You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DISUSUN OLEH :

ANDRE AL BILLAH

F1E221040

DOSEN PENAMPUH :

MARDIAN PESLINOF, S.Si., M.Si

ANDRE RABIULA, S.KOM., M.E.Eng.

ASISTEN DOSEN :

ALDO TRI ILHAM ZK M1A119009

APRYANTO M1A119005

NANDA DWI SEPTIAWAN M1A119010

HARI SAPUTRA M1A119014

PROGRAM STUDI TEKNIK ELKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2022
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

I. JUDUL
PENGENALAN ALAT UKUR LISTRIK

II. TUJUAN
1. Dapat menggunakan multimeter
2. Dapat menggunakan tang meter
3. Dapat menggunakan earth tester
4. Dapat menggunakan osiloscop

III. MANFAAT
Mahasiswa dapat mempelajari serta menggunakan alat ukur listrik,
(multimeter, tang ampere, osiloscop, earth tester)

IV. DASAR TEORI


Ilmu pengetahuan listrik bermula dari pengamatan yang dikenalkan oleh Thales
dari Miletus (Tahun 600 SM). Yakni, ketika sepotong ambar yang digosok akan menarik
potongan jerami kecil. Sedangkan, ilmu mengenai magnetisme berawal dari pengamatan
bahwa batu-batuan yang terdapat secara alami (magnetik) akan menarik besi.
Selanjutnya kedua ilmu ini berkembang secara agak terpisah sampai tahun 1820, ketika
Hans Cheristian Oersted (1777-1851) mengamati hubungan antara keduanya. Dimana
arus listrik dalam sebuah kawat dapat mempengaruhi sebuah jarus kompas magnetic
(Halliday, 1988).
Seiring dengan perkembangannya ilmu ini semakin popular dan dipelajari serta
diaplikasikan dalam berbagai alat-alat elektronika sehari-hari. Dalam ilmu ini akan
dipelajari mengenai pengukuran besaran dalam elektronika berupa besaran arus,
tegangan,, hambatan merupakan hal yang sangat penting dalam elektronika maka
diperlukan dasar-dasar yang kuat dalam memahami hal tersebut (Arifin, 2015).
Selanjutnya untuk memahami perakitan dibidang elektronika, maka diperlukan
pengetahuan mengenai beberapa macam komponen-komponen yang digunakan dalam
bidang ini. Pengenalan ini diperlukan agar selanjutnya dapat dipahami bagaimana suatu
rangkaian listrik dapat bekerja sesuai dengan komponenkomponen yang dirakit dengan
efeknya masing-masing (Zaki, 2005).
Seperti yang diketahui dewasa ini industri sangatlah berkembang pesat sejalan
dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan industri ini banyak dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu dibidang elektronika (Litovski, 2004).
1
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

