Professional Documents
Culture Documents
Taxicab
Taxicab
GEOMETRI TAXICAB
OLEH :
LAMONGAN
2O16
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul ‘Geometri
Taxicab’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil
makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu
yang berguna bagi kita bersama.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan
yang lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
GEOMETRI TAXICAB
A. Pendahuluan ......................................................................................... 1
B. Struktur Aksioma Geometri Taxicab ................................................... 3
C. Jarak pada Geometri Taxicab .............................................................. 5
1. Jarak di antara 2 titik ....................................................................... 5
2. Jarak antara titik ke garis ................................................................. 6
D. Irisan Kerucut pada Taxicab ................................................................ 7
1. Lingkaran Pada Geometri Taxicab .................................................. 7
2. Ellips pada Geometri Taxicab ......................................................... 9
E. Sudut Pada Taxicab ............................................................................. 9
1. Mengubah Ukuran dari Sudut Euclid ke Sudut Taxicab ................. 10
2. Sudut siku-siku ................................................................................ 11
F. Garis Sejajar Pada geometri Taxicab ................................................... 13
G. Teorema Pythagoras Versi Geometri Taxicab ..................................... 15
H. Perbedaan Geometri Taxicab dan Geometri Euclid ............................ 16
iii
GEOMETRI TAXICAB
A. Pendahuluan
1. Sejarah Geometri Taxicab dan Sistem Geometrinya
1
Sejak diperkenalkan pada 1800-an, Taksi Geometri telah mengalami
periode yang sangat menarik dan aplikasi praktis, serta periode marjinalisasi.
Ini mendapat perhatian diperbaharui pada tahun 1975 ketika Eugene Krause,
seorang profesor Matematika di Universitas Michigan, menerbitkan sebuah
buku rinci pada subjek yang berjudul "Taksi Geometri: An Adventure di
Non-Euclidean Geometri.
2
Dalam sistem geometri Taxicab jarak 2 titik bukanlah panjang sebuah
garis yang melalui dua titik tersebut melainkan lintasan tependek yang
menghubungkan keduatitik tersebut. Analoginya dengan menganggap kedua
titik tesebut adalah sebuah bangunan dan garis-garis tersebut adalah
gang/jalan jadi jarak dari dua titik tesebut adalah lintasan tependek yang
dilalui taxy dari bangunan satu ke bangunan lainnya. Dalam sistem geometri
Euclid, lintasan terpendek hanya satu. Namun dalam sistem geometri
Taxycab, lintasan terpendek dapat lebih dari satu.
3
Jarak antara dua titik yang berbeda adalah nilai mutlak dari selisih
bilangan real yang bersesuaian .
Postulat 14.4 (Postulat Penempatan Garis)
Diberikan dua titik P dan Q dari sebarang garis, sistem koordinat dapat
dipilih sedemikian hingga koordinat P adalah nol dan koordinat Q adalah
bilangan positif.
Postulat 14.5
Setiap bidang memiliki paling sedikit tiga titik yang tak segaris. Ruang
memiliki paling tidak empat titik yang tidak sebidang.
Postulat 14.6
Jika dua titik segaris pada satu bidang, maka garis yang memuat titik
tersebut berada di bidang yang sama.
Postulat 14.7
Sebarang tiga titik terletak paling tidak satu bidang, dan sebarang tiga titik
yang tidak segaris terletak pada tepat satu bidang.
Postulat 14.8
Jika dua buah bidang saling berpotongan, maka perpotongannya adalah
sebuah garis.
Postulat 14.9 (Postulat Pemisahan Bidang)
Diberikan sebuah garis dan sebuah bidang yang memuat garis tersebut, titik-
titik pada bidang tidak berada pada garis yang membentuk dua himpunan
sedemikian hingga:
Masing-masing himpunan adalah konveks
Dan jika P adalah salah satu dari himpunan tersebut, dan Q adalah
himpunan yang lain, maka segmen PQ memotong garis tersebut.
Postulat 14.10 (Postulat Pemisahan Ruang)
Titik-titik pada ruang yang tidak segaris dengan bidang yang diberikan
membentuk dua himpunan sedemikian hingga:
Masing-masing himpunan adalah konveks
Jika P adalah salah satu himpunan dan Q adalah himpunan yang lain,
maka segmen PQ memotong bidang tersebut.
