You are on page 1of 7

V.

MANAJEMEN INVESTASI KAS

A. Pengertian Manajemen Kas

Kas adalah aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan mudah berpindah
tangan dalam suatu transaksi, misalnya: untuk membayar gaji atau upah, membeli aktiva,
membayar hutang, membayar dividen dan transaksi lainnya. Kas juga merupakan investasi
yang tidak menghasilkan laba secara langsung. Oleh karenanya investasi pada kas perlu
dikelola secara efektif dan efisien sehingga pemanfaataannya menjadi optimal.

Kas dibutuhkan perusahaan untuk operasional perusahaan sehari-hari, baik sebagai modal
kerja ataupun untuk pembelian aktiva tetap. Kebutuhan kas yang terus menerus seperti untuk
pembelian bahan baku, upah/gaji, pembelian suplies kantor yang habis pakai, dan lain
sebagainya sedangkan kebutuhan kas yang tidak terus menerus misalnya kas untuk pebelian
aktiva tetap, pembayaran hutang, pembayaran dividen, pembayaran pajak, dan lain
sebagaianya. Hal-hal yang telah disebutkan tadi merupakan aliran kas keluar sedangkan
aliran kas masuknya juga ada yang sifatnya terus menerus seperti penerimaan hasil penjualan
secara tunai dan hasil penjualan secara kredit yang telah dijadwalkan. Adapun penerimaan
kas yang sifatnya tidak terus-menerus seperti penerimaan hasil penjualan aktiva, penerimaan
uang pinjaman, penerimaan tambahan modal dari pemilik perusahaan, penerimaan bunga,
dan lain sebagainya.

B. Tujuan Perusahaan Memiliki Uang Kas

Pada dasarnya, perusahaan memiliki/menyimpan uang kas dengan tiga tujuan sebagai
berikut:

1. Kebutuhan kas untuk transaksi yaitu kas yang disediakan perusahaan untuk membayar
berbagai transaksi bisnis baik operasional sehari-hari dan pembelian aset tetap maupun
kewajiban jangka pendek.

2. Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga, kas yang disediakan untuk antisipasi aliran kas masuk
dan aliran kas keluar yang tidak kontinyu dan sulit diperkirakan.

3. Kebutuhan kas untuk spekulasi, kas yang dimiliki untuk memanfaatkan kesempatan
apabila ada aset yang dapat dibeli dengan harga yang lebih murah.
C. Persediaan Kas Minimal

Kas adalah aset/aktiva yang memiliki likuiditas paling tinggi, semakin besar jumlah kas
yang tersedia maka makin tinggi pula likuiditasnya namun persediaan kas yang terlalu besar
juga tidak baik karena mengindikasikan pemanfaatan kas perusahaan tersebut belum
optimum dan adanya idle cash (kas yang menganggur). Menurut HG.Guthmann
(Riyanto,1995), besarnya jumlah kas yang dianggap baik dan aman antara 5% s/d 10% dari
total aktiva lancar perusahaan terutama untuk perusahaan manufaktur.
Jumlah uang kas minimal yang harus ada diperusahaan berbeda-beda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya dan sangat tergantung besar kecilnya dan prediksi
aliran kas beserta penyimpangannya. Disamping itu hubungan baik perusahaan dengan pihak
perbankan juga dapat mempengaruhi jumlah kas minimum perusahaan.

D. Model Manajemen Kas


1. Model Baumol

Model manajemen kas yang terkenal dikenal dikemukakan oleh William Baumol yang
dikenal dengan Baumol Model untuk menentukan jumlah kas yang optimum (Weston dan
Brigham, 1998). Baumol mencatat bahwa saldo kas yang ada dalam perusahaan diperlakukan
sama dengan persediaan barang (menggunakan konsep EOQ). Konsep EOQ ini juga berlaku
dalam perhitungan persediaan kas yang paling ekonomis atau optimal. Model Baumol
mangasumsikan bahwa perusahaan menggunakan kas dengan pola yang konstan baik untuk
aliran kas masuk maupun aliran kas keluarnya.
Adapun formula untuk mencari jumlah kas yang optimal adalah sbb:

