You are on page 1of 13

MATERI DAN PERUBAHANNYA

Alam semesta ini tersusun atas materi. Sebelum abab ke-20, istilah materi hanya merujuk
pada ateri biasa yang terdiri atas atom-atom dan belum termasuk fenomena-fenomena energi
lainnya seperti suara dan cahaya. Materi dia artikan sebagai segala sesuatu yang memiliki massa
dan menempati ruang. Air di dalam gelas menempati ruangan bagian dalam gelas, batu di pinggir
jalan menempati ruang di pinggir jalan dimana ruangan itu tidak di tempati oleh benda lain
sebelum batu itu di singkirkan. Udara di dalam balon menempati ruangan bagian dalam balon
itu.
Semua materi juga meiliki massa, sebagai contoh batu di timbang dengan neraca, pasti
neraca akan menunjjukan nilai massa tertentu. Balon berisi udara bila di bandungkan dengan
balon kempis, maka akan berat balon yang berisi udara. Hal ini menunjukkan bahwa udara
memiliki massa.
Tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan juga termasuk materi karena memiliki massa dan
menempati ruang tertentu. Materi sangat banyak ragamnya. Di dalam ilmu Kimia, terdapat dua
jenis materi yaitu zat tunggal dan campuran. Kedua jenis ini menjadi bagian dasar yang ada. Zat
tunggal di artikan sebagai zat yang terdiri atas satu identitas (murni).
Gas oksigen yang kita hirup sekarang merupakan contoh zat tunggal. Zat tunggal terbagi
lagi menjadi unsur dan senyawa. Unsur merupakan zat sejenis yang sudah tidak dapat di uraikan
lagi menjadi zat yang lebih sederhana melalui kimia biasa. Sedangkan campuran merupakan zat
tunggal yang terdiri atas satu unsur atau lebih. Beberapa zat tunggal akan bergabung membentuk
campuran. Campuran dapat di pisahkan menjadi zat-zat penyusunnya dengan beberapa metode
yang sederhana.
“Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa (berat). Materi juga
merupakan zat penyusun suatu benda. Contohya, mobil (zat penyusunnya adalah besi)”.

A. Wujud Materi
Materi dapat berwujud padat, cair maupun gas. Masing-masing wujud materi memiliki sifat
yang khas.

1. Zat Padat
Zat padat merupakan materi memiliki bentik dan volume yang tetap. Molekul-
molekul di dalam zat padat saling menarik di sebabkan oleh gaya listrik yangkuat,
sehingga letaknya sangat berdekatan. Molekul-molekul dalam zat padat dalam keadaan
bergetar dan tersusun dengan pola yang teratur, sehingga selalu dalam posisi yang tetap.
Jika zat padat bersuhu rendah, maka gerak getaran rendah dan molekul-molekul dapat di
anggap dalam keadaan tetap. Jika suhu zat padat bertambah (molekul di tabah energi),
maka getaran akan bertambah.
Zat padat yang partikelnya tersusun teratur dan rapi di sebut kristal contohnya
logam, intan, es, dan kristal garam. Adapun zat padat yang partikelnya tidak tersusun
secara teratur di sebut amorf. Zat padat amorf biasanya bertekstur mengilat atau elastis.
Contoh zat padat pada amorf adalah lilin, kaca, karet, dan plastik.
2. Zat Cair
Zat cair merupakan materi yang memiliki bentuk yang sesuai dengan wadahnya
tetapi volumenya tetap. Molekul-molekul dalam zat cair relatif berdekatan bila
dibandingkan dengan gas, tetapi lebih jauh dari zat padat. Gerakan molekul-molekul zat
cair cukup bebas, sehinga dapat berpindah tempat tetapi tidak mudah meninggalkan
kelompoknya. Gaya listrik di antara moleku-molekul zat cait tidak terlalu kuat untuk
menjaga molekul-molekul tetap berada di tempatnya. Jika suhu zat cair di tambah, maka
gerak molekul semakin cepat dan terjadi tumbukan di antara molekul-molekul.
Permukaan zat cair tenang dan selalu datar. Zat cair selalu mengalir ke tempat yang
lebih rendah, misalnya air terjun. Zat cair dapat melarutkan beberapa zat, seperti garam
dan gula. Zat cair dapat menekan ke segala arah.

