Professional Documents
Culture Documents
Tentang:
DISUSUN OLEH:
Dosen pembimbing :
Dr.Muhammad Zalnur, M. A
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari
begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa
sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam. Shalawat
serta salam senantiasa dicurahkan kepada Rasulullah SAW, Nabi dan Rasul terakhir yang
telah membimbing umatnya ke jalan yang benar dan sekaligus menyempurnakan akhlak
melalui petunjuk wahyu illahi. Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I ................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
BAB II ................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................2
BAB III................................................................................................................................9
PENUTUP...........................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Hal ini berarti,
manusia dilahirkan dalam keadaan sama-sama lemah meskipun menyimpan potensi besar.
Namun bukan berarti manusia, ketika dilahirkan, bagaikan kertas putih atau kosong seperti
yang dikatakan John Lock atau tak berdaya seperti pandangan Jabariyah. Hal ini karena
manusia memiliki potensi yang berupa kecenderungan-kecenderungan tertentu yang
menyangkut daya nalar, mental, maupun psikisnya yang berbeda-beda jenis dan
tingkatannya. Pemahaman para ahli pendidikan Islam terhadap hakikat fitrah membawa
implikasi lahirnya teori fitrah dalam pendidikan. Dalam konteks pendidikan, teori tersebut
menjadi pijakan dalam mengembangan fitrah manusia. Dalam hal ini, proses pendidikan
menjadi penting untuk ditingkatkan kualitasnya karena ia merupakan salah satu sarana yang
dapat menumbuhkankembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri manusia sesuai dengan
fitrah penciptaannya. Makalah ini membahas tinjauan filosofis fitrah manusia tersebut dalam
konteks pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hakekat pendidikan Islam adalah “usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara
sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan
dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan
perkembangannya.”
Al-Qur'an dan Sunnah Rasul merupakan sumber ajaran Islam, maka pendidikan Islam
pada hakekatnya tidak boleh lepas dari kedua sumber tersebut. Dalam kedua sumber tersebut
pendidikan lebih dikenal dengan istilah-istilah yang pengertiannya terkait dengan pendidikan,
yaitu at-Tarbiyah.
Umat Islam dianugrahkan Allah suatu kitab suci al-Qur'an yang lengkap dengan
segala petunjuk dan meliputi seluruh aspek kehidup dan bersifat universal. Untuk itu, sudah
barang tentu dasar pendidikan mereka adalah bersumber kepada filsafah hidup yang kepada
al-Qur'an. Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama. Kedudukan al-Qur'an sebagai
sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dan firman Allah:
Artinya: "Dan kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur ini melainkan agar kamu
dapat menjelaskan kepada mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang beriman" (QS.16:64).
2
Artinya: "ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperlihatkan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai pikiran (QS.38:29)
1. Secara Etimologi
Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term al-
tarbiyah, al-tadib, dan al-ta'lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang populer digunakan
dalam praktek pendidikan Islam ialah term al-tarbiyah. Sedangkan termal ta’dib dan al-ta'lim
jarang sekali digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal
pertumbuhan pendidikan Islam.
Kendatipun demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga term tersebut memiliki perbedaan
makna. Namun secara esensial, setiap term memiliki kesamaan makna baik secara tekstual
maupun kontekstual. Untuk itu, perlu dikemukakan uraian dan analisis terhadap ketiga term
pendidikan Islam tersebut dengan beberapa argumentasi tersendiri dan beberapa pendapat
para ahli pendidikan Islam.
a. Al-Tarbiyah
Istilah tarbiyah menurut Al-Raghib al-Asfahaniy berasal dari kata rabba yang berarti
insya' ai-syai halan fahalan ila hadd al-taman artinya menumbuhkan sesuatu secara bertahap
hingga sampai ke batas kesempurnaan. Maka arti rabba dalam pandangannya adalah semakna
dengan ansyaaa yunsyiau-insyaa (al-insya') dengan arti menumbuhkan atau mengembangkan
(secara berangsur-angsur). Salah satu kesan yang dimunculkan istilah tarbiyah itu adalah
3
sifat yang terkandung dalam istilah itu sendiri. Seorang pendidik haruslah bersifat rabbaniy.
