You are on page 1of 14

PROPOSAL PENELITIAN

SMA DAN TEMPAT BULLYING

Oleh:
Yohanes Gilberto Mahendra Sair
Yosefa Nikres Navela

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Maumere


Maumere
2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Mahakuasa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, kami boleh menyelesaikan proposal
penelitian mengenai “Sekolah Dan Tempat Bullying” ini.

Terimakasih juga kami sampaikan kepada guru sosiologi kami, Ibu


Susana Marista S.sos, selaku pembimbing dalam penyelesaian karya
tulis ilmiah kami.
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bullying dalam bahasa Indonesia adalah perundungan merupakan


aktivitas individu atau kelompok dalam menjalankan aksi menindas
dengan unsur kesengajaan. Pengertian lain dari bully adalah
kekerasan yang dilakukan baik secara fisik maupun verbal secara
sengaja dengan tujuan “menjatuhkan” korbannya. Bully dalam artian
sempit memiliki makna penyerangan personal yang ditujukan kepada
seseorang baik secara fisik maupun psikis. Dengan berbagai definisi
atau pengertian tersebut, kesimpulan dari pengertian bully adalah
kegiatan menindas yang dilakukan oleh individu maupun kelompok
dengan tujuan menyerang fisik dan mental atau psikis dengan
kesadaran penuh serta  kesengajaan demi menjatuhkan korbannya.

 Ada berbagai versi tentang bentuk bentuk bullying. Ada Yang


menyebut ada 2 saja yaitu: fisik dan verbal. Ada juga yang bilang
bahwa ada 3 dengan tambahan bullying tidak langsung. Versi lain
menyebut terdapat 4 jenis bullying yaitu fisik, verbal, sosial dan
cyberbullying. Pendapat terakhir menyebut bahwa ada 5 jenis
bullying, dengan tambahan perundungan seksual.

  Apapun jenis aktivitas pembullyan, pasti nya membawa dampak


bagi korban yang mengalami. Dampak bullying bagi korban biasanya
terbagi atas 2 periode waktu yaitu: dampak jangka pendek dengan
relatif waktu tidak lama dan hanya merupakan pembullyan ringan
serta dampak jangka panjang dengan relatif waktu hingga bertahun-
tahun karena korban mengalami traumatik yang disebabkan oleh
aktivitas perundungan serius. Selain terbagi atas waktu, bullying
membawa dampak buruk bagi fisik maupun mental, tergantung jenis
pembullyan yang diterima. Korban dengan bullying fisik seperti
pemukulan, ditendang, dijambak, diludahi, atau bahkan diperkosa
membawa dampak buruk bagi kesehatan raga karena menurunkan
fungsi kerja bagian tubuh. Korban dengan bullying mental seperti
dimaki, diejek, dicemooh di publik, dihina kekurangannya membawa
dampak buruk bagi kesehatan jiwa karena menyerang psikis dan
mental orang yang menerimanya.

Bullying bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, baik itu
dilingkungan rumah, sekolah, tempat kerja, keluarga, hingga sosial
media. Bullying pada dasarnya tidak mengenal waktu maupun
tempat. Bullying yang terjadi di Sekolah akan menjadi topik utama
pembahasan dalam karya ilmiah ini.

  Sesuai dengan judul yang kami pilih yaitu “SMA dan Tempat
bullying” tidak jauh dari kenyataan sosial yang terjadi di tengah-
tengah kita. Pelajar SMA rentan menjadi objek pembullyan terjadi
baik itu sebagai pelaku ataupun korban karena mereka masih dalam
fase “mencari jati diri” hingga kadang mereka mengabaikan orang
lain dengan sifat labil mereka. Masalah sekaligus kenyataan sosial ini
tampaknya menarik dan penting untuk menjadi topik pembahasan
karena salah satunya bermanfaat bagi pelajar agar mereka
teredukasi dan memiliki pengetahuan tentang masalah dan
kenyataan sosial yang sedang mereka hadapi ini.
1.2 Rumusan masalah
 
-Apa makna dari bullying?
-Mengapa bullying dapat terjadi?
-Bagaimana proses hingga terjadinya aktivitas bullying?
-Mengapa remaja SMA rentan melakukan atau mengalami
pembullyan?
-Apa solusi dalam menyelesaikan permasalahan sosial ini?

