You are on page 1of 21

MAKALAH

GEOMETRI TAXICAB

MATA KULIAH : SISTEM GEOMETRI

DOSEN PENGAMPU : HERI SANTOSO, M.Pd.

OLEH :

1. SITI SHOLIHATIN NIM. 12311483


2. AYU DESI SEKARSARI NIM. 12311532
3. HENI LUTHFIYAH NIM. 12311553

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM (UNISDA)

LAMONGAN

2O16

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul ‘Geometri
Taxicab’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil
makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu
yang berguna bagi kita bersama.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan
yang lebih baik lagi.

Sukodadi, 20 Pebruari 2016

  Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

GEOMETRI TAXICAB
A. Pendahuluan ......................................................................................... 1
B. Struktur Aksioma Geometri Taxicab ................................................... 3
C. Jarak pada Geometri Taxicab .............................................................. 5
1. Jarak di antara 2 titik ....................................................................... 5
2. Jarak antara titik ke garis ................................................................. 6
D. Irisan Kerucut pada Taxicab ................................................................ 7
1. Lingkaran Pada Geometri Taxicab .................................................. 7
2. Ellips pada Geometri Taxicab ......................................................... 9
E. Sudut Pada Taxicab ............................................................................. 9
1. Mengubah Ukuran dari Sudut Euclid ke Sudut Taxicab ................. 10
2. Sudut siku-siku ................................................................................ 11
F. Garis Sejajar Pada geometri Taxicab ................................................... 13
G. Teorema Pythagoras Versi Geometri Taxicab ..................................... 15
H. Perbedaan Geometri Taxicab dan Geometri Euclid ............................ 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18

iii
GEOMETRI TAXICAB

A. Pendahuluan
1. Sejarah Geometri Taxicab dan Sistem Geometrinya

Hermann Minkowski (1864-1909) memperkenalkan taksi Geometry


lebih dari 100 tahun yang lalu. Minkowski adalah seorang ahli matematika
Jerman dan profesor yang belajar di Universitas Berlin dan Konigsberg. Dia
mengajar di beberapa universitas di Bonn, Konigsberg dan Zurich.
Menariknya, Albert Einstein adalah kalangan mahasiswa di Zurich dan Non-
Euclidean kerja Minkowski pada empat dimensi ruang-waktu memberikan
kerangka untuk nanti karya Einstein pada Teori Relativitas.
Euclidean tindakan Geometri jarak secara langsung. Minkowski
mengakui bahwa ini adalah belum tentu model terbaik untuk situasi dunia
nyata, terutama untuk masalah yang melibatkan kota di mana jarak ditentukan
bersama blok dan tidak secara langsung.
Aspek lain yang berharga dari Taksi Geometri adalah
kesederhanaannya sebagai non-Euclidean Geometri. Hal ini lebih mudah
dipahami daripada banyak geometri non-Euclidean lainnya. Bahkan,
mengingat grid atau orientasi berdasarkan Cartesian, dapat diajarkan dengan
bantuan kertas grafik sedini di tahun-tahun sekolah menengah.

1
Sejak diperkenalkan pada 1800-an, Taksi Geometri telah mengalami
periode yang sangat menarik dan aplikasi praktis, serta periode marjinalisasi.
Ini mendapat perhatian diperbaharui pada tahun 1975 ketika Eugene Krause,
seorang profesor Matematika di Universitas Michigan, menerbitkan sebuah
buku rinci pada subjek yang berjudul "Taksi Geometri: An Adventure di
Non-Euclidean Geometri.

