You are on page 1of 15

Program Studi Teknik Biomedis – Fak.

Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

BAB 3

RANGKAIAN RLC

3.1 Tujuan Percobaan

• Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengaruh komponen R, L, dan C pada


rangkaian dengan sumber arus bolak-balik.
• Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian listrik arus bolak-balik dengan
konsep fasor, impedansi, dan admintasi.

3.2 Pendahuluan

Berdasarkan Hukum Faraday, perubahan fluks magnet dapat menyebabkan


gaya gerak listrik (GGL). Secara lebih spesifik, kumparan yang berputar di dalam
sebuah medan magnet akan membuat GGL yang ditimbukan membentuk sinyal
sinusoidal yang merambat berdasarkan perubahan waktu t dan menimbulkan arus
listrik bolak-balik atau alternating current (AC).

Gambar 3.1 Simbol arus bolak-balik atau alternating current (AC)

Oleh karena sumber arus bolak-balik merupakan sinyal sinusoidal, sumber


arus bolak-balik secara sistematis dinyatakan dengan persamaan :

𝑉 (𝑡) = 𝑉0 sin 𝜔𝑡

(3.1)

dimana nilai maksimum V0 disebut sebagai amplitudo. Nilai tegangan


sumber akan selalu berubah seiring dengan pergerakan sinyal sinus dimana
tegangan sumber AC akan berkisar antara V0 sampai −V0.

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

Gambar 3.2 Sumber Tegangan Sinusoidal

Fungsi sinus adalah fungsi yang periodik terhadap waktu. Nilai tegangan
pada waktu t akan sama setelah t’ = t + T dimana T adalah periode. Frekuensi f
didefinisikan sebagai f = 1/T dimana satuan f adalah Hz. Frekuensi angular
didefinisikan sebagai ω = 2πf. Setelah melalui “waktu transien”, sumber arus AC
akan mengalir ke rangkaian sebagai respon terhadap sumber tegangan. Arus pada
sumber AC dinyatakan dengan persamaan matematis :

𝐼 (𝑡) = 𝐼0 sin 𝜔𝑡 − 𝜙

(3.2)

Arus AC akan berosilasi dengan frekuensi yang sama dengan sumber


tegangan dan amplitudo sebesar I0 dan dengan fase ϕ.

3.2.1 Pengaruh R (Resistor) pada Rangkaian dengan Sumber AC

Jika diketahui terdapat sebuah rangkaian resistif dengan komponen resistor


yang terhubung pada sebuah sumber arus AC seperti yang ditunjukkan pada gambar
di bawah ini

Gambar 3.3 Rangkaian Sumber AC dengan Resistor

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

dengan mengaplikasikan Hukum Kirchhoff, akan berlaku


𝑉 (𝑡) − 𝑉𝑅 (𝑡) = 𝑉(𝑡) − 𝐼𝑅 (𝑡)𝑅 = 0
(3.3)
dimana 𝑉𝑅 (𝑡) = 𝐼𝑅 (𝑡)𝑅 adalah penurunan tegangan pada resistor,
sedangkan untuk menghitung arus pada resistor digunakan rumus :
𝑉𝑅 (𝑡) 𝑉𝑅0 sin 𝜔𝑡
𝐼𝑅 (𝑡) = = = 𝐼𝑅0 sin 𝜔𝑡
𝑅 𝑅
(3.4)
𝑉𝑅0
dimana 𝑉𝑅0 = 𝑉0 dan 𝐼𝑅0 = adalah arus maksimum. Dengan
𝑅

membandingkan persamaan arus AC dan persamaan resistor pada nilai ϕ = 0. Hal


tersebut berarti IR(t) dan VR(t) adalah sefase atau tidak ada perbedaan fase. Yang
dimaksudkan dengan istilah sefase adalah nilai maksimum dan minimum untuk
arus dan tegangan akan dicapai pada waktu yang sama. Grafik tegangan dan arus
terhadap waktu t yang melintasi resistor ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.4.a Grafik IR(t) dan VR(t) terhadap Perubahan Waktu

Gambar 3.4.b Grafik Fasor

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

3.2.2 Pengaruh L (Induktor) pada Rangkaian dengan Sumber AC

Jika diketahui terdapat sebuah komponen induktor (L) yang terhubung pada
sebuah sumber arus AC seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Gambar 3.5 Rangkaian Sumber AC dengan Induktor


dengan mengaplikasikan Hukum Kirchhoff, akan berlaku
𝑑𝐼𝐿
𝑉 (𝑡) − 𝑉𝐿 (𝑡) = 𝑉 (𝑡) − 𝐿 =0
𝑑𝑡
(3.5)
yang mengimplikasikan
𝑑𝐼𝐿 𝑉(𝑡) 𝑉𝐿0
= = sin 𝜔𝑡
𝑑𝑡 𝐿 𝐿
(3.6)
dimana 𝑉𝐿0 = 𝑉0 . Dengan mengintegerasikan persamaan di atas, akan
diperoleh rumus
𝑉𝐿0 𝑉𝐿 𝑉𝐿 𝜋
𝐼𝐿 (𝑡) = ∫ 𝑑𝐼𝐿 = ∫ sin 𝜔𝑡 𝑑𝑡 = − ( 0 ) cos 𝜔𝑡 = ( 0 ) sin (𝜔𝑡 − )
𝐿 𝜔𝐿 𝜔𝐿 2
(3.7)
𝜋
dimana − cos 𝜔𝑡 = sin (𝜔𝑡 − 2 ). Berdasarkan persamaan di atas, dapat