3. Zat Gas
Zat gas merupakan materi yang memiliki bentuk dan volume yang berubah.
Molekul-molekul di dalam zat gas terpisah jauh dan bergerak acak dengan kecepatan
konstan. Gaya listrik di antara molekul-molekul di dalam zat gas sangat lemah.
Akibatnya, gaya tarik-menarik di antara molekul-molekul dapt di abaikan dan
menyebabkan tumbukan anatara molekul-molekul lebih sering terjadi.
Zat gas memberi tekanan ke segala arah. Oleh karena itu terdapat jarak yang jauh
antara partikel-partikel zat gas, maka gas akan sabgat mudah untuk di manfaatkan untuk
mengurangi volumenya.

Gambar a. susunan molekul


B. Sifat Materi

Kita dapat mengenal suatu materi dan membedakannya dari materi-materi yang lain
berdasarkan ciri khas yang di sebut sifat-sifat. Sifat materi dapat di kelompokkan menjadi
sifat Fisika dan sifat Kimia.

1. Sifat Fisika
Sifat Fisika merupakan sifat suatu zat yang berkaitan dengan keadaan fisik zat
tersebut. Sifai ini dapat di amati secara langsung dengan indra tanpa mengubah susunan
zat-zat penyusun materi tersebut. Beberapa sifat fiska antara lain sebagai beriku:

a. Wujud Zat

Wujud zat di bedakan menjadi zat padat, cair, dan gas. Wujud zat dapt berubah-
ubah dari satu bentuk kebentuk yang lain akibat pengaruh panas. Zat padat dapat
berubah menjadi zat cair akibat menerima panas. Sebaliknya zat cair dapat berubah
menjadi zat cair akibat pelepasan panas.

Zat padat memiliki partikel-partikel yang tersusun rapat, gaya tarik menarik
kuat, dan gerak partikel tetapp pada tempatnya. Zat cair memiliki jarak antara partikel
yang agak berjauhan, gaya tarik menarik antar partikel lemah, dan gerakan partikel
dapat berpindah tempat. Adapun zat gas memiliki jarak antar partikel yang sngat
berjauhan, hampir tidak ada gaya tarik menarik, dan gerakan partikelnya sangat
bebas.

b. Warna
Setiap benda memiliki warna yang berbeda-beda. Warna zat dapat di amati
secara langsung. Warna menjadi ciri khas suatu zat yang membedakannya dengan zat
lainnnya, misalnya susu berwarna putih, karbon berwarna hitam, aluminium berwarna
silver, dan emas berwarna keemasan.

c. Kekerasan
Kekerasan adalah ukuran keras lunaknya suatu zat. Kekerasan suatu zat ukur
dengan skala Mohs. Intan memiliki kekerasan tertinggi dengan skala Mohn 10,
sedangkan talk memiliki kekerasan terendah dengan skla Mohn 1.

d. Kelarutan
Kelarutan adalah kemampuan suatu zat terlarut (solute) untuk larut dalam suatu
pelarut (solvent). Pelarut yang umum di gunakan adalah air. Tidak semua zat dapat
larut dalam zat pelarut, misalnya garam dapat larut dalam air, tetapi kopi tidak dapat
larut dalam air. Kelarutan suatu zat bergantung pada suhu, derajat, keasaman, dan
jenis pelarut.

e. Daya hantar listrik


Setiap benda memiliki kemampuan menghantarkan listrik yang berbeda-beda.
Benda logam umumnya dapat menghantarkan listrik dengan baik. Oleh karena itu,
logam di sebut konduktor listrik. Namun, benda-benda seperti karet, kayu, dan plastik
tidak dapat menghantarkan listrik. Benda-benda seperti itu di namakan isolator. Daya
listrik suatu zat dapat di amati dari gejala yang di timbulkan. Misalnya kawat
tembaga yang di hubungkan dengan baterai dan sebuah lampu. Namun, jika kawat
tembaga di ganti dengan karet atau plastik, maka lampu tidak akan menyala.

f. Kemagnetan
Berdasarkan sifat kemagnetan, benda di golongkan menjadi benda magnetik dan
benda non magnetik. Benda magnetik dapat ditarik kuat oleh magnet, sedangkan
benda non magnetik tidak dapat di tarik oleh magnet.

g. Titik didih dan Titik Lebur


Titik didik adalah suhu ketika zat mendidih, sedangkan titik lebur adalah suhu
ketika zat padat berubah menjadi zat cair. Zat memiliki titik didih dan titik lebur yang
berbeda-beda. Titik didih air 100 ºC, alkohal 78 ºC, dan tembaga dapat mencapai
1.187 ºC. Es melebur pada suhu 0 ºC dan tembaga melebur pada suhu 1.085 ºC. Titik
didih dan titik lebur zat dapat dimodifikasi dengan mengubah tekanan dan
menambahkan ketidakmurniannya, misalnya garam.

