You are on page 1of 24

HAKIKAT PERKEMBANGAN KANAK-KANAK AKHIR

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini
Yang di Ampu Oleh Prof. Nur Hidayah, M.Pd &
Dr. Pramono, M.Or

Oleh :
Asti Wahyu 220154802190
Laili Mufarrihah 220154802652
Mu’alfani Arsana Putri 220154801972
Yayuk Suryaningsih 220154802625

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S2 PG PAUD
OKTOBER 2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………. 3
2.1 Hakikat Perkembangan Kanak-kanak Akhir…………………………….. 3
2.2 Aspek Perkembangan Kanak-kanak Akhir……………………………… 5
2.2.1 Perkembangan NAM……………………………………………… 6
2.2.2 Perkembangan Bahasa …………………………………………… 8
2.2.3. Perkembangan Fisik Motorik …………………………………… 10
2.2.4 Perkembangan Kognitif…………………………………………… 11
2.2.5. Perkembangan Sosial Emosional…………………………………. 13
2.2.6. Perkembangan Seni……………………………………………….. 15
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kanak-Kanak Akhir 17
BAB III PENUTUP………………………………………………………….. 18
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………. 18
3.2 Saran…………………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...… 19

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Masa Kanak-Kanak


Akhir 6-13 Tahun ………………………………………………..……….…… 5
Tabel 2.2 Tahapan Perkembangan Nilai Agama dan Moral Masa
Kanak-Kanak Akhir6-13 Tahun …………………………………………..….. 6
Tabel 2.3 Jenis Perkembagan Bahasa Pada Masa Kanak-Kanak
Akhir 6-13 Tahun………………………………………………………………. 8
Tabel 2.4 Karakteristik Perkembangan Fisik Motorik Masa Kanak-Kanak
Akhir 6-13 Tahun……………………………………………………………….. 10
Tabel 2.5 Karakteristik Perkembangan Kognitif Masa Kanak-Kanak
Akhir 6-13 Tahun……………………………………………………………...... 11
Tabel 2.6 Karakteristik Perkembangan Sosial-Emosional Masa Kanak-Kanak
Akhir Usia 6-13 Tahun………………………………………………………… 13
Tabel 2.7 Karakteristik Perkembangan Seni Masa Kanak-Kanak
Akhir Usia 6-13 Tahun………………………………………………………… 15
2.8 Macam Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Akhir 6-13 Tahun……………………………………………………………… 17

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah dengan judul “HAKIKAT PERKEMBANGAN KANAK-
KANAK AKHIR” dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 04 Oktober 2022

Penyusun

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penghujung periode kanak-kanak dapat juga disebut (the elementary school
age) periode ini berjalan mulai dari usia 6 tahun hingga mendekati masa remaja
awal yang berkisar kurang lebih 13 tahun (Ajhuri, 2019). Awal periode kanak-
kanak ditandai dengan persiapan-persiapan masuk kelas sekolah dasar. Bagi
sebagian anak, hal ini merupakan perubahan yang sangat besar dalam pola
kehidupan anak. Sembari menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan baru
menjelang masuk kelas satu, kebayakan anak berada dalam keadaan tidak
seimbang, anak mengalami gangguan emosional sehingga sulit untuk hidup
mandiri dan bekerjasama. Masuk kelas satu merupakan pristiwa penting bagi
setiap anak sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam berbagai aspek yang
mencakup sikap, nilai moral, dan prilakunya.
Kurun waktu satu hingga dua tahun terakhir dari periode kanak-kanak akhir
terjadi perubahan fisik terlihat sangat signifikan dan hal tersebut mengakibatkan
perubahan dalam sikap, nilai moral, dan prilaku untuk memasuki masa remaja.
Perubahan fisik ini terjadi menjelang berkhirnya periode kanak-kanak akhir
menimbulkan keadaan ketidak seimbangan dimana pola kehidupan yang sudah
terbiasa menjadi sebuah gangguan hingga melalui proses penyesuaian diri
terhadap berbagai macam perubahan ini (Kiling, 2015).
Akhir periode kanak-kanak ini dapat diketahui secara tepat melalui pokok
tumbuh kembang anak, tetapi banyak orang awam memang tidak dapat
mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan setiap
anak berbeda-beda. Berdasarkan kajian diatas penulis mengkaji proses
perkembangan anak melalui enam aspek perkembangan dan factor yang
mempengaruhi tumbuh kembang kanak-kanak akhir usia 6 hingga kurang lebih 13
tahun.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Apa hakikat perkembangan kanak-kanak akhir ?


1.2.2 Bagaimana 6 aspek perkembangan kanak-kanak akhir?
1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kanak-kanak akhir?

