Professional Documents
Culture Documents
Ted Resume
Ted Resume
INSPIRE ACTION
Dalam sebuah presentasi yang di berikan oleh Simon Sinek dan TED ( Technology
Entertainment and Design ), menjelaskan bahwa apa yang menjadi latar belakang kesuksesan
seseorang adalah dari bagaimana cara seseorang tersebut memandang dunia dengan idenya.
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan ternama Apple, dimana selalu ada inovasi di setiap
produk yang mereka jual, yang mereka berikan.
Dalam penjelasannya, Simon mengisyaratkan sebuah ide ke dalam sebuah teori yang di
namakan “Golden Circle”. Di dalam teori ini Simon menjabarkan bagaimana cara berfikir orang
– orang sukses di dunia. Dalam lingkaran “What” simon menjlaskan bahwa semua orang di
dunia mengetahui apa yang mereka lakukan. Lalu kebanyakan dari mereka juga tahu bagaimana
cara melakukannya, itu yang disebut sebagai “How”. Namun, simon mengatakan bahwa sedikit
dari orang – orang yang tahu alasan mereka mengerjakan hal tersebut, mengapa mereka
mengerjakan hal tersebut, tujuan apa yang ingin kita dicapai poin ini yang disebut sebagai
“Why”. Dan pola dari lingkaran yang digambarkan oleh Simon adalah pola yang selalu
dilakukan oleh orang – orang, yakni berawal dari What, How, lalu kemudian Why.
Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh orang – orang pada umumnya, beberapa orang
sukses, berfikir dengan cara yang berbeda, dengan pola yang sebaliknya, yaitu memulai dari
“Why”. Sebagai contoh simon menjelaskan bagaimana pola pemasaran yang dilakukan oleh
kebanyakan perusahaan dibandingkan dengan pola pemasaran perusahaan Apple. Dalam
contohnya, biasanya perusahaan akan memulai dengan What : kami memiliki komputer yang
hebat, How : komputer ini sangat mudah digunakan, dengan desain yang menarik, Why : anda
ingin membelinya?. Dalam pola tersebut, simon menekankan bahwa tidak ada hal inspiratif dan
special yang mampu menarik perhatian, karena pola tersebut sudah sangat familiar di telinga
kita. Lalu bagaimana ketika kita membaliknya? Hal itulah yang dilakukan oleh Apple, sebagai
contoh Why : kami percaya bahwa kami telah menampilkan hal yang berbeda dengan pemikiran
yang berbeda, How : caranya adalah dengan menampilkan sebuah keindahan pada produk kami
dan desain yang simpel, dan mudah digunakan, What : Kami baru saja membuat komputer yang
hebat, ingin membelinya?.
Dalam contoh tersebut simon mengatakan bahwa cara tersebut sangat inspiratif
dan berbeda dari kebanyakan. Hanya dengan membalik pola sehingga orang – orang dapat
tertarik untuk membelinya, karena menurut simon, orang tidak membeli apa yang anda kerjakan,
tetapi orang membeli karena alasan anda mengerjakannya, dan mengapa anda mengerjakannya.
Dari hal tersebut, orang – orang menjadi nyaman dan tidak ragu dalam membeli produk
dari Apple seperti komputer, handphone, jam tangan, laptop dan lainnya yang berasal dari Apple,
karena kosnistensi mereka menghadirkan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan. Padahal disaat
yang bersamaan pula, banyak pesaing – pesaing yang mengeluarkan produk yang serupa dan
bahkan dengan spesifkasi produk yang lebbih unggul, namun tak mampu mengalahkan penjualan
dari Apple yang sesungguhnya Apple hanyalah sebuah perusahaan komputer bukan perusahaan
handphone, jam tangan atau yang lainnya yang mereka jual, namun masyarakat menyukai apa
saja yang mereka jual, karena masyarakat bukan membeli apa yang dijual, namun masayarakat
membeli apa yang mereka percayai.
Teori “Golden Circle” ini juga bersinggungan dengan teori dalam bidang biologi, dimana
otak manusia tersusun atas 3 lapisan. Dimana bagian erluar pada otak kita disebut sebagai cortex
yang mewakili What, bagian otak terluar ini bertanggung jawab atas pemikiran yang analitis dan
rasional, serta kemampuan bahasa, sementara dua bagian terdalam disebut sebagai limbic yang
mewakili How dan Why, lapisan tersebut berperan atas perasaan manusia, seperti kepercayaan
dan kesetiaan, juga mengatur kebiasaan manusia, dan pengambilan keputusan. Saat kita
berbicara langsung dengan menggunakan otak lapisan bagian terdalam, mencoba berbicara
dengan perilaku manusia, lalu mereka akan mencerna sendiri maksud tersebut,
merasionalkannya, lalu melakukannya.