2. Sifat Kimia
Sifat kimia merupakan sifat suatu zat yang berkaitan dengan interkasi antara zat
yang satu dengan zat yang lainnya. Sifat kimia juga erat kaitannya dengan terbentuknya
zat baru. Beberapa sifat zat kimia sebagai berikut:

a. Mudah Sukarnya Terbakar


Bensin dan air merupakan zat cair, sifat keterbakaran keduanya sangat berbeda.
Bensin sangat mudah terbakar, sedangkan air tidak bisa terbakar, bahkan air di
gunakan untuk memadamkan kebakaran.

b. Mudah Sukarnya Membusuk


Reaksi kimia pada makanan dan minuman dapat menyebabkan pembusukan.
Akibatnya, makanan atau minumann tersebut berubah rasa menjadi asam. Nasi yang
di biarkan di uadara berhari-hari akan menjadi basi karena bereaksi dengan udara.
Pembusukan makanan selain di picu oleh kontak dengan udara juga di sebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme misalnya ragi, jamur, atau bakteri. Pembusukan makanan
menyebabkan rusaknya tekstur, rasa, dan gisi makanan, sehingga tidak layak lagi
untuk di komsumsi.

c. Mudah Sukarnya Berkarat


Sifat kereaktifan suatu zat akan memicu terjadinya korosi. Korosi terjadi
karena logam mudah bereaksi dengan oksigen, air, dan zat-zat elektrolik seperti
asam. Besi muadah sekali berkarat jika di biarkan di udara terbuka. Oleh karena itu,
untuk konstruksi bangunan dan jembatan, penggunaan besi sering di gantikan oleh
bahan yang lebih tahan karat, misalnya baja.

d. Mudah Sukanya Meledak


Ada bentuk interaksi zat dengan oksigen di dalam alam yang bersifat mudah
meledak, seperti magnesium, uranium, dan natrium. Ledakan suatu zat akan
menaikkan suhu dn menghasilkan gas. Tidak jarang ledakan juga dapat
membahayakan keselamatan, misalnya ledakan petasan dan kembang api.

e. Racun
Terdapat beberapa zat yang memiliki sifat kimia beracun, anatara lain
insektisida, pektisida, fungisida, herbisida, dan rodentisida. Zat bercun tersebut dapat
di gunakan manusia untuk membasmi hama, baik serangga maupun tikus.

C. Perubahan Materi
Perubahan materi melibatkan perubahan sifat dari materi itu sendiri. Perubahan sifat
ini ada yang hanya melibatkan perubahan fisiknya saja, tetapi ada juga yang melibatkan
perubahan kimianya. Biasanya perubahan sifat kimia suatu materi selalu melibatkan juga
perubahan fisiknya. Para ahli kimia mengelompokkan menjadi dua perubahan, yaitu
perubahan fisika dan perubahan kimia.

1. Perubahan Fisika
Perubahan fisika merupakan perubahan yang bersifat sementara dan tidak
menghasilkan zat baru. Perubahan yang terjadi dalam hal bentuk, wujud, ukuran, dan
warna tetapi tidak mengubah susunan zat tersebut.

Perubahan fisika misalnya yang terjadi pada peristiwa es membeku. Es berasal dari
air yang didinginkan . wujud air dan es berbeda . Namun susunan partikel keduanya tetap
sama. Jika es dibiarkan di udara terbuka, maka lama-kelamaan es akan mencair dan
berubah wujud menjadi air kembali.

Contoh perubahan fisika lainnya adalah air yang menguap. Menguap adalah
perubahan wujud dari air ke gas. Pada proses penguapan, molekul-molekul zat cair
bergerak lebih cepat. Molekul-molekul tersebut bergerak meninggalkan permukaan zat
cair dan akhirnya menjadi zat uap. Proses ini terjadi karena zat cair mendapat tambahan
kalor. Jadi, singkatnya penguapan dapat terjadi jika molekul-molekul zat cair bergerak
meninggalkan permukaan zat cair. Contohnya peristiwa penguapan adalah pada pakaian
yang di jemur, merebus air 100 ºC, penguapan gas freon dalam lemari es, alcohol dan
spirtus yang di teteskan pada kulit tangan , serta penjemuran padi. Penguapan dapat di
percepat dengan cara memanaskan zat cair, memperluas permukaan zat cair, dan
meniupkan udara di atas zat cair.