1.3 Tujuan Penulisan

Dilihat dari rumusan masalah tersebut maka dapat di simpulkan tujuan


penyusunan makalah adalah

1.3.1 Untuk mendeskripsikan perkembangan pada masa kanak-kanak akhir


1.3.2 Untuk mendeskripsikan 6 aspek perkembanagan pada masa kanak-
kanak akhir
1.3.3 Untuk mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
perkembangan pada masa kanak-kanak akhir
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Perkembangan Kanak-kanak Akhir


Bidang ilmu yang mempelajari proses perubahan atau perkembangan individu
dari sejak pembuahan sampai dengan akhir hayat adalah psikologi perkembangan.
Jadi, objek psikologi perkembangan adalah perkembangan individu sebagai
person (pribadi). Perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak
pembuahan dan terus berlanjut disepanjang rentang kehidupan individu atau
perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman/belajar. Perkembangan yang
terjadi dalam diri individu merupakan hasil dari beberapa proses, yaitu proses
biologis (biological processes), kognitif (cognitive processes), dan
sosioemosional (socio-emotional processes) yang saling berkaitan dan saling
memengaruhi. Proses biologis dapat memengaruhi proses kognitif, dan
sebaliknya. Oleh karena itu, objek psikologi perkembangan adalah proses-proses
perubahan yang terjadi dalam diri individu yang meliputi ketiga proses tersebut,
yaitu proses biologis, kognitif, dan sosioemosional.
Individu dalam menjalani hidupnya akan berusaha melakukan tugas
perkembangan yang sesuai dengan fase perkembangannya agar mendapatkan
kebahagiaan bagi kehidupan bermasyarakatnya. Setiap fase perkembangan
memiliki tugas perkembangannya sendiri. Tugas ini akan tampak pada suatu masa
tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan dalam mencapai tugas tersebut
akan membawa suatu rasa kebahagiaan dan keberhasilan dalam melakukan tugas
pada fase berikutnya. Sedangkan bila gagal dalam mencapai tugas itu akan
membawa rasa kecewa dan ketidak bahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat
serta akan menemui kesulitan dalam tugas berikutnya (Khaulani dkk., 2020).
Masa kanak-kanak akhir (late Chilhood), atau masa anak sekolah ini
berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Masa kanak-kanak akhir
atau masa anak sekolah ini dinamakan dengan masa intelektual, dimana anak-anak
telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya

3
4

berpusat pada aspek intelek. Selain itu masa ini menekankan sebagai timbulnya
“sense of accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk
menerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan
melaksanakan/menyelesaikan keserasian untuk bersekolah (Jannah, 2015).
Menurut (Oktarisma & Murni, 2021) ada delapan tugas perkembangan anak
pada periode, usia 6-12 tahun. Delapan tugas perkembangan tersebut adalah
sebagai berikut :
2.1.1 Belajar keterampilan fisik, yang dibutuhkan dalam permainan selama
waktu ini anak belajar menggunakan otot-otot nya untuk mempelajari
berbagai keterampilan. Oleh karena itu, pertumbuhan otot dan tulang anak
berlangsung dengan cepat. Mereka memiliki kebutuhan yang sangat tinggi
untuk beraktivitas dan bermain.
2.1.2 Pengembangan sikap terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang
berkembang. Tugas perkembangan ini anak paham dan mampu
mengembangkan kebiasaan hidup sehat dengan membiasakan diri
memelihara memelihara kebersihan, kesehatan, dan keselamatan diri serta
lingkungannya atau mengetahui akibat yang akan didapatnya, jika mereka
bertingkah laku yang dapat membahayakan diri dan lingkungannya.
2.1.3 Berkawan dengan teman sebaya. Dengan masuknya anaknya kesekolah,
akan menuntut anak untuk melakukan interaksi sosial dengan teman
sebaya.
2.1.4 Belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki dan wanita. Pada usia
antara 9-10 tahun anak mulai menyadari peran sesuai dengan jenis
kelaminnya. Anak perempuan menunjukkan tingkah laku sebagai
perempuan, demikian pula dengan anak laki-laki.
2.1.5 Belajar menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung.
Masa ini perkembangan kognitif dan biologis anak sudah matang untuk
bersekolah.
2.1.6 Pengembangan konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan anak. Pada
masa ini anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.
5

2.1.7 Pengembangan moral, nilai dan kata hati. Pada usia ini anak hendaknya
diajak mengontrol tingkah laku sesuai nilai dan moral yang berlaku.
2.1.8 Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Anak telah mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya dalam
keluarga dan masyarakat sosial.

2.2 Aspek Perkembangan Kanak-kanak Akhir


Perkembangan merupakan rangkaian dalam proses sosial, psikologis, dan
fisiologis, sepanjang hidup mencangkup keberadaan manusia dari lahir hingga
meninggal. Menurut (Santrock, John W, 2012) yang menjelaskan bahwasanya
perkembangan manusia diperoleh hasil dari hubungan proses biologis kognitif dan
sosial emosional. Sehingga dari sudut pandang ini perjalanan perkembangan
melibatkan kerjasama antara entitas individual yang berkembang dalam
lingkungannya. Proses Perjalanan Ini berpengaruh pada fisik, lingkungan, budaya,
disertasi dengan tindakan psikologis. Hasil dari rangkaian tersebut membuahkan
prilaku dan cara mengatasi kebutuhan di lingkungannya. Beberapa tokoh
psikologi menjabarkan tahap-tahap perkembangan pada anak sebagai berikut.

