Professional Documents
Culture Documents
Pembahasan Ku
Pembahasan Ku
PEMBAHASAN
Percobaan garam kompleks dan garam rangkap ini bertujuan untuk menentukan cara
mensintesis garam rangkap Tembaga (II) Ammonium Sulfat dan garam kompleks
Tetraammintembaga (II) Sulfat monohidrat, serta menentukan sifat-sifat garam hasil
sintesis. Prinsip percobaan ini adalah perbedaan kelarutan antara kristal garam dengan zat-
zat pengotor dalam suatu larutan. Metode percobaan ini adalah kristalisasi dan rekristalisasi.
3d 4s
4p
׃nh ׃NH3 ׃NH3 ׃NH3
3d 4s 4p
Hibridisasi dari [Cu(NH3)4] 2+ adalah sp3 berbentuk tetrahedral.
Selain sebagai pengganti ligan, NH3 juga berfungsi memberikan suasana basa dalam
larutan, karena ion kompleks [ Cu(NH3)4 ] 2+
hanya dapat terbentuk ׃reaksi samping
menghasilkan ammonium.
Reaksi :
Penambahan larutan ammonia dalam jumlah sedikit
6.3. Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam kompleks
Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan beberapa sifat garam tunggal, garam
rangkap dan garam kompleks. Hasil sintesis dari pecobaan yang dilakukan, adalah
garam rangkap CuSO4. (NH4)2 SO4.6H2O dan garam kompleks Cu(NH3)4 SO4 (H2O)
melaui pendinginan dan pemanasan. Sifat dari garam-garam tersebut berbeda.
Perbedaan dapat diketahui baik dari segi sifat fisik maupun sifat kimianya.
5.3.1. Uji sifat garam tunggal(Sifat fisik)
. Kristal kufri sulfat dilarutkan dalam akuades menghasilkan 2 lapisan, yaitu
lapisan atas berupa larutan akuades yang berwarna bening dan bawah merupakan
kristal garam kufri sulfat yang berwarna biru. Hal ini dikarenakan perbedaan
massa/berat jenis, dimana massa jenis dari kristal garam kufri sulfat lebih besar dari
pada akuades.
Setelah ditambahkan NH3 terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah berupa garam
ammonium sulfat yang bewarna putih dan lapisan atas adalah akuades yang berupa
larutan bening. Hal ini dikarenakan massa jenis garam kufri sulfat>akuades.
5.3.2. Uji pelarutan atau Hidrolisis dalam H2O (Sifat Kimia)
Garam rangkap dan garam kompleks hasil percobaan memiliki perbedaan sifat
kimia. Garam rangkap apabila dihidrolisis akan terurai menjadi garam-garam
penyusunnya sedangkan garam kompleks apabila dihidrolisis akan terionisasi
menjadi ion-ionnya.
Reaksi yang terjadi:
Hidrolisis garam rangkap
CuSO4(NH4)2. SO4. 6H2O+ H2O CuSO4.5H2O + (NH4)2 SO4 + H2O
Hidrolisis garam kompleks :
Cu(NH3)4 SO4. 5H2O +H2O Cu2+ +SO42- + 6H2O
(Vogel, 1985)
Berdasarkan percobaan, Pada garam rangkap tidak dapat ditentukan sifatnya
karena pada percobaan ini tidak dihasilkan garam rangkap. Pada garam kompleks
dengan pendinginan kristal sedikit larut dalam akuades dengan endapan biru muda.
Sedangkan garam kompleks dengan pemanasan kristal sedikit larut dengan endapan
biru muda.
5.3.3. Uji Pemanasan (Sifat Kimia)
Berdasarkan percobaan, pada garam kompleks dengan pendinginan, uji
pemanasan ini mengasilkan endapan/kristal biru muda. Sedangkan garam kompleks
dengan pemanasan mengasilkan endapan/kristal biru tua, hal ini karena pada garam
kompleks dengan pemanasan masih banyak terkandung zat pengotor.
Reaksi yang terjadi adalah
2Cu(NH3)4SO4.5H2O 8NH3 +2CuSO4.5H2O
(Vogel, 1985)
Pada saat pemanasan dihasilkan gas amonia, hal ini dapat diketahui dari bau
gas ammonia yang timbul pada saat pemanasan warnanya bening.
VII. KESIMPULAN
1. Garam rangkap Tembaga (II) Ammonium Sulfat dapat disintesis dari garam kupri sulfat
dan ammonium sulfat
2. Garam kompleks Tetraammintembaga (II) Sulfat monohidrat dapat disintesis dari garam
kuprisulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) dengan ammonia (NH3).
3. Rendemen garam rangkap sebanyak 81,35 % dan rendemen garam kompleks dengan
pendinginan sebanyak 73,23 %.
4. Garam kompleks Cu(NH3)4SO4. H2O bersifat dapat terionisasi dalam air dan melepaskan
gas NH3 saat dipanaskan
DAFTAR FUSTAKA
Ahmadi, 1994, Kamus Lengkap Kimia”, Erlangga, Jakarta
Austin 1986, “Chemical Product Industry”, Mc Graw Hill Inc, New York
Basri, 1996, “Kamus Kimia”, Rineka Cipta, Jakarta
Brady, 1992, “Kimia Universitas-Asas dan Struktur”, Erlangga, Jakarta
Cahyono, 1991, “Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa Organik”, Kimia MIPA,
UNDIP, Semarang
Daintith, 1994, “Kamus Lengkap Kimia”, Erlangga, Jakarta
Rivai, 1995, “Asas Pemeriksaan Kimia”, UI Press, Yogyakarta
Vogel, 1985, “Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro”, PT Karman
Media Pustaka, Jakarta
Sukardjo, 1992, “Kimia Anorganik”, Bina Aksara, Yogyakarta
ABSTRAK
Percobaan garam kompleks dan garam rangkap ini bertujuan untuk menentukan cara
mensintesis garam rangkap Tembaga (II) Ammonium Sulfat dan garam kompleks
Tetraammintembaga (II) Sulfat monohidrat, serta menentukan sifat-sifat garam hasil sintesis.
Prinsip percobaan ini adalah perbedaan kelarutan antara kristal garam dengan zat-zat pengotor
dalam suatu larutan. Metode percobaan ini adalah kristalisasi dan rekristalisasi. Garam rangkap
Tetraammintembaga (II) Sulfat monohidrat dengan pendinginan berwarna biru tua dengan
rendemen 81,35%, dan garam kompleks Tetraammintembaga (II) Sulfat monohidrat dengan
pemanasan berwarna biru tua dengan rendemen 73,23%. Garam kompleks Cu(NH3)4SO4. H2O
bersifat dapat terionisasi dalam air dan melepaskan gas NH3 saat dipanaskan.