Komponen-komponen elektronika ini dibedakan menjadi dua macam


berdasarkan dapat atau tidaknya suatu komponen untuk menghasilkan tegangan dan
arus, yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Dimana Komponen pasif merupakan
komponen elektronika yang tidak dapat menghasilkan tegangan dan arus dengan
sendirinya. Sedangkan, Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dapat
menghasilkan tegangan dan arus dengan sendirinya (Tooley, 2002)
Alat ukur multimeter ini dapat mengukur voltase baik AC maupun DC, arus,
dan hambatan dalam sebuah rangkaian elektronika. Nama lain dari multimeter ini ialah
avometer atau multitester. Fungsi utama dari multitester ini ialah mengukur resistansi,
kapasitansi, arus listrik, tegangan AC maupun DC, menguji baik atau tidaknya suatu
komponen, mengetahui sambungan rangkaian, dan sebagainya. Hasil dari pengujian
tersebut akan ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada multitester (Sugiri, 2004).
Sebelum melakukan pengujian menggunakan multimeter. Multimeter terlebih dahulu
haruslah dikalibrasi hal in diperlukan untuk mendapatkan akurasi pengukuran yang
baik. Sebelum itu dapat diketahui beberapa bagian-bagian dalam multimeter seperti
(Sugiri, 2004)
Osiloskop merupakan alat yang sangat penting dalam perkembangan elektronika
dikarenakan fungsinya sebagai alat yang dapat digunakan untuk menganalisis sifat-sifat setiap
komponen dalam pembentukan perangkat elektronika (Kharisma, 2013). Selain itu osiloskop juga
berfungsi memproyeksikan bentuk signal analog maupun digital sehingga signal tersebut dapat
dilihat, diukur, dihitung, dan dianalisis sesuai dengan bentuk keluarannya (Kharisma, 2013). Secara
Prinsip saat ini terdapat dua tipe osioskop yaitu osiloskop digital dan osiloskop analog (Kharisma,
2013)
Besaran listrik adalah termasuk besaran mendasar dalam fisika.Namun, besaran
kuat arus listrik bukan satu-satunya besaran listrik. Ada banyak besaran yang masuk
dalam kelompok besaran listrik, misalnya beda potensil (tegangan listrik), daya listrik,
hambatan listrik, energi listrik, dan semua besaran itu ada alat ukurnya. Karena
termasuk besaran, tentunya listrik dapat juga diukur nilainya. Alat ukur listrik terdiri
atas beberapa macam bergantung pada jenis besaran listrik yang akan diukur (Cooper,
2014).
Alat ukur modern banyak menggunakan penunjuk berupa angka (tanpa jarum).
Alat ukur semacam ini disebut alat ukur digital. Alat ukur digital saat sekarang yang
banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya dan mudah dioperasikan. Pada dasarnya
data atau informasi yang akan diukur bersifat analog. Analog to digital converted
2
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

mikroprosesor, alat setak dan display digital sensor menggunakan besaran listrik
dan non elektronik menjadi tegangan. Informasi digital diaplikasikan dalam display atau
dihubungkan dan dicetak dengan mesin cetak (Sumah, 1992)

V. ALAT DAN BAHAN


a. Multimeter
b. Tang ampere
c. Osiloskop
d. Resistor
e. Kapasior
f. Induktor
g. Project board
h. Power supply
i. Earth tester

VI. Cara kerja


A. Multimeter
- Buatlah atau pasangkan resistor pada breadbord
- Beri sumber arus dari power supply
- kemudian atur skala pada multimeter AC atau DC untuk tegangan
amperemeter untuk arus dan ohmmeter untuk resistansi
- Lakukan percobaan menggunakan resistor 100Ω, 220Ω, 330Ω.
B. Tang ampere
- Tekan tombol hold ( induktansi )
- - Putar switch ke arah A ( ampere )
- Tekan tombol di sebelah kanan untuk membuka magnet yang seperti
tank
- Kalungkan tang ampere pada kabel
- Membaca nilai arus yang tertera pada layar display
C. Osiloskop
- Nyalakan osiloskop
- Hubungkan probe positif pada terminal kalibrasi

3
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

- Ubah pada pilihan tombol trigger sesuaikan an-nur rel yang digunakan
- Atur volt/div dan Time/div sampai gelombang terlihat jelas
- Kemudian untuk melihat VPP dihitung dengan jumlah kotak horizontal X
V/div yang digunakan
D. Earth meter
- Persiapkan alat dan bahan praktiknya
- Mencari tempat untuk penanaman elektroda
- Mengukur jarak 5 sampai 10 meter dari elektrode untuk tempat
penanaman elektroda pembantu kemudian menanamnya
- mengukur 5-10 m dari elektroda pembantu 1 untuk tempat penanaman
elektrode pembantu 2 kemudian menanamnya
- Memasang kabel penghubung antara eat m dengan elektroda dan
elektroda pembantu 1 dan 2
- Pada switch kita pilih mode Ohm
- Tekan push button
- kita harus mengecek kembali instalasi kabel
- Mengukur ohmmeter sampai nilai voltage pada galvanometer "0 voult"
- Membaca nilai resistansi yang terbaca pada alat tersebut itu nilai
resistansi tanah
- Mencatat hasilnya

