Professional Documents
Culture Documents
Tubes Air
Tubes Air
DAFTAR ISI
BAB I 1
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Maksud Dan Tujuan 3
1.3 Manfaat 3
BAB II 4
2.1 Analisa Hidrologi Secara Umum 4
2.1.1 Ketersediaan Data 4
2.1.2 Analisa Frekuensi Debit Banjir 4
2.2 Bangunan Bendung 5
2.2.1 Bendung Tetap (Fixed Weir, Uncontrolled Weir) 5
2.2.2 Penentuan Lokasi Bendung 6
2.2.3 Data Perencanaan 6
2.3 Bangunan Utama Bendung 6
2.3.1 Mercu Bendung 6
2.3.2 Lebar Bendung 9
2.3.3 Lebar Efektif Bendung 10
2.3.4 Tinggi Jagaan Bendung 11
2.4 Pintu Pembilas 12
2.5 Bangunan Pengambilan/Intake 13
2.6 Lantai/Dasar Intake 14
2.7 Bangunan Peredam Energi 14
2.8 Kolam Olak 15
2.9 Kolam Loncat Air 15
2.10 Perlindungan Bagian Hilir 17
2.11 Analisis Stabilitas Bendung 17
2.11.1 Gaya-gaya yang Bekerja 17
BAB III Error! Bookmark not defined.
1. Debit Banjir Rancangan Error! Bookmark not defined.
2. Perencanaan Lebar Saluran Primer Error! Bookmark not defined.
3. Perencanaan Dimensi Pintu Intake Error! Bookmark not defined.
4. Elevasi Mercu Bendung Error! Bookmark not defined.
5. Lebar Bendung Error! Bookmark not defined.
1
Keval Iklastyo K (202010340311176)
BAB I
1.1 Latar Belakang
Tugas Besar Bangunan Air ini merupakan salah satu tugas besar yang
diwajibkan di Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Malang. Secara umum hal - hal yang melatarbelakangi dari diadakannya tugas
besar adalah sebagai syarat untuk melakukan Praktek Kerja Nyata. Hal tersebut
dapat menjadikan motivator bagi kita semua untuk terus belajar secara
mendalam.
Dengan adanya tugas besar ini diharapkan terbentuk insan-insan akademis
yang mampu bersaing dalam ilmu teknik sipil sehingga dalam menapaki era
globalisasi yang makin global kita tidak akan ketinggalan teknologi dari negara
lain. Jika dalam penanganan tugas-tugas besar kurang efektif maka, para
Mahasiswa akan kewalahan ketika menghadapi lapangan karena kurangnya
pengalaman.
1.3 Manfaat
Tugas Besar Teknik Irigasi dan Bangunan Air bermanfaat sebagai modal
untuk menghadapi lapangan dan sebagai penunjang dalam perkuliahan.
Sehingga dengan adanya Tugas Besar ini diharapkan nantinya bila menghadapi
lapangan sudah terbiasa.
3
Keval Iklastyo K (202010340311176)
BAB II
1. Data Klimatologi
Klimatologi adalah studi mengenai iklim, secara ilmiah didefinisikan
sebagai kondisi cuaca yang dirata-ratakan selama periode waktu yang panjang.
2. Data Hujan
Data hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas
permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan infiltrasi.
● Nilai rerata
Keval Iklastyo K(202010340311176)
● Standar deviasi
Besarnya curah hujan rancangan dengan periode ulang T tahun adalah sebagai
berikut:
Log XT = log Xr + K.Sd
K = faktor frekuensi untuk distribusi Log Pearson III yang
besarnya tergantung harga Cs dan Kala ulang T
5
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Q = Cd x
√
2 2
3 3
x g x Be x H 1
1.5
Dimana :
Q = Debit Rencana, m3/dt
7
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Q = Cd x
√
2 2
3 3
x g x Be x H 1
1.5
Dimana :
Q = Debit Rencana, m3/dt
Be = Lebar efektif mercu bendung, m
Cd = Koefisien Debit
g = Gravitasi (9,81 m/s2)
H1 = Tinggi energi, m
9
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Oleh karena itu, lebar mercu bendung dapat diperkirakan sebagai berikut :
1. Sama lebar dengan rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur (bank
full dishcharge).
2. Umumnya diambil sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata pada ruas sungai
yang stabil.
Be = B – 2 x (n x Kp+Ka) x H1
Dimana :
Be = lebar effektif bendung
B = Lebar Optimal Bendung
Kp = koefisien kontraksi pada pilar
Ka = koefisien kontraksi pada dinding
n = jumlah pilar
H1 = tinggi energi (m)
Harga-harga koefisien Ka dan Kp disajikan pada table 2.1.
Keval Iklastyo K(202010340311176)
Fb = C x V x 1/3 Hd
Atau,
11
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Dimana :
Fb = Tinggi jagaan bendung, m
C = Koefesien debit (0,10)
V = Kecepatan air, m/dt
Hd = Tinggi air diatas bendung, m
umumnya yaitu pintu sorong. Untuk satu lubang pintu sorong lebar maksimum
2,5 m sedangkan untuk pintu yang dioperasikan dengan mesin dibuat antara
2,5-5 m.
3. Pilar pembilas
Pilar pembilas berfungsi untuk penempatan pintu-pintu, undersluice dan
perlengkapan lainnya. Lebar pilar sisi bagian luar dapat diambil sampai dengan
2 m dan sisi bagian dalam antara 1 – 1,5 m.
4. Sponeng dan stang pintu
Sponeng berfungsi untuk menahan tekanan air pada pintu. Ukuran sponeng
bervariasi yaitu 0,25 x 0,25 m atau 0,25 x 0,3 m. Sedangkan stang pintu
berfungsi untuk mengangkat dan menurunkan pintu.
5. Tembok baya-baya
Berfungsi untuk mencegah angkutan sedimen dasar meloncat dari hulu
bendung ke atas plat undersluice. Tinggi mercu tembok baya-baya diambil
antara 0,5 m dan 1 m di atas mercu bendung.
