You are on page 1of 18

MAKALAH

BERAGAM PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM

Di susun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester

METODOLOGI STUDI ISLAM

Dosen Pengampu : Bahwan Ghazali,S.Kom.I,MA.

Disusun Oleh

HUMAIROH (220601092)

KELAS 1C

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULIDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara teoritis islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan
kepada manusia melalui nabi Muhammad sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya
membawa ajaran yang bukan hanya mengenal berbagai segi dalam kehidupan manusia.
Sumber ajaran yang menimbulkan berbagai aspek adalah Al-Qur’an dan Hadist. Sumber-
sumber ajaran islam yang merupakan bagian pilar yang sangat penting kajian islam
dimunculkan agar dikembangka dan paradigm keislaman tidak keluar dari sumber
aslinya,yaitu Al-Qur’an dan Hadist.
Selain itu pokok-pokok ajaran islam dan sejaraah realitas pelaksanaanya merupan
bagian yang perlu dikaji. Dalam kajian ini kita memerlukan pendekatan studi islam dapat
dengan mudah tercapai. Pemahaman tersebut perlu didekati dengan berbagai dimensi,
yaitu diantaranya mengenal makna tentang islam.

B. Rumusan Masalah
1. Memahami Pendekatan Teologis dalam studi islam
2. Memahami Pendekatan Antropologis dalam studi islam
3. Memahami Pendekatan Sosiologis dalam studi islam
4. Memahami Pendekatan Historis dalam studi islam
5. Memahami Pendekatan Filsafat dalam studi islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. KERANGKA TEORI

a. Pendekatan
Pendekatan Teologi Teologi Normatif
b. Pendekatan
Teologi Dialogis
Pendekatan c. Pendekatan
Antropologis
Beragam Teologi
Pendekatan
Konvergensi
Dalam Studi
Islam Pendekatan Sosiologis

