You are on page 1of 29

MANAJEMEN PESERTA DIDIK DAN IMPLEMENTASINYA PADA

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini
Yang di Ampu oleh Prof. Dr. Imron Arifin, M. Pd., dan
Dr. Yudithia Dian Putra, M. Pd., M.M.

Oleh:

Laufiensyah Lailatul Qodar Akbar 220154801868

Mu’alfani Arsana Putri 220154801972

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S2 PAUD
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami anggota kelompok 4 dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan
mengenai “Manajemen Peserta Didik Dan Implementasinya Pada Pendidikan
Anak Usia Dini”.

Kami menyadari bahwa pada dasarnya makalah ini banyak kekurangan, karena
keterbatasan wawasan dan pengetahuan kami terutama yang berhubungan dengsan
makalah ini. Oleh karena itu kami mohon kritik dan sarannya untuk penyusunan
makalah yang lebih baik. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Malang, 11 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Peserta Didik.........................................................................3
B. Tujuan Manajemen Peserta Didik..............................................................................4
C. Prinsip Manajemen Peserta Didik..............................................................................5
D. Tahap Manajemen Peserta Didik................................................................................6
1. Perencanaan Peserta Didik.....................................................................................7
2. Penerimaan Peserta Didik......................................................................................7
3. Orientasi Sekolah.................................................................................................. 7
4. Pengelompokan Peserta Didik...............................................................................7
5. Pembinaan Disiplin Peserta Didik.......................................................................13
6. Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik .................................................................13
7. Penyelenggaraan Layanan Khusus......................................................................17
8. Mutasi Peserta Didik............................................................................................18
9. Sistem Kelulusan Dan Alumni............................................................................19
E. Implementasi Manajemen Peserta Didik Di BA RESTU 01 Malang......................19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................23
B. Saran.........................................................................................................................23
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap lembaga pendidikan anak usia dini secara universal memiliki
tujuan pendidikan yang mengoptimalkan tumbuh kembang jasmani maupun
rohani peserta didik. Proses mencapai sebuah tujuan pendidikan tersebut maka
diperlukan suatu lembaga PAUD yang bermutu dan berkualitas. PAUD
berkualitas dan bermutu merupakan tuntutan dan kewajiban bagi setiap
pengelola lembaga PAUD. Sarana untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualitas lembaga PAUD yaitu dengan memperbaiki sistem manajemen
lembaga PAUD (Jahari dkk., 2018).
Lembaga PAUD sebagai pondasi generasi bangsa, perlu dioptimalkan
dengan baik. Kualitas lembaga yang baik diharapkan mampu menghasilkan
output sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menjadi aset
bangsa yang sangat berharga untuk memajukan suatu bangsa. Dengan
demikian, peranan manajemen pendidikan penting untuk dipelajari dan
diterapkan sebagai sarana mencapai visi, misi dan tujuan lembaga pendidikan
khususnya lembaga pendidikan anak usia dini (Hastuti, 2021)
Pendidikan adalah sebuah sistem yang kompleks dan memiliki banyak
unsur yang harus ada di dalamnya salah satu unsur yang paling penting adalah
anak didik, karena anak didik merupakan subjek sekaligus objek utama dalam
pendidikan. Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan sangat
tergantung dengan perkembangan potensi kecerdasan yang dimiliki anak
didik. Oleh karena itu untuk mewujudkan dibutuhkan suatu penataan dan
pengaturan anak didik atau siswa mulai dari anak didik masuk sekolah hingga
mereka tamat belajar pada lembaga pendidikan. Berdasarkan paparan di atas
makalah yang kami buat membahas terkait teori terkait manajemen peserta
didik beserta implementasinya di Bustanul Athfal (BA) RESTU 01 Malang.

iv
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penyusun merumuskan


masalah sebagai berikut.
1. Apa Pengertian Dari Manajemen Peserta Didik?
2. Apa Tujuan Dari Manajemen Peserta Didik?
3. Apa Prinsip Dari Manajemen Peserta Didik?
4. Apa Saja Tahap Manajemen Peserta Didik?
5. Bagaimana Implementasi Manajemen Peserta Didik Di BA RESTU 01
Malang?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dijabarkan tujuan dalam


penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan Pengertian Dari Manajemen Peserta Didik.
2. Mendeskripsikan Tujuan Dari Manajemen Peserta Didik.
3. Mendeskripsikan Prinsip Dari Manajemen Peserta Didik.
4. Mendeskripsikan Tahap Manajemen Peserta Didik.
5. Mendeskripsikan Implementasi Manajemen Peserta Didik Di BA RESTU
01 Malang.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik


Istilah Manajemen Peserta Didik terdiri dari dua suku kata yaitu
“Manajemen” dan “Peserta didik”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) istilah manajemen berarti (1) penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran, dan dapat berarti (2) pimpinan yang bertanggung
jawab dalam proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan.
Menurut Suharni (2019)mendefinisikan manajemen adalah usaha
mengelola, mengendalikan, dan mengarahkan berbagai sumber yang ada untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan menurut (Munastiwi, 2019)
adalah sebuah proses pengintegrasian penggunaan sumber-sumber daya dan
fasilitas secara optimal sehingga memperoleh nilai tambah.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasanya Manajemen
merupakan suatu proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan sumber
daya melalui kegiatan-kegiatan agar diselesaikan secara efisien dan efektif
dengan melibatkan orang lain dalam mencapai tujuan tertentu.
Pengertian peserta didik menurut ketentuan umum Undang-Undang RI
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun (2003) adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,jenjang,dan jenis pendidikan
tertentu. peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/ pribadi.
Individu diartikan sebagai seseorang yang tidak tergantung pada orang lain,
dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan
tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri (Azmi,
2020). Sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah seseorang
yang belum dewasa, sedang dalam masa perkembangan menuju