C= √ 2xFxT
k
dimana:

C = jumlah kas yang optimal

F = biaya tetap untuk pengadaan kas (melalui pinjaman atau menjual sekuritas)

T = kebutuhan kas untuk transaksi selama periode tertentu


k = return yang diharapkan/ biaya kesempatan dari kas yang dimiliki (Opportnity Cost).
Untuk menghitung total biaya yang ditanggung perusahaan karena memiliki uang kas
adalah sebagai berikut:
T
a). Biaya pengadaan kas = x F
C

C
b). Biaya kesempatan kas = ------- x k
2

Contoh Soal:
Suatu perusahaan membutuhkan uang kas sebesar Rp 150.000.000,00 untuk transaksi
selama satu tahun. Setiap kali melakukan pengadaan kas perusahaan mengeluarkan uang
sebesar Rp 50.000,00 dan besarnya keuntungan yang diharapkan dari suatu investasi adalah
15%.

Berdasarkan data tersebut hitunglah :


1. Jumlah kas yang paling optimum ?
2. Besarnya total biaya yang ditanggung perusahaan karena memiliki uang kas ?.

Penyelesaian:
1. 2 x 50.000,00 x 150.000.000,00
C=√
0,15

15.000.000.000.000,00
C=√
0,15

C = Rp 10.000.000,00

T
2. a). Biaya pengadaan kas = x F
C

Rp 150.000.000,-
Biaya pengadaan kas = ---------------------- x Rp 50.000,- = Rp 750.000,00
Rp 10.000.000,-

C
b). Biaya kesempatan kas = ------- x k
2

Rp 10.000.000,-
Biaya kesempatan kas = ---------------------- x 15% = Rp 750.000,00
2 ---------------------- +

Total biaya yang ditanggung perusahaan ………………… = Rp 1.500.000,00

Dari contoh di atas, Model Baumol jelas terlalu sederhana terutama dengan asumsi
mengenai aliran kas masuk dan keluar yang dianggap konstan dan diperkirakan dengan tepat
tanpa mengindahkan adanya situasi musiman atau fluktuasi ekonomi. Untuk mengatasi
perubahan aliran kas masuk dan kas keluar yang tidak konstan, dapat dilakukan
dengan Model Miller dan Orr.

2. Model Miller dan Orr


Model Miller dan Orr merupakan model penentuan persediaan apabila aliran kas masuk
dan keluar tidak konstan. Konsep ini mengatakan bahwa perusahaan harus menetapkan
jumlah saldo kas yang paling tinggi sebagai batas atas dan saldo kas terendah sebagai
batas bawah. Apabila saldo kas telah mencapai batas atas maka perusahaan hendaknya
merubah sebagian kas tersebut ke dalam bentuk surat berharga agar saldo kas kembali pada
jumlah yang ideal. Sebaliknya, apabila jumlah saldo kas telah mencapai batas minimal (batas
bawah) maka perusahaan dapat merubah sekuritas yang ada menjadi kas sehingga mencapai
jumlah saldo kas yang ideal.
Rumus Model Miller dan Orr untuk mementukan jumlah kas yang optimal adalah sbb:

Dimana: T = Biaya tetap untuk melakukan transasksi


σ2 = Varian dari aliran kas masuk bersih sebagai penyebaran arus kas
I = tingkat bunga harian untuk investasi padsa surat berharga (sekuritas)

Nilai maksimal sebagai batas atas diberi notasi h adalah 3z sedangkan rata-rata saldo kas
kurang lebih sebesar (z + h)/3. Adapun jumlah saldo kas sebagai batas minimal besarnya
adalah nol. Untuk lebih jelasnya kita lihat gambar berikut ini:

Kas
h
z

1 2 3 4 5 Waktu

Gambar: Batas-batas pengawasan kas Model Miller dan Orr


Contoh Soal:
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya transaksi sebesar Rp 5.000 setiap kali transaksi.
Deviasi standar (σ) aliran kas masuk sebesar Rp 100.000. Tingkat bunga pertahun sebesar
12%. Batas minimal kas yang tersedia sebagai batas bawah adalah sebesar nol rupiah. Satu
tahun dihitung 360 hari.

