You are on page 1of 8

Nama : Faisal Haris Hidayatulloh

NIM : 19102030009

Kelancaran Pengadaan Walimatul Ursy pada Masa


Pandemi di Kabupaten Madiun
Latar Belakang

Saat ini Kabupaten Madiun sedang menghadapi tantangan yang mengharuskan masyarakat
beradaptasi dengan situasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Belum ditemukannya
vaksin dan pengobatan definitif COVID-19 diprediksi akan memperpanjang masa pandemi, sehingga
Pemerintah Kabupaten Madiun harus bersiap dengan keseimbangan baru pada kehidupan
masyarakatnya. Aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi harus berjalan beriringan dan saling
mendukung agar tercapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu berbagai kebijakan percepatan
penanganan COVID-19 harus tetap mendukung aktifitas perekonomian dan sosial masyarakat.
Masyarakat pasti akan melakukan aktifitas kehidupan sosial dan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Risiko pergerakan orang dan berkumpulnya masyarakat pada tempat dan fasilitas umum,
memiliki potensi penularan COVID-19 yang cukup besar. Agar roda perekonomian tetap dapat
berjalan, maka perlu dilakukan mitigasi dampak pandemi COVID-19 khususnya bagi kehidupan
sosial masyarakat. Masyarakat harus melakukan perubahan pola hidup dengan tatanan dan adaptasi
kebiasaan yang baru (new normal) agar dapat hidup produktif dan terhindar dari penularan COVID-
19. Kedisiplinan dalam menerapkan prinsip pola hidup yang lebih bersih dan sehat merupakan kunci
dalam menekan penularan COVID-19 pada masyarakat, sehingga diharapkan wabah COVID-19 dapat
segera berakhir.Dalam menghadapi tatanan hidup baru atau New Nomal ini, segenap jajaran
pemerintah menyiapkan segala aturan yang harus ditaati olehsetiap masyarakat agar setiap aktivitas
masyarakat dapat dilakukan seperti dulu kala akan tetapi tidak meninggalkan seluruh protokol
kesehatan dari new normal.

Tentunya banyak kegiatan-kegiatan yang terhambat dengan adanya pandemi saat ini.Banyak
adat istiadat dan kewajiban masyarakat yang harus di tunda untuk beberapa sebab, mulai dari adat dari
orang jawa sendiri seperti WalimatulUrsy, tahlilan, yasinan, tedak siten, aqiqah, dan lain sebagainya..
Tentunya untuk melaksanakan segala kegiatan dalam skala besar yang dapat juga mengundang
gerumbulan atau kelompok dalam berinteraksi dapat menjadi penyebab bertambahnya korban virus
corona. Masa Pandemi seperti ini banyak pernikahan yang tertunda karena wabah COVID-19, setelah
sekian lama direncanakan banyak pasangan calon pengantin harus rela menunda pernikahan mereka.
Walimatul Ursy sudah menjadi adat bagi masyarakat jawa ketika sepasang lelaki dan perempuan telah
melaksanakan akad hendaknya mengadakan walimatul ursy untuk menyampaikan rasa syukur atas
pernikahannya, selain itu walimatul ursy juga memiliki esensi mengundang kerabat dekat dan juga
tetangga.

Namun adanya pandemi COVID-19 meyebabkan banyak agenda yang seharusnya


berlangsung tertunda seperti walimatul ursy. Bukan hanya walimatul ursy tetapi berbagai adat istiadat
pula yang berpotensi menimbulkan gerombolan harus ditunda. Adapun pelaksanaa yang melibatkan
khalayak banyak haruslah mendapatkan izin dari satgas dan juga kepala desa setempat agar dapat
meminimalisir terjadinya mata rantai COVID-19. Selain dari perizinan yang cukup rumit harus
dipenuhi juga segala check list protokol kesehatan yang harus diterapkanguna terselenggaranya acara
dan tetap mengikuti protokol kesehatan sesuai anjuran dari satgas.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemenuhan list perizinan pengadaan Waliamatul Ursy di tengah masa


pandemi?
2. Apakah Walimatul Ursy tetap berjalan lancar dengan adanya Protokol Kesehatan?