6
kedewasaannya dengan bimbingan/arahan dan diserahkan kepada tanggung
jawab seorang pendidik. Proses perkembangannya meliputi kesesuai dengan
bakat,minat,dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik
serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh
pendidiknya.
Manajemen Peserta Didik juga dapat diartikan sebagai usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai
mereka lulus sekolah (Zulkhairi, 2021). Manajemen peserta didik adalah proses
pengurusan segala hal yang berkaitan dengan peserta didik pembinaan sekolah
mulai dari penerimaan peserta didik, pembinaan peserta didik berada di sekolah
sampai dengan peserta didik menyelesaikan pendidikannya mulai penciptaan
suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang
efektif (Kharisma dkk., 2021).
Kesimpulan pembahasan diatas mengenai manajemen peserta didik
adalah Seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja serta pembinaan secara berulang terhadap seluruh peserta didik agar
dapat mengikuti proses pembelajaran secara efektif dan efisien, mulai dari
penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.

B. Tujuan Manajemen Peserta Didik


Perumusan tujuan merupakan bagian yang terpenting dalam pengelolaan
suatu organisasi atau lembaga PAUD Hal ini dikarenakan bahwa Tujuan
merupakan suatu pernyataan tentang situasi atau keadaan yang ingin dicapai
oleh suatu lembaga atau organisasi atau individu (Annas, 2017). Adanya tujuan
lembaga atau organisasi atau individu dapat menyusun dalam menetapkan
langkah-langkah untuk mempermudah mencapai tujuan, agar lebih terarah
dengan baik (Rifa’i, 2018).
Secara umum, tujuan manajemen peserta didik adalah untuk mengatur
berbagai kegiatan peserta didik mulai dari pembelajaran di sekolah sehingga
berjalan lancar, tertib, teratur, serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah

7
(Surya, 2018). Selain itu manajemen peserta didik di sekolah secara baik dan
berdaya guna akan membantu seluruh staf maupun masyarakat untuk memahami
kemajuan di sekolah. Mutu dan derajat sekolah tergambar dalam sistem
sekolahnya (Muspawi, 2020). Tujuan dari manajemen peserta didik adalah untuk
menciptakan keadaan yang tertib dan teratur dalam rangka pencapaian tujuan
proses pendidikan (Taqwa, 2016). Benang merah dari tujuan manajemen diatas
adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang peserta didik agar
kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar tertib dan teratur serta
mencapai tujuan pendidikan di sekolah, tujuan tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotor peserta didik;
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat
dan minat peserta didik;
3. Menyalurkan aspirasi, harapan, dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4. Dengan terpenuhnya poin 1,2,3 diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup lebih lanjut, sehingga dapat belajar
dengan baik dan merain cita-cita mereka.

C. Prinsip Manajemen Peserta Didik


Sebagai bagian penting manajemen peserta didik, kegiatan manajemen
peserta didik PAUD tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip dalam
pelaksanaannya. Prinsip pelaksanaan menjadi pedoman atau rambu-rambu yang
perlu diperhatikan oleh para pendidik untuk mencapai sebuah tujuan yang
diinginkan. Mengemukakan Hamidah (2018) bahwa agar tujuan dan fungsi
manajemen peserta didik dapat terlaksanakan, maka ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanannya sebagai berikut:
1. Dalam mengembangkan program Manajemen ke peserta
didik,penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat
program dilaksanakan.

8
2. Manajemen peserta didik dipandang sebagai keseluruhan manajemen
sekolah.
3. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik harus mengemban misi
Pendidikan.
4. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta yang mempunyai latar belakang dan punya
banyak perbedaan.
5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
6. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik.
Tambahan yakni manajemen peserta didik harus mempunyai tujuan yang
sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan.
Diharapkan dengan adanya prinsip-prinsip yang telah dibuat, maka tujuan dan
fungsi dari manajemen peserta didik dapat dicapai.

D. Tahap Manajemen Peserta Didik


Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 146 tahun 2014 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 6 tahun
yang dilakukan melalui pembinaan rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangannya. Layanan PAUD tersebut meliputi dua
jenjang pendidikan yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan
formal dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk satuan pendidikan yaitu
jalur formal terdiri dari taman kanak-kanak (TK), Bustanul Athfal (BA), dan
Raudhatul Athfal (RA). Sedangkan jalur non formal terdiri dari Satuan
PAUD Sejenis (SPS), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Kelompok Bermain
(KB).
Kegiatan administrasi peserta didik dapat diumpamakan sebuah
transformasi yang dimulai dari masukan input, proses process, dan keluaran

9
output. Administrasi peserta didik dapat diurutkan menurut aspek-aspek
tersebut. Melihat dari pandangan Rifa’i (2018) pada proses memasuki
sekolah sampai tamat sekolah, terdapat 9 tahapan manajemen peserta didik
yaitu sebagai berikut

1. Perencanaan Peserta Didik


Peserta didik harus direncanakan, karena dengan adanya perencanaan
segala sesuatunya dapat dipikirkan dengan matang dengan memperhatikan
seluruh aspek yang melingkupinya. Dengan demikian, masalah-masalah yang
muncul akan dapat ditangani sesegera mungkin.

