You are on page 1of 37

1 1

PROPOSAL PROSES GANGGUAN JIWA

"KOMUNIKASI TER

Disusun Oleh: CINDI PERMATA SARI (2114201011)

Kelas: Keperawatan III A

Nama Dosen: Ns. Edo Gusdiansyah,M.Kep

Mata Kuliah: Promosi Dan Pendidikan Kesehatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
2022/2023
1 2

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.

Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi

merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa

adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,

dapat menerima orang lain sebagaimana adanya, serta mempunyai sikap

positif terhadap diri sendiri dan oranglain. (Menkes,2005).

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. Konsep Dasar

a. Definisi

1. Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera

tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua

sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran

individu itu penuh / baik (Stuart & Sundenn, 1998).

2. Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya

rangsangan. Klien merasa melihat, mendengar, membau, ada

rasa raba dan rasa kecap meskipun tidak ada sesuatu rangsang

yang tertuju pada kelima indera tersebut (Izzudin, 2005 Internet

: http://blogspot.com/Askep Halusinasi).
1 3

3. Halusinasi adalah suatu penghayatan yang dialami suatu

persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren persepsi

palsu (Maramis, 2005).

3. Faktor - faktor Penyebab Halusinasi

a. Faktor predisposisi

1. Biologis

Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf –

syaraf pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gejala

yang mungkin timbul adalah : hambatan dalam belajar,

berbicara, daya ingat dan muncul perilaku menarik diri.

2. Psikologis

Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat

mempengaruhi respons psikologis klien, sikap atau keadaan

yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas

adalah : penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang

hidup klien.

3. Sosiobudaya

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi

realita seperti : kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,

kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi

disertai stress.

b. Faktor Presipitasi
1 4

Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan

setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi,

perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya.

4. Tanda dan Gejala

Menurut Budi Anna Keliat (1999), gejala atau karakteristik prilaku

dari halusinasi adalah sebagai berikut :

1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri.

2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain.

3. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata.

4. Tidak dapat memusatkan perhatian.

5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan

lingkungannya), takut.

6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.

5 Proses Terjadinya Halusinasi

Halusinasi penglihatan merupakan bentuk yang paling sering

dari gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa

(schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa bayang – bayang

atau kilauan cahaya. Tetapi paling sering berupa bayangan nyata

yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan

respons tertentu seperti : bicara sendiri, bertengkar atau respons lain

yang membahayakan, penuh perhatian pada orang lain yang tidak

bicara atau pada benda mati.


1 5

Halusinasi penglihatan merupakan suatu tanda mayor dari

gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor untuk

metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak

organik.

6. Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Pengkajian merupakan suatu pendekatan sistematik untuk

mengumpulkan data, menganalisa dan merumuskan diagnosa. Data

yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan

spiritual, isi pengkajian meliputi:

1. Identitas klien

2. Keluhan utama / alasan masuk rumah sakit

3. Faktor predisposisi

4. Pemeriksaan fisik

5. Aspek psikososial

6. Status mental

7. Mekanisme koping

8. Aspek medik

Pohon Masalah :

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan


1 6

Perubahan sensori perseptual : halusinasi pendengaran

Perubahan proses fikiran


Defisit perawatan
diri : deficit self
Kerusakan komunikasi verbal care

Kerusakan interaksi sosial Intoleransi Aktifitas


Koping keluarga
infektif : Ketidak
Isolasi sosial : menarik diri
mampuan
keluarga
Merawat klien Gangguan konsep diri : harga diri
dirumah

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari

individu atau kelompok, dimana perawat secara akontabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk

menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan

merubah. (A.Carpenito, 2000).

Diagnosa keperawatan dari pohon masalah :

1. Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi.

2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan isolasi

sosial : menarik diri

3. Kerusakan interaksi social : menarik diri berhubungan dengan

harga diri rendah.


1 7

4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan

proses fikir.

