You are on page 1of 3

NAMA : IVA CHOIRUL AZIZAH

NIM : 22106620340
NOABSEN : 17
KELAS : MANAJAMEN (F)
1. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Sejarah Latar Belakang & Alasan Dekrit Presiden 1959


Latar belakang dan alasan Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 0 adalah dari
kegagalan Konstituante menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) baru sebagai pengganti
Undang-Undang Dasar Sementara (UUD) 1950. Konstituante adalah badan atau dewan
perwakilan yang dibentuk pada 1956 dan ditugaskan untuk membentuk konstitusi baru bagi
Republik Indonesia. UUDS 1950 sendiri digunakan sejak 1950 seiring dibubarkannya
Republik Indonesia Serikat (RIS) yang semula dipakai sebagai konsekuensi pengakuan
kedaulatan oleh Belanda pada 1949. Sejak dibentuk sebagai hasil dari Pemilihan Umum
(Pemilu) 1955, Konstituante mulai melakukan sidang pada 10 November 1956 untuk
merumuskan UUD yang baru sebagai UUDS 1950. Namun, hingga 1958, Konstituante tidak
berhasil menjalankan tugasnya tersebut sehingga Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit
Presiden 1959

Relevansi dekrit presiden dengan masa depan bangsa Indonesia, yaitu:


bangsa Indonesia memiliki pedoman yang jelas yaitu UUD 1945 dan kekuatan hukum yang
menyelamatkan negara dari kekacauan.
2. Penyebaran agama di zaman Kerajaan Majapahit, Sriwijaya dan Mataram
Penyebaran agama dizaman Kerajaan Majapahit, Sriwijaya dan Mataram hanya disebarkan
oleh kaum Brahmana atau mereka yang punya kedudukan tinggi di pemerintahan seperti
para bangsawan dan pembesar kerajaan. Ini alasan mengapa ciri-ciri agama (waktu itu
Hindu dan Buddha) sangat kental terlihat pada peninggalan -peninggalan kerajaan. Agama-
agama ini menyebar pula pada masyarakat dan mendominasi di masa tersebut. Masing-
masing kerajaan yang disebutkan di soal punya corak agama yang berbeda-beda. Agama
yang dikembangkan pun mendapat pengaruh dari agama nusantara yang asli yakni
animisme dan dinamisme.

Pembahasan
Kehidupan beragama (yang majemuk) bukan hanya terjadi setelah Indonesia merdeka.
Nenek moyang kita sudah mengenal agama dan kemajemukan dalam beragama tidak
membuat mereka hidup dalam pertikaian. Sebagai contoh di Majapahit, setidaknya ada dua
agama resmi yang berlaku di sana yakni Siwa dan Buddha. Meski begitu, mereka tetap hidup
akur, rukun dan harmonis. Apabila maksud soal di atas adalah cara masuk dan meyebarnya
agama Hindu Buddha di zaman Majapahit, Sriwijaya, dan Mataram maka jawabannya
beragam sebab ada ahli yang meyakini kebudayaan Hindu Buddha ini dibawa masuk dan
disebarkan kaum Brahmana di kerajaan, atau dibawa masuk kaum waisya lewat
perdagangan, atau dibawa masuk oleh kaum ksatria dan bahkan kaum sudra.

Toleransi dalam kehidupan antar umat beragama


Kehidupan pada masa itu sangat bertoleransi, di buktikan dengan banyaknya candi yang
didirikan untuk tempat beribadah pada masing masing agama tersebut, contohnya candi
Borobudur tempat beribadah agama Buddha dan candi Prambanan tempat beribadah
agama hindu

You might also like