You are on page 1of 11

TUGAS GEOGRAFI (MAKALAH)

PENGENALAN BENCANA

OLEH :

KELAS XJ

DESYTALIA GRATIA DUA SOGE

YOHANES GILBERTO MAHENDRA SAIR


EUGENESYA PUTRI MANYELA
VALENTINA AFRILIANA WUNGA
MARKUS BERNADINO
LEONARDO HERMANTO DALOPEZ

SMA NEGERI 1 MAUMERE

2022

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Geografi.Dalam memenuhi persyaratan tersebut
penulis mencoba membuat makalah yang berjudul "PENGENALAN BENCANA".

Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan para
pembaca. Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis
terbatas cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam menyusun
makalah ini.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi bagi penulis khususnya dan para pembaca.

Maumere , 14 November 2022

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................................... i

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................2

1.2 Tujuan Penelitian...........................................................................................................3

1.3 Manfaat Penelitian.........................................................................................................4

BAB II ISI...............................................................................................................................5

2.1 Tsunami .........................................................................................................................6

2.2 Gempa............................................................................................................................7

2.3 Perang.............................................................................................................................8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................10

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................11

3.2 Saran.............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh
faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan
bencana sosial.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.Bencana nonalam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara
lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.Bencana
sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.

Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan
tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi
bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung
sebagai satu kejadian.

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung berapi
atau runtuhan batuan.Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah "erupsi". Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas,
lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir
lahar.Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan ("tsu"
berarti lautan, "nami" berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian
gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut
akibat gempa bumi.

Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan,
ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.Banjir adalah peristiwa atau keadaan
dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang
meningkat.Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air
yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.Kekeringan
adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup,
pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang dimaksud kekeringan di
bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman
(padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan .
Kebakaran adalah situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti
rumah/pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang menimbulkan
korban dan/atau kerugian.Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana
hutan dan lahan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang
menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan dan lahan
seringkali menyebabkan bencana asap yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan
masyarakat sekitar.

Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai
pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga
menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5
menit).Gelombang pasang atau badai adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan karena
efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat
menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi
keberadaan siklon tropis akan memberikan pengaruh kuat terjadinya angin kencang,
gelombang tinggi disertai hujan deras.

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang
bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat
abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut.
Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut
sebagai penyebab utama abrasi.

BAB II

ISI

2.1 Tsunami

a. Melansir dari situs ESDM, tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu
menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama yang disebabkan
oleh gempa bumi di dasar laut.Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang 'Tsu' artinya
pelabuhan dan 'Nami' artinya gelombang laut. Sehingga dapat diartikan, bahwa tsunami
adalah gelombang laut yang menghantam pelabuhan.
b. Proses terjadinya tsunami
1).Akibat Kecepatan Gelombang Laut
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut. Misalnya, laut
dengan kedalaman 7.000 meter, kecepatannya bisa mencapai 942,9 km/jam.
Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat jet.Namun, tinggi
gelombang saat di tengah laut biasanya tidak lebih dari 60 cm. Sehingga, kapal-
kapal yang sedang berlayar di atasnya jarang merasakan adanya tsunami.

2).Proses Terjadinya Tsunami Akibat Letusan Gunung Berapi

Proses terjadinya tsunami di Indonesia juga ada yang disebabkan oleh letusan
gunung berapi. Letusan Gunung Krakatau tahun 1883 membuat gelombang tsunami
setinggi 12 lantai gedung terjadi di daerah Lampung dan Banten. Akibatnya, 5000
kapal hancur, pulau kecil tenggelam, dan hampir 36000 orang tewas.