5. Prubahan proses fikir berhubungan dengan harga diri rendah.

6. Difisit prawatan diri berhubungan dengan kurangnya minat.

c. Rencana Keperawatan

Diagnosa Perencanaan
No Rasional
Keperawatan Tujuan Intervensi

1 Resiko TUM : a. Bina hubungan 1. Hubungan

perilaku Klien dapat saling percaya saling percaya

kekerasan mengendalikan a. Salam sebagai dasar

berhubungan halusinasinya. terapeutik interaksi yang

dengan TUK 1 : b. Perkenalkan terapeutik

halusinasi Klien dapat diri antara perawat

pendengaran membina c. Jelaskan dan klien

hubungan tujuan

saling percaya interaksi

dengan d. Buat kontrak

perawat yang jelas

e. Menerima

klien apa

adanya

f. Kontak mata
1 8

positif

g. Ciptakan

lingkungan

yang

terapeutik

2. Dorong klien dan

beri kesempatan 2. Ungkapan

untuk perasaan oleh

mengungkapkan kliensebagai

perasaannya bukti bahwa

klien

mempercayai

3. Dengarkan perawat

ungkapan klien 3. Perawat akan

dengan rasa meningkatkan

empati. hubungan

terapeutik

perawat-klien

TUK : 2 1. Adakan kontak 1. Mengurangi

Klien dapat secara sering dan waktu kosong

mengenali singkat bagi klien untuk

halusinasinya menyendiri.

2. Observasi tingkah2. Mengumpulkan


1 9

laku verbal dan data intervensi

non verbal klien terkait dengan

yang terkait halusinasi.

dengan halusinasi

(sikap seperti

mendengarkan

sesuatu, bicara

atau tertawa

sendiri, terdiam

di tengah –

tengah

pembicaraan).

3. Identifikasi 3. Melibatkan klien

bersama klien Dalam memper-

tentang waktu kenalkan

munculnya halusinasinya.

halusinasi, isi

halusinasi dan

frekuensi

timbulnya

halusinasi.

4. Dorong klien 4. Mengetahui

untuk koping klien


1 10

mengungkapkan sebagai data

perasaannya intervensi

ketika halusinasi keperawatan

muncul. selanjutnya.

5. Diskusikan 1. Membantu

dengan klien klien mengenali

mengenai tingkah lakunya

perasaannya saat saat halusinasi.

terjadi

halusinasi.

TUK 3 : 1. Identifikasi 1. Mengetahui

Klien dapat tindakan klien cara – cara klien

mengendalikan yang positif. mengatasi

halusinasinya halusinasi baik

yang positif

maupun yang

negatif.

2. Beri pujian atas 2. Menghargai

tindakan klien respon atau

yang positif. upaya klien.

3. Diskusikan 3. Memberikan

ajarkan cara informasi dan

mengatasi alternatif cara


1 11

halusinasi. mengatasi

halusinasi pada

klien.

4. Dorong klien 4. Memberi

untuk memilih kesempatan

cara yang disukai pada klien

untuk mengontrol untuk

halusinasi. memilihkan

cara sesuai

kehendak dan

kemampuannya.

5. Beri pujian atas 5. Meningkatkan

pilihan klien yang rasa percaya diri

tepat. klien.

6. Dorong klien 6. Motivasi respon

untuk melakukan klien atas upaya

tindakan yang yang telah

telah dipilih. dilakukan.

7. Diskusikan 7. Melibatkan

dengan klien klien dalam

hasil atau upaya menghadapi

yang telah masalah

dilakukan. halusinasi
1 12

lanjutan

TUK 4 : 1. Diskusikan 1. Memberikan

Klien dapat dengan klien informasi dan

menggunakan tentang obat meningkatkan

obat untuk untuk mengontrol pengetahuan

mengontrol halusinasinya. klien tentang

halusinasinya. efek obat

terhadap

halusinasinya.

2. Bantu klien untuk 2. Memastikan

memutuskan klien meminum

bahwa klien obat secara

minum obat teratur.

sesuai program

dokter.

3. Observasi tanda 3. Mengobservasi

dan gejala terkait efektivitas

efek dan efek program

samping. pengobatan.

4. Diskusikan 4. Memastikan

dengan dokter efek obat –

tentang efek dan obatan yang

efek samping tidak


1 13

obat diharapkan

terhadap klien.

TUK 5 : 1. Bina hubungan 1. Sebagai upaya

Klien saling percaya membina

mendapat dengan klien. hubungan

dukungan terapeutik

keluarga dalam dengan

mengendalikan keluarga.

halusinasi. 2. Kaji pengetahuan 2. Mencari data

keluarga tentang awal untuk

halusinasi dan menentukan

tindakan keluarga intervensi

dalam merawat selanjutnya.

klien.