dibentuk sebuah persamaan IL(t) berupa


𝑉𝐿0 𝑉𝐿0
𝐼𝐿0 = =
𝜔𝐿 𝑋𝐿
(3.8)
dimana 𝑋𝐿 = 𝜔𝐿 adalah reaktansi induktif dengan satuan ohm (Ω) layaknya
resistor. Berbeda dengan resistor, nilai XL bergantung linear kepada frekuensi

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

angular ω sehingga nilai hambatannya akan berbeda seiring berubahnya frekuensi.


Grafik VL(t) dan IL(t) terhadap waktu t akan tampak sebagai berikut.

Gambar 3.6.a Grafik IL(t) dan VL(t) terhadap Perubahan Waktu

Gambar 3.6.b Grafik Fasor

3.2.3 Pengaruh C (Kapasitor) pada Rangkaian dengan Sumber AC

Jika diketahui terdapat sebuah komponen kapasitor (C) yang terhubung


pada sebuah sumber arus AC seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Gambar 3.7 Rangkaian Sumber AC dengan Kapasitor


dengan mengaplikasikan Hukum Kirchhoff, akan berlaku
𝑄(𝑡)
𝑉 (𝑡) − 𝑉𝐶 (𝑡) = 𝑉 (𝑡) − =0
𝐶
(3.9)
dimana

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

𝑄(𝑡) = 𝐶𝑉 (𝑡) = 𝐶𝑉𝐶 (𝑡) = 𝐶𝑉𝐶0 sin 𝜔𝑡


(3.10)
Untuk menghitung arus pada rangkaian, berlaku rumus :
𝑑𝑄 𝜋
𝐼𝐶 (𝑡) = + = 𝜔𝐶𝑉𝐶0 cos 𝜔𝑡 = 𝜔𝐶𝑉𝐶0 sin (𝜔𝑡 + )
𝑑𝑡 2
(3.11)
𝜋
dimana 𝑉𝐶0 = 𝑉0 dan cos 𝜔𝑡 = sin (𝜔𝑡 + 2 ). Persamaan di atas

menandakan bahwa nilai arus maksimum rangkaian ini adalah


𝑉𝐶0
𝐼𝐶0 = 𝜔𝐶𝑉𝐶0 =
𝑋𝐶
(3.12)
1
dimana 𝑋𝐶 = 𝜔𝐶 adalah reaktansi kapasitif dengan satuan ohm (Ω) layaknya

resistor. Berbeda dengan resistor, nilai XC bergantung terbalik kepada frekuensi


angular ω sehingga nilai hambatannya akan berbeda seiring berubahnya frekuensi.
Grafik VC(t) dan IC(t) terhadap waktu t akan tampak sebagai berikut.

Gambar 3.8.a Grafik IC(t) dan VC(t) terhadap Perubahan Waktu

Gambar 3.8.b Grafik Fasor

3.2.4 Rangkaian RL (Resistor dan Induktor)

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

Rangkaian RL adalah rangkaian yang terdiri dari resistor dan induktor yang
dirangkai secara seri dengan sumber tegangan V(t) seperti pada gambar 4.9.

Gambar 3.9 Rangkaian RL


Jika arus yang mengalir pada rangkaian adalah I(t) dan arus yang mengalir
pada resistor dan induktor secara berurutan adalah IR dan IL serta kedua komponen
tersebut disusun secara seri, arus pada kedua komponen tersebut akan sama dengan
arus total IT dimana 𝐼𝑅 = 𝐼𝐿 = 𝐼𝑇 . Jika tegangan pada resistor dan induktor secara
berurutan adalah VR dan VL, rumus yang akan berlaku berdasarkan Hukum II
Kirchhoff (KVL) adalah 𝑉𝑇 = 𝑉𝑅 + 𝑉𝐿 dimana VT adalah tegangan total atau
tegangan sumber. Pada rangkaian RL seri, arus yang mengalir pada kedua
komponen akan sama dengan arus total sehingga fasor arus akan digunakan sebagai
referensi dan digambarkan sebagai garis horizontal (sumbu X) pada diagram fasor.

Gambar 3.10 Diagram Fasor Rangkaian RL


Pada komponen resistor, tegangan VR dan arus IR memiliki fase yang sama
sehingga tegangan fasor VR dapat digambarkan searah dengan fasor arus. Pada
komponen induktor, tegangan akan selalu mendahului arus sebesar 90o sehingga
tegangan induktor VL dapat digambarkan tegak lurus terhadap fasor arus. Oleh
karena adanya dua tegangan, maka tegangan resultan VG harus ditentukan dengan
menggunakan rumus :

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

𝑉𝐺 2 = 𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐿 2

𝑉𝐺 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐿 2

(3.13)
Guna menentukan besarnya sudut fase (θ), digunakan persamaan :
𝑉𝐿
𝜃 = tan−1
𝑉𝑅
(3.14)

3.2.5 Rangkaian RC (Resistor dan Kapasitor)

Rangkaian RL adalah rangkaian yang terdiri dari resistor dan kapasitor yang
dirangkai secara seri dengan sumber tegangan V(t) seperti pada gambar 4.11.