VII. DATA HASIL PENGAMATAN


Tabel 1. Alat dan Bahan pada Percobaan Pengenalan Alat Ukur Listrik
NO NAMA ALAT GAMBAR

1 Multimeter

4
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

2 Tang ampere

3 Osiloscope

4 Earth tester

5 powersuply

5
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

6 projectboard

7 Resistor

8 Kapasitor

9 Induktor

6
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan mengukur resistansi pada resistor tetap dapat dilihat
bahwa nilai pembacaan resistansi berdasarkan warna resistor haruslah sama
dengan nilai pengukuran hambatan resistor menggunkan multimeter. Pada
data dapat dilihat bahwa pada pengukuran dan pembacaan nilai hambatan
pada resistor menunjukkan hal yang demikian pula. Terkecuali pada resistor
ke-3 pada resistor ini nilai hambatan/resistansi yang terbaca ialah 160 dengan
toleransi 5% berarti seharusnya nilai resistansi yang terukur apabila
menggunakan multimeter haruslah antara 152 hingga 168 . Tetapi, pada
kenyataannya nilai hambatan/ resistansi yang terukur ialah 150 , nilai ini
sudah sangat jauh dari nilai toleransi yang terbaca (berdasarkan teori) maka
kemungkinan resistor ke-3 ini telah rusak. Pada percobaan pengukuran nilai
resistansi pada resistor variable dalam hal ini potensiometer. Didapatkan bahwa
apabila sumbu putar pada potensiometer diputar, pada kaki 1-3 tidak terjadi
perubahan nilai hambatan sedangkan pada kaki 1-2 dan 2-3 terjadi perubahan
nilai hambatan, maka dapat disimpulkan keadaan potensiometer tersebut baik.
Pada percobaan resistor LDR dapat dilihat apabila resistor tersebut
mendapatkan sumber cahaya maka hambatan yang dihasilkan akan lebih kecil
(1.400 ) dari pada saat resistor tidak diberi sumber cahaya atau keadaan
(12.000 ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada resistor ini intensitas
cahaya mempengaruhi nilai hambatan yang terukur.
Pada pembacaan nilai kapasitansi pada sebuah kapasitor memiliki
eberapa aturan tersendiri, pada kapasitor ini akan tertera nilai kapasitansi
badannya dan batas kerjanya. Pada kapasitor ELCO biasanya ditulis dalam tiga
angka. Dimana angka pertama dan kedua menunjukkan nilai kapasitansi
sedangkan angka ketiga menunjukkan faktor pengali dimana satuan yang
digunakan adalah pF.
Seperti pada percobaan ini, pada kapasitor ELCO tertera nilai 047, 50 V nilai ini
selanjutnya dibaca 4 × 107 pF dengan batas kerja pada tegangan 50 V. Aturan
pembacaan ini juga berlaku pada kapasitor mika dan keramik tetapi bedanya pada
kapasitor mika dan keramik biasanya tertera pula nilai toleransi untuk kapasitansi
kapasitor dengan lambing huruf seperti i dan j. sebagai contoh pada praktikum ini
terbaca nilai kapasitansi dari sebuah kapasitor mika yaitu 0047i, 63 V nilai ini
selanjutnya dibaca 4 × 107 pF dengan toleransi

