You are on page 1of 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MATERNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FLOUR ALBUS PADA IBU
USIA PRODUKTIF

OLEH:

RAHMI ZIKRI

2141312091

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

A. Pengertian

Keputihan dikalangan medis disebut dengan istilah Leukorea atau Flour Albus,
yaitu keluarnya cairan dari vagina (Ababa, 2003). Flour Albus (keputihan)
merupakan cairan yang keluar berlebih dari vagina dan berupa bukan darah
(Badayarti, 2012). Keputihan merupaka keluarnya cairan selain darah dari liang
vagina diluar kebiasaan, baik berbau maupun tidak, serta disertai rasa gatal
setempat (Kusmiran, 2012).

1. Leukorea fisiologis
Leukorea fisiologis adalah cairan yang keluar dari vagina yang bukan darah
dengan sifat yang bermacam-macam baik warna, bau, maupun jumlahnya.
Leukorea fisiologis terdapat pada bayi yang baru lahir sampai umur kira-
kira 10 hari, karena pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan
vagina janin; saat menars, karena pengaruh estrogen dan biasanya akan
hilang dengan sendirinya; rangsangan seksual sebelum dan pada waktu
koitus akibat transudasi dinding vagina; saat ovulasi, berasal dari sekret
kelenjar serviks uteri yang menjadi lebih encer; saat kehamilan, mood
(perasaan hati), stress; saat pemakaian kontrasepsi hormonal; pembilasan
vagina secara rutin.
2. Leukorea patologis
Leukorea patologis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, virus,
benda asing, menopause, neoplasma/keganasan pada alat genitalia, dan
erosi. Infeksi oleh bakteri diantaranya gonokokkus, klamidia trakomatis,
gardnerella vaginalis, treponema pallidum. Leukorea patologis oleh jamur
biasanya disebabkan oleh spesies kandida, cairan yang keluar dari vagina
biasanya kental, berwarna putih susu, dan sering disertai rasa gatal, vagina
tampak kemerahan akibat peradangan.
B. Penyebab Keputihan
Penyebab paling sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi (Ababa,
2003). Pemeriksaan keputihan meliputi pewarnaan gram (untuk infeksi
jamur), preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur),
kultur atau pembiakan (menentukan jenis bakteri penyebab), dan pap smear
untuk menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, 2007). Infeksi pada vagina
dapat disebabka oleh:
1. Bakteri (kuman)
a. Gonococcus
Bakteri ini menyebabkan penyakit akibab hubungan seksual. Pada
laki-laki penyakit ini menyebabkan kencing nanah, sedangkan pada
perempuan menyebabkan keputihan.
b. Chlamydia trachomatis
Keputihan yang disebabkan oleh bakteri ini tidak begitu banyak dan
lebih encer bila dibandingkan dengan peenyakit gonorrhea.
c. Gardnerella vaginalis
Keputihan yang disebabkan oleh bakteri ini berwarna putih keruh
keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa
gatal dan panas pada vagina.
2. Jamur Candida
Candida merupakan penghuni normal pada vagina namun bila candida
terdapat dalam jumlah banyak maka akan menyebabkan keputihan yang
dinamakan kandidosis vaginalis. Cairan yang keluar biasanya kental,
berwarna putih susu, dan bergumpal seperti kepala susu atau susu pecah,
disertai gatal yang hebat, tidak berbau dan berbau asam.
3. Parasit
Infeksi akut pada parasit ini menyebabkan keputihan yang ditandai dengan
banyaknya cairan yang encer, berwarna kuning kehijauan, berbuih
menyerupai air sabun, dan berbau tidak sedap. Cairan akan tetap keluar
meskipun dibilas dengan air. Tidak menyebabkan gatal, tetapi vagina
tampak merah, nyeri bila ditekan, dan pedih ketika kencing.
4. Virus
Virus yang sering menyebabkan keputihan adalah Viru Hempes Simplex
(VHS) tipe 2 dan Human Papilloma Virus (HPV). Keputihan yang
disebabkan oleh VHS tipe 2 berupa rasa terbakar, nyeri, atau rasa
kesemutan pada tempat masuknya virus tersebut.

