You are on page 1of 33

ASUHAN KEBIDANAN

KELUARGA BERENCANA
DENGAN IUD

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


AKADEMI KEBIDANAN JEMBER

1
Latar Belakang
› Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) alat ini dimasukkan ke
dalam endometrium dengan kedalaman uterus tidak boleh kurang
dari 6cm (idelanya 6-9cm).
› Menurut WHO, 2014 penggunaan kontrasepsi telah meningkat
terutama di Asia, Amerika Latin dan terendah di Afrika. Secara
global penggunaan alat kontrasepsi meningkatkan dari 54%
tahun 1990 menjadi 57,4% tahun 2014.
› Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Badan
perencanaan pembangunan (2018) mendapati jumlah penduduk
yaitu 265 juta jiwa dengan rincian 133,17 juta jiwa penduduk
laki-laki dan 131,88 juta jiwa penduduk perempuan (Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan dengan bimbingan Badan
Pusat Statistik, 2017).

2
› Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah
penduduk terbesar ke-2 di Indonesia. Berdasarkan
proyeksi penduduk tahun 2017 sebanyak 39.292.972.
Laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan melalui
optimalisasi dan revitalisasi pelaksanaan program KB
(BKKBN, 2017).
› Hasil studi pendahuluan di Badan Pemberdayaan
Perempuan dan KB Kab.Jember tahun 2017 data
pelayanan KB tertinggi adalah Puskesmas Patrang 51
akseptor, dan terendah adalah Gumukmas 10 akseptor
(Hartanto, 2017).

3
› Program KB yang tidak terlaksana dengan baik juga masih
menjadi masalah di Indonesia, salah satu dampak program KB
yang tidak terlaksana adalah laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi (BKKBN, 2015).
› Upaya pemerintah melalui BKKBN yang mempunyai misi
untuk menyelenggarakan KB dan Kespro. Ini merupakan
strategi yang searah dengan pelayanan kebidanan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak (BKKBN, 2012)
› Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pemasangan Alat Kontrasepsi IUD (Intra
Uterine Device)” di Wilayah Kerja Puskesmas Jember, Jawa
Timur.

4
PENGERTIAN KB
› Keluarga berencana adalah suatu upaya yang mengatur
banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu
maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat
yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai
akibat dari kelahiran tersebut.. (Sri Rahayu, 2016)
PENGERTIAN KONTRASEPSI
› Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra
berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari konsepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.

5
PENGERTIAN AKSEPTOR KB
Pengertian Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti
gerakan KB dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi.
Akseptor atau peserta KB baru, yaitu PUS yang pertama kali
menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang
berakhir dengan keguguran atau persalinan. (Yulizawati, 2019)

JENIS AKSEPTOR
› Akseptor Aktif
› Akseptor aktif kembali
› Akseptor KB baru
› Akseptor KB dini
› Askeptor KB langsung
› Akseptor KB dropout
6
TUJUAN KB

› Plasenta belum lahir setelah 30 menit


› Perdarahan segera (P3)
› Uterus berkontraski dan keras, gejalan lainnya antara lain
› Tali pusat putus akibat traksi berlebihan
› Inversio uteri akibat tarikan dan
› Perdarahan lanjutan. (Didien, 2016)

7
MANFAAT PROGRAM KB

› Manfaat bagi Ibu


› Untuk mengatur jumlah anak dan jarak kelahiran sehingga dapat
memperbaiki kesehatan tubuh karena mencegah kehamilan yang
berulang kali dengan jarak yang dekat.
› Manfaat bagi anak yang dilahirkan
› Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang hamil dalam keadaan
sehat.
› Bagi suami
› Program KB bermanfaat untuk memperbaiki kesehatan fisik, mental,
dan sosial karena kecemasan berkurang serta memiliki lebih banyak
waktu luang untuk keluarganya
› Manfaat bagi seluruh keluarga
› Dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota
keluarga. 8
MANAJEMEN KONSEP
ASUHAN KEBIDANAN
PEMASANGAN KB IUD