Pendekatan Historis

Pendekatan Filsafat
B. BERAGAM PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
1. Pendekatan Teologi Dalam Studi Islam
Perlu kita ketahui bahwa pendekatan memiliki arti yaitu suatu cara kerja yang
digunakan manusia untuk memahami atau mendalami islam agar tidak terjadi kesalah
pahaman dalam islam, sedangkan teologi berasal dari dua kata yaitu “theos” yang
berarti Tuhan , dan “logos” yang berarti percakapan. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa teologi adalah ilmu yang mempelajari atas hakikat Tuhan beserta
eksistensinya.
Sebagimana diketahui bahwa teologi membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu
agama. Setiap orang ingin menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, maka
dari itu pentingya mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutnya,
karena mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan yang
berdasarkan pada landasan yang kuat, yang tidak mudah terombang-ambing oleh
peredaran zaman.
Apa yang menjadi keritik terhadap agama adalah bahwa agama, tepatnya
pemikiran-pemikiran keagamaannya terllalu menitik beratkan pada struktur-struktur
logis argumen tekstual. mellihat keny ataan semacam ini, maka diperlukan
rekonstruksi pemikiran keagamaan, khususnya yang berkaitan dengan pendekatan-
pendekatan teologis yang selama ini cenderung normatif, tekstual dan melangit,
sehingga tidak bisa diterjemahkan oleh manusia.
a. Pendekatan Toeologis Normatif
Teologi adalah ilmu yang membahas tentang keyakinan yaitu sesuatu yang
fundamental dalam agama.1 Menurut Abidin Natta dalam Aulia Diana Devi dan
Seka Andrean, pendekatan teologi normatif adalah salah satu pendekatan dari
sekian banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam kajian studi islam yang
cukup dikenal pada kalangan umat islam. Pendekatan teologis dapat diartikan
sebagai cara atau upaya dalam memahami atau meneliti agama dengan
menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak belakang dari suatu
keyakinan terhadap wujud, agama dapat dianggap sebagai sesuatu yang paling
1
Luk Luk Nur Mufidah, Journal Pendekatan Teologis Dalam Kajian Islam, volume 02, No 01, Juni 2018, hal.152.
benar karena bersumber dari Tuhan.Sementara menurut Amin Abdullah dalam
Koko Abdul Kodir mengatakan bahwa sebagaimana teologi yang dipahami oleh
sebagian individu belum dapat didalili kepada agama tertentu. Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas kelompok, komitmen dan dedikasi
yang tinggi semuanya bersifat subjektif, karena secara tidak langsung
menghadirkan bahasa sebagai ciri yang melekat pada bentuk pemikiran teologi.
Karena sifat dasarnya partikularistik, maka dengan mudah kita dapat menemukan
teologi dalam agama Kristen terbagi lagi menjadi katolik dan Kristen.
Menurut Muhtadin Dg Mustafa masih banyak penganut agama tertentumemiliki
pemahaman yang berbeda didalamnya dan itulah secara tidak lansung menjadi
sebuah sekte dalam agama.Pernyataan tersebut juga di akui oleh Koko Abdul
Kadir,bahwa di Amerika Serikat tercatat 1200 sekte keagamaan.salah satu
diantaranya adalah sekte dafidan yang pada bulan April 1993 pemimpin sekte dan
80 pengikutnya bersama sama melakukan bunuh diri masal akibat perselisihan
dengan pemerintah amerika serikat.harun nasition juga menambahkan bahwa
dalam aga islam sendiri dapat di jumpai berbagai aliran seperti
mu’tazilah ,asy’ariyah dan maturudiyah dll.Dapat disimpulkan bahwa kajian
teologi dalam memahami agama adalah pendekatan yang berbentuk formal,masih
menggunakan symbol-simbol keagamaan yang masing masing untuk mengklaim
dirinya sebagai yang paling benar,sedangkan yang lainya salah.dan melahirkan
sebuah anggapan yag dapat menyebabkan orang lain keliru ,sesat,kafir,murtad dan
seterusnya.
Dengan secara tidak lansung melahirkan situasi yang dapat membuat setiap
pemeluk agama untuk saling mengkafirkan,menyalahkan,tidak terbuka ataukah
sebaliknya,2 Pemikiran muslim juga sulit membedakan antara aspek normative
yang sacral dngan aspek yang hanya merupakan hasil pemikiran (ijtihad
ulama’)yang bers ifat relative dan profane. jadi, para pengikut pemikiran teologi
ini menganggap bahwa kritik kritik teologi akan bisa melunturkan,setidaknya bisa
mendorong masyarakat keluar dari rel yang yang telahh digariskan.Dan

2
Muhtadin Dg Mustafa, Jurnal Tata Kelola Agama Dalam Kehidupan Sosial Iatiqra,Vol 10, 1 Januari-juni
2022.hal.54-55.
kekhawatiran ini menimbulkan dan menumpuk sifat curiga dan over sensitife
terhadap segala bentuk tindakan dan pemikiran pihak lain.3
b. Pendekatan Teologis Dialogis
Menurut W.J.S. Purwadarminta istilah dialogis memiliki akar kata dialog ,
yang berarti percakapan dan cerita. Sedangkan menurut Jhon M.Echols dan Hasan
Shadily, kata dialogis dapat diartikan pembincangan atau percakapan. Dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendekatan dialogis dalam penelitian
ini adalah metode pendekata kepada agama melalui dialog sesuai dengan nialai
nilai normative kepada masing masing aliran atau agama.
Sedangkan menurut Islamog Barat seperti Hans kung menggunakan
pendekatan teologis yang bertolak dari persfektif teologi Kristen dalam melihat
islam, perspektif teologi tersebut digunakan untuk membuka ruang dialog antara
islam dan Kristen. Maka untuk membangun sikap hidup keberagamaan yang
terbuka, perlu memahami agma orang lain secara dilogis dan komunikatif
sehingga memunculkan pemahaman keagamaan atas dasar kesadaran yang kritis
dan konstruktif.
Dan menurut Moh.Natsir Mahmud pendekatan teologis dialogis
merupakan usaha untuk mengubah atau memperbaiki cara pandang penganut
agama untuk saling membuka diri untuk mempelajari sikap toleransi antara satu
dengan yang lain. Dengan pendekatan teologi dialogis ini akan memperkaya
terhadap pemahaman antara pemeluk agama. semisalnya islam dapat membantu
agama lain untuk memberikan penjelasan tentang keyakinan dan amalan yang
kadang-kadang dianggap kurang berguna, demikian juga umat islam dapat
mengambil manfaat dan mencontohi kegiatan Krisen dalam pekerjaan sosial.4
c. Pendekatan Teologis Konvergensi
Kata konvergensi berasal dari bahasa Inggris yaitu “convergence” yang
berarti bersatu disatu tempat atau bisa disebut menuju kesuatu titik pertemuan
dengan begitu pendekatan teologis konvergensi ialah upaya dalam memahami
agama dengan melihat intisari atau pokok persamaan atau titik temu dari masing

