You are on page 1of 13

LAPORAN KASUS

SMF THT-KL 2022

Disusun Oleh :
Cahyati Fajariah
014.06.0056
DPJP :
dr. Muhammad Arif Sudianto, Sp.THT-KL

Kepaniteraan Klinik SMF THT-KL RSUD Kota Mataram


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram 2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2

BAB I .................................................................................................................. 3

IDENTITAS PASIEN .......................................................................................... 3

1.1 Identitas Pasien ........................................................................................... 3

BAB II ................................................................................................................ 4

SOAP .................................................................................................................. 4

2.1 Follow-up Pasien Pre Operasi ..................................................................... 4

2.2 Follow-up Pasien Post Operasi ................................................................... 7

BAB III ............................................................................................................. 10

INDIKASI PASIEN OPERASI DAN PEMBAHASAN ..................................... 10

Indikasi Pasien Operasi .................................................................................. 10

Pembahasan ................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

2
BAB I

IDENTITAS PASIEN
1.1 Identitas Pasien
No. RM : 401280

Nama Lengkap : Dery Apriansyah

Alamat : Dusun Sesaot Timur

Usia : 36 Tahun
Agama : Islam

Pekerjaan : Satpam

Status Perkawinan : Menikah

Pasien ruangan : Irna IIIC

3
BAB II

SOAP

2.1 Follow-up Pasien Pre Operasi

S O A P
- Daging - Keadaan Pre - Ekstraksi
tumbuh di Umum : Baik. Operasi Granulosa
liang telinga - Tekanan Granulosa Membran
yang darah : 110/80 Membran Timpani.
mengganngu mmHg Timpani - Asering 20
pendengaran - Suhu : 36.61 tpm
- Riwayat C - Puasa 6
operasi : (-) - Nadi : jam sebelum
- Riwayat 80x/menit operasi
Penyakit - SpO2 : 98%
Terdahulu : Telinga :
DM (-), *Aurikula kanan
Hipertensi (-). :Bentuk dan
ukuran telinga
normal, sikatrik (-
), infeksi (-),
massa (-), nyeri
tekan tragus (-) ,
nyeri tarik
aurikula (-)
* Aurikula kiri :
Bentuk dan
ukuran telinga
kiri normal,
sikatrik (-),
infeksi (-), massa

4
(-), nyeri tekan
tragus (-) , nyeri
tarik aurikula (-).
Liang telinga
kanan lapang,
MT intak, sekret(-
) serumen (-),
cone of light (+)
Liang telinga
kiri lapang, MT
intak, terdapat
massa di telinga
membran
timpani, sekret (-
), serumen (+),
coneof light (+)
Hidung :
- Bentuk
dorsum
nasi, ala
nasi
normal.
- Cavum
nasi kanan
: lapang,
sekret (-),
konka
inferior dan
konka
media
tampak
normal,

5
- Cavum nasi
kiri :
lapang,
sekret (-),
konka
inferior dan
konka media
tampak
normal,
Mulut :
- Mulut :
Bibir
simetris.
- Tonsil :
T1-T1,
kripta (-
), lebam
(-), Post
Nasal
drip (-)

Leher :
Leher dextra
Pembesaran KGB
(-), nyeri (-).
Leher sinistra
pembesaran KGB
(-), nyeri (-)
Posisi trakea
normal,
pembesaran
kelenjar tiroid (-)

6
2.2 Follow up Pasien Post Operasi

S O A P
Tidak - Keadaan Post - Infus Asering
ada Umum : Baik Operasi 20 tpm
keluhan - GCS : Granulosa - Cefixime
Composmenti Membram 2x200mg
s Timpani - Methylprednis
- TD : 115/82 Sinistra olone 3x8mg
mmHg - Lansoprazole
- Suhu : 36 C 2x30mg
- Nadi : - Sanmol Forte
81x/menit 3x650mg.
- SpO2 : 100%

Telinga :
*Aurikula kanan : Bentuk
dan ukuran telinga normal,
sikatrik (-
), infeksi (-), massa (-),
nyeri tekan tragus (-) ,
nyeri tarik aurikula (-)
* Aurikula kiri : Aurikula
luka post operasi tertutup
kassa tidak ada darah
ataupun cairan yang
tampak pada kassa.

7
Liang telinga
kanan lapang,
MT intak, sekret
(-), serumen (-),
cone of light (+)
Liang telinga
kiri Pasien
Mengenakan
Kasa penutup
luka bekas
operasi. Tidak
Dievaluasi.

Hidung :
Bentuk dorsum
nasi, ala nasi
normal.
Cavum nasi
kanan : Lapang,
sekret (-), konka
inferior dan
konka media
tampak normal.
Cavum nasi kiri
: Lapang, sekret
(-), konka
inferior dan
konka media
tampak normal.