2. Penerimaan Peserta Didik


Penerimaan peserta didik baru adalah salah satu kegiatan manajemen
peserta didik yang sangat penting. Dalam penerimaan peserta didik baru
ini meliputi beberapa tahapan, yaitu: a. kebijaksanaan penerimaan peserta
didik, b. sistem penerimaan peserta didik, c. kriteria penerimaan peserta
didik baru, d. prosedur penerimaan peserta didik baru, dan e. problema
penerimaan peserta didik baru.

3. Orientasi Sekolah
Peserta didik yang sudah melakukan daftar ulang, mereka kemudian akan
memasuki masa orientasi peserta didik di sekolah. orientasi ini dilakukan dari
hari-hari pertama masuk sekolah. Pada bagian ini secara berurutan terdiri
dari: a. alasan dan batasan orientasi peserta didik, b. tujuan dan fungsi
orientasi peserta didik, c. hari-hari pertama di sekolah, dan d. orientasi peserta
didik.

4. Pengelompokan Peserta Didik


Pengelompokan peserta didik atau biasanya disebut sebagai (grouping)
merupakan kegiatan pengelompokan siswa sesuai dengan karakteristiknya

10
(Rifa’i, 2018). Pengelompokan peserta didik didasari oleh kesamaan dan
perbedaan satu dengan yang lainnya, perkembangan tingkat kemampuan dan
kematangan dalam berfikir, kesamaan dalam karakteristik, mempermudah untuk
dikenali, memeberikan pelayanan yang optimal. Menurut (Risdiyanto, 2021)
pengelompokan berdasarkan kelas mempunyai banyak manfaat, yaitu untuk
menjangkau kebutuhan peserta didik lebih efisien, meningkatkan kualifikasi
pencapaian peserta didik, dan memenuhi kebutuhan orang tua dengan
mengkualifikasikan anak sesuai dengan kemampuan yang sama. Dengan begitu
maka anak yang berprestasi rendah akan lebih merasa nyaman ketika belajar
dengan anak dengan kemampuan yang sama. Begitupun sebaliknya anak yang
berprestasi tinggi akan saling mendukung dengan anak lainya. Memberikan
pelayanan yang optimal adalah target seorang guru, maka di bentuklah
kelompok atau pengelompokan peserta didik sesuai dengan kreteria yang sama
atau kualifikasi yang sama.
1) Jenis-Jenis Pengelompokan Peserta Didik
Setiap sekolah memiliki hak untuk menentukan pengelompokan yang
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Menurut (Zakia, 2017)
terdapat tujuh jenis pengelompokan peserta didik, yaitu:
a) Pengelompokan tanpa tingkat (the noun grade elementary school)
dimana pengelompokan ini dilakukan tanpa ada jenjang kelas.
b) Pengelompokan kelas rangkap (multigrade and multiage Grouping)
dimana pengelompokan ini didasari oleh system tingkat.
c) Pengelompokan kemajuan rangkap (the dual progress plan)
pengelompokan ini memiliki tujuan mengatasi perbedaan-perbedaan
kemampuan individual anak di setiap tingkat.
d) Penempatan sekelompok peserta didik pada seorang guru (self-
combined classroom) pengelompokan ini sangat bergantung pada
gurunya karena pemenggang tanggung jawab adalah guru tersebut.
e) Pembelajaran beregu (team teaching) pengelompokan ini peserta didik
diberikan pelajaran oleh guru dalam bentuk tim.

11
f) Departementalisasi yaitu pengelompoknan peserta didik pada bidang
tertentu saja atau bidang yang dia sukai.
g) Pengelompokan berdasarakan kemampuan (abiliti grouping) adalah
sistem pengelompokan menyesuaikan kemampuan peserta didik.
2) Teknik Pengelompokan
Berbagai teknik atau cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengelompokkan peserta didik. Secara praktis dan mudah, teknik
pengelompokkan peserta didik dipaparkan (Rifa’i, 2018) sebagai berikut:
a) Teknik mengelompokkan dua bagian. Teknik mengelompokkan dua bagian
dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai dua.
(2) Memisahkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
(3) Membedakan jumlah kancing baju ganjil atau genap.
(4) Melihat tanggal kelahiran ganjil atau genap.
(5) Melihat huruf awal nama konsonan atau vokal.
(6) Membedakan jenis tumbuhan dikotomi atau monokotil.
b) Teknik mengelompokkan tiga bagian. Teknik mengelompokkan tiga
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai tiga.
(2) Bertanya nomor kelahiran yaitu anak pertama, anak tengah dan anak
terakhir.
(3) Berangkat ke sekolah menggunakan angkutan umum, kenderaan
pribadi atau berjalan kaki.
(4) Mengarungi tiga nama samudera yaitu samudera pasifik, samudera
atlantik dan samudera hindia.
(5) Kelompok binatang yaitu karnivora, herbivora dan omnivora.
c) Teknik mengelompokkan empat bagian. Teknik mengelompokkan empat
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung satu sampai empat.
(2) Arah tempat tinggal yaitu timur, selatan, barat, dan utara.