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir 6-13 Tahun

NO TEORI TOKOH PERKEMBANGAN

1. Psikoanalitis Freud ✓ Tahap Latency (6-puber)


✓ Tahap Genital (puber-dst)
2. Erikson ✓ Kerja Keras vs Rasa Inferior (Masa kanak-
kanak tengah dan akhir, usia SD-remaja)
3. Kognitif Piaget ✓ Tahap Praoperasional (2-7thn)
✓ Tahap Operasional Konkret (7- 11thn)
✓ Tahap Operasional Formal (11- dewasa)
4. Hurlock ✓ Masa kanak-kanak (kanak dini 2-6thn
✓ Kanak akhir (6- 13thn) Kanak dini masa
prasekolah yaitu mulai menyesuaikan diri
dengan lingkungan Kanak akhir merupakan
usia sekolah
5. Kartono ✓ Umur 6 – 8 tahun: koordinasi psiko motorik
semakin berkembang, permainan sifatnya
berkelompok, tidak terlalu tergantung pada
orang tua, kontak dengan lingkungan luar
semakin matang, menyadari kehadiran alam
disekelilingnya, bentuk lebih berpengaruh
daripada warna, rasa tanggung jawab mulai
tumbuh, puncak kesenangan bermain adalah
pada umur 8 tahun.
6

✓ Umur 8 – 12 tahun: koordinasi psiko motorik


semakin baik, permainan berkelompok, teratur,
disiplin, kegiatan bermain merupakan kegiatan
setelah belajar, menunjukkan minat pada hal-
hal tertentu, sifat ingin tahu, coba-coba,
menyelidiki, aktif, dapat memisahkan persepsi
Dengan tindakan yang menggunakan logika,
dapat memahami peraturan.

Sumber: (Kurniawati, 2019)

Berdasarkan tabel diatas pertumbuhan dan perkembanagan kanak-kanak akhir


dapat diidentifikasi menjadi enam aspek perkembangan yakni; perkembangan
nilai agama dan moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional, dan seni.

2.2.1. Perkembangan NAM


Lingkungan keluarga dan lingkungan sosial selain keluarga menjadi sumber
pembelajaran moral bagi anak. Konsep perkembangan moral menjelaskan bahwa
norma dan nilai yang ada dilingkungan sosial siswa akan mempengaruhi diri
siswa untuk memiliki moral yang baik atau buruk (Trianingsih, 2016). Pada masa
perkembangan kanak-kanak awal, moral anak belum berkembang pesat karena
perkembangan kognitif anak belum mencapai pemahaman menganai prinsip benar
salah menganai suatu hal, pada masa ini anak belum mampu membedakan hal-hal
yang benar untuk dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan (Murni,
2017).
Tahap perkembangan moral agama yang cukup terkenal adalah menurut
pandangan Theory of faith dari James Fowler. Pada teori ini fowler menjelaskan 6
tahap teori perkembangan agama yang dihubungkan dengan teori–teori
perkembangan lainnya yaitu dari Erikson, Piaget, dan Kohlberg.
Table 2.2 Tahapan Perkembangan Nilai Agama dan Moral Masa Kanak-Kanak
Akhir 6-13 Tahun

NO TAHAPAN TOKOH USIA CIRI PERKEMBANGAN

1. Mythicalliteral James Kanak- ✓ Pemikiran anak lebih konkrit dan


faith Fowler kanak akhir logis
✓ kisah-kisah tentang agama
diinterpretasikan secara harfiah
✓ pada tahap ini Tuhan
digambarkan sebagai figur orang
tua.
7

2 Syamsu ≤ 10 tahun ✓ masih bersikap mekanis,


Yusuf ✓ merupakan hasil sosialisasi orang
tua, guru, dan lingkungan, dan
✓ pengalaman ibadah bersifat
peniruan belum berlandaskan
kesadaran
≥ 10 tahun
✓ sadar fungsi agama sebagai
moral dan sosial
✓ dapat menerima bahwa nilai
agama lebih tinggi dari
pribadi/keluarga
✓ sadar dalam melaksanakan
kewajiban ibadah

3. Moralitas Pra- Kohlberg 4-9 tahun ✓ tunduk pada aturan yang berlaku
Konvensional di lingkungan
✓ perilaku dikendalikan dari akibat
Konvensional yang muncul
9-13 tahun
✓ prilaku yang timbul hasil dari
kesepakatan bersama, lingkungan
anak sebagai bentuk penyesuaian
diri
4. Realisme moral Hurlock 2-7 tahun ✓ belum dapat menalar dan menilai
sebuah aturan atau norma yang
berlaku di sekitar anak
(pandangan masih kaku pada
aturan)
✓ memandang benar salah belum
berdasarkan motivasi dalam
dirinya melainkan dari
konsekuensi yang didapat

Moralitas ≥7
otonom ✓ pandangan pada aturan sudah
(hubungan tidak lagi kaku dan berkembang
seiring dengan perkembangan
timbal balik)
kognitifnya

Sumber: (Akbar., Samawi., dkk, 2019)

Sehubungan dengan aspek perkembangan moral anak, guru hendaknya dapat


menanamankan moral pada anak yang dilakukan. tanpa disadari anak sehingga
mendorong kesadaran dalam diri anak untuk berbuat sesuai dengan moral yang
baik.
8

2.2.3 Perkembangan Bahasa


Bahasa merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dalam suatu interaksi
sosial. Perkembangan bahasa anak akan berkembang dari awal masa sekolah dasar
dan mencapai kesempurnaan pada akhir masa remaja. Pada usia late primary (7-8
tahun), bahasa anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Anak telah
memahami tata bahasa, kemahiran berbicara, sekalipun terkadang menemui
kesulitan dan menunjukkan kesalahan tetapi anak dapat memperbaikinya
(Wahidah & Latipah, 2021). Anak telah mampu menjadi pendengar yang baik.
Anak mampu menyimak cerita yang didengarnya, dan selanjutnya mampu
mengungkapkan kembali dengan urutan dan susunan yang logis. Anak telah
menunjukkan niatanya terhadap puisi, dan juga mampu.
Menurut (Santrock, John W, 2012) perkembangan Bahasa dijabarkan menjadi
empat poin yakni terkait dengan kosa kata, tata Bahasa, dan kesadaran
metalinguistik, membaca, menulis, bilingual dan mempelajari Bahasa kedua yang
akan dijelaskan pada table berikut.
Table 2.3 Jenis Perkembagan Bahasa Pada Masa Kanak-Kanak Akhir 6-13 Tahun
NO JENIS USIA CAPAIAN PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN

1. Kata-kata 6-7 tahun ✓ mulai merespon sebuah kata


yang merupakan bagian dari
kelompok kata (kategorisasi
kosa-kata)
✓ kosa-kata anak meningkat
4.000 kata di usia ini
2. Tata Bahasa 7-10 tahun ✓ peningkatan pada tata Bahasa
melalui kemampuan bernalar
dan keterampilan analitis.
✓ Memahami kontruksi seperti
penggunaan yang tepat dan
kata perbandingan (lebih
pendek, lebih dalam)
✓ Subjektif (seandainya kamu
menjadi presiden…)
✓ Memahami tata bahasa yang
kompleks (anak laki-laki yang
berbicara pada ibunya
menggunakan topi)
✓ Menggunakan bahasa yang
saling berkaitan sehingga
menjadi deskripsi, definisi,
dan narasi yang masuk akal
9

3, Kesadaran 10-13 tahun ✓ Mulai mengetahui arti


metalingusistik preposisi (kemampuan
mendiskusikan bunyi Bahasa)
✓ Mulai memikirkan bahasa apa
yang digunakan, pemahaman
mengenai kata-kata, dan
bahkan mendeskripsikannya
✓ Pengetahuan anak mengenal
sintaksis meningkat
✓ Mampu menggunakan bahasa
yang sesuai dengan budaya
✓ Mengetahui aturan-aturan
menggunakan Bahasa dalam
konteks sehari-hari
✓ Mengalami peningkatan kosa-
kata sekitar 40.000 kata
4. Membaca 6-13 tahun ✓ Mampu berbahasa secara
keseluruhan melalui
pemahaman unit-unit suara
dalam kata-kata (keterampilan
dasar fonetik)
✓ Mengkosekan kembali kata-
kata, yang mencakup
pengetahuan kata-kata tertulis
menjadi suara
✓ Mengakses arti kata, dengan
membayangkan representasi
dari sebuah kata
5. Menulis ✓ Ketika anak mulai menulis,
mulailah menciptakan ejaan,
melalui intruksi yang baik,
kemampuan kognitif dan
kemampuan berbahasanya
berkembang disertai juga
dengan keterampilan
menulisnya.
6. Bahasa kedua ✓ Menguasai Bahasa lain,
dalam uji mengendalikan
atensi, mulai menjadi
pembentukan konsep,
penalaran analistis,
fleksibilitas kognitif, dan
kompleksitas kognitif,
✓ Anak yang menguasai bahasa
lain tentunya juga lebih
menyadari struktur bahasa
lisan dan tertulis, serta lebih
baik dalam menangkap
kesalahan tata bahasa dan
makna
7. Pendidikan bilingual ✓ Mengajarkan subjek-subyek
akademika kepada anak
imigran dalam bahasa asal
sembari mengajarakan bahasa
inggris
✓ Membantu anak-anak yang
mengalami kesulitan dalam
mempelajari sebuah subjek
10

seandainya materi tersebut


diajarkan dalam bahasa yang
mereka pahami
✓ Ketika kedua bahasa
diintegrasikan didalam kelas,
anak-anak akan belajar bahasa
kedua
Sumber: (Santrock, John W, 2012)
2.2.2 Perkembangan Fisik Motorik
Pertumbuhan fisik anak pada usia 6-13 tahun ditandai dengan anak menjadi
lebih tinggi, berat, dan kuat dibandingkan pada saat anak berada di PAUD/TK, hal
ini tampak pada perubahan sistem tulang, otot dan keterampilan gerak. Anak lebih
aktif dan kuat untuk melakukan kegiatan fisik seperti berlari, memanjat,
melompat, berenang dan kegiatan outdoor lainnya. Kegiatan fisik ini dilakukan
oleh anak dalam upaya melatih koordinasi, motorik, kestabilan tubuh maupun
penyaluran energi yang tertumpuk (Sears & Izzaty, 2009).
Perkembangan fisik anak usia 6-12 tahun antara lakilaki dan perempuan
berbeda. Anak perempuan biasanya lebih ringan dan lebih pendek dari pada anak
laki-laki (Slavin, 2011). Aspek perkembangan fisik-motorik ini berpengaruh
terhadap aspek perkembangan lainnya, sebagai contoh, keadaan fisik anak yang
kurang normal misalnya anak terlalu tinggi atau terlalu pendek, anak terlalu kurus
atau gemuk akan mempengaruhi rasa kepercayaan diri anak. Rasa kepercayaan ini
akan berkaitan dengan emosi, kepribadian, dan sosial anak (Latifa, 2017).
Table 2.4 Karakteristik Perkembangan Fisik Motorik Masa Kanak-Kanak Akhir
6-13 Tahun

KARAKTERISTIK
✓ motorik anak lebih halus, lebih sempurna, dan terkoordinasi dengan baik, seiring dengan
bertambahnya berat dan kekuatan badan anak.
✓ mampu mengontrol dan mengoordinasikan gerakan anggota tubuhnya seperti
menggerakkan tangan dan kaki dengan baik.
✓ Otot-otot tangan dan kakinya sudah mulai kuat, sehingga berbagai aktivitas fisik seperti
menendang, melompat, melempar, menangkap dan berlari dapat dilakukan secara lebih
akurat dan cepat.
✓ mampu menjaga keseimbangan badannya
✓ Penguasaan badan, seperti membongkok melakukan bermacam-macam latihan senam
serta aktivitas olah raga berkembang pesat.
✓ memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat, yang diperlukan untuk
menghasilkan karya kerajinan yang bermutu bagus atau memainkan instrumen musik
tertentu.

