You are on page 1of 5

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


1.1 Hasil Pengamatan

Eluen N-heksana:
Etil Asetat
(a) 7:3

Rf=

(a) 366nm
Gambar hasil profil kromatografi lapis tipis sampel bulu babi UV 254, dan UV
366 nm eluen N-heksana: Etil asetat (a) 7:3 (b) 7:3
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahuai adanya kandungan
senyawa pada suatu sampel dengan metode KLT. Percobaan ini dilakukan untuk
mengidentifikasi kandungan senyawa pada ekstrak n-heksan, etil asetat dan
metanol dari sampel bulu babi yang sebelumnya telah melewati prosen
kromatografi cair vakum.
Metode yang digunakan dalam identifikasi kandungan senyawa yang
terdapat pada ekstrak sampel ini adalah menggunakan metode kromatografi lapis
tipis menggunakan UV 254 nm dan UV 366 nm. Menurut Jayanti dkk (2015),
Kromatografi Lapis Tipis merupakan suatu metode yang digunakan untuk
memisahkan campuran komponen. Pemisahan campuran komponen tersebut
didasarkan pada distribusi komponen pada fase gerak dan fase diamnya.
Kromatografi lapis tipis biasanya digunakan untuk tujuan analisis
kualitatif, analisis kuantitatif dan analisis preparatif. Suatu sistem KLT terdiri dari
fase diam dan fase gerak. Menurut Fikamilia dkk (2020) prinsip kerja KLT yaitu
adsorpsi, desorpsi, dan elusi. Adsorpsi terjadi ketika larutan sampel ditotolkan ke
fase diam (plat KLT) menggunakan pipa kapiler, komponen–komponen dalam
sampel akan teradsorbsi di dalam fase diam. Desorbsi adalah peristiwa ketika
komponen yang teradsorbsi di fase diam didesak oleh fase gerak (eluen), terjadi
persaingan antara eluen dan komponen untuk berikatan dengan fase diam. Elusi
adalah peristiwa ketika komponen ikut terbawa oleh eluen.
Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu dan
dibersihkan menggunakan alkohol 70%. Tujuan dibersihkan alat menggunakan
alkohol 70% adalah agar membunuh atau menghilangkan bakteri yang menempel
pada alat yang akan digunakan sehingga ketika sampel dituangkan ke dalam alat
akan terhindar dari mikroorganisme. Menurut Noviansari (2013), alkohol
menunjukkan aktivitas sebagai antifungi dan dapat mendenaturasi protein, alkohol
mempunyai aktifitas sebagai bakterisid yang membunuh bakteri dalam bentuk
vegetatifnya.
Fraksi yang dihasilkan kemudian di angin-anginkan hingga sebagian pelarut
teruap dan tersisa ekstrak kental. Menurut Depkes RI (2014), ekstrak kental
(Extractum spissum) merupakan sediaan kental yang apabila dalam keadaan
dingin dan kecil kemungkinan bisa dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai
dengan 30%. Ekstrak kering (Extractum siccum) merupakan sediaan yang
memiliki konsistensi kering dan mudah dihancurkan dengan tangan. Melalui
penguapan dan pengeringan sisanya akan terbentuk suatu produk, yang sebaiknya
memiliki kandungan lembab tidak lebih dari 5%.
Disiapkan lempeng berukuran 5x1 cm atau disesuaikan dengan kebutuhan,
dan diukur batas atas dan batas bawah lempeng 0,5 cm. Alasan diberi batas atas
dan bawah 0,5 cm karena ukuran tersebut banyak digunakan dalam metode
kromatografi lapis tipis yang dapat memaksimalkan nilai Rf, hal ini sesuai dengan
literatur menurut Andeston dkk (2018), fungsi pemberian batas atas dan batas
bawah yaitu sebagai penanda jarak tempuh eluen.
Kemudian disiapkan eluen yang akan digunakan, yaitu N-heksan : Etil
asetat dengan perbandingan 7:3, 5:2 dan 8:2. Menurut Noviana (2019), fungsi
eluen dalam Kromotografi Lapis Tipis yaitu melarutkan campuran zat,
mengangkat atau membawa komponen yang akan dipisahkan melewati sorben
fase diam sehingga noda memiliki Rf dalam rentang yang dipersyaratkan,
memberikan selektivitas yang memadai untuk campuran senyawa yang akan
dipisahkan nantinya.
Ditotolkan masing-masing sampel menggunakan pipa kapiler Menurut
Andeston dkk (2018), penotolan dilakukan memakai pipa kapiler tujuannya yaitu
supaya penotolan kecil, karena dalam KLT penotolan yang baik diusahakan
sekecil mungkin untuk menghindari pelebaran noda dan jika sampel yang
digunakan terlalu banyak akan menurunkan resolusi. Lempeng yang sudah ditotol
dimasukkan ke dalam eluen yang sudah dijenuhkan. Sebelumnya dilakukan
penjenuhan eluen, tujuannya untuk mendapatkan eluen yang optimum pada saat
proses elusi. Proses elusi Menurut Fikamilia Husna dan Soraya Ratnawulan Mita
(2020), yaitu dimasukkan plat KLT ke dalam chamber yang sudah di jenuhkan
sampai eluen menyentuh batas atas dari plat KLT.
Lempeng didiamkan hingga eluen naik sampai tidak melebihi batas atas
lempeng. Karena pada lempeng KLT sudah diberi batas atas yang dapat
memaksimalkan nilai Rf, hal ini sesuai dengan literatur menurut Soebagio (2000),
daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf terletak
antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan. Dilihat penampakan noda pada
plat KLT yang terbetuk.
Lempeng diamati di bawah lampu UV 254 nm dan 366 nm. Menurut
Karima, N. (2019), prinsip kerja dari UV 254 dan UV 366 yaitu pengamatan UV
254 nm lempeng akan beflouresensi sedangkan sampel akan tampak berwarna
gelap. Untuk pengamatan dengan UV 366 nm menghasilkan bercak noda yang
bercahaya dengan latar belakang yang gelap, sehingga noda yang dapat
beRflouresensi dapat dilihat secara visual. Noda-noda yang terbentuk akan
memudahkan pada perhitungan Rf. Lalu dihitung masing-masing noda yang
timbul.
Berdasarkan perhitungan Rf yang dilakukan diperoleh nilai Rf sebesar

