You are on page 1of 3

PEMBEKALAN CALON WISUDAWATI ANGKATAN XXXVIII

Kamis, 3 Februari 2022

Pemateri I : Al-Ustadz Asif Trisnani,L.c.,M.A.


Judul : Profil Alumni Gontor

 Udara yg kalian hirup, tanah yg kalian pijak, terdapat jejak yg akan menjadi kenangan
sekaligus harapan untuk masa depan.
 Tulislah cerita hidup kalian selama di unida ini, kelak akan menjadi kenang-kenangan saat
menjadi alumni
 Profil itu apa sebenarnya? Profil itu adalah gambaran tentang seseorang
 Selama belajar di UNIDA dan lulus nanti akan terbentuk profil yang berbeda-beda
 Profil gontor adalah gambaran tentang alumni UNIDA
 “tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi
dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan unutk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.
 Dari ayat di atas , pesan yang dapat kita ambil adalah bahwa peran manusia di muka bumi ini
sangat banyak, sehingga tidak perlu semuanya untuk pergi berperang. Karena jika semua mati
siapa yang akan berperang di bidang lain.
 Kita sudah 3,5 tahun lebih “tafaquh fiddin” yang mana dinamikanya tidak hanya bergelut di
buku saja, melainkan dari setiap lini kehidupan
 Pendidikan itu diperoleh bukan dari suatu yang baik saja, bisa jadi dari suatu yang buruk. Dan
itu yang mungkin biasa kita temui di UNIDA ini, yang mana hendaknya menjadi pelajaran
bagi kita. Dan ini merupakan hal penting ketika kita hidup di masyarakat nanti, karena
masyarakat itu sangatlah heterogen/bermacam
 Militansi, dedikasi dan kemandirian tentang bagaimana kita menyelesaikan masalah. Itu
semua kita dapatkan ketika menuntut ilmu di UNIDA
 UNIDA ini adalah bagian dari kalian belajar agama
 Orang yang pernah menginjakkan kaki di gontor, pasti memiliki ikatan emosional dengan
GONTOR itu sendiri
 Kita harus menjadi mundzirotul Qaum di setiap pekerjaan kita, baik itu guru, ibu rumah
tangga, dan lain sebagainya, karena Gontor menginginkan kita untuk memiliki ideology
tersebut
 Menjadi alumni sesuai dengan idealism dan nilai Gontor:
1. Panca jiwa
2. Moto pondok modern
 Menjadi alumni sesuai dengan filsafat hidup Gontor:
1. Hidup sekali, hidup yang berarti (K.H Imam Zarkasyi)
2. Siap memimpin dan siap di pimpin. Patah tumbuh hilang berganti, sebelum hilang sudah
berganti. (K.H Ahmad Sahal)
3. Jadilah anak-anakku perkat umat. (K.H Ahmad Sahal)
4. Orang sukses adalah mereka yang bisa menguasai diri, mengatur diri, dan mengatur
waktu. (K.H Imam Zarkasyi)
5. Banyak orang bertitel tapi tidak berkualitas, banyak orang berkualitas tapi tidak bertitel,
jadilah orang bertitel dan berkualitas. (K.H Hasan Abdullah Sahal)
6. Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja (K.H Ahmad
Sahal)
7. Jadilah ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama (K.H Ahmad Sahal)
8. Sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keuntunganmu. (K.H Imam Zarkasyi)
 Karakter alumni gontor:
1. Idealis dan tidak pragmatis
2. Moderat (berfungsi sebagai perekat umat)
3. Pejuang dan bukan pecundang
 Kesuksesan seorang alumni adalah ketika dia berhasil menjadi tokoh di masyarakat
 Tolak ukur kesuksesan alumni UNIDA Putri adalah
 Peran alumni Gontor:
1. Mundzirul Qaum
2. Perekat Umat
3. Pengajar dan Pendidik
4. Pejuang
5. Madrasah Umat (khusus putri)
 Profil Alumni
1. Dr. K.H Idham Chalid (alumni 1943)
2. Prof. Dr. Nurcholish Madjid (alumni 1960)
3. K.H Hasyim Muzadi (alumni 1962)
4. Dr. K.H Lukman Hakim Syaifuddin (alumni 1983)

Sesi Tanya Jawab

1. Masnunastus Silfiawati
Ketika baru saja menjadi alumni, apakah tantangan terbesar menjadi alumni?

Tanggapan: Setiap orang memiliki tantangan yang berbeda-beda. Kita akan menjadi
kehidupan yang berbeda. Dan ketika di masyarakat pasti akan berkompetisi. Kenyataan
di masyarakat

Pemateri II : Al-Ustadz Nur Hadi Ihsan, MIRKH


Judul : Kelanjutan Studi Pascasarjana
 Ketika kita memiliki niat untuk melanjutkan studi pascasarjana, maka kita memiliki
semangat untuk terus menuntut ilmu
 Awal 90 an, lulusan SMA saja sudah cukup
 Tahun 2000an, lulusan SMA itu terasa masih sangat awal, mulai dari pengalaman,
ilmu, wawasan dan pemikiran. Maka minimal pendidikan adalah S1. Ini karena
adanya perkembangan problem dan tantangan yang dihadapi oleh manusia modern
 Tingkatan pendidikan dasar, kini sudah mensyaratkan untuk guru yang mengajar
minimal adalah S1
 Lulusan SMA kini sudah tidak memiliki tempat di masyarakat, dan biasanya
mendapatkan profesi yang biasa-biasa saja
 “Tholibul ‘ilmi takaffalallahu fir rizqi”
 Menuntut ilmu untuk ibadah, menuntut ilmu dengan ibadah. Bukan karena profesi
ataupun gaji
 Bismillah, lillah, fillah, billah, minallah, ilallah, ma’allah, ‘alallah
 Ilmu itu dituntut dan dicari
 Perbedaan signifikan pada program S1 dan S2 adalah hasil skripsi dan tesis. Untuk
tesis dituntut untuk menghasilkan produk, sedangkan pada skripsi tidak dituntut untuk
menghasilkan sesuatu.
 Tugas kuliah pada S2 itu sudah berstandar jurnal, karena terdapat analisis di dalamnya
dengan membaca sumber data yang primary sources

Sesi Tanya Jawab:


1. Intan Fasya
Bagaimana menurut antum tentang gap year sebelum mengambil studi S2, dan hal
apa yg perlu di tonjolkan ketika kita menullis tesis?

Tanggapan:
Persoalannya adalah kesempatan, kalau memang setelah lulus mendapatkan
kesempatan S2 maka jangan sampai di sia-siakan. Maka ambil apa saja yang
paling dekat.
Dalam menulis tesis, kita harus punya implikasi, dampak dan sumbangsih apa.

You might also like