6. Pembilas Shunt Undersluice
Shunt undersluice adalah bangunan undersluice yang penempatannya di
luar bentang sungai dan atau di luar pangkal bendung, di bagian samping
melengkung ke dalam dan terlindung di belakang tembok pangkal.
1. Intake biasa, yang umum direncanakan yaitu intake dengan pintu berlubang satu
atau lebih dan dilengkapi dengan pintu dinding banjir.
2. Intake gorong-gorong, tanpa pintu di bagian udik. Pintu diletakkan di bagian
hilir gorong-gorong.
13
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Q =
2
3
x Cd x b x a x
√2
3
x g x h11.5
Dimana :
Q = Debit Rencana, m3/dt
b = Lebar efektif mercu bendung, meter
a = Tinggi bukaan pintu, meter
Cd = Koefisien Debit
g = Gravitasi (9,81 m/s2)
h1 = Tinggi air di hulu, meter
dengan bentuk tertentu. Fungsi bangunan ini adalah untuk meredam energi air
akibat pembendungan, agar air di hilir bendung tidak menimbulkan
penggerusan setempat yang membahayakan struktur.
V1 = √ 2 x g x (0,5 x H 1 x Z)
Q
V1 =
Y 1 x Be
Dimana :
Q = Debit rancangan, m3/dt
Be = lebar efektif mercu bending, m
Y1 = kedalaman air diawal loncatan, m
V1 = kecepatan awal loncatan, m/dt
15
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Y2
= ½ x ( √ 1+8 x Fr 2−1)
Y1
V1
Dimana : Fr =
√g. Y 1
Dimana :
Y2 = kedalaman air diatas ambang ujung, m
Y1 = kedalaman air diawal loncatan, m
Fr = bilangan froude
g = percepatan gravitasi, 9,81 m/dt2
V1 = kecepatan awal loncatan, m/dt
Panjang kolam loncat air di belakang Potongan U (Gambar 2.5) biasanya
kurang dari panjang bebas loncatan tersebut adanya ambang ujung (end sill).
Ambang yang berfungsi untuk memantapkan aliran ini umumnya ditempatkan
pada jarak
Lj = 5 x (n + Y2)
Dimana :
Lj = panjang kolam loncat, m
n = tinggi ambang ujung, m
Syarat panjang kolam loncat adalah harus lebih panjang dari pada panjang
loncatan air sehingga loncatan masih atau tetap berada pada kolam loncat.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan panjang loncatan adalah sebagai
berikut:
Lj = 5 x (Y2 – Y1)
Dimana :
Keval Iklastyo K(202010340311176)
Vu = √2x gx ∆ z
Gambar 2.3 memberikan ukuran d40 campuran pasangan batu kosong.
Ini berarti bahwa 60% dari pasangan batu tersebut harus terdiri campuran dari
batu-batu yang berukuran sama, atau lebih besar.
17
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Gambar 2.6. Jaringan aliran dibawah dam pasangan batu pada pasir
(Sumber: Kp 02 halaman 139)
Dalam teori angka rembesan Lane, diandaikan bahwa bidang horisontal
memiliki daya tahan terhadap aliran (rembesan) 3 kali lebih lemah
dibandingkan dengan bidang vertikal. Ini dapat dipakai untuk menghitung gaya
tekan ke atas di bawah bendung dengan cara membagi beda tinggi energi pada
bendung sesuai dengan panjang relatif di sepanjang pondasi.
Dalam bentuk rumus, ini berarti bahwa gaya angkat pada titik x di
sepanjang dasar bendung dapat dirumuskan sebagai berikut:
Lx
Px = Hx − x ΔH
L
Dimana :
Px = gaya angkat pada x, kg/m2
L = panjang total bidang kontak bendung dan bawah tanah, m
Lx = jarak sepanjang bidang kontak dari hulu samai x, m
ΔH = beda tinggi energy, m
Hx = tinggi energy di hulu bendung, m
Keval Iklastyo K(202010340311176)
Ps = 1,67 x h2
Dimana :
Ps = tekanan lumpur pada 2/3 kedalaman atas lumpur yang bekerja
secara horizontal
h = tinggi lumpur setiggi mercu bendung, m
Ad = n x [ac x z]m
ad
E =
g
Dimana :
ad = percepatan gempa rencana, cm/dt2
n = koefesien jenis tanah
m = koefesien jenis tanah
ac = percepatan kejut dasar, cm/dt2
z = factor yang bergantung pada letak geografis
g = percepatan gravitasi, 9,81 m/dt2
E = koefesien gempa
19
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Sumber: KP 06 halaman 28
∑V 6 xe
P = x (1 ± )
L L
Dimana :
P = reaksi pondasi/tegangan, ton/m2
e = eksentrisitas, m
L = panjang pondasi, m
V = total gaya/reaksi vertikal, ton
MG = momen guling, ton.m
MT = momen tahan, ton.m
Keval Iklastyo K(202010340311176)
∑V x f
Sf =
∑H
Dimana :
Sf = faktor keamanan
V = total gaya/reaksi vertikal, ton
H = total gaya/reaksi horisontal, ton
f = faktor gesekan = tan θ°
Untuk bangunan-bangunan kecil, seperti bangunan-bangunan yang
dibicarakan di sini, di mana berkurangnya umur bangunan, kerusakan besar
dan terjadinya bencana besar belum dipertimbangkan, harga-harga faktor
keamanan (Sf) yang dapat diterima adalah: 1,50 untuk kondisi pembebanan
normal dan 1,20 untuk kondisi pembebanan ekstrem/gempa.
