You are on page 1of 3

KERACUNAN MAKANAN

No. Dokumen : UKP/BP/SOP/352/2017


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 25-07-2017
Halaman : 1/2
N.R.Nitya MB
UPT Puskesmas
NIP.
Tanah Tinggi
196312211992032004
Keracunan makanan adalah suatu kondisi gangguan pencernaan yang disebabkan
oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan zat patogen dan atau
1.Pengertian
bahan kimia, misalnya Norovirus, Salmonella, Clostridium perfringens,
Campylobacter, dan Staphylococcus aureus.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanakan Keracunan
2. Tujuan makanan dan mencegah terjadinya komplikasi untuk semua pasien yang datang di
Unit Pelayanan Umum puskesmas Tanah Tinggi
Keputusan Kepala Puskesmas Nomor: UKP/VII/SK/045/VI/2017
3. Kebijakan
Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Tanah Tinggi.
1. Panduan Praktik Klinis di puskesmas, 2014, Depertemen Kesehatan RI
2. KMK 514/2015 tentang Panduan Praktek Klinis bagi Dokter di FKTP
4. Referensi
3. Permenkes no 5 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis dokter di Fasyankes
Primer.
5. Langkah - 1. Perawat Melakukan identifikasi dan pengukuran tanda-tanda vital
langkah (TTV), berat badan dan tinggi badan. Kemudian mencatat dalam buku
status pasien.
2. Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien:
Keluhan:
- Pada keracunan makanan biasanya berlangsung kurang dari 2 minggu.
Darah atau lendir pada tinja; menunjukkan invasi mukosa usus atau kolon.
- Nyeri perut.
- Nyeri kram otot perut; menunjukkan hilangnya elektrolit yang mendasari,
seperti pada kolera yang berat.
- Kembung.
Faktor Risiko:
- Riwayat makan/minum di tempat yang tidak higienis
- Konsumsi daging/unggas yang kurang matang dapat dicurigai untuk
Salmonella spp, Campylobacter spp, toksin Shiga E coli, dan Clostridium
perfringens.
- Konsumsi makanan laut mentah dapat dicurigai untuk Norwalk-like virus,
Vibrio spp, atau hepatitis A.
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana
Pemeriksaan Fisik:
1/1
Pemeriksaan fisik harus difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi.
- Diare, dehidrasi, dengan tanda–tanda tekanan darah turun, nadi cepat, mulut
kering, penurunan keringat, dan penurunan output urin.
- Nyeri tekan perut, bising usus meningkat atau melemah.
Pemeriksaan Penunjang:
- Lakukan pemeriksaan mikroskopis dari feses untuk telur cacing dan parasit.
- Pewarnaan Gram, Koch dan metilen biru Loeffler untuk membantu
membedakan penyakit invasif dari penyakit non-invasif.
4. Dokter melakukan Penatalaksanaan terhadap pasien
Penatalaksanaan:
- Karena sebagian besar kasus adalah self-limiting, pengobatan khusus tidak
diperlukan.
- rehidrasi yang cukup dan suplemen elektrolit. Hal ini dapat dicapai dengan
pemberian cairan rehidrasi oral (oralit) atau larutan intravena (misalnya, larutan
natrium klorida isotonik, larutan Ringer Laktat).
- hanya 10% kasus membutuhkan terapi antibiotik.
- Obat absorben (misalnya, kaopectate, aluminium hidroksida) membantu
memadatkan feses diberikan bila diare tidak segera berhenti. Diphenoxylate
dengan atropin (Lomotil) tersedia dalam tablet (2,5 mg diphenoxylate) dan cair
(2,5 mg diphenoxylate / 5 mL). Dosis awal untuk orang dewasa adalah 2 tablet 4
kali sehari (20 mg / d), digunakan hanya bila diare masif.
- Jika gejalanya menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus ditentukan
dengan melakukan kultur tinja. Untuk itu harus segera dirujuk
Konseling dan Edukasi:
Edukasi kepada keluarga untuk turut menjaga higiene keluarga dan pasien.

5. Melakukan rujukan jika memenuhi kebijakan kriteria rujukan .


- Gejala keracunan tidak berhenti setelah 3 hari ditangani dengan adekuat.
- Pasien mengalami perburukan.

6. Dokter dan petugas melakukan dokumentasi pada rekamedis pasien


1. Pelayanan Pemeriksaan Umum
6. Unit Terkait 2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga Berencana
3. Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS )
1. Status pasien (Rekam Medis)
7. Dokumen
2. Lembaran resep
Terkait
3. From Rujukan
Tanggal mulai
8. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
Historis
perubahan

2/1
KERACUNAN MAKANAN
No. Kode : UKP/BP/SOP/352/2017

DAFTAR
No. Revisi :
TILIK

UPT Puskesmas
Halaman : 1/1
Tanah Tinggi

No Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
Perawat Melakukan identifikasi dan pengukuran
tanda-tanda vital (TTV), berat badan dan tinggi
1. Apakah
badan. Kemudian mencatat dalam buku status
pasien.
2. Apakah Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien:
Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang
3. Apakah
sederhana
Dokter melakukan Penatalaksanaan dan KIE terhadap
4. Apakah
pasien
Melakukan rujukan jika memenuhi kebijakan kriteria
5. Apakah
rujukan
Dokter dan perawat melakukan dokumentasi pada
6. Apakah
rekamedis pasien

Compliance rate (CR) : ……………………………….%


………………………………..,……
Pelaksana / Auditor

…………………………….
NIP: ………………….

3/1

You might also like