You are on page 1of 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) PADA BALITA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10

1. JUNIAR 2111515115
2. HUSNI MUBAROK 2111515117
3. YOGI BUDI SANTOSO 2111515118
4. FAJAR DWI SULISTIYO 2111515122
5. SEPTIA NANDA SARI 2111515120
6. CHENI ELSYA UTAMI 2111515121
7. RESIFEN YUNILAM BELLA 2111515124
8. SITI JAMILAH 2111515116
9. RIBKA SEPTIANINGSIH 2111515119
10. APRIDA WAHYU SISKARINI 2111515123

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FALKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
BANDAR LAMPUNG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Sub Pokok Bahasan : Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Pada Balita
Waktu : 30 menit
Hari / Tanggal : Minggu, 10 april 2022
Sasaran : Masyarakat Dusun 10 Markasi Desa Sungai Langka
Penyaji : Kelompok 10
Tempat : Balai posyandu Dusun 10 Markasi Desa Sungai Langka

A. Tujuan Intruksional Umum


Setelah selesai mengikuti penyuluhan masyarakat mampu memahami tentang
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).

B. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang ISPA, diharapkan masyarakat
dapat:
1. Menjelaskan definisi ISPA
2. Menjelaskan penyebab terjadinya ISPA
3. Menjelaskan tanda gejala ISPA
4. Menjelaskan pencegahan ISPA
5. Menjelaskan Penanganan ISPA
6. Menjelaskan Komplikasi ISPA
7. Mendemonstrasikan 6 langkah cuci tangan

C. Materi
1. Definisi ISPA
2. Penyebab terjadinya ISPA
3. Tanda Gejala ISPA
4. Nasehat bagi Ibu Bila Anak Terkena ISPA
5. Cara mencegah serta mengatasi ISPA
6. Komplikasi ISPA
7. 6 langkah cuci tangan
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi

E. Media Penyuluhan
Alat yang digunakan untuk penyuluhan adalah :
1. Power point
2. Leaflet

F. Proses Kegiatan
Kegiatan Waktu Penyuluhan Peserta
Pembukaa 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
n
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
memperhatikan

3. Penyampaian maksud dan


3. Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan
memperhatikan

Kegiatan 10 menit 1. Menjelaskan definisi dan 1. Mendengarkan dan


inti penyebab terjadinya ISPA memperhatikan
2. Menjelakan tanda dan gejala 2. Mendengarkan dan
ISPA memperhatikan
3. Menjelaskan cara 3. Mendengarkan dan
mengatasi/ memperhatikan
menangani ISPA
4. Menjelaskan cara mencegah 4. Mendengarkan dan
ISPA memperhatikan
5. Menjelaskan kompikasi 5. Mendengarkan dan
ISPA memperhatikan
Penutup 10menit 1. Tanya jawab 1. Bertanya dan
2.Menutup penyuluhan dan menjawab pertanyaan
menyimpulkan 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Memberi salam 3. Menjawab salam

G. Evaluasi
Penyuluhan dikatakan berhasil apabila masyarakat dapat menjawab pertanyaan
dari materi penyuluhan dengan nilai 80.
Pertanyaan :
a. Menjelaskan definisi dan penyebab terjadinya ISPA (10 point)
b. Menyebutkan 4 dari 6 tanda gejala ISPA (10 point)
c. Menyebutkan 8 dari 13 cara mengatasi/menangani ISPA (20 point)
d. Menjelaskan 5 dari 8 cara mencegah ISPA (20 point)
e. Menyebutkan 2 dari 3 Komplikasi ISPA (10 point)
f. Dapat mendemonstrasikan 6 langkah cuci tangan (10 point)

Lampiran Materi

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

A. Pengertian ISPA
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang terjadi secara tiba-tiba,
menyerang hidung, tenggorokan, telinga bagian tengah serta saluran nafas bagian
dalam sampai ke paru-paru. Biasanya menyerang anak usia 2 bulan – 5 tahun.
B. Penyebab ISPA
ISPA dapat disebabkan oleh :
Bakteri, misal : Staphilococcus
Virus, misal : virus influenza
Jamur, misal : Candida Albican
Aspirasi (tersedak) karena makanan, ASI atau benda asing

