You are on page 1of 2

NAMA : TASYA IVANKA PRATIWI

NIM : 7193510021

KELAS : MANAJEMEN C 2019

1. Menurut Anda apa yang menjadi pendorong dan penghambat inovasi hijau di era revolusi
industri 4.0 serta berikanlah satu contoh kasus nya!

Jawab : Era pasca COVID-19 akan didominasi oleh perubahan iklim dan pemulihan dari
pandemi memberikan peluang bagi pebisnis untuk membangun kembali bisnis mereka
dengan cara yang lebih kuat dan berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik. Inovasi
teknologi dan investasi publik sangat penting bagi ekonomi hijau. Biaya ekonomi dari
lambatnya tindakan yang dilakukan terkait perubahan iklim sangatlah signifikan. Untuk
ekonomi Asia Tenggara yang lebih bergantung pada industri pertanian dan peternakan,
kemajuan yang lebih lambat dalam memperkenalkan dan adopsi energi terbarukan dapat
menjadi tantangan nyata bagi pertumbuhan PDB mereka dalam jangka Panjang.

Di sisi lain, ada banyak peluang untuk menjadi penggerak awal teknologi hijau. China
dan kawasan Asia Tenggara dapat menjadi penggerak utama untuk mulai memetakan
pemulihan ekonomi hijau dan sebagai pemimpin dalam Penelitian dan Pengembangan
dan inovasi teknologi. Ditambah dengan tingkat utang yang rendah, hal ini dapat
memberikan peluang untuk membangun kembali industri dan bisnis yang lebih hijau jika
negara-negara mau berinvestasi dalam transisi energi bersih dan memanfaatkan
kemitraan publik dan swasta untuk menciptakan perubahan. Mereka dapat melakukan ini
dengan menetapkan tujuan kebijakan yang jelas dan memberikan panduan kepada bisnis
untuk mengintegrasikan strategi berkelanjutan dalam organisasi mereka dan
membandingkan kemajuan mereka dengan sistem pelaporan yang sama.

Penyebaran varian Delta COVID-19 berdampak pada perlambatan pemulihan ekonomi


Asia Tenggara tahun ini, terutama untuk negara-negara dengan tingkat imunitas yang
rendah. Ekonomi beberapa negara, termasuk Indonesia diperkirakan akan mengalami
kontraksi pada kuartal ketiga tahun ini. Namun demikian, prospek Kawasan Asia
Tenggara pada tahun 2022 lebih positif. Ekonomi di Asia Tenggara memiliki imunitas
terhadap COVID-19 yang rendah. Hal ini membuat mereka rentan dengan varian delta
yang akan membuat beberapa negara menerapkan pembahasan yang lebih ketat untuk
mencegahnya menyebar lebih jauh. Perkembangan baru pada negara-negara seperti
Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam kemungkinan akan membebani
aktivitas perekonomian mereka di Q4 sampai COVID-19 dapat lebih terkendali di negara
masing-masing.
Contoh Kasus
System Self-Service Bycicle Sharing di Paris (OECD, 2009)

Dalam upaya untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan


kualitasudara, Kota Paris memperkenalkan system self-service bycicle sharing Velib pada
musimpanas 2007. System ini terdiri lebih dari 1.450 stasiun buka 24 jam sehari
sepanjang tahun,masing-masing berisi 15 atau lebih sepeda. Jarak antarstasiun berkisar
300 meter diseluruhkotadengan total sekitar 20.600 sepeda dan 35.000 rak sepeda. Setiap
stasiun dilengkapidengan terminal sewa otomatis untuk menyewa sepeda dengan
berbagai pilihan.

Seorang langganan memungkinkan pengguna untuk mengambil sepeda dari


stasiunmanapun di kota dan menggunakannya tanpa biaya selama 30 menit. Setelah itu biaya
yang dikeluarkan untuk waktu tambahan dalam periode 30 menit. Skema pembayaran
dirancanguntuk menjaga sepeda dalam sirkulasi konstan dan meningkatkan intensitas pengguna.
Untukmemperlancar sirkulasi, sepeda didistribusikan setiap malam untuk stasiun yang
memilikipermintaan yang sangat tinggi

You might also like