3
Fazlur Rahman, Membuka Pintu Ijtihad, terj Anas Mahyudin ,(Bandung: Pustaka 1984), hal.134.
4
Moh.Nastir Mahmud, Bunga Rampai Epistemologi dan Metode Study Islam, (Ujung Pandang : IAIN Alauddin
1998).
masing agama, dalam pendekatan ini kita ingin membuat penyatuan unsur
esensial agama-agama agar tidak terlihat lagi perbedaan yang prinsipil. Dalam hal
ini agama dan penganutnya dapat disatukan dalam konsep teologi universal dan
ummatnya dapat dipersatukan dalam satu ummat beragama.
Wilfred Contwell Smith dalam John E Boodin menambahkan bahwa
setiap penganut agama-agama dapat menyatu, bukan hanya dalam dunia praktis
tetapi juga dalam pandangan teologisnya. dapat digunakan untuk menyatukan
persepsi terhadap masing-masing agama sehingga tidak tampak lagi perbedaan
yang bersifat prinsipil. Dengan demikian, setiap penganut agama dapat
dipersatukan dalam konsep teologi universal. Dia juga membedakan antara “faith”
(iman) dengan “belief” (kepercayaan), artinya dengan faith agama-agama dapat
disatukan ,sementara dengan belief agama tidak dapat disatukan sebab belief
memiliki kajian yang bersifat normative dan intoleran. Selain itu belief juga
bersifat historic yang munkin secara konsteptual berbeda dari suatu generasi
kegenarasi lain.
Dalam kepercayaan itulah penganut agama berbeda-beda dan dari
perbedaan itu akan menghasilkan mengakibatkan konflik. Sedangkan dalam iman
umat beragama dapat menyatu, oleh karena itu orang bisa berbeda dalam
kepercayaan tetapi menyatu dalam iman.
Contohnya dalam masyarakat islamterdapat berbagai teologis maupu n
aliran fiqih. Diantaranya ada yang menganut paham mu’tazilah, asy’ariyah, atau
maturudiyah dan ada yang mengikuti imam syafi’I atau imam hambali dalam
kepercayaan mereka yang berbeda memungkinkan pengaplikasian diantara
mereka juga berbeda, akan tetapi mereka tetap mengakui Allah.5
2. Pendekatan Antropologis Dalam Studi Islam
Secara harfiah antropologi berasal dari bahasa yunani “antropos” yang berarti
manusia dan “logos” yang berarti berbicara. Antropologi adalah suatu ilmu yang
membahas tentang manusia dan juga berusaha untuk mengkaji system-sistem yang
berkaitan dengan kehidupan manusia, masyarakat serta budayanya. Jika kita meninjau
kajian agama melalui antropologi dapat diartikan sebagai salah satu upaya untuk
5
Muhtadin Dg Mustafa, Jurnal Tata Kelola Agama Dalam Kehidupan Sosial Iatiqra,Vol 10, 1 Januari-juni
2022.hal.57-58.
memahami agama dengan melihat wujud pengaplikasian keagamaan (tindakn atau
perilaku) yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat.6
Antony. F.C. Walance mendefinisikan agama sebagai perangkat upacara yang
kemudian diberi rasiaonalisasi mitos, yang menggerakkan kekuatan-kekuatan
supranatural dengan maksud untuk mencapai dan menghindarkan suatu perubahan
keadaan pada manusia atau alam. Ini menunjukkan bahwa agama merupakan sarana
manusia untuk mengatasi persoalan serius yang dihadapinya. Hal ini dilakukan
dengan melaksanakan upacara keagamaan yang dianggapnya sebagai gejala utama
agama atau disebut agama sebagai bentuk praktik. Disini agama dapat dipahami
sebagai kepercayaan pola prilaku. Manusia menggunakan kepercayaan tersebut untuk
mengendelakian alam yang tidak mampu dikendalikannya sendiri. Oleh karna itu
agama menjadi bagian dari semua kebudayaan yang ad di dunia.7
Keberadaan agama dalam masyarakat telah mendorong lahirnya banyak kajian
tentang agama. Kajian- kajian agama berkembang sebab agama tidak dapat
dipisahkan dari realitas sosial dan tidak dapat dipungkiri bahwa realitas keagamaan
berperan besar dalam perubahan sosial. Islam tidak hanya sebagai ajaran namun juga
sebagai pemikiran, telah mendorong lahirnya berbagai intuisi atau kelembagaan
dalam lingkungan masyarakat islam. 8
Dalam konteks agama, antropologi mengamati keyakinan akan adanya kekuatan
yang mempengaruhi kehidupan manusia yang berasl dari luar diri dan alam semesta
yang tidak Nampak oleh panca indra. Ketertarikan antropologi terhadap kehidupan
beragama manusia inilah yang kemudian memunculkan disiplin antropologi agama.
Dalam hal ini antropologi memandang bahwa agama merupakanbagian dari
kebudayaan manusia. Selanjutnya antropologi berusaha mengkaji hubungan antara
agama dan berbagai pranata sosial yang ada dimasyarakat.9
Pendekatan antropologi digunakan dalam study agama dengan memahami praktik
keberagamaan manusia sebagaimana yang ada pada masyarakat. Dengan antropologi
agama Nampak lebih dekat pada persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat.