Kemungkinan kesalahan pada saat praktikum yaitu pengangkatan eluen


yang melebihi batas atas KLT sehingga meyebabkan noda pada KLT terhapus.
Dan juga kemungkinan kesalahan yang terjadi yaitu perbandingan eluen yang
belum tepat sehingga menyebabkan kesulitan dalam menemukan noda.

DAFTAR PUSTAKA

Sri Atun. 2014. Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik Bahan
Alam.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Yulia Andina, Yulis Yanti Souraya m., Shauli Nur Shavitri, Marwatul Zamil.
2016. Kromatografi Cair Vakum (KCV). Bandung: Sekolah Tinggi
Farmasi Indonesia

Yulinar Rochmasari. 2011. Studi Isolasi Dan Penentuan Struktur Molekul Senyawa
Kimia Dalam Fraksi Netral Daun Jambu Biji Australia (Psidium Guajava L.),
Universitas Indonesia, Depo, hlm. 3

Septia Anggraini. 2010. Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Dengan Bahan Penghancur Sodium Starch
Glycolate Dan Bahan Pengisi Manitol, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta

Septia Anggraini. 2010. Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Dengan Bahan Penghancur Sodium Starch
Glycolate Dan Bahan Pengisi Manitol, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta

Cahyono, B. 2010. Mengenal Guava. Edisi Pertama. Yogyakarta: Lily Publisher

Wirakusumah (2011). Jus Buah dan Sayuran. Jakarta : Swadaya

You might also like