C. Tanda dan gejala


1. Anak sering batuk
2. Kesulitan bernafas
3. Sakit tenggorokan
4. Pilek, demam
5. Sakit telinga, anak rewel
6. Kehilangan nafsu makan

D. Tanda bahaya anak harus dibawa ke petugas kesehatan adalah :


1. Anak tidak bisa minum
2. Kejang
3. Kesadaran menurun
4. Nafas mengorok (stridor)
5. Berat badan anak menurun (gizi buruk)
6. Tarikan dinding dada kedalam
7. Bila terdapat salah satu tanda di atas, maka anak harus segera dibawa ke petugas
atau sarana kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
 
E. Nasehat bagi Ibu Bila Anak Terkena ISPA adalah :
1. Pemberian Makanan :
a. Berilah makanan/ASI selama sakit
b. Perbanyak jumlahnya setelah sembuh
c. Bersihkan lubang hidung bila mengganggu pemberian makanan/ASI

2. Pemberian Cairan
a. Berilah minum lebih banyak
b. Berilah ASI lebih banyak

F. Pencegahan
1. Bukalah jendela setiap hari agar udara segar dapat masuk ke dalam kamar
2. Jaga kebersihan tempat tidur anak, ganti sprei dan jemur kasur seminggu sekali
3. Kenakan anak pakaian yang bersih dan dengan bahan yang menyerap keringat
4. Hindari penularan dengan mengurangi anak kontak dengan anggota keluarga
yang sakit
5. Beri ASI secara teratur
6. Beri anak makanan yang bergizi
7. Imunisasi anak dengan lengkap
8. Segera ke sarana kesehatan apabila anak menunjukkan gejala-gejala ISPA

G. Mengatasi/Menangani ISPA
1. Menjaga kebersihan perorangan seperti sering mencuci tangan, menutup mulut
ketika batuk dan bersin, dan membuang ludah / dahak dari mulut dan ingus
hidung dengan cara yang bersih dan tidak sembarangan.
2. Bila memungkinkan, hindari jangan sampai berkerumun di satu ruangan,
misalnya ruang keluarga, atau tempat tidur. Ruangan harus memiliki ventilasi
yang cukup lega.
3. Hindari merokok di dalam rumah, apalagi dimana ada banyak anak-anak.
4. Berpola hidup sehat, hindari minum alkohol, stres, istirahat cukup, dll.
5. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
6. Bila akan menyentuh/menggendong bayi, cucilah tangan dahulu.
7. Makan makanan yang bersih, higienis, sehat, gizi-nutrisi seimbang. Idealnya 4
sehat 5 sempurna
8. Memperhatikan dan menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan.
9. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk
menggunakan obat-obatan, jamu, jamur, herbal, atau suplemen
10. Berikan minum lebih banyak untuk mengencerkan lendir ditenggorokanya.
11. Berikan obat sesuai dengan gejalanya. Hindari obat yang berkhasiat
menyembuhkan banyak gejala (Batuk, pilek, hidung tersumbat, demam) dalam
kemasan, kecuali semua gejala itu memang ada sama si kecil.
12. Hindari member obat batuk bebas untuk anak di bawah usia 2 tahun.
13. Jika dalam waktu 2 hari setelah mengkonsumsi obat bebas tidak tampak
kesembuhan maka segera hubungi dokter (Danarti, 2010: 2-4).
14. Imunisasi lengkap pada balita di posyandu (Hartanto, 2012).