Gambar 3.11 Rangkaian RC

Jika arus yang mengalir pada rangkaina adalah I(t) dan arus yang mengalir
pada resistor dan kapasitor secara berurutan adalah IR dan Ic serta kedua komponen
tersebut disusun secara seri, arus pada kedua komponen tersebut akan sama dengan
arus total IT dimana 𝐼𝑅 = 𝐼𝐶 = 𝐼𝑇 . Jika tegangan pada resistor dan kapasitor secara
berurutan adalah VR dan VC, rumus yang akan berlaku berdasarkan Hukum II
Kirchhoff (KVL) adalah 𝑉𝑇 = 𝑉𝑅 + 𝑉𝐶 dimana VT adalah tegangan total atau
tegangan sumber. Pada rangkaian RC seri, arus yang mengalir pada kedua
komponen akan sama dengan arus total sehingga fasor arus akan digunakan sebagai
referensi dan digambarkan sebagai garis horizontal (sumbu X) pada diagram fasor.

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

Gambar 3.12 Diagram Fasor Rangkaian RC

Pada komponen resistor, tegangan VR dan arus IR memiliki fase yang sama
sehingga tegangan fasor VR dapat digambarkan searah dengan fasor arus. Pada
komponen induktor, tegangan akan selalu membelakangi arus sebesar 90o sehingga
tegangan induktor VC dapat digambarkan tegak lurus terhadap fasor arus. Oleh
karena adanya dua tegangan, maka tegangan resultan VG harus ditentukan dengan
menggunakan rumus :

𝑉𝐺 2 = 𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐶 2

𝑉𝐺 = √𝑉𝑅 2 + 𝑉𝐶 2

(3.15)

Guna menentukan besarnya sudut fase (θ), digunakan persamaan :

𝑉𝐶
𝜃 = tan−1
𝑉𝑅

(3.16)

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

3.3 Alat dan Bahan Percobaan

• Kabel jumper
• Project board
• Osiloskop
• Function generator
• Resistor : 220Ω
• Induktor : 100mH
• Kapasitor : 15μF, 100μF

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

3.4 Tugas Pendahuluan

1. Jika diketahui sebuah rangkaian RL memiliki nilai R = 100 ohm dan L = 10


mH dengan tegangan catu daya sebesar V(t) = 9 sin 2π100t, tentukan
a. impedansi setiap elemen;
b. impedansi total rangkaian tersebut; dan
c. nilai sudut fasa yang dihasilkan rangkaian.

2. Jika diketahui sebuah rangkaian RC memiliki nilai R = 100 ohm dan C =


1μF dengan tegangan catu daya sebesar V(t) = 9 sin 2π100t, tentukan
a. impedansi setiap elemen;
b. impedansi total rangkaian tersebut; dan
c. nilai sudut fasa yang dihasilkan rangkaian.

3. Mengapa saat membuat suatu rangkaian atau alat Kesehatan harus


memperhatikan impedansinya?

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

3.5 Langkah Praktikum

3.5.1 Rangkaian RC

1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.13.

15μF 220Ω

Gambar 3.13 Rangkaian RC


2. Sambungkan probe osiloskop, dimana channel 0 pada resistor dan
channel 1 dihubungkan ke kapasitor.
3. Analisis output rangkaian tersebut, meliputi :
a. tegangan keluaran;
b. reaktansi setiap elemen;
c. impedansi total dari rangkaian tersebut; dan
d. perbedaan sudut fase pada input dan output rangkaian.

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

3.5.2 Rangkaian RL

1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.14.

100mH 220Ω

Gambar 3.14 Rangkaian RL


2. Sambungkan probe osiloskop, dimana channel 0 pada resistor dan
channel 1 dihubungkan ke induktor.
3. Analisis output rangkaian tersebut, meliputi :
a. tegangan keluaran;
b. reaktansi setiap elemen;
c. impedansi total dari rangkaian tersebut; dan
d. perbedaan sudut fase pada input dan output rangkaian.

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

3.5.3 Rangkaian RLC

1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.15.

100μF 220Ω 100mH

Gambar 3.15 Rangkaian RLC


2. Sambungkan probe osiloskop, dimana channel 0 pada induktor dan
channel 1 dihubungkan ke kapasitor.
3. Analisis output rangkaian tersebut, meliputi :
a. tegangan keluaran;
b. reaktansi setiap elemen;
c. impedansi total dari rangkaian tersebut; dan
d. perbedaan sudut fase pada input dan output rangkaian.

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA


Program Studi Teknik Biomedis – Fak. Teknik UDINUS
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

RANGKAIAN ELEKTRONIK DAN ELEKTRONIKA

You might also like