4
Postulat 14.11 (Postulat Pengukuran Sudut)
Untuk setiap sudut bersesuaian dengan sebuah bilangan real antara 0o dan
180o
Postulat 14.12 (Postulat Pembentukan Sudut)
Misalkan sinar AB adalah sebuah sinar pada sisi setengah bidang H, untuk
setiap r antara 0o dan 180o, ada tepat satu sinar AP dengan P dalam H
sehingga mPAB = r
Postulat 14.13 (Postulat Penjumlahan Sudut)
Jika D adalah sebuah titik interior BAC, maka mBAC = mBAD +
mDAC.
Postulat 14.14 (Postult Suplemen)
Jika terdapat dua buah sudut membentuk pasangan segaris, maka kedua
sudut tersebut saling bersuplemen.
5
2. Jarak antara titik ke garis
Definisi 14.1
Diberikan sebuah garis l dan titik P. Kemudian jarak dari P ke l adalah
jarak minimum Taxicab PQ dimana Q adalah titik pada l.
Tiga kasus jarak antara titik ke garis disajikan pada gambar 14.4. Jarak Taxicab
adalah jumlah sepanjang horizontal dan vertikal. jika titik Q terletak horizontal
dengan P maka h akan menjadi jarak Taxicab dari P ke Q (gambar 14.4, garis
5). Jika titik Q terletak vertikal dengan P maka v adalah jarak Taxicab dari P ke
Q (gambar 14.4, garis 3). Jarak Taxicab dari P ke garis akan minimum untuk
semua titik Q pada garis (gambar 14.4, garis 4). Jadi,
Gambar 14.4
Jika kemiringan l lebih dari 1, maka h adalah jarak minimum.
Jika kemiringan l kurang dari 1, maka v adalah jarak minimum.
Jika kemiringan l adalah sama dengan 1, maka h=v dan semua titik antara
BC memiliki panjang Taxicab yang sama.
6
D. Irisan Kerucut Pada Taxicab
Konsep jarak berpengaruh besar terhadap suatu geometri. Semua unsur-unsur
dalam irisan kerucut, baik luas ataupun volumenya bergantung pada makna jarak
yang digunakan
geometri Taxicab
b. Keliling Lingkaran
7
Jika jari-jari lingkaran adalah r, kita memiliki rumus umum untuk
keliling lingkaran Taxicab yang menyerupai rumus Euclid. Pada geometri
Taxicab, setiap sisi dari lingkaran satuan memiliki panjang 2r, dengan
demikian, keliling lingkaran adalah 8r.
K=2 δ , r=8 r
c. Nilai π
Pada geometri Taxicab, defenisi nilai π sama dengan Geometri
Euclid, yaitu suatu bilangan konstan yang merupakan rasio dari keliling
lingkaran dengan diameternya. Karena keliling lingkaran pada geometri
Taxicab adalah 8r, maka nilai π dalam geometri ini adalah 4.
K 8r
πt= = =4
d 2r
d. Luas Lingkaran
Pada Geometri Taxicab metric panjang setiap sisi lingkaran dengan
radius r adalah 2r. kita dapat menghitung luas lingkaran Taxicab dengan
mempertimbangkan panjang horizontal dan vertikalnya.
1
Luas segitiga= × alas ×tinggi
2
1
¿ ×r ×r
2
1 2
¿ ×r
2
Selain itu, rumus dapat ditulis menggunakan panjang dari empat sisi
kongruen dari lingkaran taxicab. Panjang sisi adalah dua kali jari-jari
lingkaran Taxicab. Dengan menggunakan rumus sebelumnya A = 2r2
dapat digunakan subtitusi s = 2r menyelesaikan radius, r = s/ 2. Hasilnya
adalah rumus untuk luas sehubungan dengan sisi, A=2(s/2)²
8
2. Ellips pada Geometri Taxicab
Pada Geometri Euclid dan Taxicab Ellips di defenisikan garis yang
jumlah jaraknya terhadap dua titik tertentu selalu sama. Penerapan jarak pada
konsep Taxicab untuk defenisi Ellips menghasilkan ellips Taxicab yang
menarik.
Kita dapat menulis persamaan untuk ellips dengan A(a,b) dan B(g,h)
sehingga:
|( x−a ) +( y −b)|+|( x−g )+( y−h)|=d
Contoh misalkan A(-2,-1) dan B(2,2). Apakah kedudukan titik-titik
dimana jumlah jarak dari titik-titik ini adalah 9?