Untuk bangunan-bangunan yang terbuat dari beton, harga yang aman
untuk faktor gelincir yang hanya didasarkan pada gesekan saja ternyata
terlampaui, maka bangunan bisa dianggap aman jika faktor keamanan dari
21
Keval Iklastyo K (202010340311176)
rumus itu yang mencakup geser sama dengan atau lebih besar dari harga-harga
faktor keamanan yang sudah ditentukan.
c x A +∑ V x tg Ø
Sf =
∑H
Dimana :
V = total gaya/reaksi vertikal, ton
H = total gaya/reaksi horisontal, ton
c = kekuatan geser bahan, ton/m2
A = luas dasar yang dipertimbangkan, m2
Harga-harga faktor keamanan jika geser juga dicakup, sama dengan
harga-harga yang hanya mencakup gesekan saja, yakni 1,50 untuk kondisi
normal dan 1,20 untuk kondisi ekstrem. Untuk beton, c (satuan kekuatan geser)
boleh diambil 1.100 kN/m2.
∑ MT
Sf =
∑ MG
Dimana :
MG = momen guling, ton.m
MT = momen tahan, ton.m
1
Σ Lv + Σ L H
CL = 3
H
Dimana :
CL = angka rembesan lane
Lv = jumlah panjang vertikal, m
LH = jumlah panjang horisontal, m
H = beda tinggi muka air, m
23
Keval Iklastyo K (202010340311176)
BAB III
PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN
Proses perhitungan curah hujan harian di sungai dengan metode Log Pearson III
adalah sebagai berikut:
⮚ Log Xi :
⮚ Log Xi-Log X :
25
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Curah Hujan
No Tahun
Harian
LOG XI (Log X1-Log Xrt) (Log X1-Log Xrt)^2 (Log X1-Log Xrt)^3 (Log X1-Log Xrt)^4
Perhitungan :
1. Menghitung tinggi hujan rata-rata (d)
n
∑ ❑ LogXi 1 9,49
logX = i=1 = =1,95
n 10
2. Menghitung Standar Deviasi (S)
√
❑
∑
2
❑(log log X i−log log X )
S= ❑
n−1
0 , 07 3026
27
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Interpolasi:
X− X 1 Y −Y 1
=
X 2−X 1 Y 2−Y 1
−0 , 48−(−0 , 4) Y −1 , 834
=
−0 , 5−(−0 , 4 ) 1,7 77−1 , 834
Y = 1,78
Maka didapat G sebesar 1,78
⮚ K x S = 1,78 x 0,0901
= 0,16
⮚ LogXT = (K x S) + Log xr
= 0,16 + 1,95
= 2,11
⮚ XT50th = 10LogXT
= 10log2,11
= 128,900 m3/dt
29
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Diketahui (Soal)
Luas DAS : 240 km2
Panjang Sungai : 22 km
Kemiringan Sungai : 0,0038
Penyelesaian
1+ 0,012 x A 0,7
ɑ=
1+ 0,75 x A 0,7
0,7
1+ 0,012 x 240
ɑ=
1+ 0,75 x 2400,7
ɑ = 0,043 jam
t x R 24
r=
t+1
r=
Dimana,
Pt : Peluang Terlampaui (%)
G : Faktor frekuensi K
Sd : Standar Deviasi
Qn = 1,2 . Qintake
= 1,2 . 5,55 m3/dtk
= 6,66 m3/dtk
Qn = a . b . v
Dimana :
Qn = Debit rencana (m3/dtk)
a = Tinggi bukaan (m)
b = Lebar bersih bukaan (m)
v = Kecepatan pengambilan rencana (m/dtk)
v=m
31
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Dimana :
m = Koefisien debit = 0,8 (pengambilan tenggelam)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m3/dtk)
z = Kehilangan tinggi energy pada bukaan (m)
Keval Iklastyo K(202010340311176)
Diketahui :
- Q = 6,66 m3/dt
- V = 1,0 – 2,0 m/dt ((KP 2 Hal 113), direncanakan v = 1,0 m/dt
- k = 42,5
- m = 1,5
- Perbandingan b/h (KP 03)
Q (m3/dt) b/h
6 3,1
6,66 x
7,5 3,5
Interpolasi:
7,5−6 6,66−6
=
3,5−3,1 x−3,1
1,5x – 4,65 = 0,664
1,5x = 5,314
x = 3,543
33
Keval Iklastyo K (202010340311176)
b = 3,543 h
Q = A×V
Q = (b+mh)h . V
6,66 m3/dt = (3,543 h + 1,5 h) h x 1,0 m/dt
6,66 m3/dt = (3,543 h2 + 1,5 h2) x 1,0 m/dt
6,66 m3/dt = (5,043 h2) × 1,0 m/dt
h =
√ 6,66
5,043 ×1,0
= 1,15 m ≈ 1,0 m
35
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Jadi untuk merencanakan tinggi muka air rencana, harus di pertimbangkan pula:
▪ Elevasi sawah tertinggi yang akan diairi.
▪ Tinggi air di sawah.
▪ Kehilangan tinggi energi di saluran dan boks tersier.
▪ Kehilangan energi di bangunan sadap.
▪ Kemiringan saluran primer.
▪ Kehilangan energi di bangunan utama.
37
Keval Iklastyo K (202010340311176)
= + 165,4
● Tinggi muka air di hilir pintu intake = a + n
= 1,7 m + 0,05 m
= 1,75 m
⮚ Elevasi muka air di hilir pintu intake = Elevasi dasar intake + Tinggi muka
air di hilir pintu intake
= (+164,55) + 1,75
= + 166,3
⮚ Elevasi muka air pengambilan = Elevasi muka air di hilir pintu intake
+z
= (+ 166,3) + 0,20
= + 166,50
⮚ Elevasi Mercu Bendung = Elevasi muka air pengambilan + 0,10
= (+ 166,50 + 0,10)
= + 166,6
⮚ Tinggi Mercu Bendung (P) = Elevasi Mercu Bendung – Elevasi
dasar sungai
= (+ 166,6) – (+ 163,5)
= 3,1 m
39
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Be = B – 2(n . Kp + Ka) He
Dimana : n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien pangkal bendung
He= tinggi energy, m
Be= lebar efektif mercu
B = lebar mercu
Tabel, Harga koefisien konstraksi:
41
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Q =
2
3
2
√
x Cd x x g x Be x He3/2
3
103,931 =
2
3
2
√
x 1,3x x 9,81 x (49,34 – 0,22 He )x He3/2
3
103,931 = 2,223 x (49,34He1,5 – 0,22 He2,5)
He = 0,968
Dari persamaan diatas, didapatkan nilai He dari metode Goal Seek yakni = 0,968
Q 103,931
V = = = 0,520 m/dt
Be (p+ He) 49,127(3,1+ 0,968)
V2
Hd = He -
2. g
2
0,520
Hd = 0,968 -
2 x 9.81
Hd = 0,954 m
Harga – harga C0 , C1, C2 di tentukan dari gambar 4.5 – 4.6 – 4.7 dari KP 02
Halaman 53 – 54.
