Professional Documents
Culture Documents
TUGAS KELOMPOK Etikolegal Kel 8
TUGAS KELOMPOK Etikolegal Kel 8
DISUSUN OLEH :
ADINDA DWISA MARCELYA (PO71241210059)
PUTRIANI (PO71241210054)
SUCI NANDA SARI (PO71241210024)
RAIHAN TERBITRI (PO71241210036)
WIDYA SHARANI (PO71241210022)
DOSEN PENGAMPU :
SRI YUN UTAMA,S.Pd, SST,MKM
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
D. penyembuuhan luka........................................................................................................ 5
A. KESIMPULAN................................................................................................................... 7
B. SARAN ............................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan yang professional serta aspek legal merupakan salah satu tugas
bidan sebagai pemberi layanan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tidak sesuai
dengan wewenang berisiko terjadi penyimpangan. Risiko tersebut dapat berupa
pelanggaran terhadap hak pasien. Pelanggaran hak pasien akan berakibat terancamnya
keselamatan pasien, dimana tidak adanya perlindungan hukum bagi pasien. Oleh karena
itu untuk mencegah agar tidak terjadi pelanggaran tersebut maka bidan praktik mandiri
perlu ditingkatkan mutu pelayanannya. Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada
penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu
pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu
pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adalah kepuasan pasien yang dilayani
oleh bidan.Menurut Keputusan menteri kesehatan republic Indonesia nomor
HK.01.07/Menkes/320/2020 tentang standar profesi bidan bahwa Manajemen Asuhan
Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan Bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosis kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan, Pencatatan ini ditulis secara
lengkap, akurat, singkat, jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, ditulis dalam
bentuk catatan perkembangan/Subjective, Objective, Assessment and Plan (SOAP) Notes.
Pada kenyataannya bidan di wilayah debong lor belum melakukan dokumentasi
kebidanan sesuai standar, seperti masih kurangnya dokumentasi asuhan kebidanan
yang belum sesuai dengan standar profesi bidan dan standar asuhan kebidanan.
3) Norma Kerja (Upah, jam kerja, penyediaan fasilitas umum, istirahat, perlakuan
khusus kepada perempuan dan anak)
A. Standar Profesi
Standar profesi berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 1992 adalah pedoman yang harus
dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Standar Profesi Bidan
merupakan rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan
parameter yang telah ditetapkan yaitu standar dalam pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung
jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).
Syarat Standar: (1) bersifat jelas, artinya dapat diukur dengan baik, termasuk mengukur berbagai
penyimpangan yang mungkin terjadi; (2) masuk akal, suatu standar yang tidak masuk akal, misalnya
ditetapkan terlalu tinggi sehingga mustahil dapat dicapai, bukan saja sulit dimanfaatkan tetapi juga akan
menimbulkan frustasi para pelaksana; (3) mudah dimengerti, suatu standar yang tidak mudah
dimengerti, atau rumusan yang tidak jelas akan menyulitkan tenaga pelaksana sehingga standar
tersebut tidak akan dapat digunakan; (4) dapat dicapai, merumuskan standar harus sesuai dengan
kemampuan, siatuasi serta kondisi organisasi; (5) absah, ada hubungan yang kuat dan dapat
didemonstrasikan; (6) meyakinkan, persyaratan yang ditetapkan tidak terlalu rendah dan tidak terlalu
tinggi; (7) mantap, spesifik dan eksplist, tidak terpengaruh oleh perubahan waktu untuk jangka waktu
tertentu, bersifat khas dan gambling.
Menurut Permenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002, standar Profesi adalah pedoman yang harus
dipergunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan profesi secara baik. Standar profesi kebidanan
terdiri dari 4 bagian, yaitu Standar Pelayanan Kebidanan, Standar Praktik Kebidanan, Standar Pendidikan
Bidan dan Standar Pendidikan Berkelanjutan Bidan.
Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai
kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan / atau latihan (Herry, 1998)
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 369/ Menkes/ SK/ III/ 2007
Tentang Standar Profesi Bidan yang diantaranya tentang standar kompetensi adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan umum, ketrampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan
masyarakat dan kesehatan profesional
Pernyataan kompetensi 1: Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu-ilmu
sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai
dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
Pernyataan Kompetensi ke-2: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan
yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orangtua.
c. Asuhan konseling selama kehamilan
Pernyataan Kompetensi ke-3: Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan. Berdasarkan
pernyataan kompetensi 3 maka dapat dirumuskan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki
oleh setiap bidan, yaitu:
Pernyataan Kompetensi ke-4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman,
menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya
yang baru lahir.
Pernyataan Kompetensi ke-5: Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu
tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
Pernyataan Kompetensi ke-6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi
baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
h. Kebidanan komunitas
Pernyataan Kompetensi ke-8: Bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada
keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
Pernyataan Kompetensi ke-9: Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita / ibu dengan gangguan
sistem reproduksi.
1. Area Kompetensi
1. KOMPONEN KOMPETENSI
a. Deskripsi kasus
sebagian besar tidak lengkap dan untuk INC dan Gawatdarurat Ibu dan Bayi
b. Masalah kasus
Berdasarkan masalah diatas maka dapat peneliti tertarik untuk melakukan
PEMBAHASAN MASALAH
1. Masalah
profesi bidan.``
bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah, termasuk kesehatan
wewenangnya.
dan tindakan yang dilakukan oleh Bidan sesuai dengan wewenang dan
SOAP.
informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
adalah suatu bentuk asuhan yang harus diberikan kepada klien, baik klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
asuhan yg menyeluruh meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari klien dan
dan diagnosa.
dibagian data dibagian data dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O”
atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah penederita tuna
wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan
disusun.
laboratorium. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain
dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini
akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnosis.
3. Analisis Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan
informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam
yang tepat. Analisis data adalah melakukan intrepretasi data yang telah
mempertahankan kesejahteraanya.
2. teori masalah
Kriteriainklusi :
dalam hal ini ketua IBI kota tegal sebagai informan triangulasi dengan
mencari data dari sumber yang beragam yang saling berkaitan dan
peneliti melakukan eksplorasi untuk mengecek kredibilitas dari
informan utama dan informan triangulasi. Apabila ada data yang perlu
1.KESIMPULAN
2.SARAN
a.Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan acuan, pedoman atau pertimbangan dalam
melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
dokumentasi kebidanan dan ketenagakerjaan
Tingkatkan kerjasama antara dinas kesehatan dan organisasi IBI untuk membina
tenaga kesehatan khususnya bidan dalam hal pendokumentasian sesuai dengan
standar.