Karl Menger adalah orang pertama yang menggunakan istilah


"taxicab" untuk menggambarkan metrik Minkowski dalam buklet "You Will
Like Geometry". Istilah lain taxicab metrik: Manhattan Distance, city block
distance, or Manhattan length. Pada tahun 1952, Menger mengadakan sebuah
pameran geometri taxicab di Museum Sains dan Industri di Chicago.
Sejak diperkenalkan pada 1800-an, Geometri Taxicab telah
mengalami periode aplikasi yang sangat menarik dan praktis, sekaligus
periode marjinalisasi dan menerima perhatian kembali pada tahun 1975 ketika
Eugene Krause, seorang profesor Matematika di University of Michigan,
menerbitkan sebuah buku terperinci berjudul
"Taxicab Geometry: An Adventure in Non-Euclidean Geometry".

2
Dalam sistem geometri Taxicab jarak 2 titik bukanlah panjang sebuah
garis yang melalui dua titik tersebut melainkan lintasan tependek yang
menghubungkan keduatitik tersebut. Analoginya dengan menganggap kedua
titik tesebut adalah sebuah bangunan dan garis-garis tersebut adalah
gang/jalan jadi jarak dari dua titik tesebut adalah lintasan tependek yang
dilalui taxy dari bangunan satu ke bangunan lainnya. Dalam sistem geometri
Euclid, lintasan terpendek hanya satu. Namun dalam sistem geometri
Taxycab, lintasan terpendek dapat lebih dari satu.

B. Struktur Aksioma Geometri Taxicab


Postulat 14.1
Diberikan sebarang dua titik berbeda, maka ada tepat satu garis yang
memuatnya.
Postulat 14.2 (Postulat Jarak)
Diberikan setiap pasang dari dua titik berbeda, berkorespondensi dengan
sebuah bilangan positif tunggal. Bilangan tersebut disebut jarak antara dua
titik.
Postulat 14.3 (Postulat Garis)
Titik-titik pada sebuah garis bersesuaian dengan bilangan real, sedemikian
hingga:
 Untuk setiap titik dari garis bersesuaian dengan tepat satu bilangan real.
 Untuk setiap bilangan real bersesuaian dengan tepat satu titik pada
sebuah garis.

3
 Jarak antara dua titik yang berbeda adalah nilai mutlak dari selisih
bilangan real yang bersesuaian .
Postulat 14.4 (Postulat Penempatan Garis)
Diberikan dua titik P dan Q dari sebarang garis, sistem koordinat dapat
dipilih sedemikian hingga koordinat P adalah nol dan koordinat Q adalah
bilangan positif.
Postulat 14.5
Setiap bidang memiliki paling sedikit tiga titik yang tak segaris. Ruang
memiliki paling tidak empat titik yang tidak sebidang.
Postulat 14.6
Jika dua titik segaris pada satu bidang, maka garis yang memuat titik
tersebut berada di bidang yang sama.
Postulat 14.7
Sebarang tiga titik terletak paling tidak satu bidang, dan sebarang tiga titik
yang tidak segaris terletak pada tepat satu bidang.
Postulat 14.8
Jika dua buah bidang saling berpotongan, maka perpotongannya adalah
sebuah garis.
Postulat 14.9 (Postulat Pemisahan Bidang)
Diberikan sebuah garis dan sebuah bidang yang memuat garis tersebut, titik-
titik pada bidang tidak berada pada garis yang membentuk dua himpunan
sedemikian hingga:
 Masing-masing himpunan adalah konveks
 Dan jika P adalah salah satu dari himpunan tersebut, dan Q adalah
himpunan yang lain, maka segmen PQ memotong garis tersebut.
Postulat 14.10 (Postulat Pemisahan Ruang)
Titik-titik pada ruang yang tidak segaris dengan bidang yang diberikan
membentuk dua himpunan sedemikian hingga:
 Masing-masing himpunan adalah konveks
 Jika P adalah salah satu himpunan dan Q adalah himpunan yang lain,
maka segmen PQ memotong bidang tersebut.