Keval Iklastyo K(202010340311176)
Mencari nilai C0 :
He 0,968
C0 = = =2,029 (lihat gambar 4.5 KP 02 Hal 53)
R 0,477
Mencari nilai C1 :
P 3,1
C1= = =¿ 3,202 (lihat gambar 4.6 KP 02 Hal 54)
He 0,968
Mencari nilai C2 :
P 3,1
C2= = =¿ 3,202 (lihat gambar 4.7 KP 02 Hal 54)
He 0,968
43
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Sumber : KP 2 hlm. 57
● Untuk Hilir
R1 = 0,5 x Hd X1 = 0,175 x Hd
R2 = 0,2 x Hd X2 = 0,282 x Hd
= 0,2 x 0,954 = 0,282 x 0,954
= 0,191 m = 0,269 m
● Lengkung Hulu
X1,85 = 2,0 x Hd0,85 x Y
● Titik Gradien
Y’ = 1,85 x 0,520 . X0,85
X = 0,962 X0,85
45
Keval Iklastyo K (202010340311176)
( )
1
1 0,85
X =
0,962
X = 1,047 m Y = 0,520. X1,85
= 0,520 . 1,0471,85
= 0,588 m
Koordinat (1,047 ; 0,566)
● Titik Gradien
X Hd Y
0 0.954 0.000
0.05 0.954 0.002
0.1 0.954 0.008
0.15 0.954 0.016
0.2 0.954 0.027
0.25 0.954 0.042
0.3 0.954 0.058
0.35 0.954 0.077
0.4 0.954 0.099
0.45 0.954 0.123
0.5 0.954 0.150
0.55 0.954 0.179
0.6 0.954 0.210
0.65 0.954 0.243
0.7 0.954 0.279
0.75 0.954 0.317
0.8 0.954 0.357
0.85 0.954 0.400
0.9 0.954 0.444
0.95 0.954 0.491
1 0.954 0.540
1.047 0.954 0.588
Keval Iklastyo K(202010340311176)
Gambar
Q
−√ 2 xgx ( Z + He+Yz )=0
BexYz
Dimana, Q = debit, (m3/dt)
Yz = tinggi muka air di atas ambang, m
g = percepatan gravitasi, (9,8 m/dt2)
e = lebar efektif mercu, m
He = tinggi energy di atas mercu, m
Z = tinggi jatuh, m
⮚ Hasil perhitungan :
Q 103,931 m3/dtk
Be 49,127 m
He 0,968 m
47
Keval Iklastyo K (202010340311176)
P = 3,1 m
Perhitungan q
Persamaan yang digunakan :
Q
q=
Be
Dimana, q = debit per lebar satuan, m3/dt.m
Q = debit, m3/dt
Be = Lebar efektif mercu, m
Q
q=
Be
103,931
¿
49,127
3
= 2,115 m /dt/m
Perhitungan Hc
Persamaan yang digunakan :
Hc ¿
√
3 q2
g
Dimana, Hc = kedalaman air kritis, m
q = debit per lebar satuan, m3/dt.m
g = percepatan gravitasi, (9,81 m/dt2)
49
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Hc ¿
√
3 q2
g
√
3 2
3 (2,115 m /dt /m)
= 2
9,81 m/dt
= 0,769 m
√ 1
V1 = 2 g ( He + z )
2
2
g = Percepatan Gravitasi, (9.81 m/dt )
z = Tinggi jatuh, m
z = P + 0,5
= 3,1 + 0,5
= 3,6 m
√ 1
V1 = 2 g ( He+ z )
2
√ 1
= 2 x 9,81 x( 0,968+ 3,6)
2
= 8,951 m/dt
Q
⮚ V1 =
Y 1 x Be
103,931
8,951 =
Y 1 x 49,127
Y1 = 0,236
8,951
=
√ 9,81× 0,236
= 5,878 > 1 (Super Kritis) Loncatan ideal dan tetap (steady jump)
51
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Keval Iklastyo K(202010340311176)
53
Keval Iklastyo K (202010340311176)
I = 0,001
Penyelesaian:
Q =A.V
= A . K . R2/3 . I1/2
=A.K. [ ]
A
P
2/3
. I1/2
A =Bxh
= 43,62 x h
= 43,62h
P = B + 2h
= 43,62 + 2h
Maka :
Q =A.K. [ ]
A
P
2/3
. I1/2
= 70 . [ 31,72h
31,72+2 h ]2/3
. 0,0011/2
= 70 . [ 43,62.(1,065)
43,62+ 2(1,065) ] 2/3
. 0,0011/2
= 2,237 m/dtk
V2
- He2 = h2 +
2g
Keval Iklastyo K(202010340311176)
2
2,237
= 1,065 +
2. 9,81
= 1,320 m
Diketahui : Fr : 5,878
Y1 = D1 : 0,236 m
Dari grafik di dapat nilai 2,3 , Maka :
L
Y1
2,3 =
L = 2,3 x 0,236 m = 0,543 m
Menghitung Nilai z :
Elevasi tinggi air normal di hulu bendung = Elevasi mercu
= + 166,6 m
Elevasi tinggi air normal di dasar kolam olak/ = Elevasi dasar sungai – He2
55
Keval Iklastyo K (202010340311176)
= + 161,73 m
z = Elevasi tinggi air normal di hulu bendung - Elevasi tinggi air normal di
dasar kolam olak
= 166,6 – 161,73
= 4,87 m
Menghitung Dimensi Kolom Olak USBR
a = 0,28 . hc .