9
1. Data Subjektif
a. Biodata/Identitas

Nama : Untuk identifikasi / mengenal penderita


Umur : untuk mengetahui usia reproduksi, usia reproduksi yang ideal untuk
wanita yaitu usia 15-44 tahun, karena sasaran KB yaitu wanita usia
subur. (Prawiroharjo, 2007)
Suku : Untuk mengetahui adat istiadat yang digunakan dan bahasa apa yang
dipakai sehingga memudahkan dalam memberikan asuhan
terutama dalam memberikan konseling
Agama : Untuk mengetahui perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit
yang berhubungan dengan agama, kebiasaan dan kepercayaan. Di
berbagai daerah kepercayaan religius dapat mempengaruhi akseptor
dalam memilih metode kontrasepsi (Handayani, 2010)

10
Pendidikan : Pendidikan berpengaruh pada tingkat penerimaan
pasien terhadap konseling yang diberikan, serta
tingkat kemampuan pengetahuan ibu terhadap alat
kontrasepsi yang akan digunakan (Handayani, 2010)
Pekerjaan : Pekerjaan akseptor juga mempengaruhi dalam
pemakaian alat kontrasepsi karena pada akseptor
yang memiliki pekerjaan berat dapat meningkatkan
angka terjadinya ekspulsi pasca pemasangan AKDR
(Handayani, 2010)
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan keluarga,
sehingga memudahkan menghubungi suami/
keluarga
No. Telp : Untuk memudahkan menghubungi klien/ keluarga
klien

11
2) Keluhan
› Untuk mengetahui alasan pasien datang ke tenaga kesehatan. Pada kasus
pemasangan KB IUD, pasien datang ingin menggunakan KB untuk
menjarangkan kehamilannya dengan jarak yang lama.

3) Riwayat Menstruasi
› Hari terakhir menstruasi :
› Dikaji untuk mengetahui hari terakhir pasien menstruasi, curigai
pasien dalam keadaan hamil jika pasien telat menstruasi. Selain itu
dalam pemasangan KB IUD pasien harus tidak dalam keadaan
menstruasi.
› Siklus : 21-40 hari
› Riwayat haid lama >8 hari merupakan penapisan pemakaian
AKDR/IUD, karena efek samping pemakaian AKDR akan
mengganggu siklus menstruasi.
12
› Volume : N 80 cc
› Dikaji untuk mengetahui berapa banyak darah yang keluar.
Jika mengganti pembalut lebih dari 1-2 setiap 4 jam (1
pembalut standart = 15-20 cc) dapat dikatakan abnormal,
pada kasus KB IUD berhubungan dengan efek samping
IUD yaitu perdarahan (menstruasi) lebih lama dan banyak,
sehingga resiko terjadinya anemia.
› Sifat darah :
› Kaji untuk mengetahui darah yang keluar pada pasien
encer, merah cerah atau kental dan gelap. Pada pasien
yang darah menstruasinya merah cerah dan lebih encer
curigai anemia, sebagai penapisan pemakaian IUD yang
beresiko terjadi anemia lebih berat.

13
› Dismenorhea :
› Jika terjadi dismenorhea yang hebat yang
membutuhkan analgetik dan atau istirahat baring
jangan anjurkan pemakaian KB IUD karena akan
memperparah dismenorhea.
› Flour Albus :
› Klien dengan flour albus berlebih (berbau dan
gatal) adalah salah satu tanda IMS yang
merupakan kontraindikasi pemakaian KB IUD.

14
Lanjutan…
4) Riwayat Obstetri
› Riwayat obstetric lalu di perlukan untuk menentukan alat
kontrasepsi yang akan digunakan.
5) Riwayat kesehatan
› Pernah/sedang mengidap PID, pengidap penyakit
trophoblast yang berbahaya, tuberculosis pelvik, kanker
ginekologik, dengan infeksi saluran genetalia (vaginitis,
servitis), karena pada penyakit tersebut adalah
kontraindikasi pemakaian KB.