8
Mulut :
Mulut : Bibir
simetris.
- Tonsil : T1-T1,
kripta (-), lebam
(-), Post Nasal
drip (-)

Leher :
Leher dextra
Pembesaran KGB
(-), nyeri (-).
Leher sinistra
pembesaran KGB
(-), nyeri (-)
Posisi trakea
normal,
pembesaran
kelenjar tiroid (-)

9
BAB III

INDIKASI PASIEN OPERASI DAN PEMBAHASAN

Indikasi Pasien Operasi

Pasien atas nama Dery Apriansyah, usia 36 tahun merupakan pasien


rujukan dari Rumah Sakit Harapan Keluarga dengan Granuloma Membran
Timpani Sinistra dan perforasi membran timpani. Pasien di rujuk ke RSUD Kota
Mataram untuk dilakukan operasi. Jadi untuk kasus pasien ini dilakukan
Timpanoplasti.
Timpanoplasti adalah operasi telinga tengah yang bertujuan untuk
memperbaiki sistem aerasi dari tuba eustachius sampai dengan tulang temporal
serta memperbaiki sistem penghantaran mekanik gelombang suara dan
menciptakan kondisi yang bersih dan kering.
Adapun beberapa indikasi dari timpanoplasti, yaitu :
1. Kurang pendengaran tipe konduksi yang dikarenakan perforasi
membran timpani, diskontinuitas tulang pendengaran.
2. Otitis media yang kronik atau rekuren karena kontaminasi akibat
dari perforasi membrane timpani.
3. Terjadi kurang pendengaran yang progresif dikarenakan otitis
media yang kronik.
4. Perforasi gendang telinga yang menetap lebih dari 3 bulan.
5. Terlibat dalam olahraga air atau berenang.
6. Diskontinuitas tulang pendengaran.
7. Untuk memfiksasi tulang pendengaran.

Pembahasan
Jadi pada pasien dengan Granuloma membran timpani sinistra ini
didiagnosa Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) Sinistra tipe bahaya.
Mengingat OMSK tipe bahaya seringkali menimbulkan komplikasi yang
berbahaya, maka perlu ditegakkan diagnosis dini. Walaupun diagnosis pasti
baru dapat ditegakkan di kamar operasi, namun beberapa tanda klinik dapat
10
menjadi pedoman akan adanya OMSK tipe bahaya, yaitu perforasi pada
marginal atau pada atik. Tanda ini biasanya merupakan tanda dini dari OMSK
tipe bahaya, sedangkan pada kasus yang sudah lanjut dapat terlihat abses atau
fistel retroaurikuler (belakang telinga), polip atau jaringan granulasi di liang
telinga luar yang berasal dari dalam telinga tengah, terlihat kolesteatoma pada
telinga tengah , (sering terlihat di epitimpanum), sekret berbentuk nanah dan
berbau khas (aroma kolesteatoma).

Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang-
ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan
ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu adanya
perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah berhu-
bungan dengan dunia luar, terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung
dan sinus paranasal, sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam
rongga mastoid, dan gizi dan higiena yang kurang.

Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan


medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat
pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari. Setelah sekret
berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang
mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Pemberian oral diberikan
antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin, (bila pasien alergi
terhadap penisilin), sebelum hasil tes resistensi diterima. Pada infeksi yang
dicurigai karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin dapat diberikan
ampisilin asam klavulanat.

Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi
selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti.
Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen,
memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya
komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki
pendengaran. Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada,
atau terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih
dahulu, mungkin juga perlu melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi
dan tonsilektomi.

11
Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi.
Jadi, bila terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat ialah dengan
melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif
dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum
dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses sub periosteal retroaurikuler,
sebaiknya dilakukan mastoidektomi.

Adapun beberapa jenis pembedahan OMSK dengan mastoiditis kronis,


baik tipe aman atau bahaya, antara lain : mastoidektomi sederhana (simple
mastoidectomy), mastoidektomi radikal, mastoidektomi radikal dengan
modifikasi, miringoplasti, timpanoplasti, pendekatan ganda timpanoplasti
(Combined approach tympanoplasty). Jenis operasi yang dilakukan tergantung
pada luasnya infeksi atau kolesteatom dan sesuai dengan luasnya infeksi atau
luas kerusakan yang sudah terjadi, kadang-kadang dilakukan kombinasi dari
jenisoperasi itu atau modifikasinya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Shenoi PM Mangement of Chronic suppuralive Otitis Media Scott-Brown's


Otolaryngology, Fifth Edition. Otology Editor John B Booth. Butterworth
lnternational Edition, 1987 :p.21 5-232
Tos M. Cartilage Tympanoplasty , Classification of Methods-TechniqueResults.
Stuttgart: Georg Thieme Verlag; 2009. 411 p. 3. Fisch U. General consideration
Tympanoplasty, mastoidectomy and stapes surgery

Zainul A. Djaafar Pentingnya Diagnosis Dini pada Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK) Tipe "Dangerous" Kumpulan Naskah Kongres Nasional Vl PERHATI
Medan 30 Juni - 2 Juli 1980:p.30-6.

13

You might also like