Professional Documents
Culture Documents
Berita Tugas 2
Berita Tugas 2
TUGAS 2
A. Sebuah karya jurnalisme harus bersumber dari fakta, bukan opini atau asumsi
reporter. Oleh karena itu, harus ada sumber berita yang jelas dan dapat dipercaya.
Kepekaan wartawan menilai narasumber yang layak untuk dihubungi amatlah
penting. Apabila dalam menilai berita ada acuan, seperti nilai-nilai berita dan daya
tarik berita bagi pembaca (news interest of the readers), untuk menentukan sumber
berita, ada beberapa syarat sebagai berikut (Mariani et al, 2006: 4.8- 4.9).
2. Berwenang
Salah satu narasumber yang layak dihubungi adalah mereka yang berwenang.
Artinya, orang yang mempunyai kekuasaan dan bertanggung jawab terhadap
masalah yang ditulis. Di Indonesia, hampir semua berita menuntut keterangan
pihak yang berwenang, misalnya polisi, lurah, kepala kanwil, menteri, direktur
perusahaan, kepala rumah sakit, dan saksi mata.
3. Kompeten
Sumber berita adalah orang yang berkompeten. Artinya, sumber berita tersebut
layak untuk dimintai keterangan. Misalya, dalam masalah keluarga berencana
(KB), tentu lebih kompeten dokter yang bicara dibanding insinyur meskipun
mungkin seorang insinyur akan bisa memaparkan alat-alat KB dan beberapa segi
tentang program KB.
Kompetensi ini biasanya dikaitkan dengan kepakaran dalam bidang ilmu tertentu.
Pemilihan sumber berita yang kompeten akan meyakinkan pembaca bahwa
sumber berita dapat dipercaya dan lebih jauh lagi laporan atau tulisan sang
wartawan dapat dipercaya.
B. Contoh narasumber yang akan saya ambil dalam wawancara untuk pencegahan
COVID-19 adalah narasumber yang kompeten di bidangnya. Contohnya seperti
dokter spesialis/perawat, atau Kepala bidang pelayanan dan penunjang kesehatan.
Mengapa demikian? Karena kita butuh narasumber yang sudah biasa menangani
pasien yang terpapar COVID-19 itu sendiri, agar masyarakat mendapatkan
penjelasan yang rinci, serta mendapat ilmu dengan cara mempraktikkan protokol
kesehatan yang benar guna untuk mencegah penyebaran COVID-19.
2. Lebih jauh, wawancara dapat dikategorisasikan menjadi tiga, yaitu dari (1) segi
isi; (2) segi persiapan; dan (3) segi proses.
A. 1. Tahapan Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
– Apakah virus COVID 19 dapat ditularkan dari orang yang tidak bergejala?
– Bisakah hewan peliharaan menyebarkan virus COVID 19?
– Apa yang diperlukan untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap
COVID-19?
– Bagaimana cara mencegah penyakit ini apabila sudah merasakan gejala
umum COVID 19?
3. Penggalian informasi ini membawa sang reporter melalui tiga lapisan atau
tahapan peliputan yang terdiri dari fakta, laporan langsung dan interpretasi,
B. Buatlah reportase singkat tentang “Covid 19” yang mengikuti kaidah tiga
tahapan peliputan tersebut!
Lapisan kedua adalah upaya pelaporan yang dilakukan sendiri oleh si peliput. Di
sini, reporter melakukan verifikasi dan meliput peristiwa-peristiwa atau
mengumpulkan data sekunder. Peristiwa sudah bergerak di luar kontrol awal
narasumber seperti pada lapisan pertama. Reporter tidak mentah-mentah menelan
begitu saja keterangan pihak perusahaan tertentu yang mempunyai kasus
pembuangan limbah yang mencemari lingkungan.
Reporter datang ke lokasi kejadian dan mewawancarai langsung para warga atau
saksi-saksi kasus tersebut.
Lapisan ketiga adalah interpretasi (penafsiran) dan analisis. Pada tahap ini,
reporter menguraikan arti penting suatu peristiwa, penyebabnya, dan
konsekuensinya. Publik tidak sekadar ingin tahu apa yang terjadi, mereka juga
ingin tahu bagaimana dan mengapa peristiwa itu terjadi. Apa makna peristiwa itu
bagi mereka dan apa yang mungkin terjadi sesudahnya atau dampak susulan dari
peristiwa tersebut. Seorang reporter harus selalu berusaha mengamati peristiwa
secara langsung ketimbang mengandalkan sumber-sumber lain yang kadang-
kadang berusaha memanipulasi atau memanfaatkan pers.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak panik dalam menghadapi situasi ini, Rekan
Pers juga diminta kerja samanya dalam mengedukasi masyarakat terkait Covid 19.