12
(3) Memberi gambar yaitu api, air, tanah dan udara.
(4) Mengelompokkan siswa berdasarkan golongan darah yaitu A, B, AB
dan O.
(5) Benda angkasa yaitu bintang, bulan, bumi dan matahari.
(6) Empat penegak hukum dan pembela negara yaitu polisi, tentera
angkatan darat, tentera angkatan laut, dan tentera angkatan udara.
(7) Empat jenis kenderaan yaitu bus, kapal laut, kereta api dan pesawat
terbang.
d) Teknik mengelompokkan lima bagian. Teknik mengelompokkan lima
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung satu sampai lima.
(2) Memberika lima simbol Pancasila yaitu bintang, kepala banteng,
pohon beringin, rantai dan padi dan kapas.
(3) Menyebut pancaindra.
(4) Menyebut lima jari tangan.
(5) Kelompok nama pulau terbesar di Indonesia yaitu Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
e) Teknik mengelompokkan enam bagian. Teknik mengelompokkan enam
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung satu sampai enam.
(2) Membuat karton bentuk lingkaran, kubus, segitiga, persegi panjang,
trapesium, limas.
(3) Membuat sisi bidang dadu yaitu atas, bawah, kanan, kiri, muka,
belakang.
(4) Menerbangi angkasa Indonesia dengan pesawat terbang yaitu Lion Air,
Air Asia, Citilink, Sriwijaya Air, Garuda dan Batik Air.
(5) Enam nama merek laptop yaitu Acer, Axioo, Apple, Dell, Toshiba,
Lenovo.
(6) Membagi dalam enam benua yaitu Asia, Afrika, Amerika, Australia,
Eropa dan Antartika.

13
(7) Enam nama presiden republik Indonesia yaitu Soekarno, Soeharto, BJ.
Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnaputri dan Soesilo
Bambang Yudhoyono.
f) Teknik mengelompokkan tujuh bagian. Teknik mengelompokkan tujuh
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai tujuh.
(2) Menggolongkan berdasarkan hari kelahiran yaitu Senin, Selasa,
Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu dan Minggu.
(3) Mengenang tujuh pahlawan nasional yaitu Cut Nyak Dhien, Teuku
Umar, Sisingamangara, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro,
Pangeran Antasari dan Pattimura.
(4) Membagi dengan menyebut tangga nada yaitu do, re, mi, fa, sol, la,
si.
g) Teknik mengelompokkan delapan bagian. Teknik mengelompokkan
delapan bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai delapan.
(2) Arah mata angin yaitu timur, tenggara, selatan, barat, barat daya,
barat laut, utara, timur laut.
(3) Membagi nama anggota tata surya yaitu mars, bumi, bulan, Jupiter,
saturnus, uranus, neptunus, dan pluto.
(4) Nama jenis olahraga yang menggunakan bola yaitu sepak bola, tenis
lapangan, tenis meja, bola volley, basket, polo air, sepak takraw,
futsal.
(5) Menempel nomor di bawah kursi mulai angka satu sampai delapan.
h) Teknik mengelompokkan sembilan bagian Teknik mengelompokkan
sembilan bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung satu sampai sembilan.
(2) Sembilan hewan peliharaan yaitu ayam, bebek, kambing, lembu,
kelinci, merpati, angsa, marmut, dan kucing.

14
i) Teknik mengelompokkan sepuluh bagian. Teknik mengelompokkan
sepuluh bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai sepuluh.
(2) Memilih warna yang disukai yaitu hitam, putih, merah, biru, hijau,
kuning, coklat, ungu, abu-abu, dan coklat tua.
j) Teknik mengelompokkan sebelas bagian. Teknik mengelompokkan sebelas
bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung angka satu sampai sebelas.
(2) Sebelas keahlian wakil presiden republik Indonesia yaitu Muhammad
Hatta (ahli koperasi), Sri Sultan Hamengkubowono (budayawan),
Adam Malik (ahli bahasa), Umar Wirahadikusamah (tentara),
Sudharmono (ahli hukum), Tri Sutrisno (Jenderal), BJ Habibie (ahli
pesawat terbang), Megawai Soekarnoputri (politikus), Hamzah Haz
(agamawan), Jusuf Kalla (pengusaha) dan Boediono (ahli ekonomi).
(3) Sebelas stasiun televisi nasional yaitu TVRI, Indosiar, MNC, RCTI,
SCTV, ANTV, Trans TV, Trans7, Global, Metro TV, TV-One.
k) Teknik mengelompokkan dua belas bagian. Teknik mengelompokkan dua
belas bagian dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Menghitung satu sampai dua belas.
(2) Bulan kelahiran yaitu Januari, Pebruari, Maret, April, Mei, Juni, Juli,
Agustus, September, Oktober, November dan Desember.
(3) Bintang zodiak yaitu Capricorn, Aquarius, Pisces, Aries, Taurus,
Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, dan Sagitarius.
l) Teknik mengelompokkan tak terbatas. Teknik mengelompokkan tak
terbatas dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Keragaman latar belakang suku yaitu Aceh, Minang, Batak, Melayu,
Nias, Mandailing, Karo, Jawa, Sunda dan seterusnya.
(2) Jarak antara sekolah dengan rumah siswa.
(3) Jenis pekerjaan orangtua yaitu pengusaha, pegawai negeri, pegawai
swasta, nelayan, petani, tentera, polisi dan seterusnya.