4
Postulat 14.11 (Postulat Pengukuran Sudut)
Untuk setiap sudut bersesuaian dengan sebuah bilangan real antara 0o dan
180o
Postulat 14.12 (Postulat Pembentukan Sudut)
Misalkan sinar AB adalah sebuah sinar pada sisi setengah bidang H, untuk
setiap r antara 0o dan 180o, ada tepat satu sinar AP dengan P dalam H
sehingga mPAB = r
Postulat 14.13 (Postulat Penjumlahan Sudut)
Jika D adalah sebuah titik interior BAC, maka mBAC = mBAD +
mDAC.
Postulat 14.14 (Postult Suplemen)
Jika terdapat dua buah sudut membentuk pasangan segaris, maka kedua
sudut tersebut saling bersuplemen.

C. Jarak pada Geometri Taxicab


1. Jarak di antara 2 titik
Jarak antara dua titik P dan Q adalah panjang jalur terpendek dari P ke Q
yang terdiri dari segmen garis paralel dan tegak lurus terhadap sumbu X
dengan menggunakan rumus:
dt = |x2 – x1| + |y2 – y1|
Dengan kata lain jarak pada geometri taxicab di definisikan sebagai
jumlah dari jarak horizontal dan vertikal dari dua titik. Ini adalah jarak
minimum pada Geometri Taxicab yang akan diperlukan dalam melakukan
perjalanan untuk mencapai titik Q dari titik P, jika semua jalan-jalan hanya
berorientasi horizontal dan vertikal.
Contoh:
tentukan jarak antara titik L (1,1) dan M (4,5) dalam Geometri
Taxicab.
Jawab: dt = |x2 – x1| + |y2 – y1|
dt = |4 – 1| + |5 – 1|
=3+4=7

5
2. Jarak antara titik ke garis
Definisi 14.1
Diberikan sebuah garis l dan titik P. Kemudian jarak dari P ke l adalah
jarak minimum Taxicab PQ dimana Q adalah titik pada l.
Tiga kasus jarak antara titik ke garis disajikan pada gambar 14.4. Jarak Taxicab
adalah jumlah sepanjang horizontal dan vertikal. jika titik Q terletak horizontal
dengan P maka h akan menjadi jarak Taxicab dari P ke Q (gambar 14.4, garis
5). Jika titik Q terletak vertikal dengan P maka v adalah jarak Taxicab dari P ke
Q (gambar 14.4, garis 3). Jarak Taxicab dari P ke garis akan minimum untuk
semua titik Q pada garis (gambar 14.4, garis 4). Jadi,

Gambar 14.4
 Jika kemiringan l lebih dari 1, maka h adalah jarak minimum.
 Jika kemiringan l kurang dari 1, maka v adalah jarak minimum.
 Jika kemiringan l adalah sama dengan 1, maka h=v dan semua titik antara
BC memiliki panjang Taxicab yang sama.

6
D. Irisan Kerucut Pada Taxicab
Konsep jarak berpengaruh besar terhadap suatu geometri. Semua unsur-unsur
dalam irisan kerucut, baik luas ataupun volumenya bergantung pada makna jarak
yang digunakan

1. Lingkaran pada Geometri Taxicab


Lingkaran adalah himpunan semua titik yang berjarak sama terhadap suatu
titik A.
a. Persamaan lingkaran
Menurut defenisinya, lingkaran berjari-jari r dan ber-pusat pada titik
(a,b), setiap titik (x,y) pada lingkaran tersebut harus berjarak r dari pusat.
Dengan menggunakan rumus jarak Geometri Taxicab, yaitu jarak (a,b) ke
titik (x,y) pada limgkaran maka persamaan umun untuk lingkaran
Geometri Taxicab berjari-jari r berpusat di (a,b) adalah:
|x−a|+| y −b|=r

Gambar. 14.6 Lingkaran pada

geometri Taxicab

Berdasarkan defenisi jarak, kita dapat dengan mudah menyimpulkan


rumus untuk menyimpulkan untuk lingkaran satuan. Rumus untuk
lingkaran satuan dalam Geometri Taxicab adalah |x|+| y|=1, sebagai
lawan dari x 2+ y 2=1 dalam Geometri Euclid.