3).Proses Terjadinya Tsunami Akibat Tanah Longsor

Proses terjadinya tsunami berikutnya bisa karena tanah longsor. Misalnya, saat
longsoran es dan batuan jatuh ke Teluk Lituya di Alaska tahun 1958 hingga
menyebabkan tsunami.Tinggi gelombang saat itu mencapai 350-500 meter dan
melanda lereng-lereng gunung, pepohonan, dan semak belukar. Tsunami tersebut
menewaskan dua orang pemancing ikan.

c. Pencegahan agar terhindar dari dampak tsunami :

1). Cari Info jalur evakuasi dan tempat aman

2). Ketahui info siaga bencana setempat saat liburan ke pantai

3). Latihan evakuasi di berbagai kondisi

4). Cari tahu cara menyelamatkan hewan peliharaan

5). Ketahui peralatan peringatan dini setempat

6). Kenali bunyi atau atau tanda peringatan dini tsunami


7).Bersama membangun dinding penahan gelobang tsunami

8).Menanam tanaman bakau di sepanjang garis pantai

9).Belajar pertolongan pertama

10). Ikuti tim siaga bencana di daerahmu

11). Simulasi bencana di rumah

12).Siapkan perlengkapan siaga bencana

13).Mempelajari lagi “rumahku siaga bencana”

14).Ikuti sosmed penting

15). Kenali bahaya tsunami

d.Cara menanggulangi tsunami

1).Menyiapkan tempat evakuasi untuk mengungsi saat tsunami terjadi.

2).Memetakan wilayah rawan bencana tsunami.

3).Melakukan pendidikan kepada masyarakat yang berada di dekat wilayah rawan tsunami.

4).Melestarikan hutan bakau dan terumbu karang.

5).Menyiapkan sensor gelombang tsunami.

2.2 Gempa

a. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau
lempeng bumi.Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa
bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api
atau runtuhan.
b. Proses terjadinya gempa bumi sebenarnya bermacam-macam, di mana gempa bumi
terjadi saat ada batuan yang ada di kerak bumi mengalami tekanan dan
menyebabkan lempengan bergesekan. Lempengan tersebut bisa jadi antar
samudera maupun antar benua. Ketika terjadi tumbukan, maka gempa bumi akan
terjadi. Namun, proses ini merupakan gempa yang paling umum.Untuk mengetahui
secara rinci, berikut proses terjadinya gempa bumi berdasarkan jenisnya yang
dilansir dari Ilmugeografi.com.
1. Gempa Bumi Tektonik
Proses terjadinya gempa bumi berdasarkan jenisnya yang pertama adalah gempa
bumi tektonik. Gempa tektonik merupakan gempa yang terjadi akibat
terbenturnya lempengan bumi atau bergesernya lempengan bumi. Hal ini
menimbulkan efek pada permukaan bumi yang akhirnya menyebabkan gempa.
Seperti yang dijelaskan, gempa tersebut paling umum terjadi dan bisa dimulai
dengan skala yang bermacam-macam mulai dari skala rendah hingga yang sangat
besar.Proses terjadinya gempa bumi tektonik berawal dari adanya interaksi antar
lempeng yang dapat menyebabkan lempengan lain akan masuk atau menyusup
ke bawah dan biasa disebut dengan subduksi. Gempa bumi ataupun getaran akan
berubah menjadi semakin besar apabila terdapat sesuatu yang mengganjal
namun kemudian ikut menyusup secara tiba tiba dan mendadak. Hal ini yang
terkadang menimbulkan tanah retak dan menelan berbagai gedung dan
sebagainya.

2. Gempa Vulkanik

Proses terjadinya gempa bumi berdasarkan jenisnya yang berikutnya adalah


gempa vulkanik. Gempa jenis ini datang dari fenomena gunung meletus atau
bencana akibat keluarnya magma dari perut bumi.Gunung memiliki masa aktif, di
mana gunung bisa meletus dan mengeluarkan magma akibat tekanan yang ada
dan juga energi bebatuan yang memang sudah waktunya dikeluarkan atau
diletuskan. Anda tentunya sudah tahu bahwa erupsi gunung biasanya diawali
dengan getaran atau gesekan antar magma dan perut bumi yang akhirnya
menimbulkan gempa. Jika gunung tersebut ada di laut maka menimbulkan gempa
disertai gelombang laut atau bencana tsunami.

3. Gempa Ekstraterestial

Proses terjadinya gempa bumi berdasarkan jenisnya dinamakan dengan gempa


ekstraterestial. Gempa ini terjadi yang disebabkan oleh adanya meteor atau
benda langit yang masuk dan membentur atmosfer bumi. Hal ini dilakukan oleh
atmosfer agar bisa melindungi dari bumi dan tidak menolak benda untuk masuk.
Sehingga menimbulkan getaran dan akhirnya terasa atau terjadi gempa.