15
5. Pembinaan Disiplin Peserta Didik
Pendidikan didasarkan atas norma-norma tertentu bagi peserta didik.
Norma-norma dan aturan-aturan tersebut, mengharuskan peserta didik untuk
mengikutinya. Selain itu, para pendidik selayaknya juga menjadi contoh
terdepan dalam dalam hal pentaatan terhadap tradisi dan aturan yang
dikembangkan di lembaga pendidikan. Ada beberapa hal yang berhubungan
dengan pembinaan peserta didik sebagai berikut:
a. Kehadiran
b. Keaktifan dalam mengikuti pembelajaran
c. Menyelesaikan aktifitas dengan baik
d. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
e. Mematuhi tata tertibsekolah
f. dsb

6. Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik


Evaluasi hasi belajar merupakan suatu proses dimana proses tersebut
menentukan hasil belajar peserta didik, dengan mengunakan patokan agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran (Rifa’i, 2018). Menurut (Ayu dkk., 2019)
menuturkan bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan dan analisa data
hingga menjadi satu prespektif yang luas dan komperhensif untuk digunakan
sebagai bahan untuk menganbil keputusan yang penting. Artinya evaluasi
program sebagai proses terstruktur yang menciptakan dan menyatukan
informasi bertujuan untuk mengurangi ketidak pastian para pemangku
kepentingan tentang program dan kebijakan yang ditentukan. Evaluasi program
bukan hanya ada pada proses belajar mengajar, tetapi evaluasi program
memiliki penggunaan yang lebih luas, yaitu dilakukan pada program yang
merupakan hasil keputusan pemegang kebijakan untuk diprioritaskan
pelaksanaanya. Pada evaluasi program ada banyak model yang bisa digunakan
untuk mengevaluasi suatu program sesuai dengan tujuan, jenis informasi dan
hasil yang diharapkan meskipun antara satu dengan yang lainnya berbeda

16
maksudnya ialah dalam kegiatan pengumpulan data, informasi yang berkenaan
dengan objek yang dievaluasi bertujuan menyediakan bahan bagi pengambil
keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program.
a. Tujuan dan Fungsi Penilaian
Penilaian merupakan hal yang wajib dalam proses evaluasi belajar, dimana
hasil akhir dari evaluasi merupakan nilai hasil belajar anak. Penilaian dilakukan
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau tidak,
apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belum oleh peserta didik dan
apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat (Ayu dkk., 2019). Menurut
(Friantary & Martina, 2018) penilaian sebaiknya memiliki fungsi cek dan
melacak kemajuan dan keterampilan serta kemampuan dari peserta didik. Oleh
karena itu, guru seharusnya memiliki pemahaman yang benar tentang cara
bagaimana melakukan penilaian yang kredibel dan berkualitas.
Tujuan dilakukan penilaian hasil belajar oleh peserta didik adalah; 1).
mengetahui penguasaan atau penguasaan pengetahuan dan keterampilan
seorang peserta didik, 2). menetapkan sebuah ketuntasan hasil belajar peserta
didik di setiap semesternya. 3). membuat sebuah program perbaikan dan
pengayaan untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar, 4). memperbaiki
proses pembelajaran. Disisi lain penilaian memiliki fungsi sebagai bahan
patokan hasil belajar siswa, meliputi; 1). formatif, mermeperbaiki hasil belajar
peserta didik yang memiliki kekurangan dalam hal pengatahuan, sikap dan
keterampilan. Dimana perbaikan ini akan menjadi tolak ukur membuat sebuah
RPPH yang lebih sesuai dengan anak. 2). Sumatif yaitu menentukan
keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester, satu tahun
pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan
keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan
keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang peserta didik.

17
b. Acuan dan Prinsip Penilaian
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru pada saat
melaksanakan penilaian untuk implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut.
1) Sahih maksudnya penilaian didasarkan pada data yang memang
mencerminkan kemampuan yang ingin diukur
2) Objektif, penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas
dan tidak boleh dipengaruhi oleh subjektivitas penilai (guru)
3) Adil, suatu penilaian yang tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik hanya karena mereka (bisa jadi) berkebutuhan khusus serta memiliki
perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender
4) Terpadu, penilaian dikatakan memenuhi prinsip ini apabila guru yang
merupakan salah satu komponen tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran
5) Transparan,  di mana kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
yang digunakan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, mencakup segala aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai. Dengan
demikian akan dapat memantau perkembangan kemampuan peserta didik
7) Sistematis, Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan
dilakukan secara bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku
8) Akuntabel, penilaian yang proses dan hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya
9) Edukatif, penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan
peserta didik (Sistem Penilaian Kurikulum 2013 - Pemerintah.net, 2014)

18
c. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang dapat digunakan dalam kurikulum 2013
untuk menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa standar penilaian pada kurikulum
2013 lebih menekankan pada pada prinsip-prinsip kejujuran,
yang mengedepankan aspek-aspek berupa knowledge, skill dan attitude. Salah
satu bentuk dari penilaian itu adalah penilaia otentik. Penilaian otentik
disebutkan dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang dilakukan saat
proses pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga komponen di atas. Diantara
teknik dan isntrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut.
1) Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi
sikap melalui observasi, penilaian iri, penilaian anatar teman (peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian Diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar
cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada
jurnal berupa catatan pendidik.
2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan, menilai kompetensi pengetahuan
melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
3) Penilaian Kompetensi Keterampilan, Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik.
d. Ketuntasan Belajar
Dalam belajar ketuntasan dan penguasaan merupakan sebuah keberhasilan.
Dimana penguasaan materi sangat di tutut karena agar tercapainya sebuah
kopetensi seorang peserta didik. Ketuntasan belajar dalam satu semester adalah
keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran
yang diikutinya dalam satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun

19
ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam
satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah
keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam
suatu satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan. Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk
predikat, yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang
(K). Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan
dengan predikat Baik (B). Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00
untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan (Rifa’i, 2018).
Dalam Kurikulum 2013 PAUD teknik penilaian harian menggunakan tiga
teknik saja yaitu catatan hasil karya, catatan anekdot, dan skala capaian
perkembangan:
1) Teknik penilaian Catatan Hasil Karya Anak PAUD
2) Teknik penilaian Catatan Anekdot PAUD
3) Teknik Penilaian Skala Capaian Perkembangan Anak (Rating Scale)
Tiga penilaian ini menjadi patokan seorang guru dalam membuat sebuah raport
ketuntasan dalam belajar anak setiap semesternya.

7. Penyelenggaraan Layanan Khusus


Pembinaan peserta didik adalah pembinaan secara komperhensif yang
meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik
itu sendiri, layanan- layanan khusus tersebut antara lain:

a. Layanan bimbingan dan konseling.


Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa agar
perkembangannya optimal, sehingga anak didik bisa mengarahkan dirinya
dalam bertindak dan bersikap sesuai tuntutan dan situasi lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat.

20
b. Layanan perpustakaan.
Keberadaan perpustakaan pada lembaga pendidikan sangat penting, sebab
perpustakaan merupakan penunjang proses pembelajaran di sekolah dengan
memberi layanan informasi yang dibutuhkan melalui koleksi bahan pustaka
yang dimiliki.
c. Layanan kantin.
Salah satu kebutuhan peserta didik adalah makanan yang bergizi, bersih, dan
higienis, olehnya itu keberadaan kantin di setiap sekolah sangat dibutuhkan
untuk menjamin peserta didik mendapatkan asupan makanan yang tidak
berbahaya bagi kesehatan selama berada di lingkungan sekolah.
d. Layanan kesehatan.
Layanan kesehatan di sekolah biasanya di bentuk dalam wadah yang diberi
nama usaha kesehatan sekolah (UKS), sasaran utama UKS adalah untuk
meningkatkan dan membina kesehatan siswa dan lingkungan sekitarnya.
e. Layanan transportasi.
Layanan ini biasanya hanya diperlukan pada jenjang pendidikan prasekolah
seperti PAUD atau TK, dan jenjang pendidikan dasar seperti SD untuk
menunjang kelancaran proses pembelajaran.

8. Mutasi Peserta Didik


Secara garis besar mutasi peserta didik diartikan sebagai proses
perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke sekolah yang lain atau
perpindahan peserta didik yang berada dalam sekolah. Bukti untuk peserta
didik yang mutasi dilengkapi melalui surat pindah oleh pihak sekolah,
Adapun sebaliknya jika ingin masuk sekolah tertentu dilengkapilah identitas
yang kemudian diproses oleh pihak sekolah.

21
9. Sistem Kelulusan Dan Alumni
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta
didik. Peserta didik yang dicatat lulus disebut dengan alumni. Proses
kelulusan ini ditandai oleh keluarnya ijazah yang dibuat oleh dinas
pendidikan di kota/kabupaten masing-masing peserta didik, serta Namanya
akan dicantumkan pada buku alumni pada sekolah tersebut. Hubungan antara
sekolah dengan alumni dapat dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang
diselenggarakan oleh alumni dan atau sekolah melalui paguyuban orang tua
peserta didik.

E. Implementasi Manajemen Peserta Didik Di BA RESTU 01 Malang

1. Perencanaan Peserta Didik


Hal pertama yang dilakukan dalam perencanaan peserta didik yaitu
dengan menganalisis kebutuhan peserta didik melalui tahapan
perencanaan jumlah peserta didik yang akan diterima dengan
mempertimbangkan daya tampung dan jumlah kelas yang tersedia,
mempertimbangkan rasio peserta didik dan guru, tentunya dengan
mempersiapkan program-program kegiatan peserta didik. Jumlah kelas di
BA RESTU 01 ini ada 7 rombongan belajar (rombel), jumlah peserta
didik yang diterima kisaran 140 anak setiap rombel berisikan 20 anak.
Rasio guru dan peserta didik sudah ideal sejumlah 20 pendidik dan 8
tenaga kependidikan.
Pada setiap tahun jumlah peserta didik yang mengikuti pendaftaran di
BA RESTU 01 mengalami peningkatan. Hal yang kami kuak lebih jauh
adalah apakah ada sistem inden di BA RESTU 01 ini? Ternyata tidak ada
sistem inden, namun banyak sekali para orang tua atau wali murid yang
datang ke BA RESTU 01 untuk menanyakan informasi terkait
pendaftaran sebelum waktu PPDB dimulai. Pendaftaran dilayani secara
rata dan sama pada 2 hari pendaftaran. Penyususnan program kegiatan

