You are on page 1of 3

VI.

PEMBAHASAN

Percobaan ini berjudul “Fotokimia Reduksi Ioni Besi (III)” yang bertujuan
untuk mempelajari reaksi reduksi besi (III) secara fotokimia dan mempelajari
kegunaan reaksi reduksi besi (III) untuk cetak biru. Prinsip yang digunakan dalam
percobaan ini adalah reaksi reduksi ion besi (III) yang dipengaruhi oleh cahaya.
Metode dalam percobaan ini adalah fotokimia yang merupakan ilmu yang
mempelajari reaksi-reaksi kimia yang diinduksi oleh sinar secara langsung
menggunakan kertas kalkir yang transparan dan cetak biru dengan kertas tik dan
dibuka

Larutan FeClз 12,5 ml direaksikan dengan larutan diammoniun hidrofosfat 25 ml.


Fungsi penambahan ini adalah untuk memperlambat reaksi reduksi Fe3+ menjadi
Fe2+ yang terjadi sangat cepat oleh pengaruh cahaya. Reaksi yang terjadi :

FeCl3 + (NH4)2HPO4 → FePO4 + HCl + 2NH4Cl

(Vogel, 1985)

Kemudian larutan FeClз yang berwarna coklat tua tersebut ditambahkan


dengan asam oksalat 12,5 ml. Penambahan asam oksalat ini berfungsi sebagai
reduktor yang akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ warna FeClз yang tadinya
berwarna coklat tua berubah warna menjadi warna coklat muda. Reaksinya :

2FePO4 + H2C2O4 → 2FeC2O4 + 2H3PO4 + 2CO2

Reduksi : Fe3+ + e → Fe2+

Oksidasi : C2O42- → 2CO2 + 2e

Reduksi : 2Fe3+ + 2e → 2Fe2+

Oksidasi : C2O42- → 2CO2 + 2e

2Fe3+ + C2O42- → 2Fe2+ + 2 CO2

(Vogel, 1985)
Penambahan asam oksalat dilakukan tetes demi tetes pada ruang gelap
bertujuan untuk mempertahankan agar reaksi reduksi besi (III) tersebut dapat tetap
berlangsung dan mencegah terjadinya oksidasi kembali ion besi (II) menjadi ion
besi (III). Larutan yang dihasilkan berwarna coklat muda dan panas yang
dihasilkan menjadi turun.

Reaksi reduksi terjadi karena adanya penurunan bilangan oksidasi pada ion
besi (III) menjadi ion besi (II). Proses pencampuran larutan FeCl 3 dengan asam
oksalat dilakukan dalam ruang gelap dengan tujuan untuk mempercepat proses
reduksi besi (III) tersebut dan agar reaksi dapat berjalan secara maksimal karena
jika terkena cahaya, ion besi (II) yang dihasilkan akan kembali menjadi proses
oksidasi.

Kemudian dilakukan pencelupan kertas HVS ke dalam campuran larutan


besi ( III) klorida dan H2C2O4. Pencelupan dilakukan secara merata agar dapat
terlihat reduksi ion besi (III) menjadi ion besi (II). Kemudian kertas tersebut
dikeluarkan dan dibiarkan hingga kertas mengering dalam ruang gelap. Hal ini
dimaksudkan agar proses reduksi besi dapat terjadi secara maksimal.

Pembuatan objek dilakukan di atas kertas kalkir dengan menggunakan


tinta cina. Tinta cina digunakan karena mempunyai partikel yang sangat rapat
sehingga pemindahan objek dengan bantuan cahaya mudah dilakukan.
Selanjutnya pemindahan dilakukan dengan meletakkan kertas objek di atas kertas
peka lalu dijepit dengan dua lempeng kaca lalu disinari dengan cahaya agar
perpindahan yang terjadi dapat berlangsung sempurna.

Pembuatan objek dilakukan di atas kertas kalkir dengan menggunakan


tinta cina. Tinta cina digunakan karena mempunyai partikel yang sangat rapat
sehingga pemindahan objek dengan bantuan cahaya mudah dilakukan.
Selanjutnya pemindahan dilakukan dengan meletakkan kertas objek di atas kertas
peka lalu dijepit dengan dua lempeng kaca lalu disinari dengan cahaya agar
perpindahan yang terjadi dapat berlangsung sempurna.
Setelah itu, kertas peka dicelupkan ke dalam larutan ion heksasianoferrat
(III). Fungsi ion heksasianoferrrat (III) yaitu untuk memperjelas tulisan yang ada
pada kertas peka yang membentuk kompleks berwarna biru prusian yang
membuktikan adanya ion besi. Kemudian kertas peka dicuci dengan kalium
dikromat yang berfungsi untuk mengikat kotoran-kotoran dari ion
heksasianoferrrat (III) dan juga mengikat kelebihan ion heksasianoferrrat (III)
yang digunakan. Kemudian dicuci lagi dengan HCl yang berfungsi untuk
mengikat kotoran-kotoran yang tidak hilang dari pencucian kalium dikromat.
Setelah itu, dicuci dengan aquadest yang berfungsi untuk menghilangkan ion
pengotor yang tersisa serta kelebihan HCl yang digunakan agar didapatkan hasil
yang maksimal. Setelah itu, kertas dikeringkan. Dikarenakan kurangnya
penyinaran matahari maka tidak terbentuk warna biru pada tulisan.

Reaksi Fe3+ dan ion heksasianoferrrat (III), yaitu :

4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- → Fe43[Fe(CN)6]3

Reaksi Fe2+ dan ion heksasianoferrrat (III), yaitu :

2FeC2O4 + 2K3[Fe(CN)6] → Fe3[Fe(CN)6]2 + 3K2C2O4

Hasil yang kami peroleh pada percobaan ini kurang maksimal disebabkan
proses pencucian yang kurang baik sehingga pada kertas peka tidak terbentuk
warna.

seharusnya profil dari produk yang dibentuk merupakan senyawa


kompleks KFe[Fe(CN)6], yaitu senyawa kompleks kalium ferroferri sianida yang
berwarna biru. Ion [Fe(CN)6]3- berasal dari larutan K3Fe(CN)6, Fe pada ligan ini
bermuatan 3+. Pada KFe[Fe(CN)6], yang menjadi atom pusat adalah Fe3+ dan
yang menjadi ligan adalah (CN)6. Sedangkan yang menjadi kation adalah KFe 3+
dan yang menjadi anionnya adalah [Fe(CN)6]3-.

You might also like