b. Keliling Lingkaran

7
Jika jari-jari lingkaran adalah r, kita memiliki rumus umum untuk
keliling lingkaran Taxicab yang menyerupai rumus Euclid. Pada geometri
Taxicab, setiap sisi dari lingkaran satuan memiliki panjang 2r, dengan
demikian, keliling lingkaran adalah 8r.
K=2 δ , r=8 r
c. Nilai π
Pada geometri Taxicab, defenisi nilai π sama dengan Geometri
Euclid, yaitu suatu bilangan konstan yang merupakan rasio dari keliling
lingkaran dengan diameternya. Karena keliling lingkaran pada geometri
Taxicab adalah 8r, maka nilai π dalam geometri ini adalah 4.
K 8r
πt= = =4
d 2r
d. Luas Lingkaran
Pada Geometri Taxicab metric panjang setiap sisi lingkaran dengan
radius r adalah 2r. kita dapat menghitung luas lingkaran Taxicab dengan
mempertimbangkan panjang horizontal dan vertikalnya.
1
Luas segitiga= × alas ×tinggi
2
1
¿ ×r ×r
2
1 2
¿ ×r
2

Luas empat segitiga = 4 x ½ x r 2=2r 2

Jadi, luas lingkaran Taxicab (A) = 2r 2

Selain itu, rumus dapat ditulis menggunakan panjang dari empat sisi
kongruen dari lingkaran taxicab. Panjang sisi adalah dua kali jari-jari
lingkaran Taxicab. Dengan menggunakan rumus sebelumnya A = 2r2
dapat digunakan subtitusi s = 2r menyelesaikan radius, r = s/ 2. Hasilnya
adalah rumus untuk luas sehubungan dengan sisi, A=2(s/2)²

8
2. Ellips pada Geometri Taxicab
Pada Geometri Euclid dan Taxicab Ellips di defenisikan garis yang
jumlah jaraknya terhadap dua titik tertentu selalu sama. Penerapan jarak pada
konsep Taxicab untuk defenisi Ellips menghasilkan ellips Taxicab yang
menarik.
Kita dapat menulis persamaan untuk ellips dengan A(a,b) dan B(g,h)
sehingga:
|( x−a ) +( y −b)|+|( x−g )+( y−h)|=d
Contoh misalkan A(-2,-1) dan B(2,2). Apakah kedudukan titik-titik
dimana jumlah jarak dari titik-titik ini adalah 9?
Jawabannya di uraikan pada gambar 14.9

Gambar 14.9 Ellips Geometri Taxicab

D. Sudut Pada Taxicab

Defenisi 14. 2

Sebuah t-radian adalah sebuah sudut yang titik sudutnya merupakan titik
pusat suatu lingkaran satuan Taxicab dan memotong sebuah busur lingkaran
dengan panjang 1panjang 1.

9
Gambar 14.10 sebuah t-radian di ukur sebagai panjang

Ukuran Taxicab pada sudut Taxicab θ adalah nilai t-radian yang mengandung
sudut pusat lingkaran satuan Taxicab. Oleh karena itu lingkaran satuan Taxicab
mempunyai 8 t-radian karena keliling lingkaran satuan Taxicab adalah 8. Untuk
π π
informasi sudut , dan π pada geometri Euclid masing-masing nilainya sama
4 2
dengan 1,2 dan 4 pada ukuran t-radian. Teorema berikut memberikan rumus untuk
menentukan pengukuran sudut Taxicab pada sudut-sudut Geometri Euclid yang
lain.