Tujuan Penelitian

1. Memaparkan dan menjelaskan segala bentuk Persayaratan pengadaan Walimatul Ursy di


tengah masa pandemi
2. Menjelaskan Walimatul Ursy tetap berjalan lancar dengan adanya Protokol Kesehatan

Kajian Pustaka

Penelitian ini merupakan penelitiaan yang pertama kali dilakukan. Kita ketahui
bersama bahwa pandemi COVID-19 ini baru kita rasakan pada tahun ini, jadi penelitian
tentang isu yang diangkat oleh peneliti belum ada dari orang lain yang mengkajinya. Namun,
terdapat beberapa fokus penelitian yang sama dengan fokus judul yang diteliti oleh penulis
yaitu mengenai kegiatan Pernikahan secara besar-besaran (Walimatul Ursy) di masa
pandemi. Berikut beberapa penelitian yang memiliki fokus yang sama antara lain :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Alfinna Ikke Nur Azizah dengan judul
"Pengadaan Walimatul 'Ursy di masa Pandemi dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum
Negara" Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa penjelasan mengenai pernikahan dan juga
mengenai hukum pernikahan menurut islam berbagai hadis dan juga ayat al-qur'an yang
menerangakan mengenai hukum pernikahan. Penulis juga menjelaskan beberapa hikmah dari
pernikahan, selain penjelasan tentang pengertian hukum dan juga hikmah dalam penelitian ini
menunjukkan macam-macam syarat dan juga rukun terlaksananya sebuah pernikahan. Setelah
penjelasan mengenai pernikahan inti pembahasan penelitian ini barulahmerujuk kepada acara
Walimatul 'Ursy dari sudut pandang Hukum islam yang telah dianjurkan oleh agama, dalam
penelitian Pengaadaan Walimatul 'Ursy ini juga dijelaskan dasar dari walimah dan juga
macam-macam walimah yang menfokuskan penelitian ini terhadap objek penelitian
Walimatul 'Ursy. Dengan adanya Pandemi seperti ini tatanan masyarakat yang semula
berjalan sesuai dengan semestinya dapat dikatakan terbengkalai dengan adanya pandemi ini,
pada penelitian ini penulis membahas tentang hukum awal dari Walimatul 'Ursy itu sendiri
dan hukum diadakannya Walimatul 'Ursy pada masa Pandemi seperti sekarang,

Kajian Teori

1. Pernikahan

Secara bahasa nikah memiliki arti mengumpulkan atau menghimpun. Dari makna
bahasa tersebut maka dapat diambil pengertian dasar yaitu berkumpul atau bertemunya
perempuan dan laki-laki yang bukan mahram dalam suatu ikatan pernikahan.1 Nikah juga
mempunyai arti bersatu, berkumpul, akad dan bersetubuh.2 Menurut Imam Hanafi nikah
merupakan bertemunya pria dan wanita dan mengucapkan akad perjanjian yang menjadikan
halalnya sebuah hubungan seksual sebagai suami istri.3 3 Menurut Sayuti Thalib pernikahan
atau perkawinan merupakan pembentukan ikatan suami istri antara perempuan dan laki-laki
dengan mengucapkan janji suci.4 Pernikahan atau akad nikah juga diartikan sebagai
serangkaian ijab dan qabul yang dilaksanakan dan diucapkan oleh mempelai pria ataupun
wakilnya yang disaksikan oleh dua pihak mempelai yang menikah.5 Menurut Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang menjelaskan bahwa pernikahan merupakan suatu ikatan
lahir batin antara pria dengan wanita dengan tujuan untuk membentuk rumah tangga bersama
yang kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan bahagia. 6 Pernikahan menurut Prof.

1
Rizem Aizid, Fiqh Keluarga Terlengkap (LAKSANA, 2018), 43.
2
Mardani, Keluarga Islam Di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2017), 23.
3
M. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Dan
Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 2.
4
Thalib Sayuti, “Hukum Kekeluargaan Indonesia,” Jakarta: UI Pres. Cet 1986 (1986): 47.
5
Mardani, Keluarga Islam Di Indonesia, 24.
6
Zainuddin Zainuddin and Zainuddin Afwan, “Kepastian Hukum Perkawinan Siri Dan Permasalahannya
Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974” (Deepublish, 2017), 13.
Dr. Mahmud Yunus merupakan pelaksanaan akad antara mempelai pria dan wanita untuk
memenuhi hajat mereka yang jenisnya menurut agama telah diatur.7

2. Walimatul 'Ursy

Walimatul ‘Ursy secara bahasa terbagi menjadi dua kata yaitu al walimah dan al
‘Ursy. Kata Walimah berarti berkumpul sedangkan kata ‘Ursy berarti menikah. Maka
Walimatul ‘Ursy dapat diartikan sebagai suatu rangkaian khusus pernikahan. Sedangkan
pengertian walimatul ‘ursy secara umum dapat diartikan sebagai serangkaian pesta dalam
rangka untuk mensyukuri nikmat dari Allah atas terlaksananya akad pernikahan dengan
menghidangkan suatu makanan.8 Sedangkan menurut Imam Marsudi walimah merupakan
berlangsungnya pernikahan dengan rasa syukur atas Allah SWT.