 1.3 Tujuan

-Mengetahui makna dan arti dari bullying.


-Mengetahui alasan bullying dapat terjadi
-Mengetahui langkah-langkah atau proses terjadinya bullying.
-Mengetahui alasan remaja SMA rentan melakukan atau mengalami
pembullyan.
-Mengetahui solusi dalam pemecahan masalah sosial ini.

1.4 Manfaat

 Mengedukasi pelajar SMA tentang pentingnya menghindari kegiatan


bullying di sekolah.
Bab II

2.1 Definisi Konsep

 2.1.1 Bullying

  Bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti
banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa
Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang
mengganggu orang lemah.

   Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata bully
dalam Bahasa Indonesia adalah perundungan. Menurut KBBI edisi
ke-5, kata rundung memiliki arti mengganggu, mengusik terus
menerus dan menyusahkan.

  Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005) mendefinisikan school


bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh
seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap
siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang
tersebut.

American Psychatric Association (APA) mengungkapkan bullying


merupakan perilaku agresif yang dikarakteristikkan dengan tiga
kondisi yaitu: (a) perlilaku negative yang bertujuan untuk merusak
atau membahayakan (b) perilaku yang diulang selama jangka waktu
tertentu (c) adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan
dari pihak-pihak yang terlibat.

Caloroso (2007) tindakan intimidasi yang dilakukan secara berulang-


ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak lebih lemah,
dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbanya
secara fisik maupun emosional.

 2.1.2 Tempat

 Menurut KBBI, pengertian tempat adalah: ruang (bidang, rumah,


dan sebagainya) yang tersedia untuk melakukan sesuatu: belajar;
duduk. Ruang adalah sela-sela antara dua (deret) tiang atau sela-sela
antara empat tiang (di bawah kolong rumah). Sesuai pengertiannya,
ruang ialah “sesuatu diantara”.

(Ibid, Budi Supriyatno), ruang didefinisikan sebagai tempat atau


wadah bagi manusia atau makhluk lainnya yang hidup dalam rangka
melakukan kegiatan untuk melangsungkan kehidupan di dunia.
Definisi tersebut mengandung setidaknya dua makna. Pertama,
sebagai wadah bagi manusia dan makhluk hidup lainnya

Menurut SAMADI. Ruang merupakan tempat bagi komponen –


komponen lingkungan hidup dalammelakukan setiap proses, yaitu:
saling mempengaruhi (interaksi), saling berhubungan (interrelasi)
dan salingketergantungan (Interdependensi).
Dalam Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan
(1981), Nursid Sumaatmadja menjabarkan definisi ruang. Ruang
adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun
hanya sebagian yang digunakan makhluk hidup untuk tinggal.

2.1.3 Sekolah Menengah Atas (SMA)

 Menurut KBBI, sekolah adalah: bangunan atau lembaga untuk


belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran
(menurut tingkatannya, ada) dasar, lanjutan, tinggi. Pengertin
sekolah sebagai lembaga atau bangunan yang digunakan untuk
kegiatan belajar dan mengajar sesuai dengan jenjang pendidikan
“SD, SLTP, SLTA”.

Abullah (2011) kata sekolah berasal dari bahasa latin yaitu skhhole,
scola, scolae atau skhola yang artinya waktu luang atau waktu
senggang. Sekolah merupakan kegiatan rekreasi bagi anak-anak di
sela-sela aktivitasnya yang utama adalah bermain dan menghabiskan
waktu menikmati masa kecil dan remaja.

Sunarto dalam buku yang ditulisnya, berpendapat bahwa kata


sekolah telah berubah maknanya menjadi bangunan atau lembaga
bagi siswa belajar dan mengajar serta sebagai tempat memberi juga
menerima pelajaran.

  Sekolah menengah atas (SMA) adalah jenjang pendidikan


menengah pada sistem pendidikan formal di Indonesia setelah lulus
sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat. Sekolah
menengah atas ditempuh dalam waktu tiga tahun, mulai dari kelas
10 sampai kelas 12.

2.1.4 SMA dan Tempat Bullying

 A.      Pelaku

 Menurut KBBI, pelaku adalah: catatan sejumlah nama atau hal


(tentang kata-kata, nama orang, barang, dan sebagainya) yang
disusun berderet dari atas ke bawah. Pelaku adalah orang yang
mengambil atau melakukan suatu tindakan.

