Professional Documents
Culture Documents
11 - Novia Shinta Putri - Laporan Pendahuluan Asuhan Keluarga Berencana Pencabutan IUD
11 - Novia Shinta Putri - Laporan Pendahuluan Asuhan Keluarga Berencana Pencabutan IUD
Keluarga Berencana
Pencabutan IUD
Disusun Oleh :
Novia Shinta Putri (200550011)
Pengertian Keluarga Berencana
KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,pengobatan kemandulan dan
penjarangan kelahiran.
KB merupakan tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran. KB adalah proses yang
disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu
kelahiran (Prijatni, 2016).
Pengertian Kontrasepsi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara
sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari konsepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk
itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan
kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-
duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan.
Kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan,
usaha itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen (Wahyuningsih,
2018).
Pengertian Akseptor Keluarga
Berencana
● Kontrasepsi Sederhana
a. Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat
penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah
pada vagina.
c. KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar utamanya yaitu
saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu : metode kalender,
suhu basal, dan metode lendir serviks.
Lanjutan . . .
d. Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma mencapai
serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus dan tuba fallopi).
e. Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan menghentikan
gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel
telur.
● Kontrasepsi Hormonal
a. Kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi gabungan hormon
estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja
(Mini Pil).
b. Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3 bulan
(DMPA).
c. Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan atas.
Lanjutan . . .
● Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD AKDR adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik
(polyethyline), ada yang dililit tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan
ada pula yang batangnya hanya berisi hormon progesteron.
● Metoda Kontrasepsi Mantap (Kontap)
a. Tubektomi Suatu kontrasepsi permanen untuk
mencegah keluarnya ovum dengan cara mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba
fallopi (pembawa sel telur ke rahim), efektivitasnya mencapai 99 %.
b. Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya
sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas defferent) sehingga sel
sperma tidak keluar pada saat senggama, efektifitasnya 99%.
Rencana Asuhan pada Pencabutan IUD
Menurut Matahari (2018), cara melepas IUD :
• Akseptor dipersilahkan untuk buang air kecil (BAK) terlebih dahulu dan membersihkan
daerah genitalnya, kemudian dipersilahkan berbaring di tempat periksa dalam posisi
litotomi.
• Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan menentukan besar, bentuk, dan posisi
rahim.
a. Data
1) No. register : Diberikan kepada pasien untuk digunakan selamanya oleh pasien
serta untuk mengetahui jumlah pengunjung lama/baru.
Data Dasar :
Data Subjektif :
a. Hasil dari anamnesa identitas akseptor yang dibutuhkan untuk mendukung diagnosa yang
dibuat.
b. Riwayat obstetrik akseptor meliputi : paritas, jumlah anak hidup, dan riwayat abortus.
Lanjutan . . .
c. Riwayat kesehatan akseptor meliputi : riwayat kesehatan yang berhubungan dengan
penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), gangguan siklus menstruasi, dan keputihan.
d. Keluhan dari akseptor untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD Copper T Cu 380A.
Data Objektif :
Data obyektif diperoleh dari hasil pemerioksaanfisik pada akseptor untuk mendapatkan data
yang mendukung diagnose diatas. Pada akseptor tersebut tidak terdapat kontra indikasi
pemasangan IUD Copper T Cu 380A. pemeriksaan fisik tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, respirasi, nadi).
b. Pada pemeriksaan abdomen tidak ada massa dan nyeri tekan. Adanya massa pada abdomen
merupakan tanda dari kelainan bawaan uterus atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri.
Lanjutan . . .
Nyeri tekan pada abdomen bagian bawah merupakan tanda dari penyakit radang
panggul (PRP) yang merupakan kontra indikasi dari pemasangan IUD Copper T
Cu 380A.
c. Pemeriksaan dalam. Jika pada pemeriksaan dalam tidak terdapat nyeri tekan
gerakan serviks pada penderita penyakit radang panggul.
Masalah : Tujuan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan atau
masalah kesehatan pasien secara jelas dan sesingkat mungkin. Masalah yang sering
terjadi padaibu KB IUD mengeluhkan nyeri perut bagian bawah.
Kebutuhan : Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah didapatkan dengan analisa data.
Kebutuhan yang diperlukan oleh ibu KB IUD adalah pengompresan perut dengan
air hangat dan mengonsumsi obat pereda nyeri apabila kram perut hebat, seperti
paracetamol/ibuprofen.
Diagnosa Potensial
• Anjurkan menjaga personal hygiene yang baik dan benar dengan membasuh alat
kelamin setelah BAB/BAK membasuh dari atas ke bawah.
• Anjurkan klien mengganti pakaian dalam minimal sebanyak 2 kali sehari dengan kain
berbahan katun dan tidak ketat.
Lanjutan . . .
• Anjurkan menjaga personal hygiene yang baik dan benar dengan membasuh alat kelamin
setelah BAB/BAK membasuh dari atas ke bawah.
• Anjurkan klien mengganti pakaian dalam minimal sebanyak 2 kali sehari dengan kain
berbahan katun dan tidak ketat.