Pemanasan zat cair akan meningkatkan volume ruang gerak zat cair, sehingga
ikatan-ikatan antara molekulnya menjadi tidak kuat. Akibatnya, molekul zat cair mudah
melepaskan diri dari kelompoknya. Contohnya pakaian basah di jemur di tempat yang
mendapat sinar matahari akan lebih cepat kering daripada yang dijemur di tempat teduh.

Peristiwa lepasnya molekul zat cair tidak berlangsung serentak , tetapi bergiliran di
mulai dari permukaan zat cair paling atas. Oleh karena itu, memperluas permukaan zat
cair dapat mempercepat penguapan. Contohnya, air teh panas dalam gelas akan cepat
dingin jika di tuangkan ke dalam cawan atau piring.

Pengurangan tekanan udara pada permukaan zat cair berarti memperkecil jarak
antarpartikel udara di atas zat cair tersebut. Akibatnya, molekul air lebih mudah terlepas
dari kelompoknya dan mengisi uang kosong antara partikel-partikel udara tersebut.

Saat pakaian basah di jemur, proses pengeringan di lakukan oleh panas matahari
dan angin. Angin yang meniup pakaian pakaian akan membawa molekul-molekul air
keluar dari pakaian, sehingga menjadi cepat kering.

Contoh perubahan fisika:

Pencampuran gula ke dalam air yang akan membentuk larutan gula. Secara fisik gula
tersebut berubah dari bentuk padat ke dalam bentuk yang terlarut di dalam air, namun
sifat gula masih sama, yakni manis.

Sehingga dapat kita ketahui bahwa meski bentuk fisik serta wujud zat berubah,
namun sifat – sifat fisika zat akan tetap.
Itulah mengapa perubahan fisika sifatnya hanya sementara.

Perubahan fisika tersebut bisa terjadi sebab beberapa kondisi berikut ini:

a. Perubahan bentuk
Perubahan fisika satu ini dapat disebabkan karena adanya pemotongan dan peremasan.
Contoh: Kayu yang dipotong menjadi kursi.

b. Perubahan wujud
Perubahan fisika sebab perubahan wujud dapat dikarenakan adanya pemanasan. Tetapi,
wujud zat dapat dikembalikan menjadi bentuk semula. Contoh: Es yang dibiarkan pada
suhu ruang semakin lama maka akan mencair.

c. Perubahan Volume
Perubahan volume dapat berlangsung sebab dipengaruhi oleh suhu. Contoh: Raksa akan
memuai ketika menyentuh benda bersuhu tinggi.

d. Perubahan Ukuran
Contoh perubahan karena adanya perubahan ukuran ini dapat kalian lihat pada proses
penggilingan jagung.

e. Karena Pelarutan
Ketika kalian melarutkan sebuah senyawa seperti garam, sebetulnya kalian hanya
mengubah bentuk garam tersebut dari butiran menjadi bentuk partikel larutan.

f. Perubahan Bentuk Energi


Perubahan fisika sebab adanya perubahan bentuk energi dapat kalian lihat di dalam proses
berputarnya kipas angin atau panasnya lampu selepas dinyalakan. Perubahan energi listrik
yang berlangsung di dalam kipas ataupun lampu tidak akan mengubah sifat fisika ataupun
kimianya.

2. Ciri – Ciri Perubahan Fisika


Perubahan fisika di dalam sebuah zat melibatkan perubahan sifat fisika yang mana
memiliki beberapa ciri atau karakteristik khusus, diantaranya yaitu:

a. Bisa kembali ke bentuk semula (Reversible)


Hasil dari perubahannya bisa kembali ke bentuk semula (reversible), khususnya
untuk perubahan fase. Sebagai contoh air yang membeku akan cari kembali menjadi zat
air. Tetapi, reversibilitas pada umumnya menunjukkan adanya perubahan fisika.

b. Tidak terbentuk adanya zat baru


Hasil dari perubahannya bukan merupakan suatu zat kimia yang baru. Walaupun
memiliki tampilan yang sudah berubah dari wujud semula, namun sifat zat hasil perubahan
itu masih tetap sama dengan zat awalnya.
Zat tersebut hanya berubah kondisi fisiknya, contohnya dari zat padat menjadi zat
cair. Tak hanya itu saja, pemanasan terhadap zat – zat tertentu juga bisa menimbulkan
perubahan fisika yang mana tidak ada zat / zat baru yang terbentuk.