√ hc
z
⮚ Kedalaman Air di Atas Ambang Ujung
y2 1
= ( √ 1+ 8 Fr 2−1)
yu 2
1
y 2= ( √1+8 ( 5,878 ) −1) x 0,236
2
2
y 2=1,962 m
⮚ Blok Muka
● Tinggi blok muka sama dengan nilai yu
y u=0,236 m
● Jarak antar chute blok (Sc) muka senilai yu
y u=0,236 m
● Jarak antar blok muka dan blok halang (La)
¿ 0,82 x y 2
¿ 0,82 x 1,73
¿ 1,609 m
⮚ Blok Halang
● Tinggi blok halang
yu (4 + Fr)
n 3=
6
0,236 (4 +5,878)
n 3=
6
n 3=0,394 m
● Lebar atas blok halang
Keval Iklastyo K(202010340311176)
¿ 0,23 x n 3
¿ 0,23 x 0,394
¿ 0,08 m
● Jarak antar blok halang
¿ 0,75 x n 3
¿ 0,75 x 0,394
¿ 0,262 m
● Jarak antar blok muka dengan ujung kolam
¿ 2,7 x y 2
¿ 2,7 x 1,962
¿ 5,297 m
● Menghitung tinggi Ambang ujung
n = [ Y u(18+ Fr )
18 ]
= [ 0.236 (18+5,878)
18 ]
= 0,313 m
● Panjang loncatan (Lj)
Lj = 2,7 x y2
= 2,7 x 1,962
= 5,297 m (yang digunakan)
57
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Metode Lane
Metode Lane disebut sebagai metode angka rembesan (Lane), adalah
metode yang dianjurkan untuk mencek bangunan-bangunan uttam untuk
mengetahui adanya erosi bawah tanah. Metode ini membandingkan
panjang jalur rembesan di bawah bangunan di sepanjnag bidang kontak
bangunan/pondsi dengan beda tingg muka air antara kedua sisi bangunan.
(KP 02 Hal 149)
Rumusnya adalah sebagai berikut :
❑ ❑
∑ ❑1 /3 Lh+ ∑
Cw = ❑ ❑
❑ Lv
(KP 02 Hal 149)
Z
Dimana :
a) Kondisi Normal
● Panjang jalur rembesan (Ld)
Ld = ∑ 1/3 LH + ∑ LV
= (5,82 m + 12,51 m)
= 18,3 m
59
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Lw
P = (H - z) . γw (KP 02 Hal 140)
Ld
Dimana :
P = Gaya angkat, (kN/m2)
H = Tinggi energi di hulu bendung, (m)
Ld = Panjang rembesan, (m)
L = Total panjang rembesan, (m)
Z = Beda tinggi muka air di hulu dan hilir bendung, (m)
Perhitungan Rembesan
a) Kondisi Normal
A 0 0 3.10 3.10
A-B 1 2
B 0.65 4.10 3.45
B-C 0.5 0.17 2.17
C 0.70 4.10 3.40
C-D 0.5 2.67
D 0.86 3.60 2.74
D-E 0.5 0.17 2.83
E 0.92 3.60 2.68
E-F 0.5 3.33
F 1.08 4.10 3.02
F-G 1 0.33 3.67
G 1.19 4.10 2.91
G-H 0.5 4.17
H 1.35 3.60 2.25
H-I 0.5 0.17 4.33
I 1.40 3.60 2.20
I-J 0.75 5.08
J 1.64 4.35 2.71
J-K 0.5 0.17 5.25
K 1.70 4.35 2.65
K-L 0.5 5.75
L 1.86 3.85 1.99
L-M 0.5 0.17 5.92
Keval Iklastyo K(202010340311176)
b) Kondisi Banjir
61
Keval Iklastyo K (202010340311176)
5.06
C 0.25 4.82
8
C-D 0.5 1.67
4.56
D 0.36 4.21
8
D-E 0.5 0.17 1.83
4.56
E 0.39 4.17
8
E-F 0.5 2.33
5.06
F 0.50 4.57
8
F-G 1 0.33 2.67
5.06
G 0.57 4.49
8
G-H 0.5 3.17
4.56
H 0.68 3.89
8
H-I 0.5 0.17 3.33
4.56
I 0.72 3.85
8
I-J 0.75 4.08
5.31
J 0.88 4.44
8
J-K 0.5 0.17 4.25
5.31
K 0.91 4.40
8
K-L 0.5 4.75
4.81
L 1.02 3.80
8
L-M 0.5 0.17 4.92
4.81
M 1.06 3.76
8
M-N 0.75 5.67
5.56
1.22 4.35
N 8
N-O 1 0.33 6.00
5.56
1.29 4.28
O 8
0-P 1 7.00
4.56
1.50 3.06
P 8
P-Q 1 0.33 7.33
4.56
1.58 2.99
Q 8
Q-R 2 9.33
6.56
2.01 4.56
R 8
Keval Iklastyo K(202010340311176)
63
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Stabilitas Bendung
Dasar Perhitungan :
bahaya yang mungkin terjadi. Bahaya tersebut dapat berupa gempa di sekitar
bendung yang dapat mengakibatkan bendung terguling, tergeser dan amblas karena
perlu ditinjau stabilitas terhadap tubuh bendungnya. Selain akibat gempa (Fg)
stabilitas bendung juga dipengaruhi oleh gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi,
yaitu :
▪ Gaya Vertikal :
1. Gaya vertikal akibat beban konstruksi bendung
2. Gaya vertikal akibat berat air di atas mercu bending
3. Gaya vertikal akibat uplift
▪ Gaya Horizontal :