Pertanyaan:
1. Berapa jumlah persediaan kas optimal yang diiginkan perusahaan tersebut?
2. Berapa nilai batas atas dan berapa jumlah kas yang harus dirubah menjadi surat berharga
agar saldo kas kembali optimal ketika kas mencapai batas atas?
3. Berapa jumlah kas yang harus dirubah menjadi surat berharga agar saldo kas kembali
optimal ketika kas mencapai batas bawah?

Penyelesaian:

1. Jumlah persediaan kas yang optimal adalah:

Jadi, jumlah kas yang diinginkan perusahaan sebesar Rp 482.745.

2. - Nilai batas atas adalah 3z = 3 x Rp 482.745 = Rp 1448.235


- Jumlah kas yang harus dirubah menjadi surat berharga agar saldo kas kembali optimal
ketika kas mencapai batas atas adalah: Rp 1448.235 - Rp 482.745 = Rp 965.490

3. Jumlah kas yang harus dirubah menjadi surat berharga agar saldo kas kembali optimal
ketika kas mencapai batas bawah adalah sebesar Rp 482.745.
Tugas Mandiri

1. PT. Merbabu untuk mendukung kelancaran transaksi membutuhkan uang kas Rp 600 juta
pertahun. Setiap kali melakukan pembelian/penukaran surat berharga perusahaan harus
mengeluarkan biaya sebesar Rp 15.000,- dan bunga yang diperoleh dari surat berharga
tersebut sebesar 18% pertahun.

Pertanyaan:
a. Hitunglah berapa banyak jumlah persediaan kas yang optimum ?.
b. Berapa besarnya total biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pengadaan kas tersebut ?..

2. PT. Riau Makmur mengeluarkan biaya tetap berupa bunga per tahun sebesar Rp 150.000.
Jumlah kebutuhan kas untuk kegiatan perusahaan per minggu sebesar Rp 1000.000. Besarnya
penghasilan investasi yang diharapkan sebesar 15% per tahun. Jumlah minggu dalam satu
tahun = 52 minggu.

Pertanyaan:
a. Hitunglah berapa banyak jumlah persediaan kas yang optimum dari perusahaan tersebut?.
b. Berapa besarnya total biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pengadaan kas tersebut ?.

3. Kebutuhan kas PT. Riau Jaya per tahun sebesar 120.000.000. yang diperoleh dari transaksi
penjualan sekuritas. Kas yang digunakan per hari besarnya tetap. Biaya transaksi yang
dikeluarkan setiap merubah sekuritas menjadi kas sebesar Rp 50.000. Penghasilan yang
diharapkan dari sekuritas yang dimiliki sebesar 20%.

Pertanyaan:
a. Hitunglah berapa nilai sekuritas yang harus dijual menjadi kas setiap kali transaksi agar kas
optimal?
b. Berapa jumlah frekuensi transaksi penjualan sekuritas yang harus dilakukan ?
c. Berapa besar rata-rata saldo kas perusahaan tersebut?
4. PT. Riau Sukses mengeluarkan biaya transaksi sebesar Rp 12.000 setiap kali transaksi.
Deviasi standar (σ) aliran kas masuk sebesar Rp 120.000. Tingkat bunga pertahun sebesar
15%. Batas minimal kas yang tersedia sebagai batas bawah adalah sebesar nol rupiah. Satu
tahun dihitung 360 hari.

Pertanyaan:
1. Berapa jumlah persediaan kas optimal yang diiginkan perusahaan tersebut?
2. Berapa nilai batas atas dan berapa jumlah kas yang harus dirubah menjadi surat berharga
agar saldo kas kembali optimal ketika kas mencapai batas atas?
3. Berapa jumlah kas yang harus dirubah menjadi surat berharga agar saldo kas kembali
optimal ketika kas mencapai batas bawah?

You might also like