15
Lanjutan…
6) Riwayat Sosial Ekonomi
› Status perkawinan sah/tidak
› Berapa kali
› (Untuk mengetahui apakah klien mempunyai pasangan seks
lain, sebagai penapisan untuk kontrasepsi AKDR jenis
tembaga dan progesteron)
› Lamanya perkawinan : berapa tahun
› Keadaan psikososial
› Respon ibu dan keluarga: Mendukung/tidak mendukung dalam
pemakaian KB
› Persepsi ibu terhadap respon keluarga tentang KB
› Pengambilan keputusan dalam keluarga
16
7) Riwayat perekonomian
a. Pekerjaan suami : untuk menentukan status sosial
› ekonomi sebagai dasar dalam untuk menentukan
› anjuran penggunaan KB
b. Penghasilan : untuk menentukan status Pengambilan
› keputusan perlu ditanya karena untuk mengetahui
› siapa yang diberi kewenangan klien mengambil
› keputusan

17
› Kebiasaan hidup sehat
› Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan , ex merokok
› Persetujuan suami
› Memastikan bahwa suami menyetujui pilihan akseptor
(informed consent)

8) Pola Aktivitas
› Pekerjaan ibu yang berat (ex.mengangkat barang berat) dapat
mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi IUD yang akan
digunakan karena dapat menyebabkan ekspulsi (Handayani, 2010)
9) Pola Personal Hygiene
› Dikaji untuk mengetahui apakah pasien menjaga kebersihan alat
kelaminnya/tidak, personal hygiene yang buruk mudah mengalami
infeksi.

18
b. Objektif
1) Pemeriksaan Umum

› Keadaan umum : Lemah, Sedang, Baik


› Pada pasien akseptor KB IUD keadaan umum baik

› Kesadaran :
› Composmentis/apatis/somnolen/delirium/spoor/koma Pada
kasus pemasangan IUD kesadaran pasien composmentis

› Keadaan emosional : Labil/stabil, cemas, takut


› Pada kasus pemasangan KB IUD keadaan emosional stabil

19
› BB Sebelum menjadi Akseptor
› Untuk mengetahui tingkat kenormalan berat badan ibu
menggunakan IMT, yang berkaitan dengan keadaan nutrisi ibu
(Muttaqin, 2010)
› TB
› Untuk mengetahui IMT pasien yang berkaitan dengan asupan
nutrisi. Selain itu IMT dapat menentukan panggul sempit atau
tidak yang berpengaruh pada ukuran kedalaman uterus. Pada
pemasangan IUD kedalaman uterus 6-9 cm

20
› TTV
› TD : KB IUD non hormonal dapat di gunakan pada ibu
hipertensi.
› Suhu : Untuk mengetahui keadaan suhu pada ibu normal atau
tidak. Suhu normal orang dewasa yaitu 36o-38oC. Suhu tubuh
yang lebih dari 38oC merupakan tanda dan gejala terjadinya
infeksi pada tubuh dan dapat mempengaruhi pemakaian KB
IUD, karena kontraindikasi KB IUD adalah infeksi alat
genitalia (seriksitis, vaginitis), penyakit radang panggul
(PRP), yang ditandai dengan demam (Muttaqin, 2010)
› Nadi : 60-100 kali permenit
› RR : 16-24 kali permenit

21
2) Pemeriksaan Umum
› Wajah : puca/tidak, cloasma gravidarum
Jika terdapat cloasma gravidarum, curigai ibu dalam keadaan hamil,
yang merupakan kontraindikasi pemakaian IUD
› Mata : konjungtiva pucat/tidak (anemia)
› Pada penderita anemia dianjurkan tidak memakai KB IUD karena
efek samping KB IUD adalah terjadi perubahan siklus haid, haid
lebih banyak dan lama, dapat memperparah keadaan anemia
› Leher : Pembedaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena
jugularin
› Jika terdapat pembesaran mengindikasikan ibu dalam keadaan
infeksi. Kaji lebih lanjut daerah mana yang mengalami infeksi,
jika terdapat disaluran reproduksi tidak boleh menggunakan KB
IUD.