3. Beri penguatan 3. Penguatan

positif atas upaya untuk

yang baik dalam menghargai

merawat upaya keluarga.

4. Diskusikan dan 4. Memberikan

ajarkan dengan informasi dan

keluarga tentang : mengajarkan

halusinasi, dan keluarga tentang

cara merawat halusinasi dan


1 14

halusinasi. cara merawat

klien.

5. Beri pujian atas 5. Pujian untuk

upaya keluarga menghargai

yang positif. keluarga.

2 Perubahan TUM : 1. Bina hubungan Kejujuran,

sensori Klien dapat saling percaya kesediaan dan

persepsi berhubungan a. Menyapa klien penerimaan

halusinasi dengan orang dengan ramah meningkatkan

pendengaran lain dan b. Mengingatkan kepercayaan

berhubungan lingkungan kontrak hubungan antara

dengan sehingga c. Terima klien klien dengan

isolasi halusinasi apa adanya perawat.

social : dapat dicegah. d. Jelaskan

menarik diri. tujuan

TUK 1 : pertemuan

Klien dapat e. Sikap terbuka

membina dan empati

hubungan

saling percaya

dengan

perawat.
1 15

TUK 2 : 1. Kaji pengetahuan 1. Mengetahui

Klien dapat klien tentang sejauh mana

mengenal perilaku menarik pengetahuan

perasaan yang diri. klien tentang

menyebabkan menarik diri

perilaku sehingga

menarik diri. perawat dapat

merencanakan

tindakan yang

selanjutnya.

2. Beri kesempatan 2. Untuk

pada klien untuk mengetahui

mengungkapkan alasan klien

perasaan menarik diri.

penyebab

menarik diri.

3. Diskusikan 3. Meningkatkan

bersama klien harga diri klien

tentang menarik sehingga berani

dirinya. bergaul dengan

lingkungan

sosialnya.
1 16

4. Beri pujian

terhadap

kemampuan klien

mengungkapkan

perasaannya.

TUK 3 : 1. Diskusikan 1. Meningkatkan

Klien dapat tentang manfaat pengetahuan

mengetahui berhubungan klien tentang

keuntungan dengan orang perlunya

berhubungan lain. berhubungan

dengan orang dengan orang

lain. lain.

2. Dorong klien 2. Untuk

untuk mengetahui

menyebutkan tingkat

kembali manfaat pemahaman

berhubungan klien terhadap

dengan orang informasi yang

lain. telah diberikan.

3. Beri pujian 3. Reinforcement

terhadap positif dapat

kemampuan klien meningkatkan

dalam
1 17

menyebutkan harga diri klien.

manfaat

berhubungan

dengan orang

lain.

TUK 4 : 1. Dorong klien 1. Klien mungkin

Klien dapat untuk mengalami

berhubungan menyebutkan perasaan tidak

dengan orang cara berhubungan nyaman, malu

lain secara dengan orang dalam

bertahap. lain. berhubungan

sehingga perlu

dilatih secara

bertahap dalam

berhubungan

dengan orang

lain.

2. Dorong dan bantu 2. Membantu klien

klien dalam

berhubungan mempertahanka

dengan orang lain n hubungan

secara bertahap inter personal.

antara lain :
1 18

a. Klien-perawat

b. Klien-

perawat-

perawat lain

c. Klien-

perawat-

perawat lain-

klien lain

3. Reinforcement

positif atas 3. Reinforcement

keberhasilan positif dapat

yang telah meningkatkan

dicapai klien. harga diri klien.

TUK 5 : 1. Diskusikan tentang 1. Meng-

Klien manfaat identifikasi

mendapat berhubungan hambatan yang

dukungan dari dengan orang lain. dirasakan klien.

keluarga dalam 2. Dorong klien 2. Untuk

berhubungan untuk mengetahui

dengan orang mengemukakan sejauh mana

lain. perasaan keluarga hubungan klien

dengan
1 19

keluarga.