6
Feriani Ummi Rasidah, Jurnal Pendekatan Antropologi Daam Study Agama.Vol 002,Tahun 2020.Hal.2.
7
William A. Hafiland, Anthprology , Trans.Oleh R.G. Soekadijo,Jilid II, (Jakarta: Erlangga, 1986),hal.197.
8
Yodi Fitriadi Potabuga, Jurnal Pendekatan Antropologi Dalam Sudy Islam, vol 4 No1,April 2020. Hal.26-27.
9
Abudin Nata, Metodologi Study Islam,(Jakarta:PT . Radja Grafindo Persada, 2022). hal.33
Antropologi berupaya menjelaskan dan memberikan jawaban atas persoalan tersebut,
sehingga dapat dikatakan bahwa metode dan cara yang dikembangkan dalam disiplin
ilmu antropologi untuk melihat suatu persoalan dapat juga diaplikasikan untuk
memahami agama .10
Dalam kajiannya antropologi terbagi menjadi dua yang pertama, antropologi fisik
(paleontology) yang mengkaji asal usul manusia, efolusi dan sejarahnya. kedua,
antropologi budaya yang menjadi arkeologi, etmologi dan etmografi. arkeologi
memfokuskan kajiannya pada kebudayaan masa lalu melalui penelitian yang
sistematis atas data data peninngalan benda-benda. Sedangkan etnologi fokus pada
asas kebudayaan manusia dalam kehidupan baik cara berfikir maupun perilakunya.
Dan etnografi mengkaji tentang adat istiadat dan kebiasaan masyarakat.
Jika budaya dikaitakan dengan agama, maka agama yang dipelajari adalah agama
sebagai fenpmena budaya bukan agama yang datang dari Allah SWT. Antropologi
tidak mengkaji salah benarnya suatu agama tapi antropologi hanya mengkaji
fenomena yang muncul. Menurut Atho Mudzhar ada lima fenomena agama yang
dapat dikaji, yaitu:
a. Scripture atau sumber ajaran dan symbol agama
b. Penganut atau pemimpin agama, yakni sikap, perilaku dan penghayatan para
penganutnya
c. Ritus, lembaga dan ibadat, seperti solat, puasa, haji dan lainnya
d. Alat-alat seperti masjid, gereja, lonceng, peci dan semacamnya
e. Organisasi keagamaan, tempat para penganut agama berkumpul, seperti NW dan
NU.

