You are on page 1of 3

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jalan RS. Fatmawati No. 1 - Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450 Telp/Fax. 7656971
Fax. 021-7656904 Website: www.fisip.upnvj.ac.id, Email: fisip@upnvj.ac.id

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL


TA. 2020/2021

Mata Kuliah : Dasar-Dasar Ilmu Politik


Dosen : 1. Prof. Dr. Arry Bainus, MA (Koordinator)
2. Muhammad Prakoso Aji, S.Sos, M.I.P.
3. Anwar Ilmar, S.Sos., M.I.P.
Kelas/Smt/Sks : Prodi POL/I/3 SKS
Hari/Tanggal : Jumat, 22 Januari 2021
Waktu : 07.30 - 10.00 WIB (150 Menit)
Program/Jurusan : S1 Ilmu Politik

Perhatian:
Jawaban dalam format word dengan contoh format judul file: UAS_DDIP_KelasA_Nama Anda
Waktu pengerjaan selama 150 menit.
Jawaban dikirim ke elearning sebelum pukul 10.30 WIB dan ke email masing-masing dosen kelas kecil
(jika ada instruksi tambahan).
PILIH 4 SOAL SAJA untuk dikerjakan dari 12 soal yang tersedia.
Bacalah soal dengan baik dan seksama sebelum memberikan jawaban. Pastikan telah menjawab empat soal
yang dipilih. Setelah selesai, segera kirim jawaban.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan penjelasan yang tepat, argumentatif, dan ilmiah!

1. Terdapat rumusan tentang dilema demokrasi antara lain di tirani minoritas, terpilihnya
pemimpin yang ignoran, partai politik terjebak dalam oligarki. Bagaimana anda menjelaskan
ketiga hal ini? Dan bagaimana anda melihat dilemma demokrasi ini terjadi di Indonesia?

2. Bagaimana anda menjelaskan gerakan sosial (baru) sebagai kekuatan civil society, jelaskan
dua konsep itu, dan bagaimana prakteknya di masyarakat Indonesia?

3. Ekonomi politik dilihat dari 3 pendekatan, yaitu


a. State-Centric Political Economy
b. Classical and Neoclassical Political Economy
c. Marxist Political Economy
Jelaskan ketiga pendekatan itu, dan bagaimana posisi kapitalisme di 3 pendekatan di atas!

4. Dalam model Galtung’s Triangle terdapat 3 unsur yaitu state, capital, dan civil society
dalam lingkup media. Bagaimana anda menjelaskan media yang proporsional (demokratis)
dalam ketiga unsur ini?

5. Berikan salah satu contoh kebijakan publik di Indonesia yang bermasalah! dan analisis apa
penyebabnya?
6. Menurut anda patutkah konsep HAM yang ada di PBB diterapkan secara keseluruhan di
Indonesia? Sebutkan alasannya!
Jawab :

7. Apa yang menjadi pembeda antara kajian politik global dan politik internasional?
Jawab :
Politik global di dalamnya mencakup disiplin ilmu pola politik dan ekonomi dunia serta
bidang studi. Dalam bidang tersebut terdapat berbagai jenis proses globalisasi politik yang
terkait dengan isu kekuatan sosial. Pada disiplin tersebut mengkaji hubungan antara kota,
negara-bangsa, negara tetangga, perusahaan multinasional, organisasi non-pemerintah, dan
organisasi internasional.
Sedangkan politik internasional sendiri merupakan suatu bentuk interaksi dalam
hubungan internasional, secara sempit membahas situasi politik dan permasalahan masyarakat
internasional dengan menitikberatkan pada diplomasi dan hubungan antara negara dengan
kelompok politik lainnya. Ruang lingkup politik internasional terbatas pada permainan
kekuasaan yang melibatkan negara-negara berdaulat. Satu-satunya pelaku dalam politik
internasional sendiri yaitu negara. Oleh karena itu, studi politik internasional ini merupakan
sebuah studi tentang pola perilaku pemerintah terhadap lingkungan eksternal dalam
menanggapi negara lain.
Politik global dikatakan berbeda dengan politik internasional, upaya suatu bidang ilmu
dalam memahami hubungan politik antar negara-bangsa sehingga ruang lingkup politik global
lebih sempit. Istilah politik global dibuat sebagai pengganti istilah lama politik internasional
karena tidak hanya berkaitan dengan hubungan antar negara tetapi juga mempertimbangkan
keterkaitan actor non-negara di tingkat global serta secara keseluruhan berdampak terhadap
masyarakat internasional.