3. Membantu klien

3. Dorong klien dalam

untuk mengikuti meningkatkan

kegiatan bersama hubungan

keluarga seperti : interpersonal

makan, ibadah dan dengan

rekreasi. keluarga.

4. Klien menarik

4. Jelaskan kepada diri

keluarga tentang membutuhkan

kebutuhan klien. perhatian yang

khusus.

5. Keterlibatan

5. Bantu keluarga keluarga sangat

untuk tetap membantu

mempertahankan dalam

hubungan dengan mengembangka

klien yaitu n interaksi

memperlihatkan dengan

perhatian dengan lingkungannya.

kunjungan rumah
1 20

sakit.
1 21

3 Menarik diri TUM : 1. Diskusikan 1.Mengidentifikasi

berhubungan Klien mampu dengan klien kan hal – hal

dengan berhubungan kelebihan yang positif yang

gangguan dengan orang dimilikinya. masih dimiliki

konsep diri: lain tanpa klien.

harga diri merasa rendah 2. Diskusikan 2. Mengingatkan

rendah. diri. kelemahan yang klien bahwa ia

dimiliki klien. manusia biasa

TUK 1 : yang

Klien dapat mempunyai

memperluas kekurangan.

kesadaran diri. 3. Beritahu klien 3. Menghadirkan

bahwa manusia realita pada

tidak ada yang klien.

sempurna, semua

memiliki

kelebihan dan

kekurangan.

4. Beritahu klien 4. Memberikan

bahwa kekurangan harapan pada

bisa ditutupi klien.

dengan kelebihan

yang dimiliki.

klien.
1 22

TUK 2 : 1. Diskusikan 1. Untuk

Klien dapat dengan klien ideal mengetahui

menyelidiki dirinya, apa sampai dimana

dirinya. harapan selama di realistis dari

RS, rencana klien harapan klien.

setelah pulang dan

apa cita – cita yang

ingin dicapai.

2. Bantu klien 2. Membantu klien

mengembangkan membentuk

antara keinginan harapan yang

dan kemampuan realistis.

yang dimilikinya.

3. Beri kesempatan 3.Meningkatkan

klien untuk rasa percaya diri

berhasil. klien.

4. Beri reinforcement 4 Meningkatkan

positif terhadap penghargaan

keberhasilan yang terhadap

telah dicapai. perilaku yang

positif.
1 23

TUK 3 : 1. Bantu klien 1. Mengingatkan

Klien dapat mengidentifikasi klien bahwa ia

mengevaluasi kegiatan atau yang tidak selalu

dirinya. berhasil gagal.

dicapainya.

2. Kaji bagaimana 2. Memberi

perasaan klien kesempatan

dengan klien untuk

keberhasilan menilai dirinya

tersebut. sendiri.

3. Bicarakan 3. Mengetahui

kegagalan yang apakah

pernah dialami kegagalan

klien dan sebab – tersebut

sebab kegagalan. mempengaruhi

klien.

4. Kaji bagaimana 4. Mengetahui

respon klien koping yang

terhadap kegagalan selama ini

tersebut dan cara digunakan oleh

mengatasinya. klien.

5. Jelaskan pada klien 5. Memberikan

bahwa kegagalan kekuatan pada

klien bahwa
yang dialami dapat
1 24

yang dialami dapat klien bahwa

menjadi pelajaran kegagalan itu

untuk mengatasi bukan

kesulitan yang merupakan akhir

mungkin terjadi dari suatu usaha.

dimasa yang akan

datang.

TUK 4 : 1. Bantu klien 1.Agar klien tetap

Klien dapat merumuskan realistis dengan

membuat tujuan yang ingin kemampuan

rencana yang dicapainya. yang dimiliki.

realistis. 2. Diskusikan dengan 2. Mempertahan-

klien tujuan yang kan klien untuk

ingin dicapai tetap realistis.

dengan

kemampuan klien.

3. Bantu klien 3. Agar prioritas

memilih priotitas yang dipilih

tujuan yang sesuai dengan

mungkin dapat kemampuan.

dicapainya.

4. Beri kesempatan 4. Menghargai

klien untuk keputusan yang

telah dipilih
melakukan
1 25

melakukan kegiatan telah dipilih

yang telah dipilih. klien.