1. Gaya horizontal akibat tekanan air
2. Gaya horizontal akibat tekanan tanah dan lumpur
3. Gaya horizontal akibat gempa
A. Gaya Vertikal
65
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Jarak ke Titik X
Lebar Tinggi
ɣair (t/m3) Notasi Rasio Gaya (t) Lengan
(m) (m) Momen
Momen
(t.m)
(m)
1 Ww1 3.5 3.1 1 15.4 12.1 186.340
∑V= 15.400 ∑MT= 186.340
Jarak ke Titik X
Tinggi ɣair Lengan
Notasi Lebar (m) Rasio Gaya (t) Momen
(m) (t/m3) Momen
(t.m)
(m)
U1 0.5 3.4 1 1 1.700 13.61 23.137
U2 0.5 2.68 1 1 1.340 13.11 17.567
U3 1 2.91 1 1 2.910 12.36 35.968
U4 0.5 2.2 1 1 1.100 11.61 12.771
U5 0.5 2.65 1 1 1.325 11.11 14.721
U6 0.5 1.94 1 1 0.970 10.61 10.292
U7 1 2.34 1 1 2.340 9.86 23.072
U8 1 0.91 1 1 0.910 8.8 8.008
U9 1.5 2.1 1 1 3.150 7.61 23.972
U10 6.36 0.51 1 1 3.244 3.68 11.936
U11 0.5 0.61 1 1 0.305 0.025 0.008
Keval Iklastyo K(202010340311176)
B. Gaya Horizontal
Jarak ke Titik O
3
Notasi Tinggi (m) ɣair (t/m ) Rasio Gaya (t) Lengan Momen Momen
(m) (t.m)
Pw1 3.1 1 0.5 4.326 3.07 13.281
Pw2 1 1 0.5 2.026 1.37 2.776
∑H= 6.352 ∑MG= 16.056
Jarak ke Titik O
3
Notasi Tinggi (m) ɣair (t/m ) Rasio Gaya (t) Lengan Momen Momen
(m) (t.m)
Pw3 1.04 1 0.5 0.541 0.34 0.184
∑H= 0.541 ∑MG= 0.184
Diketahui :
67
Keval Iklastyo K (202010340311176)
= ½ x Ka x γ’ x H2
L. Momen (m) = Jarak dari titik berat ke titik guling
Momen (tm) = Gaya x Lengan Momen
Cara Perhitungan : Pp
Gaya (ton) = ½ x (Kp x γ’ x H) x H
= ½ x Ka x γ’ x H2
L. Momen (m) = Jarak dari titik berat ke titik guling
Momen (tm) = Gaya x Lengan Momen
Cara Perhitungan : Ps
Gaya (ton) = ½ x (γs x H) x H
= ½ x γs x H2
L. Momen (m) = Jarak dari titik berat ke titik guling
Momen (tm) = Gaya x Lengan Momen
Jarak ke Titik X
3
Notasi Ka/Kp Tinggi ɣ' (t/m ) Rasio Gaya (t) Lengan Momen
Momen (m) (t.m)
Pa1 0.46 0.5 0.91 0.5 0.052 1.210 0.063
Pa2 0.46 0.5 0.91 0.5 0.052 1.21 0.063
Pa3 0.46 0.75 0.91 0.5 0.118 0.79 0.093
Pa4 0.46 2 0.91 0.5 0.837 0.21 0.176
Pa5 0.46 0.5 0.91 0.5 0.052 0.075 0.004
Keval Iklastyo K(202010340311176)
69
Keval Iklastyo K (202010340311176)
MG
Gaya V (t) MT (t.m) H (t)
(t.m)
Akibat Berat Sendiri
54.310 449.866 - -
(w)
Akibat Berat Air (Ww) 15.400 186.340 - -
Akibat Uplift (U) -21.843 -195.254 - -
Tekanan Air (Pw Kiri ) - - 6.352 16.056
Tekanan Air (Pw
- - -0.541 -0.184
Kanan)
Tekanan Aktif (Pa) - - 1.321 0.688
Tekanan Pasif (Pp) - - -2.164 -2.147
Tekanan Lumpur (Ps) - - 8.169 25.077
∑ 47.867 440.952 13.137 39.491
Akibat Gempa - - 9.729 16.244
∑ 47.867 440.952 22.865 55.736
Keval Iklastyo K(202010340311176)
MG
Gaya V (t) MT (t.m) H (t)
(t.m)
∑ Tanpa Gempa 47.867 440.952 13.137 39.491
∑ Dengan Gempa 47.867 440.952 22.865 55.736
1. Terhadap guling
Rumus : SF =
2. Terhadap geser
Rumus : SF =
Dimana :
SF = Angka Keamanan
71
Keval Iklastyo K (202010340311176)
c . A+ f .∑ v
Dengan Gempa : SF = ≥ 1,20
∑H
21,5 . 47,867
SF = ≥ 1,20
22,865
SF = 1,60 ≥ 1,20 ok
Dimana:
q = Daya dukung keseimbangan (t/m2)
B = Lebar pondasi (m)
D = Kedalaman pondasi (m)
C = Kohesi
γ = Berat isi tanah (t / m3)
N c, Nq, Nγ = Faktor daya dukung yang tergantung dari besarnya sudut
Φ = 21,50
C = 1,3 t/m2
Keval Iklastyo K(202010340311176)
Nc = 19,63
Nq = 8,74
Nγ = 6,2
e = - σ1 = x (1 )
73
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Diketahui ; L = 13,86 m
Tanpa Gempa :
∑ MT −∑ MG L L
e=
∑V
-2 ≤
6
440,952−39,851 13,86 13,86
= 47,867 - 2 ≤
6
= 1,45 m ≤ 2,31 m ok
∑V 6 xe 47,867 6 x 1.45
σ1 = L x (1 + L ) = 13,86 x (1 + 13,86 ) = 5,621
