You are on page 1of 17

i

MAKALAH
PENERAPAN EVIDENCE BASED DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN PADA BAYI

Disusun Oleh :

1. Nurul Fatimah (110321023)

2. Desei Galih (110321024)

3. Septya Nurhidayah (110321025)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG NO REGULER


UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP
2021/2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala


rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa saya juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran
demi kemajuan tugas selanjutnya.
Semoga Tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis
harap tugas kelompok ini ada manfaatnya, serta saran dan kritik yang
bersifat membangun, penulis nantikan sebagai perbaikan ke masa
depan. Semoga Allah SWT, selalu memberikan limpahan rahmat dan
taufiknya serta membalas semua kebaikan serta amal baikseluruh
pihak yang telah mendukung untuk mendapatkan pahala dan
memperoleh Ridho –Nya, Amin.

Penulis
Kelompok 7
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................5
C. Tujuan......................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................6
A. Evidence Based Midwifery...........................................................6
B. Baby Friendly............................................................................8
C. Memulai Pemberian Asi Sejak Dini Dan Eksklusif............................9
D. Regulasi Suhu Bayi Baru Lahir Dengan Kontak Kulit Ke Kulit..........10
E. Pemotongan Tali Pusat...............................................................11
F. Pemotongan Tali Pusat..................................................................12
BAB III
PENUTUP............................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................14
B. Saran......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................17
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,


persalinan, bayi baru lahir dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke
keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan
kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat
dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat
reproduksi kekeadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu
negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian
ibu dan angka kematian perinatal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan
kesanggupan suatu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Indonesia, di lingkungan ASEAN, merupakan negara dengan angka
kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan segara untuk memberikan pelayanan
kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu.
Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar
5.000.000 jiwa dapat dijabarkan bahwa: 1. Angka kematian ibu sebesar
19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-27 menit. Penyebab
kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi 22,5.%, gestosis 17′,5 %,
dan anestesia 2,0 %. 2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar
280.000 atau terjadi setiap 18- 20 menit sekali. Penyebab kematian bayi
adalah asfiksia neonatorum 49-60 %, infeksi 24-34 %, prematuritas/BBLR
15-20 %, trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan 1-3 %.
Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan
bahwa: 1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan
pertama sangat dibutuhkan. 2. Pengawasan antenatal masih belum memadai
5

sehingga penyulit hamil dan hamil dengan risiko tinggi tidak atau terlambat
diketahui. 3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu
banyak anak, terlalu muda, dan terlalu tua untuk hamil. 4. Gerakan keluarga
berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber daya
manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). 5.
Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi. 6. Pendidikan masyarakat yang
rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan secara tradisional, dan
belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang
dialami sebagian besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah
satu usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan
pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannnya
praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah
dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih
aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga
mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan
tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Evidence Base dalam praktik kebidanan pada bayi.

C. Tujuan

Untuk mengetahui Evidence Base dalam praktik kebidanan pada bayi.


6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Evidence Based Midwifery

EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu


mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh
bidan berorientasi akademis. RCM Bidan Jurnal telah dipublikasikan dalam
satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan telah lama berisi bukti yang telah
menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan praktek. Pada awal abad ini,
peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, dan dalam membuka
kedua atas dan mengeksploitasi baru kesempatan untuk kemajuan akademik.

Sebuah kebutuhan yang berkembang diakui untuk platform untuk yang


paling ketat dilakukan dan melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk
ini ditulis oleh dan untuk bidan. EBM secara resmi diluncurkan sebagai
sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan
di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings, 2011). Itu
dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat
pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk
ibu dan bayi '(Silverton, 2009).

EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada
praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai
penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka
terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan transparan,
sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek,
pendidikan dan penelitian lebih lanjut.

Evidence based adalah pengintegrasian antara bukti ilmiah berupa hasil


penelitan yang terbaik dengan tugas dan kewenangan bidan serta preferensi
pasien dalam proses pengambilan keputusan pelayanan kebidanan. Sebagai
tenaga kesehatan yang memiliki posisi strategis bidan harus mempunyai
7

kompetensi dalam memberikan Asuhan Kebidanan Kesehatan reproduksi


yang berkesinambungan (continuinum of care) dan berfokus pada aspek
promosi dan prevensi berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
dan senantiasa siap memberikan asuhan kepada siapa saja utamanya wanita
dalam seluruh siklus kehidupannya.