Sumber: (Istiqomah & Suyadi, 2019)


11

Pertumbuhan Fisik Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang


sebelum memasuki masa remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang
tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar berbagai kemampuan akademik.
Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat serta belajar berbagai
keterampilan. Kenaikan tinggi dan berat badan bervariasi antara anak yang satu
dengan yang lain. Keterampilan gerak mengalami kemajuan pesat, semakin lancar
dan lebih terkoordinasi dibanding dengan masa sebelumnya. Kegiatan fisik sangat
perlu untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan gerak serta melatih
koordinasi untuk menyempurnakan berbagai keterampilan. Kebutuhan untuk
selalu bergerak perlu bagi anak karena energi yang terumpuk pada anak perlu
penyaluran. Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik menonjol dibanding
tahuntahun sebelumnya yang hampir tidak Nampak.

2.2.4 Perkembangan Kognitif


Seiring dengan masuknya anak ke sekoah dasar kempuan kognitifnya turut
mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti
dunia dan minat anak bertambah luas, dan dengan meluasnya minat maka
bertambah pua pengertian tentang manusia dan objek-objek yang kurang berarti
bagi anak. Pada usia ini juga anak sudah mulai mempunyai reaksi rangsangan
intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan
intelektual atau kemampuan kognitif seperti; membaca, menulis, dan berhitung
(Hijriati, 2021). Keadaan normal usia kanak-kanak akhir ini memicu
perkembagan secara berangsur-angsur. Kalau pada masa sebelumnya daya pikir
anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka di tahap ini anak mulai
berfikir ke arah daya pikir oprasional kogkrit, rasional dan objektif. Berikut
penjabaran karakteristik perkembangan kognitif anak.

Table 2.5 Karakteristik Perkembangan Kognitif Masa Kanak-Kanak Akhir 6-13


Tahun
NO USIA KARAKTERISTIK
1. Kelas 1 (Usia 6– ✓ Memahami konsep angka dan waktu.
7 Tahun) ✓ Belajar dari apa yang dibaca dan didengarnya.
✓ Mulai mengembangkan kemampuan berpikir logis dan
mengolah informasi.
12

✓ Memahami perintah yang terdiri dari 3 bagian


terpisah.
✓ Memprediksi pola, serta mengenali dan menciptakan
pola sendiri.
✓ Menghitung sampai 100 dengan lompatan 2, 5, dan 10
angka.
✓ Mengenali simbol angka 0-100, dan tulisan angka 0-
20.
✓ Bisa melakukan penambahan dan pengurangan dasar
sampai 20.

2. Kelas 2 dan 3 ✓ Melihat alasan dibalik suatu peristiwa/masalah, dan


(Usia 7–9 banyak bertanya untuk mengumpulkan informasi.
Tahun) ✓ Memahami konsep sebab akibat dan membuat
hubungan konsep atau ide lebih mendalam.
✓ Melakukan operasi matematika yang lebih sulit,
seperti pembagian dan perkalian.
✓ Membuat rencana sebelum melakukan sesuatu.
✓ Bisa duduk diam dan memperhatikan sesuatu yang
menarik selama 30-45 menit.
✓ Menggunakan kalimat kompleks dan berbagai jenis
kalimat untuk mengungkapkan pikiran atau
pendapatnya.

3. Kelas 4 dan 5 ✓ Mulai memahami pengambilan perspektif, dimana


(Usia 9–11 setiap orang memiliki sudut pandang, pikiran, dan
Tahun) perasaan yang berbeda.
✓ Bisa menjelaskan sebuah konsep atau masalah dari
berbagai sudut pandang.
✓ Bisa memprediksi konsekuensi dari sebuah tindakan
dan merencanakan langkah antisipasi.
✓ Mulai aktif mencari informasi dan memperluas
wawasan melalui teman, berita, atau sosial media.
✓ Mengerti hubungan antara hal abstrak dan hal yang
bisa dilihatnya, seperti pengaruh krisis iklim terhadap
lingkungan di sekitarnya.

4. Kelas 6 (Usia ✓ Menerapkan kemampuan berpikir logis dalam


11–12 Tahun) menghadapi suatu situasi atau masalah.
✓ Mulai memahami konsep keadilan dan kesetaraan.
✓ Mulai memahami urutan sebab dan akibat.
✓ Bisa memahami perspektif dan sudut pandang orang
lain.
✓ Bisa berpikir spontan dan lebih cepat.