`Mengkaji fenomena keagamaan dengan menggunakan pendekatan antropologi


dapat dianggap sebagai upaya untuk memahami agama dari berbagai sudut pandang
yang berbeda. Antropologi berusaha mengkaji hubungan agama dengn pranata sosial
masyarakat, misalnya mengkaji hubungan agama dengan kondisi ekonomi dan
politik.

10
Nurhasanah Leni, Pran Antropologi Bagi Study Islam, vol 18 No 2,Desember 2018,Hal.243.
Dengan menggunakan pendekatan antropologi dapat diketahui bahwa doktrin-
doktrin dan fenomena-fenomena keagamaan tidak berdiri sendiri dan tidak lepas dari
instusi atau kelembagaan sosial kemasyarakatan yang mendukung keberadaannya,
inilah makna pendekatan antropologi dalam memahami feomena keagamaan.

Dengan ini, pendekatan antropologi diartikan sebagai pendekatan yang dapat


dijadikan sebagai metode untuk mengkaji bagaimana fenomena-fenomena keagamaan
dapat muncul di tengah-tengah masyarakat dan keterkaitan fenomena-fenomena
tersebut dengan kelembagaan sosial yang mendukung kemunculnya.11

3. Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam


Sosiologis berasal dari bahasa latin, yaitu socius yang berarti kawan dan logos
yang berarti ilmu pengetahuan. secara sederhana, sosiologi dapat diartikan sebagai
ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
intraksi dalam kehidupan masyarakat dan mempelajari ikatan-ikatan antar anggota
masyarakat. Sosiologi berusaha menjelaskan sifat dan maksud kebersamaan dalam
kehidupan bermasyarakat, baik ikatan-ikatan yang terbentuk maupun keyakinan yang
berkembang pada setiap kelompok masyarakat. Sosiologi juga dapat menjelaskan
keterkaitan dari setiap gejala sosial yang muncul di tengah masyarakat.
Kebenaran sosiologis yang dibangun dari berbagai sudut fenomena yang menjadi
asumsi merupakan salah satu modal utama untuk menjadikan fenomena tersebut
sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana yang dikembangkan oleh Talcott Parsons
melalui teori fungsionalnya. Dengan ini memposisikan islam sebagai suatu disisplin
ilmu perlu didekati dengan suatu pendekatan tertentu yang bersifat ilmiah. Study
islam dengan pendekatan sosiologis merupakan pemahaman terhadap islam yang
memiliki sistematika kajian dalam realitas kajian dalam tiga tahap, yaitu normative
science, theoretical science, dan political science.12
Pendekatan sosiologi merupakan pendekatan yang sangat penting dalam
memahami agama, karena banyak bidang kajian agama yang baru bisa dipahami
11
Ahmad Faidi, jurnal Pendekatan Antropologi Dalam Studi Islam, Vol.6, No.2, Juli-Desember 2021.
12
Neneng Nurhasanah, Metodologi Studi Islam,(Jakarta, Juli 2018), Hal.38.
secara professional dan tepat pada saat menggunakan ilmu sosiologi. Dengan hal ini,
ilmu sosiologi menjadi pentig dalam memahami islam sebagai agama dan
keberagamaan yang ada pada umat islam.13
Penggunaan disiplin ilmu sosial dalam mengkaji masyarakat muslim tidak bisa
lepas dari pengkajian islam iti dalam konteks sosialnya. Sehingga ajaran islam dan
keyakinannya tidak bisa lepas dari proses penganalisisan. Seperti terdapatnya empat
mazhab dalam islam yaitu, Syfi’i,, Maliki, Hambali dan Hanafi yang memiliki
persamaan dan perbedaan pendapat dalam pemahaman dan praktik keagamaan. Maka
penggunaan pendekatan sosiologis menjadi sangat penting untuk memahami ajaran
islam yang banyak dipengaruhi oleh masalah dan struktur sosial masyarakat.14
4. Pendekatan Historis Dalam Studi Islam
Secara leksikal, sejarah merupakan pengetahuan atau penjelasan tentang peristiwa
atau kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Ibnu Khaldun menjelaskan
