretasi data


Diagnosa :
PAPAH dengan (Untuk kasus kespro)

P =Paritas, hamil anak ke berapa


A= Aterm , apakah persalinan sebelumnya di lahirkan cukup bulan
P =Prematur, apakah persalinan sebelumya di lahirkan prematur
A= Abortus , apakah pernah mengalami abortus
H= Hidup , berpa jumlah anak yang hidup

Masalah aktual adalah sebuah peristiwa atau hal yang benar benar terjadi pada
masa kini.
tergantung dari keluhan atau penyulit/ komplikasi ibu contoh

Keuhan/penyulit/komplikasi Masalah aktual


Vulvovaginitis 1. Perih dan Gatal : Merupakan tanda khas
yang paling sering ditemukan paada
Vulvovaginistis
2. Nyeri: Biasanya Nyeri pada saat kencing dan
berhubungan seks: Biasanya terjadi pada
3. Fluor Albus : Biasanya terjadi pada
Vulvovaginistis berwarna Kelabu
4. Vagina Berbau : Biasanya terjadi pada
Vulvovaginistis,IMS dan kanker servik

2.7.3 Diagnosa potensial


Bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangakaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil
mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau
masalah potensial benar-benar terjadi.
Contoh diagnosa potensial dari kasus berikut :
Keuhan/penyulit/komplikasi Diagnosa Potensial

Vulvovaginitis IMS(Infeksi Menular seksual) , thrikomoniasis ,


Ca cervix , ca endometrium,

2.7.4 Antisipasi penanganan segera :


Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan
menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan.
Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi dan melakukan
rujukan. (Hidayat, 2016)
Contoh Antisipasi Penaganan Segera
Keuhan/penyulit/komplikasi Antisipasi Penaganan Segera
Vulvovaginitis Pemberian Antibiotik

2.7.5 Intervensi
Intervensi perencana adalah segala tindakan yang dikerjakan oleh tenaga
kesehatan yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. Pengklasifikasian rencana
dilakukan berdasarkan analisis kesehatan (similiarity analysis) dan penilaian
klinis (clinical judgement). Rencana keperawatan yang bersifat multikategori
contoh intervensi :
Keluhan Intervensi
Vulvovaginitis 1. Anjurkan Memperbaiki Hyegene ,seperti
hyegene sexsual , (membersihkan Alat
kelamin sebelum dan sesudah melakukan
coitus,

2. Anjurkan untuk Selalu ganti celana dalam


dan tidak menggunakan celana dalam yang
ketat

3. Anjurkan ibu tidak menggunakan produk


pembersih kewanitaan untuk menghindari
alergi dan iritasi

4. Anjurkan klien Tidak bergonta ganti


penggunaan jenis KB

5. Berikan Antibiotik sesuai anjuran dokter


untuk mencegah sepsis

2.7.6 Implementasi
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. (Hidayat,
2016)
Contoh implementasi :
Keluhan Implementasi
Gangguan Menstruasi 1. Menganjurkan klien untuk memperbaiki
hygiene, seperti haijin seksual
(membersihkan alat kelamin sebelum dan
sesudah melakukan koitus) untuk
menghindari terjadinya infeksi oleh bakteri

2. menganjurkan klien untuk sering ganti


celana dalam dan tidak memakai celana
dalam yang ketat untuk menghindari
bertumbuhnya infeksi bakteri

3. Menganjurkan klien untuk tidak


menggunakan pembersih kewanitaan agar
tidak terjadii iritasi

4. Menganjurkan klien untuk tidak bergonta-


ganti penggunaan KB untuk menghindari
terjadinya alergi terhadap KB yang
digunakan

5. Memberikan antibiotik untuk mencegah


terjadinya sepsis

2.7.7 Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan
untuk mengukur respons pasien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan
pasien ke arah pencapaian tujuan.
Contoh evaluasi :
Keuhan Gangguan Evaluasi
Menstruasi
Gangguan Menstruasi 1. Pasien mengerti dan mau untuk melakukan
hygiene yang baik seperti hygiene seksual
(membersihkan kelamin sebelum dan
sesudah melakukan hubungan seksual)

2. Pasien mengerti dan mau melakukan sering


ganti celana dalam dan tidak menggunakan
celana dalam yang ketat untuk menghindari
berkembangnya infeksi bakteri

3. Pasien mengerti untuk tidak menggunakan


pembersih kewanitaan untuk menghindari
terjadinya iritasi
4. pasien mengerti untuk tidak menggunakan
alat kontrasepsi yang gonta-ganti

5. Pasien bersedia meminum antibiotik dari


dokter untuk menghindari terjadinya sepsis
Daftar Pustaka

Baziad, Ali. 2012. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: YBSP.BKKBN, IBI, USAID, STRATH,
ABPK KB. Jakarta.Glasier,
Anna G. 2005. KB dan Kesehatan Reproduksi.Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan,
Kandungan dan KB BAGI Bidan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBSP.Saifudin, AB. 2010. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
YBSP.http://tokoalkes.com/wp-content/uploads/2014/10/Implan-Jadena.jpg

You might also like