C. Tanda dan Gejala


Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah secret vagina
merupakan salah satu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina merupakan sesuatu
yang sering kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah
mengalaminya. Gejala umum pada keputihan normal adalah cairan yang
keluar encer, berwarna bening atau krem, tidak berbau, tidak gatal, jumlah
sedikit. Namun gejala yang akan muncul pada keputihan perlebih adalah:
1. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit, dan nyeri
2. Cairan yang keluar dari vagina bertambah banyak
3. Rasa panas saat kencing
4. Cairan vagina berwarna putih dan menggumpal
5. Berwarna keabu-abuan atau kuning dan berbau tidak sedap
6. Vaginosis bakterial secret vagina yang keruh, encer, putih, abu-abu hinga
kekuning-kuningan dengan bau busuk atau amis. Bau semakin bertambah
setelah berhubungan seksual. Trikomoniasis secret vagina biasanya sangat
banyak kuning kehijauan, berbusa dan berbau amis.
7. Kandidiasis secret vagina menggumpal, berwarna putih dan kental. Gatal
dari sedang hingga berat, rasa terbakar dan bengkak di daerah genital.
8. Infeksi klamidia biasanya tidak terdapat gejala Seret vagina berwarna
kuning seperti pus,. Sering kencing dan terdapat pendarahan vagina.
D. WOC

Infeksi jamur, bakteri, parasit, virus

Proses infeksi Produksi lendir

menimbulkan meningkat

nyeri
Nyeri akut gatal Lembab pada Pasien tidak

area vagina mengetahui

Perilaku kondisinya
Rasa tidak
menggaruk Defisit
nyaman
pengetahuan
Resiko integritas
Gangguan
kulit
rasa nyaman
E. Penatalaksanaan Keputihan
Penatalaksanaan pada keputihan tergantung dari penyebab infeksi, seperti
jamur, bakteri atau parasit. Pada umumnya didberi obat-obatan untuk
menangani keluhan dan menghentikan proses infeksi yang sesuai dengan
penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan
biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida
dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit.
1. Preventif
Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagi cara seperti
menggunakan alat pelindung, dan menaga kebersihan daerah genetalia
a. Alat pelindung
Menggunakan alat pelindung agar terhindar dari kemungkinan
tertularnya PHS dapat dilakukan dengan menggunakan kondom.
Kondom cukup efektif dalam mencegah penularan PHS.
b. Menjaga kebersihan daerah genetalia
Menjaga kebersihan daerah genetalia merupakan tindakan dasar
untuk mencegah keputihan. Dapat dilakukan dengan cara:
1) Pola hidup sehat yaitu diet seimbang, olahraga rutin, istirahat
cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stress
berkepanjangan.
2) Menjaga agar tetap kering dan lembab, misalnya gengan
menggunakan celana dengan bahan yang menyerap kerngat,
hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan mengganti
pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegh bakteri
berkembangbiak.
3) Biasakan membasuh secara benar tiap kali buang air yaitu
dari arah depan kebelakang.
4) Hindari penggunaan cairan pembersih vagina secara berlebih,
jika perlu lakukan konsultasi medis sebelum menggunakan
cairan pembersih vagina.
5) Hindari bedak talcum, tissue atau sabun deengan pewangi
pada daerah vagina karena dapat menyebabkan orotasi
6) Hindaari pemakaian barang yang dapat memudahkan
penularan.
2. Kuratif
a. Bakteri
1) Gonorrhea
 Tiamfenikol 3,5 gram oral
 Ofloksasin 400 mg/oral
 Kanamisin 2 gram im
 Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau Amoksisiklin 3 gr IM
 Ampisiillin 3,5 gram im atau Ditambah : Doksisiklin 2 x 100mg
oral selama 7 hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
 Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
2) Klamidia trakomatis
 Ceftriakson 125 mg SD 1M
 Tetrasiklin 4x500mg selama 10-14hari
 Eritromisin 4x500 mg oral selama 10-14hari
 Minosiklin dosis 1200mg dilanjutkan 2x100 mg/hari selama 14
hari
 Doksisiklin 2x200 mg/hari selama 14hari
 Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2x2 tablet/hari
selama 10hari
3) Gardnerella vaginalis
 Metronidazol 500mg, SD selama 7hari
 Klindamisin cream 2%, intra vaginal, 5gr, selama 7 hari
 Metronidazol gel 0,75% intravag 2x sehari, 5 hari
b. Jamur
Pada infeksi candida albicans dapat diberikan
1) Sistemik :

 Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari


 Itrakonazole 2x200mg peroral dosis sehari.
 Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
 Nimorazol 2 gram dosis tunggal
 Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal

Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan

2) Topikal :

 Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu


 Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
 Mikonazol nitrat 2% 1 x sehari selama 7 – 14 hari
 Mikostatin 10.000 unit intravaginal selama 14 hari.