Sumber: (Juwantara, 2019)


Kemampuan berfikir ini di tandai dengan adanya aktivitas-aktivitas yang
memungkinkan anak-anak memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan
kemampuan mentalnya. Kemampuan kususnya meliputi mengingat, berfikir,
belajar, dan berkomunikasi.
13

2.2.5 Perkembangan Sosial Emosional


Menurut Nuhasanah (2021) menjelaskan perkembangan sosial emosional
anak usia dini adalah kemampuan anak dalam mengelola dan mengekspresikan
emosi secara lengkap baik emosi positif maupun negatif. Anak mampu
berienteraksi dengan teman sebayanya atau orang dewasa disekitarnya secara
aktif belajar dengan mengeksplorasi lingkungannya. Perkembangan sosial
emosional adalah proses belajar anak dalam menyesuaikan diri untuk memahami
keadaan serta perasaan ketika berinteraksi dengan orang-orang di lingkungannya
yang diperoleh dengan cara mendengar, mengamati dan meniru hal-hal yang
dilihatnya.
Menurut Nurjannah (2017) perkembangan sosial emosional anak usia dini
merupakan proses belajar pada diri anak tentang berinteraksi dengan orang
disekitarnya yang sesuai dengan aturan sosial dan anak lebih mampu dalam
mengandalikan perasaannya yang sesuai dengan kemampuannya dalam
mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaannya yang diperoleh secara
bertahap dan melalui proses penguatan dan modeling. Berdasarkan dua
pengertian di atas maka dapat disimpulkan perkembangan sosial emosional anak
usia dini adalah proses perkembangan anak dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya kepada orang tua, teman sebaya dan orang dewasa. Serta
proses perkembangan keadaan jiwa anak dalam memberikan respon terhadap
keadaan dilingkungannyan yang sesuai dengan aturan sosial yang diperoleh
melalui mendengar, mengamati, meniru dan dapat distimulasi melalui penguatan
dan modeling (contoh).

Table 2.6 Karakteristik Perkembangan Sosial-Emosional Masa Kanak-Kanak


Akhir Usia 6-13 Tahun

NO JENIS HAL-HAL YANG CARA MENYATAKAN


MENIMBULKAN
EMOSI
1. Marah ✓ diganggu ✓ tidak mau berbicara
✓ dikritik ✓ menentang
✓ dibandingkan ✓ mencari alas an untuk
✓ terus-menerus memberikan bertengkar
nasehat ✓ memukul
✓ dimarahin atau dihukum
✓ melihat orang yang tidak jujur
14

✓ tidak dapat mencapai tujuannya ✓ meghindar dari orang


yang meyebabkan
marah

2. Takut ✓ kegelapan ✓ menarik hidung


✓ dokter, dokter gigi ✓ menarik-narik telinga
✓ digigit anjing ✓ menarik-narik pakaian
✓ dan phobia lainya ✓ beralih
✓ dsb
3. Cemas ✓ masalah-masalah disekolah ✓ gugup
merupakan seperti gagal dalam suatu ujian, ✓ khawatir
rasa takut dating terlambat, tidak naik ✓ was-was
yang kelas, dsb ✓ waspada
disebabkan ✓ masalah-masalah keluarga ✓ sedih
olah hal-hal seperti menyesuaikan dengan ✓ tertekan
yang pasti keinginan orang tua, dengan ✓ dsb
adanya saudaranya dsb
4. Rasa iri hati ✓ merasa kurang diperhatikan ✓ bertengkar
orang tua ataupn teman ✓ membicarakan orang
sebayanya yang menimbulkan rasa
✓ perlakuan yang tidak adil dari iri
orang tua ataupun teman ✓ mengganggu orang
sebayanya yang menimbulkan rasa
✓ teman sebayanya lebih popular iri
✓ dsb ✓ tidak mau menyapa
✓ memberikan komentar
sarkastis (menghina)
5. Rasa ingin ✓ senang pada suatu hal ✓ memeriksa hal tersebut
tahu ✓ penasaran secara berulang
✓ dsb ✓ selalu bertanya
✓ mencari tau melalui
bacan ataupun media
internet
✓ dsb
6. Rasa ✓ lucu, baik hati ✓ selalu ingin dekat
sayang ✓ perhatian dengan orang yang
✓ pengertian disayang
✓ memahami apa yang sedang ✓ membantu orang yang
dirasakan anak disayang
✓ dsb
7. Rasa ✓ mencapai sesuatu yang dicita- ✓ memeluk
gembira citakan ✓ mencium
✓ juara kelas ✓ loncat-loncat
✓ mendapatkan sesuatu yang ✓ dsb
diinginkan
✓ dsb
TINGKAH LAKU SOSIAL
1. Gang age ✓ minat anak terhadap keaktifan ✓ bermain dengan teman
teman sebayanya sebaya/kelompok
✓ keinginan besar diterima pada ✓ berceita dengan teman
suatu kelompok sebayanya/kelompok
✓ perasaan tidak senang atau tidak ✓ menjalankan hobi
puas jikalau jauh dari teman bersama
ataupun kelompok teman/kelompoknya
✓ mengumpulkan dana
untuk saling membantu
15

orang-orang
membutuhkan

2. Belajar ✓ pengalaman yang ada di ✓ Bekerjasama dengan


Hidup lingkungan anak lain
dalam ✓ Menerima tanggung
masyarakat jawab
✓ Membela anak lain jika
diperlakukan tidak adil
✓ Secara sportif
menerima kekalahnnya
✓ dsb
Sumber:(Hurlock, Elizabeth B, 2011)

