Professional Documents
Culture Documents
Di Susun Oleh :
Nurul Indriana P1337431219012
Regita Aisyah S. P1337431219025
Tri Linda Restu N. P1337431219053
Husnia Hanna P. P1337431219054
Merancang rencana aksi adalah tahapan yang mesti dilalui terutama kita sebagai
mahasiswa yang merupakan salah satu bagian dari upaya pencegahan dan juga
pemberantasan korupsi di indonesia, atau siapapun yang ingin terlibat dalam gerakan
pemberantasan korupsi. Bukan tanpa sebab, rencana aksi akan menjadi pengetahuan ilmu
yang telah didapat ke dalam tataran praktis. Harapannya, ilmu yang terwujud menjadi aksi
dapat membantu mencegah tindak korupsi di instansi atau lembaga yang bersangkutan.
Merancang rencana aksi tidak bisa sembarangan, mesti sistematis dan terstruktur agar
bisa berhasil. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah SMART, kependekan dari
Specific, Measurable, Attainable, Relevant, Timely.
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh konsultan Amerika Serikat George T.
Doran dalam artikelnya pada 1981 berjudul "There's a S.M.A.R.T. Way to Write
Management's Goals and Objectives". Dalam tulisan tersebut, Doran menyadari bahwa
banyak perusahaan memiliki objektif yang terlalu luas dan sulit tercapai. Metode SMART
dirancang untuk memberikan arah yang jelas dan terukur bagi perusahaan untuk mencapai
target mereka.
Berikut ini adalah penjelasan metode SMART yang bias digunakan oleh mahasiswa
dalam rangka membantu pemerintah dalam pencegahan dan juga pemberantasan korupsi di
Indonesia.
1. Specific
Sesuai artinya, maka kata pertama ini menekankan pentingnya menetapkan target
yang spesifik. Hindari target yang terlalu umum atau kurang mendetail. Target tidak boleh
ambigu, harus jelas. dan dipaparkan dengan bahasa yang lugas.
Misalnya tetapkan target seperti ini: "Menerapkan sikap disiplin dengan selalu
mengerjakan tugas tepat waktu dan juga tidak pernah telat masuk kuliah selama 1 tahun bagi
seluruh mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Semarang". Target tersebut jelas dan terarah,
memiliki cakupan dan waktu yang detail juga. Hindari menggunakan target yang terlalu bias,
luas, dan multitafsir, seperti “Ayo jangan malas mengerjakan tugas dan jangan bolos kuliah".
Untuk menetapkan tujuan yang spesifik, kita juga harus menyampaikan kepada siapa
yang terlibat mengenai harapan dan keinginan dengan detail. Mengapa hal ini penting, siapa
yang akan terlibat, di mana akan dijalankan, dan atribut apa saja yang krusial.
Misalnya: Mahasiswa dapat mengumpulkan tugas tepat waktu dan juga tidak datang
terlambat sebelum mata kuliah di mulai selama 1 tahun.
- Which: Identifikasi persyaratan untuk mencapai target dan kendala yang menghalagi
tercapainya target.
Misalnya: Persyaratan untuk mencapai target adalah mahasiswa dapat menjalankan tugasnya
sesuai tanggungjawab yang sudah diberikan. Kendala misalnya, masih banyak mahasiswa
yang titip absen saat jam perkuliahan.
2. Measurable
Kata kedua yang bermakna "terukur" ini menekankan pentingnya kriteria yang
digunakan untuk mengukur besarnya kemajuan yang dibuat dalam mencapai target. Filosofi
yang melatarbelakangi poin ini adalah: “Jika target tidak dapat diukur, mustahil mengetahui
apakah kita telah membuat kemajuan dalam mencapai tujuan akhirnya”.
Kemajuan yang terukur akan membantu tim tetap berada di jalur yang benar,
menepati tenggat waktu, dan merasakan semangat ketika memperoleh hasil yang
menggembirakan. Ketika mengetahui adanya kemajuan dan target semakin dekat tercapai,
maka akan tercipta euforia yang bisa meningkatkan kinerja.
Misalnya : mahasiswa memberikan usulan kepada pihak kampus untuk merenovasi
perpustakaan agar lebih nyaman.
Dalam hal ini sebagai mahasiswa kita dapat menjadi pengawas dalam pelaksanaan
renovasi perpustakaan. Target yang terukur akan mampu menjawab salah satu pertanyaan:
Misalnya : dengan membandingkan kondisi perpustakaan yang sebelum dan sesudah renovasi
3. Attainable
Kata ketiga yang bermakna "dapat dicapai" ini menekankan bahwa target harus
realistis dan bisa diraih. Target tidak boleh dibuat terlalu mudah sehingga tidak mampu
mendongkrak kinerja, tapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa mustahil dicapai.
Target yang ditetapkan akan dapat dicapai jika kita telah menentukan apa yang
terpenting untuk dilakukan, lalu mampu membayangkan langkah demi langkah untuk
mewujudkannya. Untuk itu, kita akan mengembangkan perilaku, kemampuan, keahlian, dan
kapasitas finansial untuk mencapainya.
Misalnya: Seorang mahasiswa ingin mencapai target bahwa nilai mata kuliah PBAK
naik 10 persen dibandingkan semester lalu.
Kata keempat "relevan" menekankan memilih target yang tepat. Target yang
ditetapkan, khususnya dalam rencana aksi pemberantasan korupsi, mestilah relevan dengan
kebutuhan masyarakat dan target-target lainnya.
Sebuah target yang relevan akan mendapat jawaban 'ya' untuk semua pertanyaan ini:
- Apakah target ini sesuai dengan kebutuhan dan target kita yang lain? ya
5. Timely
Kata kelima yaitu "tepat waktu" menekankan pentingnya menetapkan target dengan
kerangka waktu, yaitu memberikan tenggat waktu pencapaiannya. Setiap target memerlukan
tenggat waktu untuk membantu kita tetap fokus dan bergerak maju.
Misalnya: Mahasiswa gizi poltekkes semarang semester 7 diberikan tugas untuk membuat
skrips dimulai dari menentukan topic/ judul kemudian bab 1 dan bab selanjutnya.
Tenggat waktu akan menimbulkan urgensi dan membantu menetapkan skala prioritas
dalam pengerjaannya. Target dengan tenggat waktu akan menjawab pertanyaan berikut:
- Kapan?
Misalnya : Ketika membuat proposal penelitian dengan tenggat waktu 26 September 2022
maka harus diselesaikan pada tanggal tersebut tidak molor di hari berikutnya .
Tidak mesti kelima langkah SMART bisa dilakukan bersamaan, namun setidaknya
dengan mengacu pada salah satu metode ini rencana aksi pemberantasan korupsi bisa
memiliki tujuan yang jelas.
Menuliskan rencana aksi dengan metode SMART memang mudah, yang sulit adalah
melakukannya dengan konsisten. Maka peganglah erat-erat rencana aksi yang sudah kita
buat, dengan niat tulus untuk memperbaiki sistem dan memberantas korupsi di Indonesia.