22
2) Pemeriksaan Umum

› Dada : Ada/tidak pembesaran payudara, hiperpigmentasi pada


putting dan areola mamae.
› Hiperpigmentasi merupakan tanda gejala kehamilan.
Kontraindikasi pemasangan IUD adalah pasien dalam keadaan
hamil.
› Abdomen: Pembesaran uterus, nyeri tekan (infeksi), tumor.
Pembesaran uterus curigai terdapat kehamilan, atau gejala penyakit lain
ex.tumor, hal tersebut adalah kontraindikasi pemasangan IUD
Pemeriksaan Penunjang
› Pada kasus KB IUD dapat melakukan pemeriksaan IVA atau Pap Smear
untuk mengetahui infeksi ca cerviks

23
2. Interpretasi Data Dasar

› Diagnosa kebidanan
› PAPAH ……akseptor KB IUD
› Masalah : Pada kasus pemsangan KB IUD masalah yang sering muncul
adalah nyeri payudara, pusing, sakit perut, gejala PMS yang lebih berat dari
sebelumnya
› Kebutuhan :
› Pemeriksaan :
› HB : pemeriksaan hb (untuk mengetahui kadar hb) jika kurang
jangan di lakukan pemasangan iud karena akan memperparah
penurunan hb . Karna salah satu efek iud memperpanjang
menstruasi sehingga kadar hb tamabah turun
› 2.KIE efek sampingEdukasi pasien yang dilakukan
pemasangan Intrauterine device (IUD) atau alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR)

24
2. Diagnosa Potensial
Hal-hal yang perlu di antisipasi pada akseptor baru KB IUD, masalah
dan diagnosa yang diantisipasi adalah terjadinya perforasi uterus,
infeksi, karena akseptor dengan riwayat memiliki infeksi tidak
diperbolehkan menggunakan KB IUD, kehamilan pasca pemasangan
IUD (Saifuddin, 2006).
3. Antisipasi Penanganan Segera
Mengidentifikasi situasi gawat dimana bidan harus bertindak atau
berkolaborasi dengan dokter kandungan untuk penanganan selanjutnya.
Misalnya jika terjadi perforasi uterus dalam keadaan ini IUD harus
dikeluarkan melalui laparoskopi atau laparotomi, jika terjadi infeksi
yang ringan dapat diobati dengan antibiotika. Jika terjadi infeksi berat
IUD harus dikeluarkan dan diberikan antibiotika (Prawirohardjo, 2007).

25
5. Intervenvensi
› Berikan konseling pra pemasangan IUD
› Jelaskan pengertia IUD
› Jelaskan cara kerja IUD
› Jelaskan efektifitas IUD
› Jelaskan indikasi dan kontra indikasi IUD
› Jelaskan cara pemasangan IUD
› Jelaskan efek samping IUD
› Jelaskan waktu penggunaan IUD
› Lakukan inform concent
› Lakukan pemasangan IUD
› Observasi keadaan umum pasien
› Beritahu jadwal control
26
Lanjutan….

› Konseling pasca pemasangan


› Mengkaji perasaan klien setelah dipasang IUD
› Menjelaskan daya guna IUD yaitu 5-10 tahun
› Menjelaskan cara memeriksa benang IUD dengan cara
memasukkan satu jari tengah ke dalam vagina sambil jongkok
› Klien dianjurkan untuk tidak pulang 15 menit setelah
pemasangan
› Menjelaskan IUD langsung efektif segera setelah pemasangan
› IUD dapat dilepas setiap saat jika klien menghendaki
› IUD tidak melindungi klien dari penyakit menular seksual
(PMS)
› Kemungkinan ketidaknyamanan ketika melakukan hubungan
seksual