bahwa sejarah bukan hanya dipahami sebagai suatu rekaman kejadian masa lampau,
tetapi juga penalaran krisis untuk menemukan suatu kebenaran peristiwa yang terjadi
pada masa lampau. Unsur penting yang terdapat dalam sejarah adalah adanya
peristiwa, adanya batasan waktu (masa lampau), adanya pelaku (manusia), dan
adanya daya krisis dari peneliti sejarah.15
Pendekatan historis adalah penelaahan suatu sumber-sumber yang berisi tentang
informasi-informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis atau
penelitian yang mendiskripsikan gejala tetapi bukan yang terjadi pada saat atau pada
waktu penelitian dilakukan.16 Pendekatan sejarah dalam studi islam bukan hanya
membahas masa lalu ke masa kini dan memprediksikan masa kini ke masa depan..
Akan tetapi, kajian sejarah adalah salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam
mempelajari islam yang bertujuan untuk melihat dari segi kesadaran sosial dan
perilaku.
Pendekatan historis merupakan cara pandang dalam memahami sesuatu dengan
melihat, memahami, dan menghubungkan suatu peristiwa berdasarkan data dan fakta
13
A.Qodri Azizy, Pengembngan Ilmu-Ilmu Keislaman, (Semarang , Aneka Ilmu, 2004), hal.45.
14
Neneng Nurhasanah dkk, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Imprint Bumi Aksara, 2018), hal 37-39.
15
Ibnu Khaldun, Almuqaddimah, (Mesir, Musthafa Muhammad, tth), hal.4.
16
U.Maman, Metodologi Penelitian Agama Teori Dan Praktik,(Jakarta: PT Radja Grafindo Persada,2006), hal.127-
128.
agar bermaanfaat pada masa yang akan datang. pendekatan ini tidak lepas dari
pengkajian historis yang berkembang dimasyarakat karena islam di turunkan untuk
memberikan petunjuk kepada manusia dan hampir semua keilmuan islam terkait
dengan sejarah.
Dengan demikian islam tidak lepas dari kesejarahan manusia dalam ruang dan
waktu. Melalui pendekatan historis seseorang diajak berpikir dari alam idelis menuju
alam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari kedaan ini seseorang dapat melihat
keselarasan yang terdapat dalam alam idealis dana lam empiris dan hisoris.
Dalam studi islam pendekatan historis sangat dibutuhkan dalam memahami suatu
agama, karena agama diturunkan dalam situasi yang konkret bahkan berkaitan dengan
kondisi sosial masyarakat.17 Kuntowijoyo telah melakukan pengkajian terhadap Al-
qur’an, dan sampai pada suatu kesimpulan bahwa kandungan Al-quran itu terbagi
menjadi dua, yaitu bagian pertama berisi konsep-konsep dan bagian kedua berisi
kisah-kisah sejarah dan perumpamaan.
Pada bagian pertama, dapat dipahami bahwa Al-qur’an menngandung banyak
konsep baik yang bersifat abstrak maupun konkrit, konsep tentang Allah, malaikat,
akhirat, ma’ruf, munkar dan sebagainya adalah abstrak, sedangkan konsep tentang
fuqara’, masakin termasuk konkrit. Sedangkan pada bagian yang kedua yang berisi
kisah-kisah dan perumpamaan, Al-qur’an mengajak melakukan perenungan untuk
memperoleh hikmah dari kisah-kisah umat terdahulu.18
Pendekatan historis dalam memahami ajaran islam berusaha menekankan pada agama
islam sebagai agama normatif, yang berasal dari Tuhan kemudian diakomodasikan
kedalam kebudayaan yang berasal dari manusia
tanpa menghapus identitasnya.19
5. Pendekatan Filsafat Dalam Studi Islam
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu phillos
yang berarti cinta dan shopia yang berarti bijaksana, jadi filsafat adalah cinta akan
kebijaksanaan. Menurut Al-kindi, filsafat adalah ilmu tentang hakikat sesuatu tentang
kesanggupan manusia yang mencakup ilmu ketuhanan, ilmu keesaan, ilmu