3. Pernikahan pada Masa Pandemi

Dalam keadaan hidup tatanan baru segala kegiatan terkait dengan pelaksanaan acara
telah diatur dan diumumkan peraturan tata caranya. Sudah menjadi adat istiadat setiap suku
yang ada di Indonesia ketika seseorang mendapati pasangan hidupnya untuk mengadakan
sebuah acara yang dianggapnya bentuk syukur atas jodoh yang telah ditemukannya. Dalam
adat setiap suku yang ada di Indonesia terdapat beberapa kegiatan yang harus dilakukan guna
tercapainya pernikahan seseorang tersebut. Dalam melaksanakan kegiatan ini bertujuan untuk
mengundang sanak saudara dan juga kerabat bahwa ada hajat sanak saudaranya yang akan
melepaskan masa lajangnya dan hendak melanjutkan sebagian dari sunah.

Dalam acara yang dilaksanakan ini normalnya dilaksanakan secara besar-besaran,


selain mengundang sanak saudara dan kerabatnya seseorang yang memilki hajat juga
mengundang beberapa masyarakat yang ada pada linkup lingkungannya. Namun berbeda
cerita dengan adanya pandemi seperti ini setiap agenda yang dilaksanakan secara besar-besar
tidak dapat dilaksanakan dengan mudahnya, banyak perijinan yang harus diajukan untuk
dapat dilaksanakannya acara, banyak pula batasan-batasan yang harus tetap dilaksanakan
guna tetap terselengaranya acara.

Masa pandemi sepertiini adalah masa yang amat sulit bagi kita dalam melaksanakan
setiap kegiatan yang berskala besar, karena secara jelas hal tersebut dapat memicu lonjakan
beru terhadap perkembangan virus COVID-19. Dalam menangani masa pandemi ini yang

7
Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan Dalam Islam (Al-Hidajah, 1964), 2.
8
R.M. Dahlan, Fikih Munakahat (Yogyakarta: Deepublish, 2015), 80–81.
belom kita ketahui kapan usainya dan kapan dari obat dan vaksin di temukan jajaran
pemerintah mengambil tindakan untuk mengelurkan keputusan agar tetap bisa
dilaksanakanya setiap kegiatan sosial dan ekonomi guna untuk menyokong dan mendorong
sektor ekonomi agar dapat bertahan di masa pandemi seperti ini.

Pada mulanya pandemi, segala aktivitas terhambat dengan adanya rasa ketakutan atas
kenaikan orang yang terpapar virus, kini terdapat hidup tatanan baru atau di sebut New
Normal yang memberikan setiap kegiatan sosial dan ekonomi dapat dilaksanakan namun
tanpa menghiraukan setiap protokol kesehatan. Acara yang semulanya besar yang dapat
mengundang hampir kurang lebih 500 orang lebih hanya bisa menundang sekurang lebihnya
hanya 200 orang sanak saudara. Setiap protokol kesehatan juga harus senantiasa ditaati, agar
tidak terjadi lonjakan korban yang terjangkit dengan virus COVID-19.

Metodologi Penelitian

Metodologi yang peneliti gunakan disini sebatas pengamatan secara jauh dan juga
wawancara dengan kerabat yang melaksanakan kegiatan hajatan atau acara pernikahan.
Dalam melaksanakan wawancara tersebut peneliti hanya sebatas tanya jawab yang tak lain
seputar dengan pelaksanaan acara di tengah masa pandemi dan juga hambatan yang dirasakan
di tengah masa pandemi ini.

a. Lokasi Penelitian

Peneliti disini mengambil beberapa lokasi penelitian terhadap objek kajian penelitian.
Mengenai lokasi penelitian Pengadaan Walimatul Ursy di Masa Pandemi, peneliti memilihl
okasi di Kabupaten Madiun, Adapun beberapa lokasi penelitian yang diambil peneliti adalah
sebagai berikut:

1. Lokasi pertama, di desa Banjarsari Kulon Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun


yang mana dilaksanakan secara sederhana atau bisa dibilang cukup besar.
2. Lokasi yang kedua, peneliti mengambil sempel dengan acara pernikahan yang
dilaksanakan di desa tetangga tepatnya di desa Jetis Kecamatan Dagangan Kabupaten
Madiun.
3. Untuk lokasi yang ketiga yang di ambil oleh peneliti adalah lokasi yang cukup jauh
dengan tempat tinggal peneliti yang mana daerahnya agak jauh dengan jarak kota
Madiun itu sendiri, tepatnya di desa Mlilir Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
b. Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengadaan Walimatul Ursy Pada Masa Pendemi di Kabuaten
Madiun” menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Maksud dari
penelitian ini ialah menkaji tentang kegiatan yang dilaksanakan di tengah masa pandemi
Covid-19.

c. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek yang dikaji dalam penelitian adalah keluarga atau lingkup
daerah yang melaksanakan acara pernikahan atau Walimatul Ursy dalam skala besar yang
terdapat pada lingkup Kabupaten madiun. Subyek penelitian ini pula memiliki indikator
apabila undangan bisa mencapai 300 lebih dapat di katakan acara atau hajatan yang besar,
juga hajatan yang dilaksanakan apakah sesuai dan juga menaati segala protokol kesehatan
yang telah di tentukan. Protokol kesehatan yang perlu ditaati seperti penggunaan masker,
pengecekan suhu tubuh, cuci tangan sebelum masuk dan berinteraksi, menjaga jarak dan
segala protokol yang harus ditaati dalam pelaksanaan hajatan tersebut. Hal tersebut dikaji dan
diamati secara seksama apakah terselenggara dengan baik.

d. Penentuan informan

Dalam menentukan informan, penulis menggunakan teknik purposive sampling yaitu


teknik pengambilan sampel sumber data degan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu
ini mencakup individu yang dianggap paling mengetahui tentang apa yang diharapkan oleh
penulis atau individu tersebut sebagai penguasa sehingga akan memudahkan penulis untuk
menjelajahi objek atau situasi sosial yang akan di teliti1.

e. TekhnikPengumpulan Data

Tekhnik
Data yang
No. Data yang dicari Sumber data Pengumpulan
dibutuhkan
Data
1. Perizinan Walimatul Kepala Desa/
1. List perizinan 1. Wawancara
Ursy di masa Pandemi Lurah
Keluarga
1. Observasi
2. Kendala perizinan Pelaksana
2. Wawancara
pernikahan
3. Step by step Kepala Desa/ 1. Observasi
pemenuhan Lurah
2. Wawancara
1. Alur pelaksanaan Keluarga 1. Observasi
Kelancaran Acara acara dengan Pelaksana 2. Wawancara
2. dengan adanya protokol kesehatan Pernikahan
Protokol Kesehatan 2. Ketertiban Tamu 1. Pengamatan
protokol Kesehatan. pernikahan 2. Observasi

f. Tehnik Validitas Data


Untuk mengecek validitas data penelitian, peneliti menggunakan metode triangualasi
data .Yaitu mengecek data yang diperoleh dari wawancara dan observasi dari sumber yang
berbeda. Triangulasi data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara : (1) membandingkan data
hasil observasi dengan data hasil wawancara atau sebaliknya. (2) membandingkan keabsahan
dan keadaan pemenuhan perizinan di tengah masa pandemi dengan keadaan normal atau
sebaliknya.
g. Tehnik Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian interaktif
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. 9 Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan pengamatan terhadap perbandingan antara hasil wawancara
dengan hasil observasi.

Daftar Pustaka

Aizid, R. (2018). Fiqh Keluarga Terlengkap. LAKSANA.

Dahlan, R. (2015). Fikih Munakahat. Yogyakarta: Deepublish.

Mardani. (2017). Keluarga Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Miles, & B., M. (1992). Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber tentang Metode-Metode
Baru. 16-19.

Ramulyo, M. I. (1996). Hukum Perkawinan Islam : Suatu Analisis dari Undang-undang


Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Sayuti, T. (1986). Hukum Kekeluargaan Indonesia. Jakarta: UI Pres.

Yunus, M. (1964). Hukum Perkawinan Dalam Islam. Al-Hidajah.

9
Miles dan Matthew B, “Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru “ ,( Yogyakarta:
UIN Press,1992 ,hlm.16-19
Zainuddin, z., & Afwan, Z. (2017). Kepastian Hukum Perkawinan Siri dan Permasalahannya
ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974. Deepublish.

You might also like