Firman Allah SWT.:
“Tidaklah wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-Kitab, al-
hikmah dan kenabian, lain la berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (la berkata): "Hendaklah
kamu menjadi orang-orang yang bersifat rabbaniy, karena kamu selalu mengajarkan al-Kitab
dan disebabkan kamu tetap mempela jarinya” (Ali Imran [3]: 79).
b. Al-Talim
Seperti halnya istilah tarbiyah, term ta’lim pun memiliki cakupan makna yang luas
seperti yang tertera di berbagai tempat dalam al Quran. Diantaranya ada yang bermakna
informasi pengetahuan yang belum diketahui manusia sebagai sebuah keutamaaan baik
melalui lisan maupun tulisan.
Terma "ta'lim" yang berasal dari akar kata "allama yu'allimu ta'lim" sebagaimana
halnya istilah tarbiyah adalah sama, bersifat transitif (mutadday), menunjukkan perbuatan
secara sengaja secara berulang-ulang. Sedangkan kata benda aktifnya (isim fa’il) adalah
muallim dengan arti guru. Dengan demikian, term al-Ta’lim dengan arti pengajaran
merupakan transmisi pengetahuan. Menurut pandangan Ibrahim 'Abdullah al-Thakhis
dibatasi oleh waktu, umur dan tempat. Sedangkan tarbiyah dimulai sejak kelahiran dan
berakhir dengan kematian." Oleh karena itulah, term tarbiyah lebih luas jangkauannya
dibanding dengan term ta'lim1.
c. Al-Tadib
1
Al-Takhis , Ibrahim Abdullah. Al-idarah al-Tarbawiyyah.Riyad: Dar Ibn Sina.1997,h.13
4
Istilah al-ta'dib sama halnya dengan istilah-istilah sebelumnya tidak ditemukan di
dalam al-Qur'an secara eksplisit, namun ada sejumlah hadis yang memakai term "tadib"
dengan bentuk kata kerja (addaba) yang berasal dari akar kata tsulatsiy mujarrad (addaba)
dengan arti allamhu al-adab mengajarinya sopan santun atau kebudayaan Sedangkan istilah
"taaddabi" berarti belajar sopan santun.
Berdasarkan batasan tersebut, maka al-ta'dib berarti pengenalan dan pengakuan yang
secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-
tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini,
pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat
Tuhan yang tepat da lam tatanan wujud dan kepribadiannya.
2. Secara Terminologi
2
Al-Sayibani,Omar Muhammad Al-Thoumy. Falsafat Pendididkan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.1979.h.399
5
C. Dasar Pendidikan Islam
Dasar ideal pendidikan Islam identik dengan ajaran Islam. Ked nya berasal dari
sumber yang sama yaitu al-Qur'an dan hadis. Kedua das tersebut dikembangkan dalam
pemahaman para ulama dalam bentuk, ijtihad maupun qiyas.
1. Al-Qur'an
Al Quran memiliki kedudukan yang sangat tinggi dari seluruh ajaran islam. Al Quran sebagai
sumber utama dan pertama sehingga semua umat islam menjadikan al quran sebagai
pedoman hidupnya. Al Qur'an berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia
yang ada dibumi. Sebagaimana firman Allah ,sebagai berikut:
Artinya: "Dan kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran ini melainkan agar
kamu dapat menjelaskan kepada mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman". (QS. 16 64).
2. As-Sunnah
Dasar yang kedua selain al-Qur'an adalah sunnah Rasulullah. Amalan yang dikerjakan
oleh Rasulullah SAW dalam proses peru bahan hidup sehari-hari menjadi sumber utama
pendidikan Islam setelah al-Quran. Hal ini disebabkan, karena Allah SWT menjadikan
Muhammad sebagai teladan bagi umatnya. Firman Allah SWT:
Artinya: "Di dalam diri Rasulullah itu kamu bisa menemukan teladan sangat baik
.(QS.33:21)
6
perkembangan. Selain al-Qur'an dan sunnah, digunakan juga perkataan, sikap, dan perbuatan
para sahabat sebagai dasar pendidikan yang dibangun. Firman Allah sebagai berikut:
Artinya: "Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama masuk Islam di antara orang-orang
Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho
kepada mereka dan merekapun ridho kepada Allah dan Allah menjadikan bagi mereka surga-
surga yang me ngalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal didalamnya. Itulah
kemenangan yang besar" (QS. 9:100).