Jawabannya di uraikan pada gambar 14.9
Defenisi 14. 2
Sebuah t-radian adalah sebuah sudut yang titik sudutnya merupakan titik
pusat suatu lingkaran satuan Taxicab dan memotong sebuah busur lingkaran
dengan panjang 1panjang 1.
9
Gambar 14.10 sebuah t-radian di ukur sebagai panjang
Ukuran Taxicab pada sudut Taxicab θ adalah nilai t-radian yang mengandung
sudut pusat lingkaran satuan Taxicab. Oleh karena itu lingkaran satuan Taxicab
mempunyai 8 t-radian karena keliling lingkaran satuan Taxicab adalah 8. Untuk
π π
informasi sudut , dan π pada geometri Euclid masing-masing nilainya sama
4 2
dengan 1,2 dan 4 pada ukuran t-radian. Teorema berikut memberikan rumus untuk
menentukan pengukuran sudut Taxicab pada sudut-sudut Geometri Euclid yang
lain.
Bukti:
Sisi akhir dari sudut adalah garis yang melewati titik asal dengan
kemiringan tan e ∅ e . Jadi, ukuran Taxicab θ dari sudut Euclid sama dengan
jarak Taxicab dari (1,0) ke perpotongan garis y=−x+1 dan y=x t an e ∅ e
10
No Bukti Alasan
1. y + x=1 Premis 1
2. y Premis 2
tan ∅ e= , y =x tan ∅e
x
3. ∅ e =|1−x|+|0− y| Premis 3
6. 1 2 dan 4
y= tan ∅ e
(tan ∅ e + 1)
7.
|
∅ e = 1−
1
(tan ∅e +1) ||
+ 0−
1
(tan ∅ e +1) |
tan ∅e
3, 5 dan 6
Defenisi 14.3
Sudut referensi dari sudut θ adalah sudut terkecil antara θ dengan sumbu x
2. Sudut Siku-siku
Salah satu sudut terpenting dalam Geometri Euclid adalah sudut siku-
π
siku yang ukurannya sama dengan radian atau 90. Secara umum, untuk
2
sudut yang sama, sudut pada Euclid akan mempunyai perbedaan dengan
11
ukuran sudut taxicab bergantung pada posisinya. Tetapi hal ini tidak berlaku
untuk sudut siku-siku
Teorema 14.2
Ukuran taxicab pada sebarang sudut siku-siku. Euclid adalah 2t-radian.
Pembuktian:
No Bukti Alasan
1. π π Premis 1
a e = −β e , β e = −a
2 2
2.
cos ( π2 −a )=sin a
e e
Premis 2
3. θ=a+ β Premis 3
12
5. π 4, Premis 1
2 sine ( −a)
2 sine ae 2
θ= +
(sin e ae + cose ae ) (cos e β e + sin e β e )
6. 2 si ne ae 2 cos e a e 5, premis 2
θ= +
(sin e ae + cose ae ) (cos e β e + sin e β e )
7. 2(sin e a e +cos e ae ) 6
θ=
(sine ae + cose ae )
8. θ=2 Terbukti
Teotema 14.3
Bukti:
13
Gambar 14.12: sudut-sudut bertolak belakang dibentuk dari perpotongan garis-
garis yang kongruen
Diberikan dua buah garis sejajar dan garis yang memotong keduanya,
sudut-sudut bersebrangan dalam adalah sama.
a β
14
Gambar 14.13 sudut-sudut dalam bersebrangan
Bukti:
No Pernyataan Alasan
Telah diketahui bahwa untuk setiap segitiga ABC siku-siku dalam geometri
Euclide, jika hipotenusa dan a = d(B,C); b = d(A,C); c = d(A,B) maka a2 = b2 + c2
yang kita sebut dengan Teorema Pythagoras. Teorema Pythagoras versi Taxicab
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Teorema 14.7
Bukti:
Kasus 1
15
Gambar 14.19: segitiga siku-siku ABC dengan AB atau AC tidak sejajar garis
sumbu
Kasus 2
Jika AB atau AC sejajar dengan garis sumbu seperti pada gambar 21.
16
No Pernytaan Alasan
1 a=b+c Jarak menurut taxicab
terbuktu
17
DAFTAR PUSTAKA
18