Professional Documents
Culture Documents
FILA DELVIAH M
09320190140
MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PIT AND DUMP DESIGN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Adapun maksud mengikuti praktikum ini yaitu praktikan dapat mengetahui
pit design.
1.2.2 Tujuan
a. Mampu membuat kontur stripping ratio;
b. Mampu membuat pit design.
1.3.1 Alat
a. Terminal;
b. Mouse;
c. Aplikasi Surpac;
d. Laptop.
1.3.2 Bahan
a. Modul;
b. Kertas Hvs.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Agar perencanaan tambang dapat dilakukan dengan lebih mudah, masalah ini
biasanya dibagi menjadi tugas-tugas yaitu pembuatan desain pit dan penentuan pit
limit, perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu, pemilihan alat
1. Pembuatan desain pit dan penentuan pit limit
Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit limit) untuk
suatu jebakan bijih. Ini berarti menentukan berapa besar cadangan bijih yang akan
ditambang (tonase dan kadarnya) yang akan memaksimalkan nilai bersih total dari
cebakan bijih tersebut. Dalam penentuan batas akhir dari pit, nilai waktu dari uang
belum diperhitungkan. Layout dan desain tambang berserta penentuan batas
penambangan antara lain:
a. Desain Pit;
b. Desain jalan (ramp);
c. Desain jenjang (bench).
Penentuan batas penambangan terdiri dari:
a. Optimum stripping ratio;
b. Batas tambang;
c.Batas lain, seperti sungai, jalan dan lain-lain.
2. Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu dengan menggunakan
sasaran jadwal produksi, gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat
untuk setiap periode waktu (biasanya per tahun). Peta-peta ini menunjukkan dari
bagian mana di dalam tambang datangnya bijih dan waste untuk lahan tersebut.
Rencana penambangan tahunan ini sudah cukup rinci, didalamnya sudah termasuk
pula jalan angkut dan ruang kerja alat, sedemikian rupa sehingga merupakan
bentuk yang dapat ditambang. Peta rencana pembuangan lapisan tanah penutup
(disposal) dibuat pula untuk periode waktu yang sama sehingga gambaran
keseluruhan dari kegiatan penambangan dapat terlihat.
3. Pemilihan alat Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan
lapisan penutup dibuat profil jalan angkut untuk setiap periode waktu, dengan
mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan armada alat gali-muat dapat dihitung
untuk setiap periode (setiap bulan), serta alat-alat bantu lainnya seperti dozer,
grader, excavator dan lain-lain. Parameter pemilihan alat antara lain:
a. Kondisi tanah dan batuan;
b. Target produksi;
c. Produktivitas;
d. Jumlah alat;
e. Karakteristik material;
f. Tebalan dan kemiringan coal/ore;
g. Jam kerja;
h. Shift kerja;
i. Jarak angkut;
j. Topografi;
k. Cuaca.
a. Struktur geologi yang meliputi kekar (joint), patahan (sesar), lipatan (fold)
dan lain-lain
b. Kadar air, merupakan kandungan air tanah di dalam lapisan-lapisan batuan
c. Unsur waktu
2. Stripping ratio (SR)
Stripping ratio adalah perbandingan antara jumlah material penutup
(overburden) yang harus dikupas terhadap jumlah bahan galian yang akan dapat
ditambang. SR maksimal yang digunakan ialah 9:1, dengan batubara 4600–5000
kalori.
3. Dimensi jenjang Jenjang (bench)
Didefinisikan sebagai undakan di antara level tunggal di mana bahan galian
dan pengotornya ditambang pada muka jenjang (bench face). Beberapa jenjang
dapat dikerjakan secara bersamaan pada elevasi berbeda. Tinggi jenjang adalah
jarak vertikal antara titik tertinggi (crest) dan terendah (toe). Tinggi jenjang
biasanya menyesuaikan dengan spesifikasi alat yang beroperasi, misalnya alat bor
dan alat galimuat. Kemiringan jenjang (bench slope) adalah sudut antara garis
horizontal dan garis muka jenjang, biasanya dinyatakan dalam derajat. Untuk
menambah kestabilan lereng pit dan dengan alasan keselamatan, dibuat berm.
Berm adalah lebar horizontal di batas lereng akhir. Interval, sudut lereng dan lebar
berm ditentukan berdasar aturan geoteknik. Berm disebut pula dengan jenjang
penangkap. Overall pit slope angle (sudut kemiringan lereng keseluruhan) adalah
sudut dimana lereng tambang terbuka dapat bertahan, diukur antara garis
horizontal dengan garis imajiner yang menghubungkan crest teratas dan toe
terbawah. Angle of repose atau angle of rest adalah kemiringan maksimum
dimana material lepas tetap bertahan tanpa mengalami longsoran. Suboutcrop
depth adalah kedalaman material pengotor yang harus dipindahkan sebelum bahan
galian tersingkap ke permukaan, atau dikenal dengan istilah pengupasan
praproduksi.
4. Kondisi geometri jalan
Kondisi geometri jalan terdiri dari beberapa parameter antara lain lebar jalan,
kemiringan jalan, jumlah jalur, superelevasi, cross slope dan jarak terdekat yang
dapat dilalui jalan angkut.