Midwifery knowlege and practice merupakan pencarian kerangka


konseptual yang dapat mencerminkan orientasi praktik kebidanan, minat teori
dan keterampilan profesional telah berkembang pesat selama beberapa tahun
terakhir. Model kebidanan sering berutang sesuatu pada model keperawatan,
dan proses kebidanan pada proses keperawatan. Sekarang saatnya untuk
mengevaluasi apakah kerangka konseptual cukup untuk praktik dan
pendidikan kebidanan modern. Evidence based midwifery didirikan oleh
RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat profesional dan
ilmiah dasar untuk pertumbuhan bidan berorientasi akademis. Dalam
melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir yang berdasarkan evidence
based kita dapat melakukan tindakan yang diterapkan dengan mengikuti
perkembangan dalam bidang kesehatan

Kesadaran akan manfaat yang dihasilkan dari penggunaan hasil studi


terbaru dalam praktik kebidanan profesional merupakan kondisi yang
diperlukan untuk memberikan asuhan kebidanan yang aman dan memenuhi
standar kualitas tertinggi. Oleh karena itu sangat penting untuk mendorong
mahasiswa kebidanan untuk memperluas pengetahuan dan meningkatkan
kompetensi dalam metodologi penelitian dan analisis kritis literatur ilmiah.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap
mahasiswa Kebidanan tentang Evidence Based Medicine (EBM) dan
Evidence Based Midwifery Practice (EBMP).
8

B. Baby Friendly

Baby friendly atau baby friendly intiviate (inisasi sayang bayi)


adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/UNICEF
pada tahun 1991 untuk mempromosikan, melindungi, dan mendukung
inisiasi dan melanjutkan menyusui. Sejak meluncurkan The Hospital
Initiative Bayi (BFHI) telah berkembang, dengan lebih dari 152 negara
di seluruh dunia menerapkan inisiatif yang memiliki dampak yang
terukur dan terbukti, meningkatkan pemberian ASI eksklusif selama
enam bulan pertama. Pelaksanaan Baby Friendly dapat dilakukan
sebagai berikut :

a. Memulai memberikan ASI secara dini dan eksklusif


b. Melakukan pemotongan tali pusat
c. Melakukan perawatan tali pusat
d. Melakukan Bounding Attachment
e. Menjaga kehangatan bayi
Program Baby Friendly ini mendorong rumah sakit dan fasilitas
bersalin yang menawarkan perawatan optimal untuk ibu dan bayi
Fasilitas Baby Friendly Hospital atau Maternity berfokus pada
kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk memberikan bayi
mereka awal kehidupan yang baik. Dalam istilah praktis, rumah sakit
sayang bayi mendorong dan memabntu wanita untuk sukses memulai
dan terus menyusui bayi mereka dan akan menerima penghargaan
khusus karena telah melakukannya. Sejak awal program, lebih dari
18.000 rumah sakit di seluruh dunia telah menerapkan program baby
friendly. Negara-negara industry seperti Australia, Austria, Denmark,
Firlandia, Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swiss, Swedia,
Inggris, dan Amerika Serikat telah resmi di tetapkan sebagai rumah
sakit sayang bayi.
9

C. Memulai Pemberian Asi Sejak Dini Dan Eksklusif

Inisiasi Menyusu Dini (Early Initiation) adalah permulaan kegiatan


menyusu dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bisa
diartikan sebagai cara bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir dengan
usaha sendiri dengan kata lain menyusu bukan disusui. Cara bayi
melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau
merangkak mencari payudara (Roesli Utami, 2008). Menurut Dwi Sunar
Prasetyono (2009), Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah perilaku pencarian
puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir. Pemberian ASI dimulai
segera setelah bayi lahir, maksimal setengah jam pertama setelah
persalinan.
Hal ini merupakan titik awal yang penting apakah bayi nanti akan
cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini didasari oleh peran hormon
pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin, hormon prolaktin dalam
peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang
disebabkan oleh lepasnya plasenta Setengah jam pertama setelah
persalinan, segera posisikan bayi untuk menghisap puting susu ibu secara
benar. Isapan bayi ini akan memberi rangsangan pada hipofisis
untukmengeluarkan hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos
untuk memeras asi yang ada pada alveoli, lobus, serta duktus yang berisi
asi yang di keluarkan melalui putting susu, keadaan ini akan memaksa
hormone prolaktin untuk terus memproduksi ASI. Manfaat Inisiasi
Menyusu Dini :
a. Mencegah hipotermia
b. Ibu dan bayi menjadi lebih tenang
c. Imunisasi dini
d. Mempererat hubungan ikatan ibu dan anak
e. Perkembangan psikomotorik lebih cepat.
f. Menunjang perkembangan koknitif
g. Mencegah perdarahan pada ibu.
10