t/m2
∑V 6 xe 47,867 6 x 1,45
σ2 = L x (1 - L ) = 13,86 x (1 - 13,86 ) = 1,287 t/m
2
Kesimpulan :
Dengan Gempa :
∑ MT −∑ MG L L
e= – ≤
∑V 2 6
440,952−56,216 13,86 13,86
= 47,867 – 2 ≤
6
= 1,1 m ≤ 2,31 m ok
∑V 6 xe 47,867 6 x 1,1
σ1 = L x (1 + L ) = 13,86 x (1 + 13,86 ) = 5,1 t/m2
∑V 6 xe 47,867 6 x 1,1
σ2 = L x (1 - L ) = 13,86 x (1 1 13,86 ) = 1,79 t/m
2
Kesimpulan :
75
Keval Iklastyo K (202010340311176)
A. Gaya Vertikal
Jarak Ke Titik X
BJ (t/m³) Notasi Lebar (m) Tinggi (m) Rasio Gaya (t) Lengan
Momen
Momen
(t.m)
(m)
2.4 W1 0.5 1 1 1.200 13.600 16.320
2.4 W2 2 0.5 1 2.400 12.360 29.664
2.4 W3 1 0.5 1 1.200 12.360 14.832
2.4 W4 2 0.75 1 3.600 10.360 37.296
2.4 W5 5 0.5 1 6.000 11.110 66.660
2.4 W6 1 0.75 1 1.800 9.800 17.640
2.4 W7 2.77 0.5 1 3.324 7.900 26.260
2.4 W8 1.5 2 1 7.200 7.610 54.792
2.4 W9 1.56 1.47 1 5.504 8.820 48.542
2.4 W10 1.45 1.47 0.5 2.558 7.500 19.184
2.4 W11 0.75 2.95 1 5.310 9.980 52.994
2.4 W12 1.56 1.47 0.5 2.752 9.120 25.097
2.4 W13 0.49 0.5 0.5 0.294 6.420 1.887
2.4 W14 0.76 0.82 1 1.496 6.480 9.692
2.4 W 15 0.93 0.82 0.5 0.915 0.58 0.531
2.4 W16 6.36 0.5 1 7.632 3.680 28.086
2.4 W17 0.5 0.72 1 0.864 0.250 0.216
2.4 W18 0.47 0.31 0.5 0.175 0.250 0.044
2.4 W19 0.1 0.31 1 0.074 0.050 0.004
2.4 W20 0.5 0.015 0.5 0.009 9.980 0.090
2.4 W21 0.2 0.015 0.5 0.004 10.220 0.037
∑V= 54.310 ∑MT= 449.866
Jarak Ke Titik O
ϒ air Panjang Lengan
Notasi Lebar (m) Rasio Gaya (t) Momen
(t/m3) (m) Momen
(t.m)
(m)
Ww1 1 3.5 1.335 1 4.67 12.09 56.49
Ww2 1 0.873 0.56 0.5 0.24 9.90 2.42
Ww3 1 0.6 0.56 0.5 0.17 8.83 1.48
Ww4 1 0.58 0.5 0.5 0.15 8.65 1.25
Ww5 1 0.58 0.5 0.5 0.15 8.29 1.20
Ww6 1 0.5 0.47 0.5 0.12 8.12 0.95
Ww7 1 0.5 0.47 0.5 0.12 7.79 0.92
Ww8 1 0.48 0.44 0.5 0.11 7.63 0.81
Ww9 1 0.48 0.44 0.5 0.11 7.33 0.77
Ww10 1 0.45 0.42 0.5 0.09 7.18 0.68
Ww11 1 0.45 0.42 0.5 0.09 6.89 0.65
Ww12 1 0.43 0.4 0.5 0.09 6.75 0.58
Ww13 1 0.43 0.4 0.5 0.09 6.47 0.56
Ww14 1 0.41 0.38 0.5 0.08 6.34 0.49
Ww15 1 0.41 0.38 0.5 0.08 6.08 0.47
Ww16 1 0.39 0.95 0.5 0.19 5.95 1.10
Ww17 1 0.39 0.36 0.5 0.07 5.6 0.39
Ww18 1 0.16 1.61 0.5 0.13 5.5 0.71
Ww19 1 0.23 1.61 1 0.37 4.49 1.66
Ww20 1 0.36 0.59 0.5 0.11 4.07 0.43
Ww21 1 0.43 0.59 0.5 0.13 3.28 0.42
Ww22 1 0.43 0.69 1 0.30 2.75 0.82
Ww23 1 0.2 2.05 1 0.41 2.66 1.09
Ww24 1 0.39 1.55 1 0.60 2.41 1.46
Ww25 1 0.44 0.69 0.5 0.15 2.64 0.40
Ww26 1 0.49 0.77 0.5 0.19 1.89 0.36
Ww27 1 0.87 0.77 1 0.67 2.04 1.37
Ww28 1 1.95 1.065 1 2.08 1.104 2.29
Ww29 1 1.65 0.57 1 0.94 0.28 0.26
77
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Jarak Ke Titik O
ϒ air Lebar Tinggi Lengan
Notasi Rasio Gaya (t) Momen
(t/m3) (m) (m) Momen
(t.m)
(m)
U1 1 0.5 4.82 0.5 1.205 13.610 16.400
U2 1 0.5 4.17 1 2.085 13.110 27.334
U3 1 1 4.49 0.5 2.245 12.360 27.748
U4 1 0.5 3.85 1 1.925 11.610 22.349
U5 1 0.5 4.4 0.5 1.100 11.110 12.221
U6 1 0.5 3.76 1 1.880 10.620 19.966
U7 1 1 4.28 0.5 2.140 9.860 21.100
U8 1 1 2.99 1 2.990 8.860 26.491
U9 1 1.5 4.45 0.5 3.338 7.610 25.398
U10 1 6.36 3.17 1 20.161 3.670 73.992
U11 1 0.5 3.31 0.5 0.828 0.250 0.207
U12 1 0.5 0.03 1 0.015 0.330 0.005
U13 1 6.36 0.46 0.5 1.463 4.740 6.934
U14 1 1.5 0.11 1 0.165 7.860 1.297
U15 1 1 0.07 0.5 0.035 9.020 0.316
U16 1 1 0.07 1 0.070 10.020 0.701
U17 1 0.5 0.04 0.5 0.010 10.690 0.107
U18 1 0.5 0.04 1 0.020 11.190 0.224
U19 1 0.5 0.04 0.5 0.010 11.690 0.117
U20 1 1 0.08 1 0.080 11.520 0.922
U21 1 0.5 0.04 0.5 0.010 13.190 0.132
