Professional Documents
Culture Documents
Strategi Perusahaan Bab 8 - Lydia Febriati
Strategi Perusahaan Bab 8 - Lydia Febriati
PERUSAHAAN MILTI-BISNIS
Disusun Oleh:
Mata Kuliah:
Strategic Manjemen
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2022
Diversifikasi
Perusahaan tambahan, meskipun tidak secara langsung terlibat dalam industri utama,
biasanya menyediakan barang dan jasa yang meningkatkan input industri yang secara tidak
langsung untuk meningkatkan laba. Pembuat minuman ringan, misalnya, mungkin melakukan
diversifikasi untuk mengoperasikan perusahaan yang memasok botol kaca atau kaleng soda
aluminium. Bisnis baru berfokus pada prosedur start-up, bekerja untuk mendiversifikasi
perusahaan dalam beberapa tahun pertama operasi.
Diversifikasi konsentris
Diversifikasi horizontal
Diversifikasi konglomerat
Tidak seperti strategi penetrasi pasar, strategi diversifikasi dianggap berisiko tinggi
tidak hanya karena risiko yang melekat terkait dengan pengembangan produk baru, tetapi juga
karena kurangnya pengalaman bisnis dalam bekerja di pasar baru. Ketika sebuah perusahaan
memilih untuk melakukan diversifikasi, mereka secara sadar menempatkan diri mereka pada
posisi yang sangat tidak pasti karena mempelajari pasar yang baru. Selain itu, diversifikasi
sering kali membutuhkan perluasan sumber daya manusia dan keuangan yang signifikan, yang
terkadang dapat berdampak buruk pada alokasi sumber daya di industri inti. Sangat penting
bagi perusahaan untuk mengevaluasi risiko secara menyeluruh dan menilai kemungkinan
mencapai hasil yang menguntungkan sebelum memutuskan untuk mengejar diversifikasi.
Proses formulasi strategi yang juga disebut sebagai perencanaan strategik meliputi beberapa
kegiatan yang sistematis:
a) Metetapkan arah strategik organisasi
b) Mengindentififikasi lingkungan dan analisis SWOT.
c) Merumuskan tujuan-tujuan strategik.
d) Mengembangkan alternatif-alternatif strategik.
e) Memilih strategik.
Kepemimpinan Strategis
Kepemimpinan strategis adalah kemampuan seseorang untuk mengantisipsi,
memimpikan, mempertahankan fleksibilitas, berpikir secara strategis, dan bekerja dengan
orang lain untuk memulai perubahan yang akan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi
organisasi. Kepemimpinan strategis adalah suatu proses memberikan arah dan inspirasi yang
diperlukan untuk membuat dan melaksanakan visi organisasi, misi dan strategi untuk mencapai
tujuan organisasi. Kepemimpinan startegis harus melibatkan manajer di bagian atas, tengah,
dan tingkat yang lebih rendah dari organisasi.
Pemimpin strategis yang efektif antara lain memiliki keterampilan untuk:
1. Mengantisipasi dan meramalkan kejadian dalam lingkungan eksternal organisasi yang
memiliki potensi untuk mempengaruhi kinerja organisasi.
2. Mencari dan mempertahankan keunggulan kompetitif dengan membangun kompetensi inti
dan memilih pasar yang tepat untuk bersaing.
3. Mengevaluasi implementasi strategi dan hasil secara sistematis dan membuat penyesuaian
startegis.
4. Membangun tim karyawan yang sanga efektif, efisien, dan termitivasi.
5. Menentukan tujuan dan prioritas yang tepat untuk mencapai serta menjadi komunikator yang
efektif.
Pemimpin harus memiliki kredibilitas dan reputasi yang hebat, agar ia mampu
memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap orang. Pemimpin harus memotivasi dan
menginspirasi setiap orang dalam setiap detik kehidupan mereka, untuk bersemangat dan
bangkit bersama dengan perubahan baru. Pemimpin harus membuat setiap orang menyadari
bahwa perubahan itu penting, untuk mengubah hal-hal yang telah ketinggalan zaman dengan
hal-hal baru yang sesuai peradaban.
Karakteristik kepemimpinan strategis adalah sebagai berikut:
1. Visioner, missioner, dan strategis yakni memiliki, memahami dan mengkomunikasikan
dan merealisasikan strategi serta memiliki pengetahuan, terampil, dan berwawasan luas.
2. Berorientasi pada perubaha menunjukkan bahwa pemimpin menyukai dan selalu terlibat
dalam perubahan, memiliki tujuan dan arah yang jelas, future-oriented dan suka
menetapkan prioritas.
3. Mampu membangun relasi yang kuat tergambar dari selalu bertindak bijaksana,
melibatkan bawahan dalam mengembangkan ide, member kesempatan kepada bawahan
untuk membuat keputusan, selalu menyelesaikan tanggung jawa dengan segera dan
memiliki jejaring social luas dengan berbagai pihak.
4. Memilki personal style dan personal skill seperti proaktif, pengendalian emosi,
bersemangat, peduli terhadap bawahan, bekerja melampaui uang dan kekuasaan serta
berani mengambil resiko.
Budaya Organisasi
Sweeney dan Mc Farlen (2002 : 334) mengemukakan bahwa budaya secara ideal
mengkomunikasikan secara jelas pesan-pesan tentang bagaimana kita melakukan sesuatu atau
bertindak berperilaku disekitar sini. Budaya organisasi adalah seperangkat perilaku, perasaan,
dan kerangka psikologis yang terinternalisasi sangat mendalam dan dimiliki bersama oleh
anggota organisasi. Para ahli berpendapat bahwa definisi budaya organisasi memiliki tiga hal
yang merupakan cirri khas dari budaya organisasi tersebut antara lain:
a. Dipelajari
b. Dimiliki bersama
c. Diwariskan dari generasi ke generasi
Faktor yang paling penting bagi organisasi adalah bagaimana seorang pemimpin, ketua
ataupun manajer sebuah organisasi dapat menciptakan dan memelihara suatu budaya
organisasi yang kuat dan jelas. Kepemimpinan dengan budaya organisasi saling terkait, jika
pemimpin hidup dalam berbagai budaya, maka dia merupakan instrument dalam mengelola
dan mengembangkan budaya, oleh karena itu salah satu kewajiban pemimpin adalah
memahami apa yang dihadapi dan apa yang dikerjakan jika mencoba mengelola budaya.
Sebaliknya kewajiban bagi pemimpin adalah menciptakan budaya. Seorang pemimpin
strategis dalam membangun budaya organisasi yang dipimpinnya harus berperan menjadi
sosok dari budaya yang akan dibangunnya, pemimpin harus mampu membantu bawahan
untuk menciptakan rasa memiliki jati diri bagi para pekerjanya. Tanpa adanya ikatan pribadi
(rasa memiliki) karyawan terhadap organisasi, seorang pemimpin akan kesulitan untuk
menterjemahkan visi, misi dan tujuannya dalam memimpin organisasi. Pemimpin juga harus
dapat membantu menciptkan stabilitas organisasi sebagai suatu system social, dimana orang-
orang yang ada didalam organisasi merupakan satu kesatuan social yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Pada intinya peran kepemimpinan startegis dalam budaya
organisasi yakni adalah bagaimana seorang pemimpin mampu mengarahkan dan membawa
anggota organisasi memahami kondisi lingkungan strategisnya sebagaibagian dalam
mencapai tujuan organisasi.