4. Ijtihad
Setelah jatuhnya kekhalifahan Ali bin Abi Thalib dari titik akhir masa pemerintahan
Khulafa al-Rasyidin dan digantikan oleh Dinasti Urrunaiyah, pada masa ini Islam telah
meluas sampai ke Afrika Utara, bahkan ke Spanyol. Dengan itu berdirilah pusat-pusat
pendidikan, berarti telah terjadi perkembangan ba' dalam masalah pendidikan, sebagai akibat
budaya daerah yang ditaklukan dengan nilai-nilai Islam. Kondisi ini memiliki konsekuensi
perlunya pemikiran yang mendalam tentang cara mengatasi permasalahannya yang timbul.
Pemikiran yang seperti itu disebut "ijtihad".3
Karena al-Qur'an dan hadis banyak mengandung arti umum, maka para ahli hukum
dalam Islam menggunakan "ijtihad" untuk menetapkan hukum ijtihad terasa sekali
kebutuhannya setelah wafatnya Nabi SAW dan yang tidak ada pada kedua kitab sumber
tersebut. Sabda Rasulullah SAW:
"Apabila hakim telah menetapkan hukum, kemudian dia berijtihad dan ijtihadnya itu
benar, maka baginya dua pahala, akan tetapi apabila ia berijtihad dan ternyata ijtihadnya
salah, maka baginya satu pahala (Bukhari Muslim dan Amr bin Ash).
3
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tetang Pendidikan Islam. Bandung : al-Ma’arif.1980,h.223
7
dan memiliki kecerdasan Spiritual (SQ) untuk bekal hidup menuju kesuksesan dunia dan
akherat.
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Ibadah menurutnya adalah mencakup semua akal pikiran yang disandarkan kepada
Allah. Ibadah adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta semua yang
dilakukan manusia berwujud perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang dikaitkan
dengan Allah.
Rumusan tujuan akhir Pendidikan Islam, juga telah berusaha dirumuskan oleh pakar
Pendidikan Islam dari berbagai aliran ketika mengadakan Konferensi Pendidikan Islam:
tujuan Pendidikan Islam adalah menumbuhkan pada kepribadian Islam secara utuh melalui
latihan kejiwaan, kecerdasan, penalaran, perasaan dan indera.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah telah dijelaskan mengenai pendidikan Islam. Yang mana Istilah
pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term al-tarbiyah, al-tadib,
dan al-ta'lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang populer digunakan dalam praktek
pendidikan Islam ialah term al-tarbiyah. Sedangkan termal ta’dib dan al-ta'lim jarang sekali
digunakan. Pendidikan Islam mempunyai landasan yaitu Al-Qur’an dan Hadits sebagai
sumber utama, dan ijtihad.
8
Pendidikan Islam dalam mengembangkan fitrah manusia adalah dengan
menumbuhkembangkan fitrahnya menuju kearah pembentukan manusia sempurna, dan
menjadi hamba Allah SWT. yang baik, karena tujuan pendidikan Islam secara umum adalah
membentuk manusia yang paripurna dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah yang berjudul “Pengembangan Fitrah dan Manusia
melalui Pendidikan” penulis berharap makalah ini akan menambah wawasan kita bersama
baik pembaca maupu penulis. Penulis pun menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
kekurangan yang terletak dalam makalah. Oleh karena itu, penulis sangat berharap pembaca
memberi kritik dan sarannya agar kita bisa belajar dari kesalahan dan kita bisa
memperbaikinya bersama.
DAFTAR PUSTAKA
9
Langgulung, Hasan. 1992. Azaz - azaz Pendidikan Islam. Jakarta : al-Husna.
10