U22 1 0.5 0.03 1 0.015 13.690 0.2054
Keval Iklastyo K(202010340311176)
79
Keval Iklastyo K (202010340311176)
B. Gaya Horizontal
Jarak Ke Titik O
ϒ air Tinggi Lengan
Notasi Rasio Gaya (t) Momen
(t/m3) (m) Momen
(t.m)
(m)
Pw1 1 3.1 0.5 4.805 3.07 14.751
Pw2 1 4.06 0.5 8.2418 3.37 27.775
Pw3 1 1 0.5 0.5 1.37 0.685
∑H 13.547 ∑MG 43.211
Jarak Ke Titik O
ϒ air Tinggi Lengan
Notasi Rasio Gaya (t) Momen
(t/m3) (m) Momen
(t.m)
(m)
Pw4 1 1.04 0.5 0.5408 1.57 0.84906
Pw5 1 1.04 1 1.0816 0.52 0.56243
∑H 1.6224 ∑MG 1.41149
Diketahui :
Sudut geser tanah, Ø = 21,5o
Berat jenis tanah (γsat) = 1.91 t/m3
Berat jenis lumpur (γs) = 1,70 t/m3
Keval Iklastyo K(202010340311176)
= ½ x Ka x γ’ x H2
L. Momen (m) = Jarak dari titik berat ke titik guling
Momen (tm) = Gaya x Lengan Momen
Cara Perhitungan : Pp
Gaya (ton) = ½ x (Kp x γ’ x H) x H
= ½ x Ka x γ’ x H2
L. Momen (m) = Jarak dari titik berat ke titik guling
Momen (tm) = Gaya x Lengan Momen
Cara Perhitungan : Ps
Gaya (ton) = ½ x (γs x H) x H
= ½ x γs x H2
L. Momen (m) = Jarak dari titik berat ke titik guling
Momen (tm) = Gaya x Lengan Momen
Tabel 8.7 Gaya dan Momen Horizontal Akibat Tekanan dan Lumpur
Jarak Ke Titik O
Tinggi Lengan
Notasi Ka/Kp ϒ' (t/m3) Rasio Gaya (t) Momen
(m) Moemen
(t.m)
(m)
Pa1 0.46 0.91 0.5 0.5 0.095 1.210 0.115
Pa2 0.46 0.91 0.5 0.5 0.095 1.21 0.115
Pa3 0.46 0.91 0.75 0.5 0.143 0.79 0.113
Pa4 0.46 0.91 2 0.5 0.381 0.21 0.080
Pa5 0.46 0.91 0.5 0.5 0.095 0.075 0.007
Pa6 0.46 0.91 1 0.5 0.190 1.38 0.263
∑H 1.000 ∑MG 0.693
Pp1 2.15 0.91 0.5 0.5 0.445 1.21 0.539
81
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Lengan
Momen
Notasi F (t) Kh F x Kh Momen
(t.m)
(m)
G1 1.200 0.18 0.216 1.540 0.333
G2 2.400 0.18 0.432 1.780 0.769
G3 1.200 0.18 0.216 1.290 0.279
G4 3.600 0.18 0.648 1.670 1.082
G5 6.000 0.18 1.080 1.040 1.123
G6 1.800 0.18 0.324 0.920 0.298
G7 3.324 0.18 0.598 1.790 1.071
G8 7.200 0.18 1.296 0.540 0.700
G9 5.504 0.18 0.991 2.780 2.754
G10 2.558 0.18 0.460 2.530 1.165
G11 5.310 0.18 0.956 3.520 3.364
G12 2.752 0.18 0.495 4.030 1.996
G13 0.294 0.18 0.053 1.710 0.090
G14 1.496 0.18 0.269 1.130 0.304
G15 0.915 0.18 0.165 1.000 0.165
G16 7.632 0.18 1.374 0.470 0.646
G17 0.864 0.18 0.156 0.360 0.056
G18 0.175 0.18 0.031 0.830 0.026
G19 0.074 0.18 0.013 0.880 0.012
G20 0.009 0.18 0.002 5.050 0.008
G21 0.004 0.18 0.001 5.050 0.003
∑H 9.776 ∑MG 16.244
Keval Iklastyo K(202010340311176)
1. Terhadap guling
Rumus : SF =
83
Keval Iklastyo K (202010340311176)
Rumus : SF =
Dimana :
SF = Angka Keamanan
∑V = Jumlah Gaya Vertikal (ton)
∑H = Jumlah Gaya Horizontal (ton)
f = tan Ø = Koefisien geser antara tanah dasar pondasi dengan
dasar pondasi
Maka :
c . A+ f .∑ v
Tanpa Gempa : SF = ≥ 1,50
∑H
21,5 .17,74
SF = ≥ 1,50
17,336
SF = 1,83 ≥ 1,50 ok
c . A+ f .∑ v
Dengan Gempa : SF = ≥ 1,20
∑H
21,5 .17,74
SF = ≥ 1,20
27,112
SF = 1,273 ≥ 1,20 ok
Dimana:
q = Daya dukung keseimbangan (t/m2)
B = Lebar pondasi (m)
D = Kedalaman pondasi (m)
Keval Iklastyo K(202010340311176)
C = Kohesi
γ = Berat isi tanah (t / m3)
N c, Nq, Nγ = Faktor daya dukung yang tergantung dari besarnya sudut
Φ = 21,50
C = 1,3 t/m2
Nc = 19,63
Nq = 8,74
Nγ = 6,2
85
Keval Iklastyo K (202010340311176)
qall = 148,67 / 3
qall = 49,56 t/m²
Rumus :
e = - σ1 = x (1 )
2.∑ V 2.17.74
=
σ max
( ) ( )
= 3. L −e 3. 13.86 −4 = 4,03 t/m2
2 2
Kesimpulan :
Dengan Gempa :
∑ MT −∑ MG L L
e= - ≤
∑V 2 6
546,08−369.392 13,86 13,86
= 17.74 - 2 ≤
6
= 3,1 m ≥ 2,31 m ok
Kesimpulan :
87