4. Faktor Lainnya

Faktor lainnya didapatkan dari gerakan inti bumi atau gelombang yang biasanya
terjadi. Di mana inti bumi memang aktif dan memproduksi lahar untuk bisa
menjalankan sumber daya yang ada, namun gelombang ini bisa menjadi sumber
utama mengapa terjadinya getaran atau gelombang yang terasa sampai
permukaan bumi. Namun, getaran ini bersifat ringan dan biasanya tidak terlalu
terasa, karena manusia melakukan aktivitas sehari-hari.

c. Berikut ini adalah 5 langkah yang harus dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah
dampak dari gempa yang ada di Indonesia, diantaranya adalah :

1. Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi.


2. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa
bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan
bersembunyi di bawah meja.
3. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar dan persediaan obat-
obatan.
4. Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi dengan
fondasi yang kuat. Selain itu, anda bisa merenovasi baguan bangunan yang sudah
rentan.
5. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar pengguna lahan yang
dikeluarkan oleh pemerintah.

d. Hal yang perlu Anda siapkan untuk mengantisipasi gempa bumi

1. Memperbaiki fondasi bangunan rumah

Dalam penanggulangan bencana, seperti gempa bumi, pemilik rumah perlu


memperhatikan struktur rumah agar mengurangi efek keparahan.Anda bisa
mengurangi pencahayaan lampu gantung dan menyimpan lemari tembok jauh dari
pintu.Menyimpan lemari dekat pintu akan menyulitkan Anda saat menyelamatkan diri
dan keluar dari ruangan.Hindari menggantung cermin dekat tempat tidur atau sofa
untuk mencegah benda tersebut menimpa Anda saat sedang terlelap atau
istirahat.Banyak cedera lutut dan bagian tubuh lain yang terjadi selama gempa bumi
akibat dari barang yang jatuh atau bergeser karena guncangan.Jadi, tak ada salahnya
bila Anda menggunakan jasa arsitek yang sudah berpengalaman dalam membangun
rumah ramah gempa.

2. Membuat tas gawat darurat

Sangat penting untuk Anda membuat tas gawat darurat ketika kejadian bencana
alam terjadi, seperti gempa bumi.Tas ini berisikan barang-barang yang bisa Anda
gunakan untuk bertahan hidup selama 72 jam atau 3 hari sehingga menjadi
penanggulangan gempa bumi yang efektif.Isi dari tas darurat yang perlu Anda
siapkan adalah:

 makanan kaleng yang mudah Anda masak,


 air kemasan 1 liter untuk 3 orang,
 peralatan makan plastik (piring, gelas, sendok),
 pisau lipat,
 kotak makan,
 bumbu dapur dasar (garam, gula, rempah-rempah),
 senter dan baterai,
 obat-obatan,
 masker,
 alat mandi,
 pakaian ganti, dan
 fotokopi surat penting (akta kelahiran, kartu keluarga, ijazah, buku nikah).
 Anda bisa menyiapkan satu tas cukup besar yang bisa menyimpan barang-
barang tersebut.Jika perlu, Anda juga bisa membawa kotak P3K sebagai
antisipasi untuk obat-obatan

2.3 Perang

a. Perang adalah sebuah gerak-gerak yang dibuat fisik dan non fisik (dalam guna
sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan) selang dua
atau semakin himpunan manusia[1] untuk melaksanakan dominasi di wilayah yang
dipertentangkan. Perang secara purba di maknai sebagai pertikaian bersenjata. Di
era modern, perang semakin mengarah pada superioritas teknologi dan industri. Hal
ini tercermin dari doktrin angkatan perangnya seperti "Benda/barang siapa
menguasai ketinggian maka menguasai dunia". Hal ini menunjukkan bahwa
penguasaan atas ketinggian harus dicapai oleh teknologi. Namun kata perang tidak
lagi memerankan sebagai kata kerja, namun sudah bergeser pada kata sifat. Yang
memopulerkan hal ini adalah para jurnalis, sehingga lambat laun pergeseran ini
mendapatkan posisinya, namun secara umum perang berfaedah "pertentangan".
b.

You might also like