2.2.6 Perkembangan Seni


Perkembangan seni pada anak usia dini merupakan satu dari banyak
perkembangan yang perlu mendapat perhatian. Seni dapat diartikan sebagai
pengembangan yang menggambarkan kreatifitas individunya (Antara, 2015).
Potensi kreatif di cirikan oleh kemampuan berpikir kritis, rasa ingin tahu yang
menonjol, percaya diri, sering melontarkan gagasan baru orisinil, berani
mengambil resiko dan tampil beda, terbuka dengan pengalaman baru, serta
menghargai diri sendiri dan juga orang lain. Setiap anak yang kreatif pasti
memiliki intelegensi yang tinggi. Seni adalah bagian tidak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses
pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni dalam pengertian secara
umum menurut Soehardjo adalah upaya mengantarkan peseta didik dengan
kompetensi yang terkait dengan kesenimanan, maka dalam khusus kompetensi
itu terkait dengan upaya pendewasaan potensi individu. Pendidikan seni sangat
berkontribusi dalam membantu perkembangan anak usia dini, diantaranya yaitu
perkembangan mental, kreativitas, keindahan, emosional, fisik, dan sosial anak
usia dini (Damayanti dkk., 2020).
16

Table 2.7 Karakteristik Perkembangan Seni Masa Kanak-Kanak Akhir Usia 6-13
Tahun

NO JENIS USIA KARAKTERISTIK GAMBAR


PERKEMBANGAN

1. Masa Prabagan 4-7 ✓ objek yang digambarkan anak


(preschematic) tahun biasanya berupa gambar
kepala-berkaki.
✓ Mampu menggunakan bentuk-
bentuk dasar geometris untuk
memberi kesan objek dari dunia
sekitarnya.
✓ Koordinasi tangan lebih
berkembang.
✓ Aspek warna belum ada
hubungan tertentu dengan
objek, orang bisa saja berwarna
biru, merah, coklat atau warna
lain yang disenanginya.

2. Masa Bagan 7-9 ✓ Konsep bentuk mulai tampak


(schematic period) tahun lebih jelas
✓ Anak cenderung mengulang
bentuk
✓ Gambar masih tetap berkesan
datar dan berputar atau rebah
(tampak pada penggambaran
pohon di kiri kanan jalan yang
dibuat tegak lurus dengan
badan jalan, bagian kiri rebah
ke kiri, bagian kanan rebah ke
kanan)
✓ Pada perkembangan
selanjutnya kesadaran ruang
muncul dengan dibuatnya garis
pijak (base line).
3. Masa Realisme Awal 9-12 ✓ karya anak lebih menyerupai
(Dawning Realism) tahun kenyataan
✓ Kesadaran perspektif mulai
muncul, namun berdasarkan
penglihatan sendiri
✓ Mereka menyatukan objek
dalam lingkungan
✓ Selain itu kesadaran untuk
berkelompok dengan teman
sebaya dialami pada masa ini
✓ Perhatian kepada objek sudah
mulai rinci. Namun demikian,
dalam menggambarkan objek,
proporsi (perbandingan ukuran)
belum dikuasai sepenuhnya
✓ Pemahaman warna sudah mulai
disadari. Warna biru langit
berbeda dengan biru air laut
17

✓ Penguasan konsep ruang mulai


dikenalnya sehingga letak
objek tidak lagi bertumpu pada
garis dasar, melainkan pada
bidang dasar sehingga mulai
ditemukan garis horizon. Selain
dikenalnya warna dan ruang,
penguasaan unsur desain
seperti keseimbangan dan
irama mulai dikenal pada
periode ini.
Sumber: (Sobandi, 2010)

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kanak-Kanak Akhir


Berbagai potensi yang dimiliki anak, manusia bisa berkembang dan
mengalami banyak perubahan dalam kehidupanya baik secara fisik maupun psikis
pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak yakni, faktor biologis, faktor ekonomi faktor psikologis,
faktor lingkungan, terakhir faktor keluarga dan adat istiadat. Berikut penjabaran
factor-faktor tersebut.

Table 2. 8 Macam Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Kanak-


Kanak Akhir 6-13 Tahun

NO FAKTOR PENGARUHNYA
1. Biologis Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, status gizi, perawatan
kesehatan seperti imunisasi, kerentanan terhadap penyakit,
kondisi kesehatan kronis, fungsi metabolisme, hormone
(Khadijah, 2022).
2. Ekonomi Status sosial dapat menentukan kualitas kemampuan anak. Hal
ini dikarenakan anak yang tercukupi berbagai kebutuhannya,
dapat belajar banyak hal baru. Namun, bukan berarti yang
kekurangan tidak akan berkembang. Hanya saja anak yang
berasal dari keluarga berkecukupan bisa lebih unggul, jika
mereka tidak memiliki masalah keterbelakangan mental
(Rumahorbo & Medan, 2020).
3. Psikologis stimulasi, motivasi belajar, ganjaran/hukuman yang wajar,
kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang,
kualitas interaksi anak – orang tua (Khadijah, 2022).
4. Lingkungan Lingkungan eksternal berperan penting dalam membentuk
karakter dan juga perkembangan psikologis anak. Mulai dari
lingkungan sekolah, tempat tingga, teman bermain, hingga
pengasuh anak. Mereka yang cenderung memberikan dampak
negatif, akan membuat anak menjadi kurang bisa bergaul
dengan teman-teman sebayanya (Hendrawan dkk., 2021).
5. Keluarga dan Adat Pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah
Istiadat saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga,
kepribadian ayah/ibu, pola pengasuhan, adat istiadat, agama,
urbanisasi, kehidupan politik (Khadijah, 2022).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah lingkungan (nurture) dan gen


(nature) orang tua saling mempengaruhi dalam tumbuh kembang anak. Tahapan
perkembangan anak yang matang pada usianya dan tidak mengalami
ketertinggalan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dianggap akan
mampu mengemban tugas untuk melaksanakan tahapan perkembangan
selanjutnya. Anak yang tumbuh dan berkembang dengan maksimal akan menjadi
anak yang kuat dalam segala aspek terkait nilai agama dan moral, fisik motorik,
bahasa, kognitif, sosial-emosional dan seni. Apabila terdapat hambatan dalam
perkembangannya menjadi keunikan setiap anak yang harus dipahami oleh semua
orang tidak melabeli anak dengan anak nakal atau bodoh, dan lain sebagainya.