5. Tunjukan 5. Memberikan

keterampilan dan penghargaan

keberhasilan yang atas

telah dicapai klien. keberhasilan

yang telah

1. Diskusikan dengan dicapai.

TUK 5 : keluarga tanda – 1. Mengantisipasi

Klien dapat tanda harga diri masalah yang

dukungan rendah. timbul.

keluarga yang 2. Anjurkan setiap

meningkatkan anggota keluarga 2. Menyiapkan

harga dirinya. untuk mengenal support sistem

dan menghargai yang akurat.

klien tidak

mengejek, tidak

menjauhi.

3. Anjurkan pada

keluarga untuk 3. Memberikan

memberikan kesempatan

kesempatan pada klien

berhasil pada klien. untuk sukses.


1 26

berhasil pada klien.

4. Anjurkan keluarga

untuk menerima 4. Membantu

klien apa adanya. meningkatkan

harga diri

5. Anjurkan keluarga klien.

untuk melibatkan 5. Meningkatkan

klien dalam setiap interaksi klien

pertemuan dengan

keluarga. anggota

1. Adakan kontrak keluarga.

4 Gangguan TUM : sering dan singkat. 1. Hal ini

komunikasi Klien dapat a. Gunakan mendorong

verbal mengontrol teknik untuk

berhubungan halusinasinya. komunikasi menyampaikan

dengan terapeutik. rasa empati,

perubahan TUK 1 : b. Pertahankan mengembangk

proses pikir. Klien dapat konsistensi an rasa percaya

mengenal akan perawat yang dan akhirnya

wahamnya. bertugas. mendorong

klien untuk

mendiskusikan

-nya.

Untukmemuda
1 27

2. Jangan membantah 2.Untuk

atau menyangkal memudahkan

keyakinan pasien. rasa percaya dan

kemampuan

untuk mengerti

akan tindakan

dan komunikasi

pasien

membantah atau

menyangkal

tidak akan

bermanfaat apa –

apa.

TUK 2 : 1. Bantu klien untuk 1.Ungkapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan secara

mengendalikan anansietas, takut verbal dalam

wahamnya. atau tidak aman. lingkungan yang

tidak terancam

akan mendorong

klien untuk

mengungkapkan

perasaannya

yang mungkin

sudah
1 28

sudah terpendam.

2. Diskusikan yan

2. Diskusikan untuk berfokus pada

cara mencegah ide – ide yang

waham, contoh salah tidak akan

percaya pada orang mencapai tujuan

lain, belajar akan dan mungkin

kenyataan, bicara buat psikosisnya

dengan orang lain, lebih buruk jika

yakin akan dirinya pasien dapat

bahwa tidak ada belajar untuk

yang akan menghentikan

mengerti ansietas yang

perasaannya bila meningkat,

tidak cerita dengan pikiran waham

orang lain. dapat dicegah.

1. Mengingatkan

klien bahwa ia

TUK 3 : 1. Bantu klien tidak selalu

Klien dapat mengidentifikasi gagal.

mengevaluasi kegiatan atau

dirinya. keinginan yang

berhasil 2. Memberi
1 29

dicapainya. kesempatan

2. Kaji bagaimana klien untuk

perasaan klien menilai dirinya

dengan sendiri.

keberhasilan. 3. Mengetahui

koping yang

3. Bicarakan kegagalan selama ini

yang pernah digunakan oleh

dialami klien dan klien

sebab – sebab 4. Memberikan

kegagalan kekuatan pada

4. Kaji bagaimana klien bahwa

respon klien kegagalan itu

terhadap kegagalan bukan

tersebut dan cara merupakan

mengatasi akhir dari suatu

usaha.

5. Jelaskan pada klien

bahwa kegagalan

yang dialami dapat

menjadi pelajaran
1 30

untuk mengatasi

kesulitan yang

mungkin terjadi di

masa yang akan

datang.

TUK 4 : 1. Bantu klien 1. Agar klien

Klien dapat memuaskan tujuan dapat tetap

membuat yang ingin realistis dengan

rencana yang dicapainya. kemampuan

realistis. 2. Diskusikan dengan 2. mempertahan-

klien tujuan yang kan klien agar

ingin dicapai tetap realistis.

dengan

kemampuan klien.

