You are on page 1of 5

MAKALAH BIOLOGI

“EMBRIOLOGI
DASAR”

DISUSUN OLEH :

ALHIKMAH FADHILAH
DEA ERZA
GITA RAHAYU
NUR SABILA
WULANDARI ZULIANTI
RAMADHANI RIZKI FAUZY

DOSEN PENGAMPUH :
AWARI SUSANTI M.SI

TAHUN AJARAN 2022/2023


PROGRAM STUDI GIZI
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan baik.Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Biologi yang mana didalam nya menjelaskan tentang embriologi dasar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
dan untuk itu kami sebagai penulis dari makalah ini mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kedepannya.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sintesis protein adalah proses pembentukan protein di dalam tubuh yang dilakukan oleh
RNA atas perintah atau kode dari DNA. Sintesis protein berlangsung di dalam inti sel dan di
dalam ribosom(organel sel yang ukurannya kecil dan padat serta berfungsi sebagai tempat untuk
sintesis protein)

Bahan baku dalam sintesis protein adalah asam amino. Jumlah asam amino yang terlibat
di dalam sintesis protein adalah 20. Namun, urutan asam amino tersebut dikode sepenuhnya oleh
DNA. Adapun hasil akhir dari sintesis protein ini adalah terbentuknya protein fungsional, seperti
enzim, hormon, keratin, dan haemoglobin.

Hubungan antara molekul DNA, RNA, dan asam amino dalam proses pembentukan
protein dikenal dengan istilah "dogma sentral biologi molekuler" yang dijabarkan dengan
rangkaian proses DNA membuat RNA lalu RNA membuat protein dan dinyatakan dalam
persamaan DNA >> RNA >> Protein. Seperti kebanyakan dogma, terdapat pengecualian pada
proses pembentukan protein berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan setelahnya, sehingga
dogma ini akhirnya disebut sebagai aturan

Jauh sebelum DNA dinyatakan menjadi materi genetik sebagai unit pewarisan sifat,


protein telah diyakini sebagai molekul pengatur metabolisme suatu sel. Pada masa itu, protein
dikenal sebagai molekul organik yang berperan penting dalam proses perubahan suatu molekul
kecil menjadi molekul kompleks. Pada tahun 1878, terminologi enzim digunakan untuk
menyebut katalis biologi yang berperan dalam mempercepat proses biokimia dalam sel. Enzim
kemudian disebut sebagai protein atau bagian dari protein oleh Emil Fischer, seorang ahli
biokimia dari Jerman pada tahun 1900.

Penelitian tentang molekul-molekul materi genetik menjadi mudah dengan ditemukannya


struktur komponen asam nukleat sebagai materi genetik oleh Watson dan Crick.
Weisman dan DeVries menunjukkan konsep awal yang menunjukkan bahwa pengatur aktivitas
di dalam sel terletak pada sitoplasma. Pada awal 1900-an, Driesch, Verwon, dan Wilson
menunjukkan bahwa inti sel merupakan tempat berkumpulnya enzim dan menjadi pusat aktivitas
protein. Mazia pada tahun 1952 menunjukkan bahwa inti sel lebih berfungsi sebagai tempat
pergantian daripada sebagai tempat penghasil aktivitas seluler

1.2 RUMUSAN MASALAH


BAB II

You might also like