H. Kompikasi ISPA
Komplikasi ISPA yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan :
a. Infeksi pada paru
Kuman penyebab ISPA akan masuk lebih dalam kesaluran pernapasan yaitu
bronkus dan alveoli sehingga menginfeksi bronkus dan alveoli sehingga pasien
akan sulit bernapas kerena adanya sumbatan jalan napas oleh penumpukan secret
hasil produksi kuman pada rongga paru.
b. Infeksi selaput otak
Kuman juga mampu menjangkau selaput otak sehingga menginfeksi selaput otak
dengan menumpukan cairan yang mampu berakibat meningitis.
c. Penurunan Kesadaran
Infeksi dan penumpukan cairan pada selaput otak menyebabkan terhambatnya
suplay oksigen dan darah ke otak sehingga otak kekurangan oksigen dan terjadi
hipoksia pada jaringan otak. Penanganan yang lama dan tidak tepat pada pasien
ISPA mampu memperlambat dan merusak seluruh fungsi tubuh oleh kuman
sehingga pasien akan mengalami henti napas dan henti jantung (Widoyono,
2011).
I. Posyandu 5 Meja
Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader posyandu
dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat
penyelenggaraan Posyandu, minimal jumlah kader adalah lima orang. Jumlah ini
sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang
mengacu pada sistem lima langkah. Sebelum pelaksananaan Posyandu, dilakukan
kegiatan persiapan, antara lain:
a. Kader memastikan sasaran, jumlah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, PUS, dan WUS.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hari buka posyandu, dapat
melalui pertemuan warga setempat, sarana ibadah dan lain-lain
c. Mempersiapkan tempat, sarana dan prasarana Posyandu, seperti: alat timbang
(dacin, sarung timbang, pita LILA), alat ukur panjang/tinggi badan, obat (kapsul
vitamin A dan TTD), oralit, buku pencatatan dan pelaporan, dan lain-lain.
d. Melakukan pembagian tugas antar kader.
e. Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan penggerak PKK desa
f. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan pemulihan diperlukan.

1. Langkah pertama: Pendaftaran


a. Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu: yaitu nama bayi/balita
tersebut ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya.
Apabila balita merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak
ditulis pada KMS dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya.
b. Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis
pada formulir atau register ibu hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita,
langsung dipersilahkan menuju ke langkah 4.

2. Langkah kedua: Penimbangan


a. Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untu membawa bayi/balitanya dan
menyerahkan KMS kepada kader di langkah 2.
b. Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi/balita
tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMS. Langkah-langkah
penimbangan:
1) Mempersiapkan dacin
a) Gantung dacin pada tempat yang kokoh, seperti: pelana rumah atau kusen
pintu, atau dahan pohon, atau penyangga kaki tiga yang kuat.
b) Letakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung kedua paku timbang
tidak dalam posisi lurus maka timbangan perlu ditera atau diganti dengan
baru.
c) Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
d) Pastikan bandul geser berada pada angka nol.
e) Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang yang kosong pada
dacin.
f) Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/celana
timbang/kotak timbang dengan memberi kantong plastik berisikan pasir/
batu krikil di ujung batang dacin, sampai kedua jarum di atas tegak lurus.
2) Penimbangan balita
a) Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal
mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.
b) Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
c) Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/ buku bantu dalam
kilogram dan ons.
d) Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan bandul aman.
e) Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak timbang.

3. Langkah ketiga : Pengisian KMS


Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal
anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Pada setiap hari
buka Posyandu, kader diharapkan dapat mengisi KMS dalam buku KIA seluruh
anak yang datang dan ditimbang. KMS ini menjadi penting karena merupakan
salah satu alat pemantau pertumbuhan anak. Selain mampu mengisi, kader
diharapkan juga mampu membaca atau menilai grafik yang terbuat dari hasil
penimbangan anak setiap bulan sehingga ia dapat memberikan penilaian apakah
anak bertumbuh dengan baik atau kurang baik. Jika anak bertumbuh baik. Berikan
pujian kepada Ibu serta ingatkan untuk menimbang anaknya di Posyandu pada
bulan berikutnya. Bila pertumbuhan anak kurang baik, perlu dirujuk kepada
petugas kesehatan. Untuk itu, kader perlu memperhatikan cara mengisi dan
membaca KMS yang benar agar pengambilan keputusan agar tidak salah. Cara
mengisi KMS:
a. Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, perhatikan isian “Nama Ibu” dan
“Nama Anak” pada sampul depan buku KIA. Jika masih kosong, isilah nama
ibu dan nama anak dengan jelas. Tambahkan nama panggilan/nama kecil jika
ada.
b. Perhatikan juga halaman iv buku KIA, apakah “Nomor Registrasi”, “Nomor
Urut” dan “Identitas Keluarga” sudah terisi dengan lengkap. Jika belum,
bantulah ibu/keluarga balita untuk mengisinya.
c. Pilihlah KMS untuk laki-laki berwarna biru (halaman 49—50 buku KIA).
Pilihlah KMS Untuk perempuan berwarna merah muda (halaman 51—52 Buku
KIA).
d. Isilah nama anak dan nama Posyandu pada bagian atas halaman KMS.
e. Isilah bulan lahir anak pada kolom “Bulan Penimbangan” di bawah umur 0
(nol) bulan.
f. Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.
g. Tulis berat badan anak pada kolom ”BB (kg)” di bawah kolom “Bulan
penimbangan”.
h. Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada KMS dengan cara
menghubungkan garis mendatar berat badan dan garis tegak umur pada grafik
KMS. Lalu buat titik yang mudah terlihat.
i. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis
lurus Catatan: Jika anak bulan lalu tidak ditimbang maka garis pertumbuhan
tidak dapat dihubungkan.
j. Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak pada bulan saat anak
ditimbang di atas titik hasil penimbangan yang telah ditentukan.
k. Isi kolom pemberian “ASI Eksklusif” dengan tanda centang (√) bila pada bulan
tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa makanan dan minuman lain. Bila
diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi
dengan tanda strip (–).
l. Selanjutnya kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian
menuju langkah ke-4.