3. Bantu klien untuk 3. Agar prioritas

memilih prioritas yang dipilih

tujuan yang sesuai dengan

mungkin dapat kemampuan.

dicapainya.

4. Beri kesempatan 4. Menghargai

klien untuk keputusan yang


1 31

melakukan telah dipilih

kegiatan yang telah klien.

dipilih.

5. Tunjukkan 5. Memberi

keterampilan yang penghargaan

telah dicapai klien. atas

keberhasilan

yang telah

dicapai.
1 32

5 Perubahan TUM : 1. Diskusikan dengan 1. Meng-

proses pikir Klien mampu klien kelebihan identifikasi hal

berhubungan berhubungan yang dimilikinya – hal positif

dengan harga dengan orang yang masih

diri rendah lain tanpa dimiliki klien

kronis. merasa rendah 2. Diskusikan 2. Mengingatkan

diri. kelemahan yang klien bahwa

TUK 1 : dimiliki klien klien manusia

Klien dapat biasa yang

memperluas mempunyai

kesadaran diri kekurangan

3. Beritahu klien 3. Menghadirkan

bahwa manusia harapan pada

tidak ada yang klien

sempurna, semua

memiliki

kelebihan dan

kekurangan.

4. Beritahu klien 4. Agar klien tidak

bahwa kekurangan merasa putus

bisa ditutup asa.

dengan kelebihan

yang dimiliki.
1 33

TUK 2 : 1. Diskusikan dengan 1. Untuk

Klien dapat klien ideal dirinya, mengetahui

menyelidiki apa rencana sampai dimana

dirinya selama di RS, realistis dan

rencana klien harapan pasien.

setelah pulang dan

apa cita – cita

yang ingin dicapai.

2. Bantu klien 2. Membantu klien

mengembangkan untuk

antara keinginan membentuk

dan kemampuan harapan yang

yang dimilikinya realistis

3. Beri kesempatan 3. Meningkatkan

pada klien untuk rasa percaya diri

berhasil klien

4. Beri reinforcement 4. Memberi

positif terhadap penghargaan

keberhasilan yang terhadap

telah dicapai. perilaku yang

positif.

6 Defisit TUM : 1. Diskusikan tentang 1. Untuk

perawatan Klien dapat keuntungan meningkatkan


1 34

diri melakukan melakukan pengetahuan

berhubungan perawatan diri perawatan diri klien tentang

dengan TUK 1 : perlunya

intoleransi Klien perawatan diri

aktivitas. mengetahui 2. Dorong klien untuk 2. Untuk

keuntungan menyebutkan mengetahui

melakukan kembali tingkat

perawatan diri keuntungan dalam pemahaman

melakukan klien tentang

perawatan diri informasi yang

telah diberikan

3. Beri pujian terhadap3. Reinforcement

kemampuan klien posisitf dapat

dalam menyenangkan

menyebutkan hati pasien

keuntungan

melakukan

perawatan diri
1 35

TUK 2 : 1. Diskusikan tentang 1. Untuk

Klien kerugian tidak meningkatkan

mengetahui melakukan kemampuan

kerugian jika perawatan diri pengetahuan

tidak klien tentang

melakukan perlunya

perawatan diri perawatan diri.

2. Beri pujian terhadap 2. Reinforcement

kemampuan klien positif untuk

dalam menyenangkan

menyebutkan hati klien.

kerugian tidak

melakukan

perawatan diri.

TUK 3 : 1. Dorong dan bantu 1. Untuk

Klien berminat klien dalam meningkatkan

melakukan melakukan minat klien

perawatan diri perawatan diri dalam

melakukan

perawatan diri

2. Beri pujian atas 2. Reinforcement

keberhasilan klien positif dapat


1 36

melakukan menyenangkan

perawatan diri hati klien dan

meningkatkan

minat klien

untuk

melakukan

perawatan diri.

Implementasi Keperawatan

Menurut Keliat (2006), implementasi keperawatan

disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan dengan

memperhatikan dan mengutamakan masalah utama yang aktual dan

mengancam integritas klien beserta lingkungannya. Sebelum

melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan,


1 37

perawat perlu memvalidasi apakah rencana tindakan keperawatan

masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien pada saat ini (here

and now). Hubungan saling percaya antara perawat dengan klien

merupakan dasar utama dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

You might also like