3.2 Saran

Penting untuk diketahui untuk para pembaca dan orang tua pada tahap-tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak normal agar mempermudah deteksi dini
ketidak normalan yang terjadi pada proses berlangsungnya tahap-tahap tersebut.
Selain itu semoga makalah ini dapat meningkatkan tentang pertumbuhan dan
perkembangan pada periode konsepsi kanak-kanak akhir.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ajhuri, K. F. (2019). Psikologi Perkembangan (1 ed.). Penebar Media Pustaka.


Akbar., Samawi., dkk. (2019). Pengembangan Nilai Agama dan Moral bagi Anak
Usia Dini. PT Refika Aditama.
Antara, P. A. (2015). Pengembangan Bakat Seni Anak Pada Taman Kanak-
Kanak. 6.
Damayanti, E., Amaliah, A. R., & Ismawati, I. (2020). Capaian Dan Stimulasi
Aspek Perkembangan Seni Pada Anak Kembar Usia 5 Tahun. NANAEKE:
Indonesian Journal of Early Childhood Education, 3(1), 1.
https://doi.org/10.24252/nananeke.v3i1.14176
Hendrawan, M. A., Hernawan, A. D., & Saleh, I. (2021). Faktor–Faktor Yang
Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak (Usia 4-6 Tahun) Di 6 PAUD
Desa Kuala Dua Wilayah Kerja PUSKESMAS Sungai Durian. Sel Jurnal
Penelitian Kesehatan, 8(1), 24–38. https://doi.org/10.22435/sel.v8i1.4701
Hijriati, P. R. (2021). Proses Belajar Anak Usia 0 Sampai 12 Tahun Berdasarkan
Karakteristik Perkembangannya. Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak, 7(1),
152. https://doi.org/10.22373/bunayya.v7i1.9295
Hurlock, Elizabeth B. (2011). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga.
Istiqomah, H., & Suyadi, S. (2019). Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia
Sekolah Dasar Dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus Di SD
Muhammadiyah Karangbendo Yogyakarta). El Midad, 11(2), 155–168.
https://doi.org/10.20414/elmidad.v11i2.1900
Jannah, M. (2015). Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Kanak-Kanak. 1 No
2, 12.
Juwantara. (2019). Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget Pada Tahap
Anak Usia Operasional Konkret 7-12 Tahun Dalam Pembelajaran
Matematika. 9, No. 1, 27–34.
Khadijah. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Di RA Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu. Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai, Volume 4 Nomor 3, 8.
Khaulani, F., S, N., & Irdamurni, I. (2020). Fase Dan Tugas Perkembangan Anak
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 51.
https://doi.org/10.30659/pendas.7.1.51-59
Kiling, B. N., & Kiling, I. Y. (2015). Tinjauan Konsep Diri Dan Dimensinya Pada
Anak Dalam Masa Kanak-Kanak Akhir. Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
1(2), 116. https://doi.org/10.26858/jpkk.v1i2.1811
Kurniawati, N. A. (2019). Tugas Perkembangan pada Anak Akhir. 3(2), 9.
Latifa, U. (2017). Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan
Perkembangannya. 1(2), 12.

19
20

Murni. (2017). Perkembangan Fisik, Kognitif, Dan Psikososial Pada Masa


Kanak-Kanak Awal 2-6 Tahun. 3, 15.
Nuhasanah. (2021). Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini. Mitra
Ash-Shibyan, Vol. 4, No. 02, 12. https://doi.org/DOI: https://doi.org
/10.46963/mas h.v4i02.346
Nurjannah, N. (2017). Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia
Dini Melalui Keteladanan. Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan
Dakwah Islam, 14(1), 50–61. https://doi.org/10.14421/hisbah.2017.141-05
Oktarisma, S., & Murni, I. (2021). Fase dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah
Dasar. 5, 4.
Rumahorbo, R. M., & Medan, Stik. M. H. (2020). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tumbuh Kembang Balita Di Wilayah Kerja
PUSKESKESMAS Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. 4, 8.
Santrock, John W. (2012). Life-Span Development (13 ed.). McGraw-Hill.
Sears, W., & Izzaty, R. E. (2009). Setiap Anak Dapat Menjadi Bintang, yang
Bersinar dengan Cara yang Unik dan Indah. 11.
Slavin. (2011). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. PT Indeks.
Sobandi, B. (2010). Mengenal Periodisasi Perkembangan Seni Rupa Anak-Anak.
22.
Trianingsih, R. (2016). Pengantar Praktik Mendidik Anak Usia Sekolah Dasar. Al
Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 3(2), 197.
https://doi.org/10.24235/al.ibtida.snj.v3i2.880
Wahidah, A. F. N., & Latipah, E. (2021). Pentingnya Mengetahui Perkembangan
Bahasa Anak Usia Dini Dan Stimulasinya. Jurnal Pendidikan Raudhatul
Athfal, 4, 20.

You might also like