4. Langkah keempat : Penyuluhan


a. Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita membacakan
dan menjelaskan data KMS tersebut.
b. Cara membaca KMS atau menentukan status pertumbuhan anak:
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai
garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak
dibandingkan dengan kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Kesimpulan
dari penentuan status pertumbuhan anak adalah sebagai berikut :
1. Naik (N): grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di atasnya dan
kenaikan berat bada lebih besar dari KBM.
2. Naik (N): grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya dan kenaikan
berat badan lebih besar dari KBM.
3. Tidak Naik (T): grafik berat badan memotong garis pertubuhan di bawahnya
dan kenaikan berat badan lebih kecil dari KBM
4. Tidak Naik (T): grafik berat badan mendatar dan kenaikan berat badan lebih
kecil dari KBM.
5. Tidak Naik (T): grafik berat badan menurun dan kenaikan grafik berat badan
lebih kecil dari KBM.
c. Setelah kesimpulan didapat, status pertumbuhan anak tersebut dicatat pada
kolom “N/T” dengan menuliskan “N”. jika Naik atau “T” jika Tidak
Naik.Kader kemudian memberikan nasehat kepada keluarga balita, baik dengan
mengacu pada data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya.
d. Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader dapat
melakukan rujukan ketenaga kesehatan, bidan, PL KB, atau Puskesmas apabila
ditemukan masalah pada balita, ibu hamil, atau ibu menyusui.
e. Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan
dasar, misalnya pemberian makanan tambahan (PMT), tablet tambah darah
(tablet besi), vitamin A, oralit, dan lain-lain..
f. Tindak lanjut hasil penimbangan Berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan
balita, tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah:
1) Berat Badan Naik (N):
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan
beri dukungan untuk mempertahankan kondisi anak sehat.
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan
anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.
c) Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan
nasihat tentang pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
d) Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
2) Berat Badan Tidak Naik 1 kali (T1):
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu.
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan
anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.
c) Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas,
rewel, dan lain-lain) dan kebiasaan makan anak.
d) Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik
tanpa menyalahkan ibu
e) Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
3) Berat Badan Tidak Naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah Garis Merah
(BGM):
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan
anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya.
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan
anaknya yang tertera di KMS secara sederhana.
c) Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik
tanpa menyalahkan ibu.
d) Berikan nasihat kepada ibu tentang anjura pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya.
e) Rujuk anak ke tempat rujukan terdekat sesuai kondisi anak.
4) Titik-titik berat badan dalam KMS terputus-putus (tidak teratur):
a) Berikan pendekatan dan penyuluhan tentang manfaat memantau proses
tumbuh kembang anak.
b) Berikan motivasi untuk menimbang setiap bulan.

5.Langkah kelima : Pelayanan Kesehatan


Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan,
bidan, atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PL KB) yang memberikan
layanan antara lain Imunisasi, KB, pemberian tablet tambah darah (tablet besi),
vitamin A, dan obat-obatan lainnya

JANGAN LUPA CUCI TANGAN 6 LANGKAH


Daftar Pustaka
Danarti, D., 2010. Menjadi Orang Tua Pintar Agar Anak Sukses. Yogyakarta : Smart
Parentin
Aden. 2010. Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak. Yogyakarta: Hanggar
Kreator.
Gould, D. & Brooker, C,2003, Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat, halaman 252,
cetakan pertama, Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC.
Hartono. R. (2012). Gangguan Pernafasan Pada Anak : ISPA, Yogyakarta : Nuha
Medika

You might also like