You are on page 1of 1

EXCELLINK EQUITY FUND Fund Fact Sheet | Juni 2021

PROFILE SINARMAS MSIG LIFE

Didirikan pada 14 April 1985, PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. telah mengalami berbagai perkembangan dan perubahan. PT. Asuransi Jiwa Purnamala Internasional
Indonesia (PII), begitulah nama awal perusahaan ini ketika lahir. Setelah diubah menjadi PT. Asuransi Jiwa Eka Life, maka dalam perkembangannya pada 2007 berganti lagi
menjadi PT. Asuransi Jiwa Sinarmas dan kini telah melakukan joint venture dengan Mitsui Sumitomo Insurance Co.,Ltd. Pertumbuhan Sinarmas MSIG Life menunjukan
perkembangan yang sangat signifikan dapat dilihat dari Premium Income yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada akhir tahun 2020, tercatat Total Aset Sinarmas MSIG
Life mencapai Rp 15,21 Triliun. Dengan kinerja yang cermat dan hati-hati, rasio pencapaian solvabilitas yang dicapai Sinarmas MSIG Life akhir tahun 2020 dengan menggunakan
metode Risk Based Capital (RBC) adalah 1.367,7%.

OBJEKTIVITAS INVESTASI TINGKAT RISIKO

Dana investasi rupiah yang agresif ditempatkan melalui efek saham dengan memberikan tingkat pertumbuhan nilai Konservatif Moderat Agresif
investasi yang optimal dalam jangka panjang.

TENTANG FUND ALOKASI ASET 10 KEPEMILIKAN EFEK TERBESAR


(Berdasarkan Abjad)

Fund Size (Miliar) Rp 377,32 Ekuitas 0 - 100 %


Harga NAB / Unit Rp 915,15 Astra International Tbk
Sejak Diterbitkan (CAGR) -1,78% Bank Central Asia Tbk
Tanggal Peluncuran 22 September 2016 Bank Mandiri Tbk
NAB Peluncuran Rp 1.000,00 Bank Negara Indonesia Tbk
ALOKASI PORTOFOLIO
Mata Uang IDR Bank Rakyat Indonesia Tbk
Jenis Dana Ekuitas Charoen Pokphand Indonesia Tbk
1,61%
Valuasi Harian Merdeka Copper Gold Tbk
Biaya Manajemen Max 2.00% Sarana Menara Nusantara Tbk Pt
Manajer Investasi PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. Ekuitas Telekomunikasi Indonesia Tbk
Bank Kustodian Bank CIMB Niaga United Tractors Tbk
Kas/Deposito
Jumlah Unit Penyertaan 412.311.190,93

98,39% Harga per Unit Jual Beli


30 Juni 2021 Rp 915,1 Rp 869,4

KINERJA PORTOFOLIO

1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 1 Tahun YTD 3 Tahun 5 Tahun


Excellink Equity Fund -4,72% -5,53% -10,36% 5,06% -10,36% -14,36% -
Tolok Ukur* -5,14% -6,34% -10,34% 5,45% -10,34% -15,97% -
*Adjusted index (Sep16-Mar17 LQ45, Apr 17 IDX30)

Kinerja Sektoral IDX 30 Harga Unit Excellink Equity Fund Kinerja Bulanan Excellink Equity Fund
Juni 2021 Sejak Diterbitkan
1.400 15,00%
Telekomunikasi 1,75%
1.200 10,00%
Kesehatan -1,58%
1.000
Konsumer -2,34% 5,00%

Material -3,37% 800


0,00%
Discretionary -5,90% 600
-5,00%
Keuangan -6,04% 400

Energi -6,52% 200


-10,00%

Utilitas -9,87% 0 -15,00%


Real Estate -12,00%
-15,00% -10,00% -5,00% 0,00% 5,00%

KOMENTAR MANAJER INVESTASI

Saham Amerika Serikat masuk babak baru setelah rapat the Fed pada pertengahan Juni 2021. The Fed memajukan jadwal kenaikan suku bunga setelah inflasi meningkat yang
sebelumnya 2024 menjadi 2023. Namun, bank sentral US tidak memberikan indikasi kapan akan memulai pemotongan program pembelian surat utang, meskipun Fed
Chairman Jerome Powell menjelaskan bahwa pihaknya membicarakan dalam rapat. Setelah pemberitaan tersebut, indeks S&P 500 terkoreksi, yield UST 10 tahun stabil di
bawah 1.5% dan DXY lompat ke 92. Selain itu, salah satu pengamatan menarik lainnya adalah pergerakan value stocks dan growth stocks dimana sejak tema re – opening
dimulai awal tahun value stocks berusaha mengejar ketinggalan dari growth stocks yang berkinerja sangat baik pada tahun lalu. Namun, setelah the Fed mengumumkan
rencana kenaikan suku bunga, growth stocks mendapatkan momentum kembali. Kedepannya, perekonomian negara maju diperkirakan akan kembali ke normalisasi seperti
level sebelum pandemi. Sehingga pertumbuhan adalah salah satu pendorong dalam kinerja saham.

IHSG bergerak positif selama bulan Juni +0.64% (vs -0.80% di Mei) atau naik sebesar 38.03 poin ke level 5,985.49. Suku bunga BI 7DRRR tetap berada pada level 3.50%.
Tingkat fasilitas simpan dan pinjaman tetap pada angka 2.75% dan 4.25%. Badan Pusat statistik (BPS) mencatatkan inflasi YoY pada bulan Juni sebesar 1.33% sedangkan
secara MoM pada bulan Juni mengalami deflasi sebesar -0.16%. Indonesia mencatatkan PMI pada bulan Juni sebesar 53.5, dimana angka ini menunjukkan penurunan jika
dibandingkan dengan bulan Mei 2021. Tekanan pada bulan ini disebabkan oleh peningkatan kasus baru Covid-19 menjadi sumber ketidakpastian di pasar saham, Indonesia
mencatat rekor kasus harian terbaru hingga diatas 20,000 kasus, hingga pemerintah kembali memberlakukan PPKM Mikro, dan meningkatkannya menjadi PPKM Darurat.

Ringkasan Fund
Pada bulan Juni, Indeks IDX30 melemah -5.14% atau -24.39 poin di level 450.35. Tekanan pada bulan ini disebabkan oleh beberapa sentimen global maupun lokal. Dari pasar
global berupa kekhawatiran lebih cepatnya tapering dilakukan oleh the Fed setelah inflasi AS naik yang naik hingga 5%YoY. Dari dalam negeri, peningkatan kasus baru Covd-
19 menjadi sumber ketidakpastian di pasar saham. Dengan terus membaiknya data makroekonomi Indonesia yang juga ditopang oleh belanja pemerintah, meningkatnya
daya beli masyarakat, juga meredanya pandemi Covid-19, diharapkan akan terus berdampak positif pada pasar saham.

You might also like