c. Parasit
 Metronidazol 2 gr dosis tunggal, atau
 metronidazol 2x 500 mg, 7 hr.

d. virus
1) Lesi primer
Simptomatis : analgesik, kompres NaCl 0.9%
Anti virus
 Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 7-10 hari
 Valasiklovir 2×500 mg/hari selama 7-10 hari
 Famciclovir 3×500 mg/hari selama 7-10 hari
1. Lesi rekuren
Simptomatis : analgesic
Anti virus
 Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5  hari
 Asiklovir 3 x 400 mg oral selama 5 hari
 Asiklovir 2 x 800 mg oral selama 5  hari
 Valasiklovir 2×500 mg/hari selama 5 hari
 Famciclovir 2×125 mg/hari selama 5 hari
 Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari

F. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas pasien dan penanggung jawab pasien
b. Riwayat penyakit sekarang
1) Keluhan utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan adanya keputihan dan
rasa tidak nyaman akibat keputihan
2) Riwayat keluhan utama
Biasanya pasien mengeluh nyeri dan gatal pada vagina, terasa
panas dan lembab, adanya nyeri perut bagian bawah
3) Riwayat masa lalu :
Untuk mengetahui adanya riwayat penyakit yang pernah di
derita, riwayat opname, riwayat trauma, riwayat operasi, riwayat
transfusi darah, riwayat alergi makanan dan obat, riwayat
penggunaan obat, rokok dan alkohol dan kebiasaan makanan
dan jenis makanan yang spesifik.
4) Riwayat Keluarga
Untuk mengetahui adanya riwayat penyakit menular, penyakit
keturunan dan pengaruh psikososial dari lingkungan pasien yang
serumah melalui genogram
c. Riwayat Reproduksi
Untuk mengetahui riwayat menarche, siklus haid, durasi haid,
dismenore, polimenore, olimenore, amenore
d. Riwayat Obsetric
Untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan dan nifas lalu,
riwayat ginekologi dan riwayat KB
e. Riwayat Aktivitas Sehari – hari
1) Kebutuhan Nutrisi
Kebiasaan
Untuk mengetahui pola makan ibu, frekwensi makan ,
kebutuhan minum/ cairan, karbohidrat, protein, lemak, besi /
asam folat, kalsium, iodine, nafsu makan, masalah dengan gigi,
makanan yang disenangi, makanan yang dipantang, kebutuhan
minum/ cairan.
2) Kebutuhan Eliminasi
Kebiasaan
Frekwensi Bak, warna / bau khas, gangguan eliminasi BAB,
warna/ konsistensi, gangguan eliminasi BAK
3) Kebutuhan istirahat / tidur
Kebiasaan
Istirahat / tidur siang, istirahat / tidur malam, pekerjaaan RT
dilakukan
f. Pemeriksaan Fisik Umum
1) Penampilan ibu KU, kesadaran, tinggi / berat badan, tanda
vital : Kepala dan rambut
2) Wajah / muka :Edema wajah / muka, ekspresi wajah / muka
3) Mata: Kebersihan, konjungtiva, sclera
4) Hidung : Kesimetrisan, sekret hidung
5) Mulut : Mukosa bibir, lidah, karies
6) Inspeksi telinga : Kebersihan telinga, secret telinga, keadaan
telinga luar
7) Leher : Pembersaran kelenjar gondok, pembersan vena
jugularis. pembesaran arteri karotis
8) Dada / perut : Payudara, bentuk payudara, ukuran payudara,
kesimetrisan puting, retraksi puting, jantung : Ictus cordis,
bunyi tambahan, paru : Bunyi pernafasan, bunyi tambahan,
Abdomen : Inspeksi: Bentuk, strie / scar, dilatasi vena,
Auskultasi, Perkusi, Palpasi
8) Panggul / vagina / serviks :
Dengan inspekulo : Keadaan dinding vagina, prolapsus uterus,
keadaan serviks
9) Genitalia vulva / anus
Pemeriksaan rectal : Massa antara rectum dan vagina, Lesi
anata rectum dan vagina
10) Tungkai bawah : Tampak kesimetrisan, varises, Edema
11) Pemeriksaan Penunjang ( hasil . tgl ) : USG, Laboratorium
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b.d proses infeksi
b. Gangguan rasa nyaman b.d efek samping yang muncul akibat keputihan
c. Defisit pengetahuan b.d kurangnya pengetahuan menjaga kebersihan
alat reproduksi
d. Resiko kerusakan integritas kulit b.d gatal pada daerah vagina
3. Intervensi
No Dx Tujuan dan kriteria hasil intervensi