h. Mengurangi risiko terkena kanker payudara dan ovarium

D. Regulasi Suhu Bayi Baru Lahir Dengan Kontak Kulit Ke Kulit

Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan. Pada saat bayi
baru lahir dan masuk kedalam suhu ruangan menyebabkan tubuh bayi
cepat mendingin pada saat air ketuban menguap dari tubuhnya. Luas tubuh
bayi berbanding lurus dengan lingkungan yang dingin pembentukan suhu
tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang
kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya (Rochmah, dkk.
2012).
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan
lemak coklat yang terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu
meningkatkan panas tubuh hingga 100%. Lemak-lemak coklat ini akan
habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin (Asrinah, dkk.
2010). Hal-hal yang diperhatikan untuk Menjaga Bayi tetap hangat :
a. Jelaskan kepada ibu bahwa menjaga bayi tetap hangat adalah sangat
penting untuk menjaga bayi tetap sehat
b. Bayi memakai pakaian yang lembut, hangat, kering, dan bersih. Bila
perlu bayi memakai tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki
c. Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti
d. Bayi harus dirawat gabung dengan ibunya sehingga ibu mudah
menjangkau bayinya
e. Apabila bayi harus dipisah dengan ibunya, yakinkan bayi
menggunakan pakaian yang hangat dan diselimuti
f. Raba telapak kaki bayi, bila teraba dingin bisa dilakukan kontak kulit
ke kulit, atau ditambah selimut dan lakukan penilaian ulang
g. Jaga ruangan tetap hangat
11

Cara Mencegah Kehilangan Panas pada Bayi :


a. Mengeringkan tubuh bayi secara seksama
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih danhangat
c. Selimuti atau tutup kepala bayi
d. Jangan menimbang bayi dalam keadaan tidak berpakaian
e. Jangan memandikan bayi sebelum 6 jam pasca persalinan
f. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayi.

E. Pemotongan Tali Pusat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kinmond, S. Et al.


(1993) menunjukkan bahwa pada bayi premature, ketika pemotongan tali
pusat ditunda paling sedikit 30 menit atau lebih, maka bayi akan :
a. Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk tranfusi darah
b. Terbukti sedikit mengalami gangguan pernapasan
c. Hasil tes menunjukkan tingginya level oksigen
d. Menunjukkan indikasi bahwa bayi tersebut lebih viabel dibandingkan
dengan bayi yang dipotong tali pusatnya segera setelah lahir.
e. Mengurangi resiko perdarahan pada kala III persalinan
f. Menunjukkan jumlah hematokrit dan hemoglobin dalam darah yang
lebih baik

Oleh harena itu penundaan pemotongan tali pusat merupakan suatu


tindakan yang sangat penting, karena untuk mengubah sirkulasi oksigen
dari plasenta ke sirkulasi paru-paru membutuhkan waktu. Karena di masa
transisi ini sangat penting dilakukan penundaan pemotongan tali pusat
karena akan menguntungkan bagi bayi dan menguraingi resiko trauma
(Sodikin, 2009).

Mencermati dari hasil-hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan


bahwa pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir sangat tidak
menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi ibunya. Namun dalam
12

praktek APN dikatakan bahwa pemotongan tali pusat dilakukan segera


setelah bayi lahir. Dari situ kita bisa lihat betapa besarnya resiko kerugian,
kesakitan maupun kematian yang dapat terjadi.

F. Pemotongan Tali Pusat

Perawatan tali pusat merupakan upaya untuk mencegah infeksi tali


pusat yang sesungguhnya merupakan tindakan sederhana, yang terpenting
adalah tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih dan kering, dan
selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun sebelum
merawat tali pusat. Pada bayi normal dipotong sampai denyut nadi tak
teraba pada tali pusat, sedangkan pada bayi resiko tinggi dipotong secepat
mungkin, agar dapat dilakukan resusitasi.