17
Dede Ahmad Ghazali dan Heri Gunawan, Studi Islam, (Bandung: Remaja,, Rosdakarya, 2015), ha.72.
18
Walim, jurnal Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam, Vol.2, No.1, Maret 2019.
19
Abdrrahman Wahid, Pergulatan Negara, Agama dan Kebudayaan, (Jakarta: Desantara, 2001), hal. 111.
keutamaan, ilmu tentang semua yang berguna dan cara memperolehnya serta cara
menjauhi perkara-perkara yang merugikan. Sedangkan secara terminologi filsafat
adalah berpikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka
meencara suatu kebenaran.
Pendekatan filosofis adalah suatu pendekatan dalam mengkaji agama yang
memiliki kedudukan yang sangat penting, maka dari itu dibutuhkan metodologi
dalam menerapkan pendekatan filsafat ini.20 Adanya pendekatan filsafat ini untuk
melahirkan pemahaman dan pemikiran tentang islam. karena pendekatan filsafat
adalah menggali sumber-sumber dengan menggunakan akal, yang terpisahkan dalam
proses metode ijtihad. 21
Filsafat difungsikan sebagai pembuka wawasan berpikir umat untuk menyadari
fenomena perkembangan wacana keagamaan kontemporer. Berfikir secara filosofis
dapat digunakan untuk memahami ajaran agama, dengan maksud agar hikmah,
hakikat atau inti dari pelajaran agama dapat dipahami dan dimengerti.
Menurut jamali sahrodi, ada tiga jenis pendekatan dalam filsafat modern
(kontemporer) yang digunakan dalam studi islam saat ini:
a. Pendekatan Hermeneutika, yaitu mengungkapkan pikiran seseorang dalam kata-
kata, menerjemahkan dan bertindak sebagai penafsir, juga diartkan sebagai usaha
untuk mengalihkan dari suatu bahasa yang tidak dimengerti ke bahasa yang
mudah dimengerti atau pemindahan pemikiran yang kurang jelas ke pemikiran
yang lebih jelas.
b. Pendekatan Teologis-Filosofis, yaitu usaha untuk memahami agama dengan
menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan
bahwa wujud empiric dari suatu keagamaan yang dianggap yang paling benar
dibandingkan dengan yang lain.
c. Pendekatan Tafsi-Falsafi, yaitu penafsiran ayat-ayat Al-qur’an berdasarkan
pendekatan-pendekatan filsafat, baik yang menggunakan sintesis dan sinkretisasi

20
Lalu Abdurrahman Wahid, jurnal Eksistensi dan Metodologi Pendekatan Filosofis Dalam Studi Islam, Vol.3, No.3,
Oktober 2021
21
Afdhol Abdul Hanaf, Pendekatan Studi Dalam Islam, (Ypgyakarta: Jejak Pustaka, 2022) hal 31
antara teori filsafat dengan ayat-ayat Al-qur’an maupun yang menoalak teori
filsafat yang dianggap bertentangan dengan ayat-ayat Al-qur’an.22

BAB III

22
Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hal.105-116
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan dalam study agama di bagi menjadi beberapa bagian
1. Pendekatan teologi dalam study islam mempunyai makna tersendiri yaitu arti dari
pendekatan adalah suatu cara kerja yang digunakan manusia untuk memahami atau
mendalami islam agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam islam, sedangkan teologi
adalah suatu ilmu yang mempelajar hakikat Tuhan beserta eksistensinya.