1. Mengubah Ukuran dan Sudut Euclid ke sudut Taxicab


Jika kita mempunyai sebuah sudut Euclid θ , dalam posisi standar, kita
dapat menurunkan sebuah formula untuk ukuran Taxicab dari sudut tersebut.
Teorema 14.1
Sebuah sudut lancip Euclid θ , pada posisi standar mempunyai ukuran
taxicab:
2 2 sin e ∅ e
θ=2− =
1+ tan e , ∅ e sine ∅ e +cos e ∅e

Bukti:
Sisi akhir dari sudut adalah garis yang melewati titik asal dengan
kemiringan tan e ∅ e . Jadi, ukuran Taxicab θ dari sudut Euclid sama dengan
jarak Taxicab dari (1,0) ke perpotongan garis y=−x+1 dan y=x t an e ∅ e

10
No Bukti Alasan
1. y + x=1 Premis 1

2. y Premis 2
tan ∅ e= , y =x tan ∅e
x

3. ∅ e =|1−x|+|0− y| Premis 3

4. x tan ∅ e + x=1, x ¿ ¿ Subtitusi 2 ke


1
5. 1 3, kalikan ¿
x=
(tan ∅ e +1)

6. 1 2 dan 4
y= tan ∅ e
(tan ∅ e + 1)

7.
|
∅ e = 1−
1
(tan ∅e +1) ||
+ 0−
1
(tan ∅ e +1) |
tan ∅e
3, 5 dan 6

8. 1+ tan ∅ e −1+ tan ∅ e 7, samakan


∅e=
1+tan ∅e penyebut
9. 2 tan ∅ e 8
∅e=
1+ tan ∅ e
10. 2 sin ∅ e cos ∅ e 9
∅e=
¿¿

11. 2 sin ∅ e Terbukti


∅e=
sin ∅ e + cos ∅ e

Defenisi 14.3
Sudut referensi dari sudut θ adalah sudut terkecil antara θ dengan sumbu x
2. Sudut Siku-siku
Salah satu sudut terpenting dalam Geometri Euclid adalah sudut siku-
π
siku yang ukurannya sama dengan radian atau 90. Secara umum, untuk
2
sudut yang sama, sudut pada Euclid akan mempunyai perbedaan dengan

11
ukuran sudut taxicab bergantung pada posisinya. Tetapi hal ini tidak berlaku
untuk sudut siku-siku
Teorema 14.2
Ukuran taxicab pada sebarang sudut siku-siku. Euclid adalah 2t-radian.

Gambar 14.11 sudut siku-siku taxicab sama dengan siku-siku Euclid

Pembuktian:

Tanpa mengurangi keumuman arti, misalkan θ adalah sudut siku-siku Euclid


yang melalui sumbu Y. seperti ditunjukan pada gambar 14.11, bagi θ menjadi
π π
dua sudut Euclid a e dan β e dengan sudut referensi −a dan − βe . Fakta
2 2
π
2
π
( )
bahwa α e = −β e dan cos −ae =sin ae kita lihat bahwa ukuran taxicab
2
pada sudut siku-siku adalah:

No Bukti Alasan
1. π π Premis 1
a e = −β e , β e = −a
2 2

2.
cos ( π2 −a )=sin a
e e
Premis 2

3. θ=a+ β Premis 3

4. 2 sine ae 2 sin e β e 3, Teorema


θ= +
(sin e ae + cose ae ) (cos e β e + sin e β e ) 14.1

12
5. π 4, Premis 1
2 sine ( −a)
2 sine ae 2
θ= +
(sin e ae + cose ae ) (cos e β e + sin e β e )
6. 2 si ne ae 2 cos e a e 5, premis 2
θ= +
(sin e ae + cose ae ) (cos e β e + sin e β e )
7. 2(sin e a e +cos e ae ) 6
θ=
(sine ae + cose ae )
8. θ=2 Terbukti

E. Garis Sejajar Pada geometri Taxicab

Beberapa teorema yang melibatkan sudut dibentuk oleh sebuah perpotongan


transversal dua buah garis sejajar yang digunakan dalam Geometri Euclid. Disini
kita menetapkan beberapa hasilnya dalam Geometri taxicab.