8. Saat ini di Indonesia sedang ramai kontestasi di pilkada dengan menggunakan fenomena
buzzer di media sosial, menurut anda apakah fenomena ini berperan dalam menyuburkan
demokrasi di Indonesia? Apa alasannya?
Jawab :
Menurut saya, dengan maraknya fenomena buzzer dalam dunia politik ini dapat
berpotensi merusak demokrasi Indonesia. Menurut pandangan saya, dengan hadirnya buzzer
ini hanya sebagai parasite yang menumpang kebebasan dan merusak demokrasi. Jika
pemerintah bekerja dengan baik dan memegang amanat rakyat dengan sungguh-sungguh
maka tidak dibutuhkan lagi menggunakan buzzer politik. Dalam ruang publik yang
demokratis, kebebasan setiap orang untuk berbicara dan berekspresi dibatasi oleh hak orang
lain untuk diperlakukan secara layak serta untuk merasakan ruang bersama tanpa terganggu
sumpah serapah dan ketidakpatutan lainnya. Semua orang yang beroperasi di ruang publik
dituntut bersikap transparan, tak menyembunyikan diri dan mampu mengendalikan diri.
Seharusnya demokrasi diisi oleh diskursus kritis, sedangkan buzzer hanya mempengaruhi
opini public secara manipulative sehingga dapat mengikis pemikiran kritis.

9. Menurut Heywood (2013), sistem pemilu adalah serangkaian aturan yang mengatur tentang
pelaksanaan pemilu. Ada beragam jenis sistem pemilu, di antaranya yang populer yaitu
sistem distrik dan sistem proporsional. Jelaskan kedua sistem tersebut dan sebutkan
kelebihan serta kekurangan masing-masing sistem?

10. Bentuk sistem parlemen ada yang 1 kamar (unikameral) dan 2 kamar (bikameral).
Bagaimana cara kedua parlemen ini melakukan check and balances, baik di dalam parlemen,
maupun dalam hubungannya dengan eksekutif?

11. Partai politik dan kelompok kepentingan dalam kedudukan dan fungsinya memiliki banyak
kemiripan satu sama lain, sehingga kerap mengalami tumpang tindih dalam menjalankan
peran dan fungsinya. Namun demikian, terdapat perbedaan yang cukup jelas di antara
keduanya. Jelaskan perbedaan antara partai politik dan kelompok kepentingan dilihat dari
tiga indikator, yakni kekuasaan, isu (tuntutan), dan program!

12. Setidaknya ada empat model teori dalam kebijakan publik, antara lain rational actor,
incremental, bureaucratic politics, dan belief systems. Jelaskan salah satu dari empat model
kebijakan tersebut dan berikan contoh kasus penerapannya!
Jawab :
Rational model diartikan sebagai kebijakan yang mampu mencapai keuntungan sosial
yang tertinggi. Dalam rational model menyiratkan bahwa pemerintah harus memilih
kebijakan yang memaksimalkan keuntungan masyarakat dan meminimalkan biaya. Hasil
dari kebijakan tersebut harus memberikan keuntungan bagi masyarakat yang telah
membayar lebih, dan pemerintah mencegah kebijakan bila biaya melebihi manfaatnya. Yang
harus dilakukan pembuat kebijakan dalam memilih kebijakan rasional harus mengetahui
semua keinginan masyarakat dan bobotnya, mengetahui semua alternatif yang tersedia,
mengetahui semua konsekuensi alternatif, menghitung rasio pencapaian nilai sosial pada
setiap alternatif, dan memilih alternatif kebijakan yang paling efisien. Pada dasarnya nilai
dan kecenderungan yang berkembang dalam masyarakat tidak dapat terdeteksi secara
menyeluruh, sehingga menyulitkan bagi pembuat kebijakan untuk menentukan arah
kebijakan yang akan dibuat.
Contoh kasus penerapannya yaitu pada saat bulan Ramadhan tahun 2009 harga gula
pasir di pasar Jawa tengah, khususnya di Semarang melambung tinggi, dengan melihat
kondisi tersebut maka pemerintah provinsi jawa tengah melakukan kebijakan untuk
melakukan “operasi pasar”, sehingga memberikan alternatif kepada masyarakat yang merasa
dirugikan atas kenaikan harga tersebut untuk membeli gula pasir di pasar yang disediakan
pemprov tersebut, tentu saja masyarakat sangat merasakan dampak dari kebijakan tersebut,
karna perbedaan yang signifikan antara harga gula pasir di pasar milik pemprov dan di
pasar-pasar biasa.

VALIDASI SOAL

Telah diperiksa sesuai RPS dan Memenuhi syarat untuk diujikan

Mengetahui,
Kaprodi S-1 Ilmu PolitikDosen Koordinator

(Muhammad Prakoso Aji, S.Sos., M.I.P.) (Prof. Dr. Arry Bainus, MA)

You might also like