Professional Documents
Culture Documents
Tugas 1 Uang Dan Perbankan
Tugas 1 Uang Dan Perbankan
NIM : 041035416
Soal:
Jawab:
1. Inflasi dapat terjadi pada suatu negara akibat tidak adanya keseimbangan antara arus uang
dengan arus barang. Inflasi terjadi karena semakin meningkatnya jumlah uang yang beredar
(faktor M), kecepatan peredaran uang itu sendiri (faktor V), ataupun karena jumlah barang
yang diperdagangkan (faktor T) tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar (faktor M).
Bahkan inflasi dapat juga disebabkan oleh faktor rii, misalnya adanya upaya pemaksaan
kenaikan upah yang tidak layak dari serikat buruh, yang mana akan menimbulkan gejolak
atau kenaikan harga barang-barang/jasa-jasa. Pada contoh lain, inflasi juga dapat terjadi bila
terdapat keinginan untuk meningkatkan daya beli masyarakat terutama pegawai negeri
dengan menaikkan gaji mereka. Namun, secara latah pengusaha menggunakan kesempatan
ini untuk menaikkan harga-harga barang/jasanya. Makanya, tidak ayal lagi inflasi upah (wage
inflation) pun tidak dapat dihindarkan.
Berdasarkan determinan pokok pembentuk inflasi, maka faktor ekspektasi inflasi dan inflasi
impor mempunyai pengaruh besar terhadap inflasi di Indonesia, sementara pengaruh faktor
output gap relatif kecil. Faktor ekspektasi inflasi lebih ditentukan oleh inflasi inersia daripada
target inflasi, serta inflasi impor lebih dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar yang
menunjukkan besarnya pengaruh langsung (direct pass-through effect) dan nilai tukar ke
inflasi. Secara keseluruhan signifikansi variabel-variabel moneter, seperti suku bunga SBI,
nilai tukar rupiah, dan uang beredar, dalam persamaan simultan ekonomi makro
menunjukkan cukup berpengaruhnya fenomena moneter dalam mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi dan inflasi di Indonesia.
Sehubungan dengan dominannya faktor ekspektasi inflasi dan faktor inflasi impor, maka
kebijakan moneter perlu diarahkan pula pada upaya stabilisasi nilai tukar rupiah untuk
meminimalkan dampak fluktuasinya, serta perluasan komunikasi target inflasi dan
pencapaian target inflasi yang telah ditetapkan. Dari sisi kebijakan fiskal, perlu peningkatan
alokasi pengeluaran Pemerintah untuk sektor produktif, agar dampaknya pada permintaan
agregat dan pertumbuhan ekonomi menjadi nyata.
Sumber referensi:
http://lontar.ui.ac.id/detail?id=108248