Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ciptandi Dwi Pangestuti 1817502007
Yunandhia Pramudita 1817502o40
Elsa Widiani 1817502011
Latar Belakang
Agama yang menyangkut kepercayaan serta berbagai prakteknya benar-benar
merupakan masalah sosial dan sampai saat ini senan tiasa di temukan dalam setiap
masyarakat manusia dimana kita disini memiliki berbagai catatan termasuk yang
biasa di ketengahkan dan di tafsirkan oleh para ahli arkeolog. Agama telah di
cirikan sebagai pemersatu aspirasi manusiayang paling sublim; sebagai sejumlah
besar moralitas, sumber tatanan masyarakat dan perdamaian batin individu
sebagai sesuatu yang memuliakan dan yang membuat manusia beradap.
Banyak hal penting dalam perkembangan penelitian sosiologi agama sangat di
pengaruhi oleh sudut pandang sosiologi yang di kenal sebagai “ Teori
Fungsional”. Kemudian membicarakan agama dan magis, magis sendiri suatu
kepercayaan dan prkatik dengan keyakinan bahwa secara langsung mereka dapat
mempengaruhi kekuatan alam dan antar mereka sendiri, entah untuk tujuan baik
atau buruk.
Rumusan Masalah
1. Apa itu teori fungsional?
2. Apa Saja Fungsi Agama dan Magic?
3. Apa itu Agama dan Kausalitas Sosial?
4. Apa Arti Penting dari Teori fungsional?
Tujuan Makalah
Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar para pembaca mengetahui
bagaimana pentingnya mempelajari, memahami, dan meningkatkan pengetahuan
tentang apa itu agama dan masyarakat pendekatan kaum fungsionalisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Fungsional
Dalam masyarakat yang sudah mapan, Agama yang merupakan salah
satu struktur intitusional penting yang melengkapi keseluruhan sistem
sosial. Masalah inti dari agama tampaknya menyangkut sesuatu yang
masih kabur serta tidak dapatdirabah, hubungan manusia dengan sikap
terhadap dunia luar itu dan dengan apa yang di anggap manusia sebagai
implikasi praktis dari dunia luar tersebut terhadap kehidupan manusia.
1. Teori fungsional
Teori fungsional memandang masyarakat sebagai suatu lembaga
sosial yang berada dalam keseimbangan yang memolakan kegiatan
manusia berdasarkan norma-norma yang di anut bersama serta di
anggap sah dan mengikat peran serta manusia itu sendiri, Agama
merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang telah
terlembaga
Kemudian teori ini melihat kebudayaan sebagai sejumlah
pengetahuan yang kurang lebih agak terpadu, Hal ini menentukan
situasi dan kondisi bertindak para anggota suatumasyarakat.
Sosiologi konteporer menyadari bahwa manusia menganut berbagai
nilai, gagasan, orientasi yang terpolah yang mempengaruhi prilaku
mereka; walaupun mereka bertindak dalam konteks yang
terlembaga dalam berbagai situasi di mana peranan yang di
harapkan di paksakan oleh sanksi positif dan negatif.
Teori fungsional melihat manusia dalam masyarakat di tandai
oleh dua tipe kebutuhan dan dua kecenderungan bertindak. Sejarah
kemanusiaan menunjukan pada kemampuan manusia untuk
mengendalikan lingkungan dan mempengaruhi kondisi
lingkungannya selalu meningkat. Telah di nyatakan oleh sosiologi
Amerika George C. Homans manusia tidak pernah mencurahkan
dirinya pada kegiatan interkasi dan sentimen.
Teori fungsional memandang sumbangan agama terhadap
masyarakat dan kebudayaan berdasarkan atas karakteristik
pentingnya transendensipengalaman sehari-harinya dalam
lingkungan alam. Teori ini memandang kebutuhan bagi hasil dari
tiga karakteristik dasar eksistensi manusia.
a. Manusia hidup dalam kondisi ketidak pastian, atau eksistensi
manusia di tandai oleh ketidak pastian.
b. Kesanggupan manusia untuk mengendalikan dan mempengaruhi
kondisi hidupnya
c. Manusia harus hidup bermasyarakat.
Dalam hubungannya ketidak pastian dan ketidak berdayaan
yang merupakan kondisi alamiah manusia itu perlu di tambahkan
frustrasi dan deprivasi yang merupakan bawaan masyarakat
manusia. Masyarakat dan kebudayaan mengjarkan bahwa apa yang
di butuhkan, di anjurkan, di mintakan, akan memperoleh ganjaran
baik dalam bentuk material maupun non material.
Teori fungsional menumbuhkan perhatian kita pada sumbangan
fungsional agama yang di berikan terhadap sistem sosial. Agama
dengan kedekatannya pada sesuatu yang berada di luar jangkauan
dan keyakinannya bahwa manusia berkepentingan pada sesuatu di
luar jangkauan itu telah memberikan suatu pandanagan realitas
supra-empiris menyeluruh yang lebih luas.
Kesimpulan
keagamaan atau perbandingan aktifitas ke agamaan yang telah di cirikan untuk
pemersatu aspirasi manusia dan membicarakan manusia dengan dunia luar yang di
anggap sebagai implikasi praktis dan sebagai keseimbangan manusia yang
berlandaskan norma-norma yang di anut. Kemudian agama dan magis
membicarakan tentang sebuah kepercayaan atau keyakinan bahwa dapat
mempengaruhi sebuah alam atau kekuatan alam baik itu dalam tujuan baik atau
dalam tujuan buruk.
Membicarakan sebuah pengertian, objek kajian tentang apa itu agama menurut
para ilmuan, yang menyatukan kebutuhan masyarakat dalam perilaku manusia.
Kemudian membahas sebuah pandangan dengan dunia luar dan sarana ritual
dengan dunia luar atau saling tolong atau membantu individu atau kelopok dalam
ketidak pastian kehidupan.