c. Tidak terjadi adanya reaksi kimia


Perubahan fisika tidak dapat menimbulkan sebuah zat menjadi zat yang berbeda secara
fundamental, namun perubahan kimiawi lah yang menimbulkan zat berubah menjadi zat
baru secara kimiawi.

d. Sifat fisik zat yang sudah berubah


Perubahan hanya terjadi terhadap sifat fisik zat saja.
Sifat fisik zat terdiri atas: Wujud, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis, kekerasa,
kelarutan, kekeruhan ,kemagnetan, dan kekentalan.

3. Bentuk dan Sifat Fisika

Perubahan fisika terbatas dengan perubahan yang menghasilkan perbedaan tampilan


namun tidak mengubah komposisi.
Beberapa perubahan umum (namun tidak terbatas pada) yaitu:

a) Tekstur
b) Suhu
c) Warna
d) Bentuk

Perubahan kondisi (titik didih serta titik leleh adalah faktor yang penting untuk menentukan
perubahan satu ini).

Sifat fisika meliputi banyak sekali aspek lain pada sebuah zat. Berikut ini beberapa sifat
fisika, antara lain:

a) Sifat lunak
b) Kilau
c) Massa jenis
d) Kelarutan
e) Viskositas
f) Volume
g) Massa
h) Kemampuan untuk ditarik menjadi kawat yang tipis

Setiap perubahan pada sifat fisika ini disebut perubahan fisika.

4. Contoh Perubahan Fisika

Perlu kalian ingat, penampakan materi yang berubah di dalam perubahan fisika,
namun komposisi kimianya tetap sama.
Ukuran, keadaan, bentuk, atau warna materi bisa berubah.
Berikut adalah beberapa contoh pada perubahan fisika, antara lain:

a) Meremas kertas.
b) Air menjadi es batu.
c) Beras yang ditumbuk menjadi tepung.
d) Menghancurkan kaleng.
e) Benang yang ditenun menjadi kain.
f) Air raksa yang menguap.
g) Tanah liat menjadi gerabah.
h) Lilin yang meleleh.
i) Air yang mendidih.
j) Membekukan air.
k) Mencampur air dengan pasir.
l) Kaca pecah.
m) Mencampur minyak dan air.
n) Memecahkan gelas.
o) Melarutkan gula dan air.
p) Memecahkan telur.
q) Kertas pencacah.
r) Mencampur kelereng merah dan hijau.
s) Memotong kayu.
t) Sublimasi es kering menjadi karbon dioksida.
u) Mencampurkan gula dan air.
v) Meremas kantong kertas.
w) Mencampurkan permen merah dan biru.
x) Memecah batu.
y) Memotong apel.
z) mencampur warna cat.

2. Perubahan Kimia

Perubahan kimia merupakan suatu perubahan zat yang dapat menghasilkan zat baru.
Perubahan satu ini memiliki sifat permanen yang artinya zat hasil terbentuknya tidak bisa
diubah lagi ke dalam zat asalnya.

Contoh:

a) Kertas yang terbakar.


b) Petasan meledak.
c) Singkong menjadi tape.
d) Besi berkarat.
e) Pembusukan makanan, dan lainnya.

Perubahan kimia juga disebut juga sebagai reaksi kimia, yang mana ada dua istilah
yang dipakai yakni zat semula disebut reaktan atau pereaksi serta zat yang terbentuk disebut
sebagai hasil reaksi / produk reaksi. Contohnya apabila kayu dibakar akan menghasilkan
arang kayu, kayu tersebut disebut sebagai pereaksi dan arang kayu disebut sebagai hasil
reaksi. Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa, perubahan kimia tidak bisa merubah
kembali keadaan awal suatu zat.

Pada prinsipnya, perubahan kimia bisa terjadi sebab adanya kondisi berikut ini:

a. Karena Korosi atau Perkaratan


Korosi atau perkaratan merupakan salah satu peristiwa oksidasi. Pada proses satu ini,
logam akan bereaksi dengan oksigen ataupun air.

b. Karena Pembakaran
Pembakaran merupakan suatu reaksi oksidasi yang mana terjadi reaksi antara suatu zat
dengan oksigen. Apabila suatu zat mengalami pembakaran, telah dipastikan zat tersebut
mengalami perubahan struktur secara kimiawi.
Sebagai contohnya kayu yang dibakar menjadi arang.

c. Karena Pembusukan
Pembusukan yang terjadi di dalam makanan maupun zat lain karena adanya kegiatan
mikroorganisme.
Dengan begitu, makanan maupun zat yang telah mengalami pembusukan tidak dapat
kembali ke kondisi semula.

