Professional Documents
Culture Documents
LP O2 Alwi
LP O2 Alwi
Disusun oleh :
Dwi andriyani
Nim : 92022040042
B. ETIOLOGI
Adapun factor-faktor yang menyebabkan pasien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2013), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas
tulang dan dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energy/kelelahan, kerusakan
neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif/persepsi, obesitas,
posisi tubuh, imaturitas neurologis, kelalahan otot pernapsan dan adanya perubahan
membrane kepiler-alveoli.
C. MANIFESTASI KLINIS
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi Menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaan otot nafas tambahan untuk
bernafas, pernafasan nafas faring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, nafas dengan mulut, ekspirasi memanjang,
peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas
vital Menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga Menjadi
gangguan oksigen (NANDA,2013).
D. PATHOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dank e
paru-paru), apabila ada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat terdalur
dengan baik dan sumbatan tersebut akan diproses jalan nafas sebagai benda asing
yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli
ke jaringan) yang terganggu dan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti
perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga
dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
E. PATHOFLOW
Udara di atmosfer
Sumbatan bronkus
GANGGUAN
PERTUKARAN GAS
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu :
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kepiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur dan proses-proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmunal, missal : kerja jantung dan
kontraksi paru
h. CT-SCAN
Untuk mengidentifikasi adanya massa abnormal.
G. PENATALAKSAAN MEDIS
1. Inhalasi Oksigen
Terdapat 2 sistem dalam inhalasi oksigen yaitu sistem aliran rendah dan sistem
aliran tinggi
a. Sistem aliran rendah
1) Nasal kanula/ Binasal kanula
2) Sungkup muka sederhana
3) Sungkup muka dengan kantong “rebreathing”
4) Sungkup muka dengan kantong “nonrebreathing”
b. Sistem aliran tinggi (High Flow Oxygen System)
2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri
dari :
a. Perkusi
b. Vibrasi
c. Clapping
3. Nafas dalam dan batuk efektif
4. Suctioning (penghisapan lendir)
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pola pernapasan
Sebelum sakit : pasien tidak sesak nafas dapat bernafas dengan normal tanpa
alat bantu pernafasan
Saat dikaji : pasien mengatakan sesak nafas
b. Kebutuhan nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan pola makan pasien 3x sehari tanpa dibatasi
diet, pasien tidak pernah mengalami gangguan makan, pasien
makan lewat mulut, tidak ada gangguan maenelan, minum ±2
botol air mineral besar/hari atau ±2000ml.
Saat sakit : pasien mengatakan makan 1 porsi tidak habis sesuai dengan
diet dari RS yaitu TIM rendah garam kolestrol
c. Kebutuhan eliminasi
Sebelum sakit
BAK : pasien mengatakan tidak pernah mengalami kesulitan dalam BAK
dan BAK 5-6 x/hari volume ±1500 ml.
BAB : pasien mengatakan BAB lancar setiap hari dan tidak ada gangguan.
Saat sakit
BAK : pasien mengatakan BAK melalui selang karena terpasang DC
BAB : pasien mengatakan mengalami kesulitan dalam BAB karena harus
memakai pispot, karena tidak bisa ke kamar mandi sendiri.
f. Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat mengenakan baju sendiri
Saat sakit : pasien selalu membutuhkan bantuan keluarga dalam
mengenakan pakaian
j. Kebutuhan berkomunikasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan lancar dalam berkomunikasi setiap harinya
Saaat sakit : pasien berkomunikasi dengan baik, walau terkadang ada suara
yang agak pelo
k. Kebutuhan spiritual
Sebelum sakit :pasien mengatakan beragama islam dan selalu sholat 5 waktu
dan membaca al-qur’an
Saat sakit : pasien tidak mampu untuk menunaikan ibadah sholat 5 waktu
l. Kebutuhan bekerja
Sebelum sakit : pekerjaan sehari-hari pasien adalah seorang petani, dalam
melakukan aktivitasnya pasien dapat melakukan secara sendiri.
Saat sakit : pasien tidak bisa lagi pergi ke sawah untuk sekedar menengok
atau beraktivitas lainnya di sawah
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan jarang rekreasi bepergian dengan keluarga
Saat sakit : pasien mengatakan hanya bisa tiduran melihat langit-langit
ruangan dan terkadang bicara dengan pasien sebelahnya.
n. Kebutuhan belajar
Sebelum sakit : pasien tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya.
Saat sakit : pasien tahu tentang penyakitnya karena telah mendapatkan
penjelasan dari dokter dan perawat.
2. Diagnose keperawatan
(SDKI, 2017)
1) Pola napas tidak efektif
2) Gangguan pertukaran gas
3) Bersihan jalan napas tidak efektif
3. Intervensi keperawatan
Standar Luaran
Standar Intervensi Keperawatan
NO. DIAGNOSA Keperawatan Indonesia
Indonesia (SIKI)
(SLKI)
1 Pola napas tidak efektif SIKI SIKI
Penyebab Respirasi : Respirasi :
Depresi pusat Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
pernapasan keperawatan 3x24 jam, maka 1. Observasi
Hambatan upaya pola nafas tidak efektif a. Monitor pola nafas
napas meningkat dengan kreteria (frekuensi, kedalaman, usaha
Deformitas dinding hasil : nafas)
dada Penggunaan otot bantu b. Monitor bunyi nafas
Situasional 4. Kolaborasi
4. REFERENSI
Carpenito,Lynda Juall.2010. Diagnose Keperawatan Edisi 13. Jakarta: EGC.