Pertama-tama, kita perhatikan bahwa jarak taxicab jika ditranslasikan


hasilnya tetap, perputaran taxicab dilakukan terhadap sebuah garis vertikal atau
horizontal atau kombinasi kedua tranformasi tersebut. Karena sudut taxicab
diukur dengan menggunakan panjang taxicab sederhana, sudut taxicab juga tetap
di bawah transformasi diatas.

Teotema 14.3

Sudut-sudut bertolak belakang adalah sama

Bukti:

13
Gambar 14.12: sudut-sudut bertolak belakang dibentuk dari perpotongan garis-
garis yang kongruen

No. Pernyataan Alasan


1 Buat garis g Konstruksi

2 Buat garid h Konstruksi


3 Refleksi garis g dengan garis horizontal Refleksi
4 Refleksi garis g dengan garis horizontal Refleksi
5 Sudut yang terbentuk adalah sudut taxicab yang Terbukti
bertolak belakang dengan sudut a atau β
Teorema 14.4

Diberikan dua buah garis sejajar dan garis yang memotong keduanya,
sudut-sudut bersebrangan dalam adalah sama.

a β

14
Gambar 14.13 sudut-sudut dalam bersebrangan

Bukti:

No Pernyataan Alasan

1 Translasikan ∠a sehingga m∠a = m∠a1 Translasi ∠a

2 Translasikan ∠b sehingga m∠b = m∠b1 Translasi ∠b

3 m∠a = m∠b Teorema 3

4 m∠a1 = m∠b1 Teorema 3

5 m∠a1 = m∠b Terbukti

G. Teorema Pythagoras Versi Geometri Taxicab

Telah diketahui bahwa untuk setiap segitiga ABC siku-siku dalam geometri
Euclide, jika hipotenusa dan a = d(B,C); b = d(A,C); c = d(A,B) maka a2 = b2 + c2
yang kita sebut dengan Teorema Pythagoras. Teorema Pythagoras versi Taxicab
dapat dijelaskan sebagai berikut.

Teorema 14.7

Pada segitiga siku-siku ABC dengan siku-siku di A, a ≥ b + c

Bukti:

A adalah sebuah titik alas segitiga ABC dengan siku-siku di A. Artinya,


sisi AC segitiga tersebut mungkin sejajar atau tidak sejajar dengan garis sumbu.

 Kasus 1

15
Gambar 14.19: segitiga siku-siku ABC dengan AB atau AC tidak sejajar garis
sumbu

No. Pernyataan Alasan

1 b1, b2, c1 dan c2 adalah parameter yang digunakan Premis 1


2 c1 = y = d(B, B`) = d(A, H) Jarak menurut taxicab
3 B = AC = d (A,C`) + (C,C) = b1 + b1 Jarak menurut taxicab
4 c = AB = d(A,B`) + (B+B`) = c1 + c2 Jarak menurut taxicab
5 a = b1 – c1 + b2 + c2 = b + c – 2c1 2, 3
6 a = b + c – 2y Terbukti

 Kasus 2
Jika AB atau AC sejajar dengan garis sumbu seperti pada gambar 21.

Gambar 14.20: segitiga siku-siku ABC dengan sisi AB atau AC sejajar


garis sumbu

16
No Pernytaan Alasan
1 a=b+c Jarak menurut taxicab
terbuktu

H. Perbedaan Geometri Taxicab dan Euclid


Taxicab Euclid
Memiliki 14 Postulat Memiliki 5 Postulat
Rumus Jarak dt = |x2 – x1| + |y2 – y1| Rumus Jarak
de = √( x 2 – x 1)2 +( y ¿ ¿ 2− y 1)2 ¿
Lintasan terpendek lebih dari 1 Lintasan terpendek hanya 1
Gambar lingkarannya Gambar Lingkarannya

Besar masing-masing sudut segitiga Besar masing-masing sudut segitiga


sama sisi adalah 2t-radian, 1t-radian, sama sisi adalah sama
dan 1t-radian

17
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Mega Teguh. 2014. Sistem Geometri. Surabaya: UNESA Unipres

18

You might also like