1. Ciri – Ciri Perubahan Kimia

Terjadinya suatu reaksi kimia bisa kalian lihat dari adanya ciri atau karakteristik yang
menyertai perubahan zat tersebut, diantaranya yaitu:

a. Perubahan Warna

Sebuah zat memiliki warna tertentu tergantung dengan komposisi serta kandungan
senyawa atau unsur di dalam zat itu sendiri. Sebagai contoh sendok logam yang
ditempatkan di atas nyala api, maka nantinya akan terbentuk warna hitam dari asap yang
di dalamnya mengandung karbon ataupun arang.

b. Perubahan Suhu

Suatu reaksi kimia berlangsung sebab adanya perubahan energi yang menyertai reaksi
kimia. Terdapat dua perubahan suhu yang mengikuti perubahan kimia, antara lain kalor
yang dilepaskan serta kalor yang diperlukan di dalam perubahan kimia.

2. Reaksi Kimia

a. Pembentukan Endapan
Sebuah zat yang sukar larut di dalam pelarut air. Contohnya seperti reaksi antara perak
nitrat dengan natrium klorida yang dapat menghasilkan endapan perak klorida berwarna
putih.

b. Pembentukan Gas
Beberapa perubahan kimia ada yang dapat menghasilkan gas. Contohnya di dalam reaksi
pembakaran yang menghasilkan gas CO2 maupun reaksi pembusukan yang menghasilkan
gas – gas berbau menyengat seperti gas ammonia.

3. Contoh Perubahan Kimia

Berikut adalah beberapa contoh dari adanya perubahan kimia, diantaranya yaitu:

a) Kertas yang dibakar jadi abu.


b) Fotosintesis.
c) Besi berkarat.
d) Nasi basi.
e) Kedelai dijadikan tempe dan tahu.
f) Daun kering yang diolah menjadi pupuk kompos.
g) Arang yang berasal dari pembakaran batang kayu.
h) Pembakaran bahan bakar bensin pada kendaraan bermotor.
i) Makanan yang dimakan diproses dalam tubuh menjadi feses (tinja).
j) Memasak, memanggang, memanaskan gula menjadi karamel.
k) Pelapukan kayu.
l) Pembusukan.
m) Pembakaran.
n) Pembuatan yoghurt.
o) Ledakan kembang api.
p) Pencernaan makanan.
q) Terbakarnya sumbu lilin.

Perubahan kimia serta perubahan fisika terkadang bisa juga terjadi secara bersamaan,
sebagai contoh pada pembakaran lilin. Lilin yang terbakar akan menghasilkan nyala api
serta asap hitam (karbon). Hal tersebut menunjukkan adanya reaksi kimia yang
berlangsung. Namun disisi lain, ketika pembakaran lilin terjadi juga ada perubahan
fisika yakni proses lilin yang tadinya berbentuk zat padat meleleh menjadi zat cair.

4. Manfaat Perubahan Fisika dan Kimia

Di dalam industri obat – obatan serta pestisida, perubahan fisika memiliki peran yang
penting khususnya di dalam proses pengeluaran zat – zat yang terkandung pada sebuah
bahan alam, yang mana hal itu dibutuhkan untuk bahan baku obat – obatan.

Proses pengeluaran berbagai zat yang terkandung pada sebuah bahan dinamakan sebagai
ekstraksi, contohnya ekstraksi tanin dari daun teh.

Proses ekstraksi tanin dari daun teh memanfaatkan adanya prinsip perubahan fisika,
senyawa tanin dari daun teh dilarutkan di dalam pelarut air dengan cara pemanasan.
Sehingga tanin yang berwujud padat dapat diubah menjadi bentuk yang terlarut di dalam
air panas.

Contoh ekstraksi yang sering dilakukan adalah membuat secangkir kopi.

Menyeduh kopi dengan menggunakan air panas, tiada lain ialah melakukan ekstraksi
kafein dari kopi supaya larut di dalam air panas, sehingga jika diminum akan terasa segar
dan nikmat.

You might also like