7
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

kurang lebih 4% dan batas kerja pada tegangan 63 V. Sedangkan pada


kapasitor keramik terbaca 1000kj, MDC nilai ini selanjutnya dibaca 1 × 106 pF
dengan toleransi kapsitansi sebesar 6% dan batas kerja pada suhu 1 ppm/c˚
dan tambahan toleransi kapasitor sebesar 2,2%.
Pada percobaan mengenai dioda digunakan tiga jenis dioda yaitu dioda
semikonduktor, dioda LED dan dioda zenner. Pada dioda LED dapat dilihat
bahwa ketika kabel positif multimeter dikaitkan pada kaki positif dioda dan
kabel negatif multimeter dikaitkan dengan kaki negatif dioda maka dioda LED
akan menyala. Sedangkan apabila dilakukan hal sebaliknya dimana kaki positif
dioda dikaitkan dengan kabel negatif multimeter dan kaki negatif dioda
dikaitkan dengan kabel positif multimeter maka dioda tidak akan nyala. Hal ini
menandakan bahwa dioda berada pada kondisi baik.
Sedangkan pada pada dioda zenner dan dioda semikonduktor bekerja
prinsip sebaliknya pada kedua dioda ini arus akan mengalir ketika kabel negatif
mutlimeter bertemu dengan kaki positif dioda dan kabel positif multimeter
bertemu dengan kabel negatif dioda. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa
banyaknya tegangan yang masuk dalam kapasitor sebanding dengan lamanya
waktu pengisian begitu pula sebaliknya pada proses pengosongan dapat dilihat
bahwa banyaknya tegangan yang keluar sebanding dengan lamanya waktu
pengosongan.
Dimana telah diketahui berdasarkan rumus (V = IR) bahwa besarnya
tegangan akan sebanding dengan besarnya arus. Maka, pada kedua proses ini
diketahui bahwa semakin lama waktu yang digunakan dalam pengisian
kapasitor maka semakin banyak muatan yang terperangkap pada kaki-kaki
kapasitor dan semakin lama waktu yang digunakan dalam pengosongan
kapasitor maka semakin banyak pula arus atau muatan yang keluar dari
kapasitor.
Hal ini sesuai dengan rumus kapasitansi dari sebuah kapasitor yaitu
dimana banyaknya muatan (Q) akan sebanding dengan besarnya tegangan (V)
dan kapasitas (C) sebuah kapasitor. Pada grafik pengisian kapasitor dapat
dilihat bahwa seiring dengan lamanya waktu pengisian maka kecuraman grafik
semakin lama semakin kecil hal ini menunjukkan pada proses pengisian
kapasitor lama kelamaan akan terjadi kejenuhan.

8
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

Dimana pada akhirnya kapasitor tidak akan mampu lagi menampung


muatan listrik pada kedua ujung kakinya. Selain itu dapat diketahui pula
bahwa saat pengisian dan pengosongan muatan pada sebuah kapasitor waktu
yang dibutuhkan bergantung pada besarnya resistansi dan kapasitansi yang
digunakan pada rangkaian kapasitor tersebut (t=RC).

IX. KESIMPULAN
Dalam percobaan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Mampu menggunakan alat-alat ukur seperti multimeter, tang ampere,


osiloscop dan earth tester untuk mengukur besaran-besaran
elektronik yang diperlukan.

2. Mampu mengatur dan membaca signal keluaran pada osiloskop untuk


berbagai keperluan.

3. Dapat mengenali bentuk dan fugsi dari berbagai komponen listrik


seperti kapasitor, resistor, dan induktor.

4. Dapat mengukur pembebanan dan mengatur pembebanan pada power


supply.

X. DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar I. Makassar.Unhas
Halliday, David. 1988. Fisika. Jakarta. Erlangga
Kharisma, Adji Wisnu. 2 Oktober 2015. Portable Digital Oscilloscope Based on
PIC18F4550. Bandung. UNIKOM
Litovski. 2004. International Juornal Testing of The Divece for Communication in
The Tool for Measurement of Pipe diameter and Fluid Flow in The
Borehole. Faculty of Elektronical Engineering Universitas of Bajalunka.
Republik of Srpska
Sugiri. 2004. Elektronika Dasar dan Peripheral computer. Yogyakarta. Penerbit
Andi
Tooley, Mike. 2002. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Jakarta. Erlangga
Zaki. 2005. Cara Mudah Belajar Merangkai Elektronika Dasar. Yogyakarta.
Absolut

9
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

Cooper W.D. 1985.Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta :


Erlangga.

Sumah. 1992. Alat-alat Ukur Listrik dengan Mekanik. Universitas Hasanuddin :


Makasar.

XI. LAMPIRAN

10
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

11
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PENGUKURAN LISTRIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
ANDRE AL BILLAH
F1E221040

12
3
6
3
8
9
6

You might also like