You are on page 1of 4

Antropologi dan Kebudayaan

• Antropologi adalah 1) Study tentang mankind (manusia) terutama


hubungannya dengan hubungan dan lingkungan sosialnya. 2) Studi tentang
struktur dan evolusi manusia.
• Antropologi (Antropos=humankind, logos=discourse)
• Antropologi itu adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, mulai
dari sejarah terbentuknya manusia, bagaimana manusia dapat berevolusi
dan bagaimana Iahidup dalam kelompok atau komunitas, kehidupan yang
dipengaruhi oleh komunitasnya dan warisankebudayaan dan kebiasaan
yang Ia tinggalkan.
• Membicarakan manusia, tidak dapat lepas darimembicarakan komunitas
dan kebudayaan yang diciptakannya.

Secara fisiologis dan biologis tubuh manusia selalu berinteraksi dengan


lingkungannya. Manusia mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan
yang selalu berubah, yang sering membawa serta penyakit baruyang belum
dikenal atau perkembangan/perubahan penyakit yang sudah ada.

Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian


profesional yang beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat
sangat erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit. Dalam kenyataannya
tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek. WHO
melihat sehat dari berbagai aspek. Kajian mengenai konsekuensi kesehatan
perlu memperhatikan konteks budaya dan sosial masyarakat.Cara hidup
dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan
dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai
kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit.

Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab


sakit, yaitu naturalistik dan personalistik. Penyebab bersifat naturalistik
yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan
(salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh,
termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit
bawaan. Konsep sehat sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama
dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang
berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan
serta gejala yang dirasakan.

Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal,wajar, nyaman,


dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah. Sedangkan sakit
dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan,
bahkan dirasakan sebagaisiksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak
dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti halnya orang yang sehat.

Sedangkan konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit (illness)


disebabkan oleh intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk
bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau roh jahat), atau makhluk manusia
(tukang sihir, tukang tenung). Menelusuri nilai budaya, misalnya
mengenaipengenalan kusta dan perawatannya.

Masyarakat dan kebudayaan di mana pun selalu dalam keadaan berubah,


ada dua sebab perubahan yaitu:
a. Sebab yang berasal dari masyarakat dan lingkungannya sendiri,misalnya
perubahan jumlah dan komposisi
b. sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam
jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain,
cenderung untuk berubah secara lebih cepat.
c. adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya
teknologi dan inovasi.

Masyarakat maju, perubahan kebudayaan biasanya terjadi melalui


penemuan (discovery) dalam bentuk ciptaan baru (inovation) dan melalui
proses difusi. Discovery merupakan jenis penemuan baru yang mengubah
persepsi mengenai hakikat suatu gejala mengenai hubungan dua gejala
atau lebih. Invention adalah suatu penciptaan bentuk baru yang berupa
benda (pengetahuan) yang dilakukan melalui penciptaan dan didasarkan
atas pengkombinasian pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai
benda dan gejala yang dimaksud. Ada empat bentuk peristiwa perubahan
kebudayaan.

a. Pertama, cultural lag, yaitu perbedaan antara taraf kemajuan


berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Dengan kata lain,
cultural lag dapat diartikan sebagai bentuk ketinggalan kebudayaan, yaitu
selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat
benda itu diterima secara umum sampai masyarakat menyesuaikan diri
terhadap benda tersebut.

b. Kedua, cultural survival, yaitu suatu konsep untuk menggambarkan


suatu praktik yang telah kehilangan fungsi pentingnya seratus persen, yang
tetap hidup, dan berlaku
semata-mata hanya di atas landasan adat-istiadat semata-mata. Jadi,
cultural survival adalah pengertian adanya suatu
Menurut G.M. Foster (1973), aspek budaya dapat mempengaruhi
kesehatan antara lain:

a. Pengaruh tradisi, ada beberapa tradisi didalam masyarakat yang dapat


berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat.

b. Sikap fatalistis. Hal lain adalah sikap fatalistis yang juga


mempengaruhi perilaku kesehatan. Contoh: Beberapa anggota masyarakat
dikalangan kelompok tertentu (fanatik) yang beragama islam percaya
bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir,
sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan
pengobatan bagi anaknya yang sakit.

c. Sikap ethnosentris. Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang


paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.

d. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya. Contoh: Dalam upaya


perbaikan gizi, disuatu daerah pedesaan tertentu, menolak untuk makan
daun singkong walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi.
Setelah diselidiki ternyata masyarakat bernaggapan daun singkong hanya
pantas untuk makanan kambing dan mereka menolaknya karena status
mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.

e. Pengaruh norma. Contoh: upaya untuk menurunkan angka kematian ibu


dan bayi banyak mengalami hambatan karena ada norma yang melarang
hubungan antara dokter yang memberikan pelayanan dengan bumil
sebagai pengguna pelayanan.

f. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap perilaku kesehatan. Kebiasaan yang ditanamkan sejak
kecil akan berpengaruh terhadap kebiasaan pada seseorang ketika ia
dewasa. Misalnya saja, manusia yang biasa makan nasi sejak kecil, akan
sulit diubah kebiasaan makannya setelah dewasa.

g. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan Apabila


seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan
masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang
akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang
terlibat/berpengaruh pada perubahan, dan berusaha untuk memprediksi
tentang apa yan akan terjadi dengan perubahan tersebut.

You might also like