1 Nyeri akut Tujuan: 1. Lakukan pengkaian nyeri
Setelah dilakukan tindakan komprehensif yang meliputi luka,
keperaatan 3x24 jam nyeri karakteristik, durasi, frekuensi,
dapat terkontrol intensitas, faktor pencetus.
Kriteria hasil: 2. Gali pengetahuan dan kepercayaan
a. Mengenali kapan nyeri pasien mengenai nyeri
akan terjadi 3. Gli bersama pasien faktor-faktor
b. Engenai apa yang yang dapat menurunkan dan
terkait dengan gejala memperberat nyeri.
nyeri 4. Berikan informasi tentang nyeri,
c. Menggunkan tindakan seperti penebab dan anisipasi dari
penguranagan nyeri ketidak nyamanan.
tanpa analgetik 5. Dorong pasien untuk memonitor
nyeri dan mengenai nyerinya
dengan tepat.
6. Aarkan penggunaan teknik non
farmakologi yaitu relaksasi,
aplikasi panas/dingin, piat dan
terpi music.
2. Gangguan rasa Tujuan: 1. Beri informasi tentang efek
nyaman Setelah dilakukan tindakan samping keputihan.
keperawatan 2x24 jam 2. Anurkan klien untuk
klien dapat merasa nyaman mengkonsusmi makanan yan
Kriteria Hasil: bernutrisi dan baik untuk
a. TTV normal menambah stamina dan
b. Tida Nampak lemas meningkatkan tekanan darah
c. Pusing berkurang 3. Anjurkan pasien untuk menjaga
d. Semangat melakukan kebersihan organ reproduksinya
aktivitas
3. Defisit Tujuan: 1. Jelaskan patofisiologi penyakit dan
pengetahuan Setelah dilakukan tindakan bagaimana hubungannya dengan
keperawatan selama 1x24 anatomi dan fisiologi sesuai
jam klien dapat dengan kebutuhna
mengetahui pengetahuan 2. Review pengetahuan pasien
manajemen penyakit akut mengenai kondisinya
Kritria Hasil: 3. Kenali pengetahuan pasien
a. Monitor tanda dan mengenai kondisinya
gejala penyakit 4. Eksplorasi bersama pasien apakaj
b. Monitor efek samping dia telah melakukan manajemen
keputihan gejala
c. Menghindari 5. Beri informasi pada pasien
kebiasaaan yang dapat mengenai kondisinya sesuai
memicusakit dengan kebutuhan
6. Identifikasi perubahan kondisi
fisik pasien
7. Edukasi pasien mengenai tindakan
untuk mengontrol gejala
4. Resiko Tujuan: 1. Kaji ulang riwayat kesehatan masa
kerusakan Setelah dilakukan tindakan laluyang menunukkan penyakit
integritas kulit keperawatan 3x24 jam medis, diagnose keperawatan serta
klien dapat mengontrol perawatannya
resiko 2. Identifikasi strategi koping yang
Kriteria Hasil: digunakan
a. Mengidentifikasi 3. Instruksikan faktor resiko dan
faktor resiko rencana untuk mengurani faktor
b. Memodifikasi gaya resiko
hidup untuk 4. Gunakan rancangan tujuan yang
mengurang resiko saling menguntungkan dengan
c. Mengenali perubahan cepat
status kesehatan

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang mencakup peningkatan kesehatan yang mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping. (Ika dan Saryono, 2010).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang
digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan
keperawatan dan proses ini berlangsung terus menerus yang diarahkan
pada pencapaian tujuan yang diinginkan (Ika dan Saryono, 2010). Ada tiga
yang dapat terjadi pada tahap evaluasi, yaitu :
a. Masalah teratasi seluruhnya.
b. Masalah teratasi sebagian.
c. Masalah tidak teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ababa, M. 2003 Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Ercon


Kusmiran. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika
Manuaba, BG. 2007. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Ercon
Maghfiroh, K. 2008. Hubungan Pengetahuan tentang Keputihan dan Penanganan
Keputihan pada Siswi Pndok Pesantren Darul Hasanah Kali Kondak
Demak 2010. D III ebidanan : Universitas Muhammadiyah Semarang
(UNIMUS). Karya Tulis Ilmiah
Nanda. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017 edisi 10.
Jakarta: EGC

You might also like