22
dilakukan setiap akhir tahun selalu mengadakan rapat kerja (RAKER)
disinilah program-program pembelajaran terbentuk ditahun berikutnya.
2. Penerimaan Peserta Didik
Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dilaksanakan 2 hari
saja, karena antusias masyarakat di kota Malang terhadap KB-BA
RESTU 01 cukup banyak. Proses PPDB tidak ada penambahan atau
perpanjang masa pendaftaran, hal ini disebabkan karena dengan dua hari
saja peserta didik yang mendaftar sudah terlampau cukup dan terdapat
kendala ketika istilah di Lembaga ini (ta’aruf) menseleksi peserta didik
yang terlampau banyak.
Proses pertama dalam rekruitmen peserta didik adalah:
a. Menyebarkan promosi Lembaga PAUD, melalui media sosial berupa
Instagram, Facebook, Yutube, WhatsApp, email, dan pubilkasi
dijalan-jalan.
b. Persyaratan pendaftaran yaitu dengan mengambil formular dan biaya
pendaftaran Rp 200.000,- hingga kisaran Rp 250.000,-
c. Isi persyaratan pendaftaran berupa data-data
d. Waktu pendaftaran 2 hari
e. Tempat pendaftaran di Online pada waktu pandemi, keadaan normal
di BA RESTU 01 (jalan Bandung 7D, Kota Malang).
f. Seleksi (proses Ta’aruf) 2 hari, orang tua di wawancarai dengan
kepala sekolah dan Yayasan. Peserta didik di wawancarai langsung
oleh guru kelas bermain di suatu ruangan. Proses seleksi ini yang
diutamakan adalah kematangan usia, kemandirian dan keberanian.
g. Pengumuman hasil seleksi
h. Daftar ulang & pengukuran seragam dilakukan selam 3 hari
3. Orientasi Sekolah
Masa orientasi ini dilakukan peserta didik melalui pengenalan situasi dan
kondisi lingkungan belajar di BA RESTU 01, sehingga peserta didik siap

23
menghadapi lingkungan yang baru. Pada Lembaga ini pengenalan yang
dilakaukan melalui kegiatan bermain.
4. Pengelompokan Peserta Didik
Pembagaian peserta didik di BA RESTU 01 dilakukan dengan pembagian
rata tidak membeda-bedakan peserta didik tetapi anak dibagi sesuai
tahapan perkembangan anak usia dini yaitu 4-5 TK A, 5-6 TK B. usia
diatas 6 di BA RESTU 01 tidak ada, namun usia 5 tahun yang belum
pertama kali masuk sekolah tetap di fasilitasi di kelompok A.
5. Pembinaan Disiplin Peserta Didik
Cara melatih disimpin anak di BA RESTU 01 ini dengan hal yang unik
yakni jika ada anak yang terlambat tasnya di taruh pada depan pos
satpam, hal tersebut memicu anak berfikir bahwa saya telat dan tidak mau
mengulanginya lagi. Cara tersebut efektif dan dapat dilihat langsung siapa
saja yang telat masuk sekolah. Kemudian anak dimotivasi dengan cara
berhitung jika yang tidak bawa tas pada kelompok A1 5 anak, mereka
tidak boleh masuk kelas terlebih dahulu, begitupun sebaliknya kalua yang
paling sedikit anak yang telat bakal masuk lebih dahulu. Begitupun
selanjutnya disesuaikan dengan urutan yang terlambat.
6. Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Tiga bentuk penilian yakni checklist, catatan anekdot, dan rating scale
7. Penyelenggaraan Layanan Khusus
Pengembangan bakat anak di BA RESTU 01 ini dilakukan dengan cara
audisi pada awal masuk pembelajaran. Esktrakulikulernya dilaksanakan
pada hari jumat semua seperti dram band, mewarna, menggambar,
menari, angklung, seni islami, dan tapak suci. Dan pengembangan diri
berkaitan dengan baca, tulis dan hitung (CALISTUNG) dilakukan ketika
persiapan menjelang sekolah dasar biasanya dilakuakan seminggu dua
kali dengan urutan anak yang berkebutuhan kusus, baru yang sedang, dan
kemudian yang sudah siap. Binaan kusus konseling dengan cara orang tua
bekerja sama dengan ahli dibidang dan juga tentunya guru kelas yang

24
sesuai dengan kebutuhan anak dari pihak psikolog dan lain sebagainya.
Sehingga guru berkomunikasi dengan konselingnya berkaitan
perkembangan anak atau hal-hal yang diperlukan.
Fasilitas lain berupa perpustakaan dimasing-masing kelas ada pojok
baca, yang secara general ada di dekat pos satpam dengan nama Taman
Baca Masyarakat (TBM) An-Nafi’. Trasportasi ada elf dan mobil
digunakan untuk peserta didk dalam melangsungkan kegiatan-kegiatan di
luar. Tetapi kalau antar jemput di ba restu 01 masih belum ada.
Layanan kesehatan di ba restu 01 dilakukan dengan kerja sama pusat
kesehatan masyarakat (PUSKEMAS) jl. Arjuna.
8. Mutasi Peserta Didik
Ada beberapa peserta didik yang bermutasi, prosesnya jika masuk ke BA
RESTU 01, harus ada surat pengantar bahawasanya telah mutasi dari TK
sebelumya ke BA RESTU 01 memang adanya pindahan, tentunya degan
melihat daya tampung di Lembaga, kalau tidak ada berarti BA RESTU
tidak dapat menerima peserta didik karena kapasitas sudah penuh. Jika
peserta didik dari BA RESTU ingin keluar wajib lapor dan isi buku
mutasi PAUD. Karena sebagai syarat dan bukti bahwasanya sudah
mutasi.
9. Sistem Kelulusan Dan Alumni
Sistem kelusan di BA RESTU 01ditandai keluarnya ijazah dari
kementrian pendidikan agama (KEMENAG) dan tentunya adanya
komunikasi antara orang tua dengan guru para alumi berupa paguyupan
kelas, sehingga terdapat data catatan lanjut sekolah dasar di mana.
Kemudian adanya buku pencatatan alumni.