27
6. implementasi
› Memberikan konseling pra pemasangan IUD
› Menjelaskan pengertian IUD
› Menjelaskan cara kerja IUD
› Menjelakan efektifitas KB IUD
› Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi KB IUD
› Menjelaskan efek samping KB IUD
› Melakukan informed consent
› Melakukan pemasangan IUD
› Memberikan penjelasan bahwa pemasangan IUD akan dilaksanakan,
akseptor dipersilahkan BAK.
› Mempersilahkan akseptor berbaring dalam posisi litotomi untuk
mempermudah pemasangan IUD.
› Mencuci tangan menggunakan sabun, menyalakan dan mengarahkan
lampu sorot ke arah genetalia.
› Memakai sarung tangan steril, membersihkan vagina atau vulva
hygiene menggunakan kapas DTT.
28
Lanjutan….
› Memasukan speculum memberesihkan dinding vagina dan mulut rahim
dengan kapas disinfektan, perhatikan dinding vagina dan mulut rahim
apakah terdapat kelainan dan tanda-tanda infeksi.
› Membersihkan portio dengan larutan antiseptik, menenjepit serviks
dengan tenakulum tepat pada sebelah atas portio.
› Masukkan sonde uterus sesuai dengan arah rahim, untuk menentukan
dalamnya rahim, mengukur kedalaman uterus dengan sonde uterus dan
menyesuaikan tabung inserter sesuai hasil pengukuran dengan menggeser
leher biru.
› Memegang tenakulum dengan tangan kiri, masukkan IUD sesuai dengan
arah dan dalamnya sonde. Menarik sedikti pendorong dari tabung inserter,
kemudian insenter di dorong kembali kea rah kranial sampai leher biru
menyentuh serviks dan merasa ada tahanan.
› Memegang ujung bawah dari inserter dengan tangan kiri dan pendorong
dengan tangan kanan, bersamaan dengan tarikan tetap pada tenakulum,
pada saat ini pendorong IUD tidak bergerak.

29
Lanjutan….
› Mengeluarkan pendorong lalu menarik inserter sepanjang benang
yang akan di potong dengan benar, menggunting benang IUD 2- 3cm
di depan portio dan mengeluarkan inserter.
› Mengeluarkan tenakulum dengan hati-hati, menekan dengan kassa
pada bekas jepitan tenakulum selama 30-60 detik, mengeluarkan
spekulum dengan hati-hati.
› Membereskan alat-alat dan merendam ke dalam larutan klorin,
melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan klorin 0,5%
dalam keadaan terbalik, mencuci tangan menggunakan sabun. M.
› Memberitahukan kepada klien bahwa tindakan telah selesai
dilakuakan.
› Memberikan konseling pasca pemasangan Konseling pasca pemasangan :
› Mengkaji perasaan klien setelah dipasang IUD
› Menjelaskan daya guna IUD yaitu 10 tahun

30
Lanjutan….
› Menjelaskan cara memeriksa benang IUD dengan cara
memasukkan satu jari tengah ke dalam vagina sambal jongkok
› Klien dianjurkan untuk tidak pulang 15 menit setelah
pemasangan
› Menjelaskan IUD Copper T Cu 380A langsung efektif segera
setelah pemasangan
› IUD dapat dilepas setiap saat jika klien menghendaki
› IUD tidak melindungi klien dari penyakit menular seksual
(PMS)
› Kemungkinan ketidaknyamanan ketika melakukan hubungan
Seksual
› Mengobservasi keadaan umum akseptor
› Memberitahu jadwal control dan waktu pelepasan.

31
7. Evaluasi
› Pasien mengerti pengertian IUD
› Pasien mengerti cara kerja IUD
› Pasien mengerti efetifita IUD
› Pasien mengerti indikasi dan kontraindikasi pemasangan IUD
› Pasien mengerti cara pemasangan IUD
› Pasien mengerti efek samping IUD
› Pasien mengerti waktu penggunaan IUD
› Pasien menyetujui inform concent dari bidan
› IUD telah dipasang
› Keadaan umum pasien baik
› Pasien dianjurkan datang 1 minggu setelah pemasangan,atau jika ada
keluhan
› Bidan telah memberikan konseling setelah IUD di pasang
32
TERIMAKASIH

33

You might also like