Nikel laterit adalah batuan peridotit. Menurut Vinogradov batuan ultra basa
rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut terdapat
dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi terhadap
atom Fe dan Mg. Proses terjadinya substitusi antara Ni, Fe dan Mg dapat diterangkan
karena radius ion dan muatan ion yang hampir bersamaan di antara unsur-unsur
tersebut. Proses serpentinisasi yang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh
larutan hydrothermal, akan mengubah batuan peridotit menjadi batuan serpentinit
atau batuan serpentinit peroditit. Sedangkan proses kimia dan fisika dari udara, air
serta pergantian panas dingin yang bekerja kontinu, menyebabkan disintegrasi dan
dekomposisi pada batuan induk. Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang
kaya akan CO2 berasal dari udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan
mineral-mineral yang tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa,
menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut; Si (Arifin Tasrif, 2020). Profil endapan nikel
laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan ultrabasa secara umum terdiri dari
4 (empat) lapisan, yaitu lapisan tanah penutup atau top soil, lapisan limonit, lapisan
saprolit, dan bedrock.
1. Lapisan tanah penutup
Lapisan tanah penutup biasa disebut iron capping. Material lapisan berukuran
lempung, berwarna coklat kemerahan, dan biasanya terdapat juga sisa-sisa
tumbuhan. Pengkayaan Fe terjadi pada zona ini karena terdiri dari konkresi Fe-
Oksida (mineral Hematite dan Goethite), dan Chromiferous dengan kandungan
nikel relatif rendah. Tebal lapisan bervariasi antara 0–2 m.
2. Lapisan Limonit
Merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir lempung sampai
pasir, tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupun masih sangat sulit,
dengan tebal lapisan berkisar antara 1–10 m. Lapisan ini tipis pada daerah yang
terjal, dan sempat hilang karena erosi. Pada zone limonit hampir seluruh unsur
yang mudah larut hilang terlindi, kadar MgO hanya tinggal kurang dari 2%
berat dan kadar SiO2 berkisar 2–5% berat. Sebaliknya kadar Fe2O3 menjadi
sekitar 60–80% berat dan kadar Al2O3 maksimum 7% berat.
3. Lapisan Saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa bongkah-
bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan. Struktur dan
tekstur batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zone saprolit yang
terletak di atas batuan asal ini tidak banyak, H 2O dan Nikel bertambah, dengan
kadar Ni keseluruhan lapisan antara 2–4%, sedangkan Magnesium dan Silikon
hanya sedikit yang hilang terlindi. Zona ini terdiri dari vein-vein Garnierite,
Mangan, Serpentin.
4. Bedrock (Batuan Dasar)
Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam
kehijauan, terdiri dari bongkah–bongkah batuan dasar dengan ukuran > 75 cm,
dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar mineral
mendekati atau sama dengan batuan asal.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pertama-tama menyiapkan file yang telah dibuat pada mata acara empat
2. Masukkan constrain_ore
7. Setelah itu, Tarik garis lalu mengelilingi Block model dan mengatur
Benchheight menjadi 10
8. Setelah itu, Tekan Next Plane lalu mengatur Default Berm witdh menjadi 2
10. Setelah itu, Tekan Kembali Surface lalu pilih Line Of Intersection Between
DTMs
11. Lalu tekan Edit pencet Trim lalu pencet Clip by Selected Segment
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
MUHAMMAD IKBAL AGUS SALIM SUARDI
09320190155
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
LABORATORIUM PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PIT AND DUMP DESIGN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Penambangan dengan metoda tambang terbuka adalah suatu kegiatan
penggalian bahan galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di mana
para pekerja berhubungan langsung dengan udara luar. Tambang terbuka (open pit
mining) juga disebut dengan open cut mining adalah metode penambangan yang
dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada pada suatu batuan yang berada atau
dekat dengan permukaan.
Kebanyakan tambang batubara di Indonesia menggunakan metode tambang
terbuka, oleh karena sebagian besar cadangan batubara terdapat pada dataran rendah
atau pada daerah pegunungan dengan topografi yang landai dengan kemiringan
lapisan batubara yang kecil (<30°). Untuk cebakan yang berada di bawah
permukaan tetapi relatif masih dangkal, maka metoda penambangan terbuka
umumnya akan lebih ekonomis dibandingkan dengan tambang dalam (bawah
permukaan). Dan bila cebakan itu berada jauh di bawah permukaan dengan bentuk
yang tidak beraturan, maka mungkin penambangan dengan cara tambang bawah
tanah yang masih dianggap ekonomis.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pit adalah bukaan yang
dibuat di permukaan tanah, bertujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan
tetap terbuka (tidak ditimbun kembali) selama pengambilan bijih masih berlangsung.
Untuk membuat perencanaan tambang (desain pit) ada dua pertimbangan yang harus
diketahui dan dipahami. Pertama adalah pertimbangan ekonomis seperti Cut Off
Grade dan Break Even Stripping Ratio (BESR). Yang kedua pertimbangan secara
teknis seperti Ultimate pit slope, sistem pinirisan dan ukuran jenjang (bench
dimension). Untuk merancang pit pada yang baik dan aman pada tambang terbuka
menggunakan aplikasi Surpac.
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Laboratorium
Saran saya untuk laboratorium sebaiknya diperbanyak lagi rak sepatu dan
selalu menjaga kebersihan laboratorium baik didalam maupun diluar.
5.2.2 Untuk Asisten
Agar tetap mempertahankan caranya dalam memberikan materi dan asistensi
dan selalu membagi ilmunya kepada praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Irwandi, Arif dan Gatut Adisoma. 2002. Perencanaan Tambang. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
M.A.J. Martadinata dan Sepriadi. 2019. PEMODELAN DESAIN PIT BATUBARA
DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MINESCAPE 4.119.
Palembang: Jurnal Teknik Patra Akademika.
Sudrajat, N. 2013. Pertambangan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Nurhakim (2020) ‘Klasifikasi metode penambangan dan perbandingannya’, p. 16.
Available at: http://mining.ft.ulm.ac.id/opencourseware/NHK__TAMKA-
02.pdf.