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan manajemen peserta didik merupakan baggiana penting yang harus
diperhatikan dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah. Program-
program kegiatan manajemen kepeserta didikan yang diselenggarakan harus
didasarkan kepada kepentingan dan perkembangan serta peningkatan kemampuan
peserta didik dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik dan sesuai denga
keinginan, bakat dan minat peserta didik. Pengadaan program kegiatan
manajemen kepeserta didikan diharapkan dapat menghasilkan keluaran yang
bermutu.
Penyelenggaraan sekolah yang bermutu perlu didukung oleh ketersediaan
layanan kepada peserta didik yang layak dan memadai dalam kuantitas maupun
kualitasnya. Mengingat penyelenggaraan sekolah terus mengalami perubahan dan
perkembangan, maka manajemen peserta didik yang ada di sekolah tersebut perlu
melakukan inovasi yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang ada,
agar kegiatan manajemen peserta didik bisa mendukung keterlaksanaan program
sekolah dan tercapainya tujuan pendidikan secara umum sebagaimana termasuk
dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas diharapkan manajemen peserta didik dapat
meningkatka kemampuan peserta didik dalam bakat, minat, dan akademik peserta
didik tersebut. Sehingga kemampuan serta bakat dan minat peserta didik dapat
tercapai dengan baik sesuai yang ingin dicapai. Manajemen peserta didik
harusnya dilaksanakan dengan baik di sekolah-sekolah dan kususnya Pendidikan
anak usia dini secara maksimal karena manajemen peserta didik dapat
mendukung dalam keterlaksanaan proses belajar dan mengajar.

26
DAFTAR PUSTAKA

Annas. (2017). Manajemen Peserta Didik Berbasis Kecerdasan Spiritual Pendidikan

Islam. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5 Nomor 2, 1–11.

Ayu, N. M. L., Tirtayani, L. A., & Abadi, I. B. G. S. (2019). Evaluasi Program Paud

Inklusi Di Kota Denpasar Ditinjau. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini

Undiksha, 7(1), 57–67.

Azmi. (2020). Manajemen Peserta Didik di Sekolah Berbasis Sistem Pesantren

Student Management in School based on Pesantren System. Jurnal

Manajemen Pendidikan Islam, 5.

https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/download/

399/315/1223

Friantary, H., & Martina, F. (2018). Evaluasi Implementasi Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Kurikulum 2013 oleh Guru Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia

di MTS Ja-Alhaq Kota Bengkulu. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian

Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing, 1(2), 76–95.

https://doi.org/10.31540/silamparibisa.v1i2.202

Hamidah. (2018). Manajemen Peserta Didik. Jurnal Serunai Administrasi

Pendidikan, 6, No.2, 1–10.

Hastuti, Ainuri., Muthohar. (2021). Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis

Masyarakat Di Era Revolusi Industri 4.0. Journal of Early Childhood and

Character Education, 1, No : 2.

https://journal.walisongo.ac.id/index.php/joecce

27
Jahari, J., Khoiruddin, H., & Nurjanah, H. (2018). Manajemen Peserta Didik. 3(2),

11.

Kharisma, M. E., Hadid, F., Faiz, M. A., & Fadhlurrahman, A. (2021). Pembinaan

Manajemen Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Syntax

Transformation, 2(6), 811–824. https://doi.org/10.46799/jst.v2i6.302

Munastiwi. (2019). Manajemen Lembaga PAUD Untuk Pengelola Pemula. CV.

ISTANA AGENCY.

Muspawi, M. (2020). Memahami Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik. Jurnal

Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(3), 744.

https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i3.1050

Rifa’i. (2018). Manajemen Peserta Didik (Pengelolaan Peserta Didik Untuk

Efektivitas Pembelajaran) (1 ed.). CV. WIDYA PUSPITA.

Risdiyanto, R. (2021). Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan (Ability Grouping)

dan Dampaknya bagi Peserta Didik. ejournal.upi.edu.

Sistem Penilaian Kurikulum 2013—Pemerintah.net. (2014).

https://pemerintah.net/sistem-penilaian-kurikulum-2013/

Suharni. (2019). Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini Pada PAUD Bintang

Rabbani Pekanbaru. Jurnal Ilmiah Potensia, 3(1), 1–5.

https://doi.org/10.33369/jip.4.1.1-5

Surya. (2018). Manajemen Peserta Didik Dan Manajemen Enrolmen Untuk

Menyejahterakan Siswa/Mahasiswa Di Lembaga Pendidikan. PROSIDING

SEMINAR NASIONAL PSIKOLOGI.

28
Taqwa, T. (2016). Pendekatan Manajemen Peserta Didik. Kelola: Journal of Islamic

Education Management, 1(1), 48–55. https://doi.org/10.24256/kelola.v1i1.428

Undang-Undang RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun, Pub. L.

No. 20, 20 (2003). https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43920/uu-no-20-

tahun-2003

Zakia, M. G. (2017). Sistem Pengelompokan Peserta Didik Di Sekolah Dasar Negeri.

Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan, 3, 201–207.

https://doi.org/10.17977/um025v1i32017p201

Zulkhairi. (2021). Manajemen Peserta Didik Mas Ulumuddin Lhokseumawe. Jurnal

Pendidikan, 10 NO 3, 1–9.

29

You might also like