B.      Korban

 Menurut KBBI, korban adalah: orang, binatang, dan sebagainya yang


menjadi menderita (mati dan sebagainya) akibat suatu kejadian,
perbuatan jahat, dan sebagainya.

 Pengertian korban menurut Arif Gosita adalah mereka yang


menderita jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat tindakan orang
lain yang bertentangan dengan kepentingan diri sendiri atau orang
lain yang mencari pemenuhuhan kepentingan diri sendiri atau orang
lain yang bertentangan dengan kepentingan hak asasi yang
menderita.

 Korban dalam artian sempit adalah orang yang mengalami suatu


tindakan dalam artian merugikan.
Dalam pengertian umum, korban adalah orang yang terdampak atas
tindakan dalam suatu kejadian atau peristiwa oleh orang yang
mengambil tindakan (pelaku) serta mengakibatkan dampak yang
merugikan.

C.      Dampak

Menurut KBBI, dampak memiliki artian pengaruh kuat yang


mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif).

Dampak menurut Waralah Rd Cristo (2008,12) dampak merupakan


suatu yang diakibatkan oleh sesuatu yang dilakukan, bisa positif atau
negatif atau pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif
maupun positif.

  Artian sempit, dampak adalah akibat yang timbul atas terjadinya


sesuatu.

  Dalam pengertian umum, dampak adalah hasil yang ditimbulkan


atas suatu tindakan (baik atau buruk). Dampak merupakan “akibat”
dalam konsep “sebab-akibat”

D.      Fisik

Menurut KBBI, fisik adalah jasmani atau badan. Jasmani ialah tubuh;
badan; benda sebagai lawan rohani.
  Fisik/jasmani memiliki definisi yang tampak atau kelihatan dalam
tubuh manusia, memiliki bentuk dan wujud serta berbanding terbalik
terhadap rohani.

E.      Psikis

Fisik dalam KBBI adalah: yang berhubungan dengan psike. Psike


merujuk pada jiwa; sukma; rohani.

Psikis adalah bidang non medis tentang kondisi mental dan kejiwaan
seseorang mulai dari pola pikir, aksi, reaksi, dan juga interaksi.

Berdasarkan etimologi, mental memiliki arti yang berhubungan


dengan watak dan batin manusia. Dari kata Latin “mens” (mentis)
berarti jiwa, nyawa, suksma, roh, semangat.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bermakna aktivitas


jiwa, cara berpikir, dan berperasaan.

Mental adalah kondisi jiwa yang dapat menghasilkan rasa dan emosi
serta mempengaruhi fisik melakukan dan mengalami suatu tindakan.
Bab III

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian yang saya gunakan dalam penelitian


adalah di Maumere dari tanggal 8 November 2022 sampai 12
November 2022.

3.2 Metodologi Penelitian

Saya menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang


bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisa, dengan
Landasan Teori sebagai pemandu agar fokus Kepada fakta lapangan.

3.3 Sumber Data

Dalam penelitian ini,  sumber data yang saya peroleh dan saya olah
adalah data sekunder yaitu data yang sudah diolah terlebih dahulu
dan baru didapat oleh peneliti pada sumber lain sebagai data utama.
Data sekunder yang saya gunakan adalah artikel-artikel pada web di
internet.
3.4 Teknik Pengumpulan Data

 Teknik pengumpulan data yang saya gunakan dalam penelitian ini


adalah mencari sumber sumber yang ada di laman internet dan
mengumpulkannya pada daftar pustaka.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik menganalisa data yang saya gunakan dalam penelitian ini


adalah teknik Deskriptif Kualitatif. Teknik Deskriptif Kualitatif
merupakan kondisi mengolah objek alamiah dan kami, peneliti,
adalah sebagai instrumen kunci teknik pengumpulan data dilakukan
sacaratrigulasi, analisa data.
Daftar Pustaka

[1] https://www.gramedia.com/literasi/dampak-bullying/

[2] https://www.silabus.web.id/pengertian-bullying-menurut-para-ahli/

[3] https://appnesia.id/artikel/pengertian-sekolah-menurut-para-ahli/

[4] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualita

You might also like