Saat bayi dilahirkan, tali pusat (umbilikal) yang menghubungkannya


dan plasenta ibunya akan dipotong meski tidak semuanya. Tali pusat yang
melekat di perut bayi, akan disisakan beberapa senti. Sisanya ini akan
dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas
dengan sendirinya. Agar tidak menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi
harus dirawat dengan benar. Cara perawatan tali pusat :
a. Membiarkan tali pusat kering sendiri
b. Metode kasa kering
c. Metode kasa 70% alkohol
d. Metode antiseptik dan kasa kering

Prinsip perawatan tali pusat :


a. Jangan membungkus atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke
puntung tali pusat.
b. Mengusapkan alkohol ataupun betadin masih diperkenankan
sepanjang tidak menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
13
14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu pokok dalam program Keluarga Berencana Nasional


adalah Indonesia, di lingkungan ASEAN, merupakan negara dengan angka
kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan segara untuk memberikan pelayanan
kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan
lebih bermutu. Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal
yang dialami sebagian besar negara berkembang, maka WHO menetapkan
salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan
pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based.

Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan


sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan dapat
mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan pelayanan
yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian perinatal. RCM Bidan Jurnal telah
dipublikasikan dalam satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan telah
lama berisi bukti yang telah menyumbang untuk kebidanan pengetahuan
dan praktek. Itu dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong maju
yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan
perawatan untuk ibu dan bayi '(Silverton, 2009).

Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif,


analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan
sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan
benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek, pendidikan dan
penelitian lebih lanjut. Sebagai tenaga kesehatan yang memiliki posisi
15

strategis bidan harus mempunyai kompetensi dalam memberikan Asuhan


Kebidanan Kesehatan reproduksi yang berkesinambungan (continuinum of
care) dan berfokus pada aspek promosi dan prevensi berlandaskan
kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dan senantiasa siap memberikan
asuhan kepada siapa saja utamanya wanita dalam seluruh siklus
kehidupannya.

Dalam melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir yang


berdasarkan evidence based kita dapat melakukan tindakan yang
diterapkan dengan mengikuti perkembangan dalam bidang kesehatan
Kesadaran akan manfaat yang dihasilkan dari penggunaan hasil studi
terbaru dalam praktik kebidanan profesional merupakan kondisi yang
diperlukan untuk memberikan asuhan kebidanan yang aman dan
memenuhi standar kualitas tertinggi.

Baby friendly atau baby friendly intiviate (inisasi sayang bayi)


adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/UNICEF
pada tahun 1991 untuk mempromosikan, melindungi, dan mendukung
inisiasi dan melanjutkan menyusui. Program Baby Friendly ini mendorong
rumah sakit dan fasilitas bersalin yang menawarkan perawatan optimal
untuk ibu dan bayi Fasilitas Baby Friendly Hospital atau Maternity
berfokus pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk memberikan
bayi mereka awal kehidupan yang baik.

Dalam istilah praktis, rumah sakit sayang bayi mendorong dan


memabntu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi mereka
dan akan menerima penghargaan khusus karena telah melakukannya.
Isapan bayi ini akan memberi rangsangan pada hipofisis
untukmengeluarkan hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos
untuk memeras asi yang ada pada alveoli, lobus, serta duktus yang berisi
asi yang di keluarkan melalui putting susu, keadaan ini akan memaksa
hormone prolaktin untuk terus memproduksi ASI.
16

Perawatan tali pusat merupakan upaya untuk mencegah infeksi tali


pusat yang sesungguhnya merupakan tindakan sederhana, yang terpenting
adalah tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih dan kering, dan
selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun sebelum
merawat tali pusat.

B. Saran

Kami mengharapkan penulisan makalah ini tidak menjadi pedoman


utama saat membuat makalah dengan materi yang sama akan tetapi
sebagai salah satu referensi pendukung jika membutuhkan suatu materi
tentang evidence base dalam praktik kebidanan pada bayi.
17

DAFTAR PUSTAKA

Handayani Tinuk Esti dkk. 2018. Modul Ajar Asuhan Neonatus, Bayi & Balita.
Poltekes Kemenkes Surabaya

Bahriah Yuli. 2019 Asuhan Bayi Baru Lahir Berdasarkan Evidence Based.
STIKES Mitra Adiguna Palembang

Kusumawardani Paramitha Amelia dan Rosyidah Rafhani. 2020. Buku Ajar


Evidence Based Midwifery. UMSIDA Press. Sidoarjo

Jayanti Ira. 2019. Evidence Based Dalam Praktik Kebidanan,

You might also like