Pendekatan teologi ini di bagi menjadi 3 yaitu;

a. Teologi Normatif adalah salah satu pendekatan dari sekian banyak pendekatan
yang dapat digunakan dalam kajian studi islam yang cukup dikenal pada kalangan
umat islam.
b. pendekatan dialogis adalah metode pendekata kepada agama melalui dialog
sesuai dengan nialai nilai normative kepada masing masing aliran atau agama.
c. Pendekatan teologis konvergensi ialah upaya dalam memahami agama dengan
melihat

intisari atau pokok persamaan atau titik temu dari masing masing agam.

2. Pendekatan Antropologis Dalam Studi Islam adalah suatu ilmu yang membahas
tentang manusia dan juga berusaha untuk mengkaji system-sistem yang berkaitan dengan
kehidupan manusia, masyarakat serta budayanya.

3. Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam adalah ilmu yang mempelajari intraksi
dalam kehidupan masyarakat dan mempelajari ikatan-ikatan antar anggota masyarakat.

4. Pendekatan Historis atau biasa disebut dengan sejarah merupakan pengetahuan atau
penjelasan tentang peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

5. Pendekatan Filsafat

filsafat adalah ilmu tentang hakikat sesuatu tentang kesanggupan manusia yang mencakupi

ilmu ketuhanan, ilmu keesaan, ilmu keutamaan, ilmu tentang semua yang berguna dan cara
memperolehnya serta cara menjauhi perkara-perkara yang merugikan.maka pendekatan
filosofis adalah suatu pendekatan dalam mengkaji agama yang memiliki kedudukan yang
sangat penting,
Daftar Pustaka

Luk Luk Nur Mufidah, Journal Pendekatan Teologis Dalam Kajian Islam, volume 02,
No 01, Juni 2018

Muhtadin Dg Mustafa, Jurnal Tata Kelola Agama Dalam Kehidupan Sosial Iatiqra,Vol
10, 1 Januari-juni 2022

Fazlur Rahman, Membuka Pintu Ijtihad, terj Anas Mahyudin ,(Bandung: Pustaka 1984)

Moh.Nastir Mahmud, Bunga Rampai Epistemologi dan Metode Study Islam, (Ujung
Pandang : IAIN Alauddin 1998).

Muhtadin Dg Mustafa, Jurnal Tata Kelola Agama Dalam Kehidupan Sosial Iatiqra,Vol
10, 1 Januari-juni 2022

Feriani Ummi Rasidah, Jurnal Pendekatan Antropologi Daam Study Agama.Vol


002,Tahun 2020.

William A. Hafiland, Anthprology , Trans.Oleh R.G. Soekadijo,Jilid II, (Jakarta:


Erlangga, 1986)

Yodi Fitriadi Potabuga, Jurnal Pendekatan Antropologi Dalam Sudy Islam, vol 4
No1,April. 2020.

Abudin Nata, Metodologi Study Islam,(Jakarta:PT . Radja Grafindo Persada, 2022).

Nurhasanah Leni, Pran Antropologi Bagi Study Islam, vol 18 No 2,Desember 2018

Ahmad Faidi, jurnal Pendekatan Antropologi Dalam Studi Islam, Vol.6, No.2, Juli-
Desember 2021

Neneng Nurhasanah, Metodologi Studi Islam,(Jakarta, Juli 2018)

Ibnu Khaldun, Almuqaddimah, (Mesir, Musthafa Muhammad, tth)


U.Maman, Metodologi Penelitian Agama Teori Dan Praktik,(Jakarta: PT Radja Grafindo
Persada,2006)
Dede Ahmad Ghazali dan Heri Gunawan, Studi Islam, (Bandung: Remaja,, Rosdakarya,
2015),
Walim, jurnal Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam, Vol.2, No.1, Maret 2019.
Abdrrahman Wahid, Pergulatan Negara, Agama dan Kebudayaan, (Jakarta: Desantara,
2001)
Lalu Abdurrahman Wahid, jurnal Eksistensi dan Metodologi Pendekatan Filosofis
Dalam Studi Islam, Vol.3, No.3, Oktober 2021
Afdhol Abdul Hanaf, Pendekatan Studi Dalam Islam, (Ypgyakarta: Jejak Pustaka, 2022)
Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008)

You might also like